Selasa, 14 Agustus 2007

Karyawan Baru


Lely kemarin mewawancarai seorang calon karyawati yang akan
ditempatkan di bagian keuangan, karena kebetulan karyawan yang lama
akan keluar. Calon karyawati yang bernama Rosa ini sudah pernah
bekerja selama satu tahun di perusahaan lain.

Setelah wawancara pertama dan kedua, Rosa dinilai cukup memenuhi
syarat. Karena itu dia dinyatakan diterima dan harus mulai training.
Memang waktunya mendesak. Karyawan lama akan segera keluar dalam
waktu dua hari lagi. Maka Rosa segera harus training, lalu keesokan
harinya akan melakukan serah terima tugas dengan karyawan lama yang
akan keluar.

Keesokan harinya Rosa mulai training. Karyawan lama tadi menceritakan
laporan apa saja yang harus dibuat dan bagaimana proses kerjanya.
Tapi sepertinya perhatian Rosa kurang fokus. Rosa sering memotong
perkataan karyawan lama tersebut dengan kesimpulan sendiri. Rosa
bersikap sudah sangat biasa mengerjakan laporan keuangan seperti itu.

Rosa mengatakan sudah berpengalaman di bidang pembuatan laporan
keuangan dan laporan pajak. Tapi anehnya, kesimpulan Rosa sering
salah. Dari jawaban yang diberikan, tampaknya Rosa kurang mengerti.

Misalnya, perusahaan ini adalah perusahaan jasa, tapi Rosa malah
berkali-kali menanyakan masalah stok barang. "Jadi bagaimana saya
mengisinya? Kan ada kolom stok barang? Kan harus diisi?", begitu
jawaban Rosa. Rupanya Rosa sama sekali tidak memiliki pengetahuan
mengenai apa yang disebut perusahaan jasa.

Bahkan ketika dijelaskan bahwa dalam perusahaan jasa tidak ada stok
barang, Rosa tetap tidak mau mengerti karena menurutnya dalam laporan
keuangan harus ada laporan stok barang.

Ketika ditanya apakah dia sudah mengerti kapan dan bagaimana harus
membuat laporan pajak tiap bulan, Rosa menjawab dengan cepat dan
mantap, tapi jawabannya salah semua. Rosa berkata laporan pajak tidak
perlu tiap bulan, padahal laporan pajak harus dibuat tiap bulan.

Lely berada di situ dan mendengarkan semua pembicaraan mereka. Lely
juga sangat terkejut ketika Rosa menanyakan kepada karyawan lama
tersebut apakah gajinya bisa dinaikkan karena tidak sesuai dengan
yang dimintanya.

Lely heran. Kemarin dia sudah memberitahukan gaji yang akan diterima
Rosa, dan dia sudah menanyakan apakah Rosa setuju. Kemarin Rosa
berkata dia tidak keberatan sama sekali. Dia bersedia menerima jumlah
gaji yang ditawarkan perusahaan. Tapi hari ini Rosa mengeluhkan hal
itu. Sikap Rosa berubah-ubah. Bahkan Rosa sempat bertanya kepada
karyawan lama ini apakah dia boleh berhenti bekerja meski belum tiga
bulan?

Lely bingung melihat Rosa. Benar-benar berminat bekerja atau tidak?
Kok belum apa-apa sudah bertanya apakah boleh keluar meskipun belum
tiga bulan? Lely segera menghentikan training dan memanggil Rosa
untuk bicara lagi. Lely menanyakan kembali mengapa Rosa demikian.
Apakah dia masih ragu untuk mulai bekerja? Apakah ada hal-hal yang
mengganjal hatinya?

Rupanya Rosa sebenarnya takut dinilai kurang mampu, takut tidak
diterima sebagai karyawan, sehingga dia ingin memberikan kesan bahwa
dia mampu dan sudah menguasai pekerjaannya. Dalam pekerjaan
sebelumnya ternyata dia hanya mengerjakan catatan kasir, bukan
laporan keuangan atau pajak.

Salah besar

Rosa salah besar. Berpura-pura tahu bukannya meningkatkan penilaian
terhadap dirinya, malah merusak citra dirinya. Lely menilai Rosa
telah membohongi perusahaan padahal kemampuannya sangat kurang.
Selain itu perkataannya tidak bisa dipegang, berubah-ubah.

Apa boleh buat. Terpaksa Lely menghentikan training tersebut meskipun
belum selesai. Lely meminta Rosa untuk mempertimbangkan lagi apakah
dia memang sungguh-sungguh mau bekerja di perusahaan ini atau tidak.
Akhirnya Rosa dibatalkan sebagai calon karyawan. Rosa telah memulai
karirnya secara keliru. Kesempatan yang terbentang di depannya tidak
dimanfaatkan dengan baik.

Kalau saja dia bersikap rendah hati dan mau belajar, mungkin
ceritanya akan lain. Bukankah dia diberi kesempatan untuk training?
Alangkah baiknya kalau dia bisa memanfaatkan training tersebut untuk
belajar sebanyak-banyaknya, bertanya sebanyak-banyaknya, menggali
ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya dari karyawan lama yang akan
keluar tersebut. Tapi ternyata tidak. Lely sangat menyayangkan hal
tersebut.

Pengalamannya dengan Rosa membuat Lely lebih bersikap selektif dalam
memilih calon karyawan dan tidak bersikap buru-buru lagi. Dia sadar
terlalu terburu-buru dalam memilih calon karyawan kali ini karena
keterbatasan waktu.

Karyawan lama sudah akan keluar, sedangkan karyawan baru belum ada.
Memang pemberitahuan mengenai karyawan yang akan keluar tersebut agak
mendadak, sehingga dia tidak punya waktu yang cukup untuk melakukan
seleksi karyawan. Tapi kini dia sadar tidak boleh terburu-buru.

Terpaksa dia melakukan seleksi calon karyawan lagi, tapi tidak perlu
buru-buru. Mungkin saja posisi keuangan terpaksa dirangkap olehnya
selama belum mendapatkan karyawan baru. Apa boleh buat. Daripada
salah rekrut. Mulai sekarang, Lely hanya ingin mencari orang yang
bisa memulai karirnya secara benar dan profesional. Find the right
person! Start it right!

Sumber: Karyawan Baru oleh Lisa Nuryanti