Senin, 30 Juni 2008

Bicara Cermat, Komunikasi Efektif

"Aku begini, engkau begitu, sama saja."
-- Broery Marantika dalam 'Aku Begini Engkau Begitu'


DI HOTEL sejuta cerita terjadi. Ingat Trio Warkop DKI? Dalam sebuah
filmnya, ada adegan yang geli bin kocak. Alkisah, Dono menjadi
petugas front office di sebuah hotel. Kasino kerabat karibnya, yang
berperan sebagai manajer hotel, berada disampingnya. Lalu seorang
bule datang menghampiri untuk mengambil kunci. Tentunya si petugas
hotel dengan ramah memberikan kunci. "OK, thank you," ujar si bule.
Sebagai orang Timur yang tahu sopan santun dan menjaga nama baik
hotelnya, Kasino pun membalas dengan ramah, "Come back." Maksudnya,
terima kasih kembali. Si bule yang tadinya mau ngeloyor cabut, balik
badan kembali. Namun si bule melihat Kasino dan Dono tenang-tenang
saja. Dia pun hendak beranjak pergi lagi. Tak kalah sopan, dia
berujar sekali lagi, "Thank you." Lagi-lagi Kasino membalas, "Come
back." Begitu seterusnya.

Rasanya perut ini langsung kejang. Lucu bin kocak. Si bule yang
polos dan si Melayu yang sopan, beradu santun tapi malah runyam
akibatnya. Persoalan komunikasi memang bahan guyonan paling gayeng.
Di mana pun akan menjadi lelucon nan gurih. Lawakan Srimulat pun
bisa bertahan, salah satu resepnya karena mereka pintar membelit-
belitkan kata sehingga menjadi humor yang segar.

Namun dalam dunia nyata pun, hal itu bisa saja terjadi. Kisah nyata
ini menimpa Yudono, seorang pemuda asal Semarang, Jawa Tengah. Pada
suatu hari, Yudono bepergian ke Inggris. Dia menginap di sebuah
hotel. Nah, kali ini si bule yang menjadi 'Dono'. Sebelum
menyerahkan kunci kamar, si resepsionis pun bertanya. "What is your
name?" Pertanyaan yang sopan bukan? "Yudono," jawab si pemuda itu
dengan enteng. Dari mimiknya, si bule menunjukkan keterkejutan yang
sangat. Ia pun berkata,"Yes, I know." Sekali lagi, si bule bertanya.
Jawabannya tentu saja tak berubah, karena memang namanya Yudono.
Pertanyaan itu diulang hingga tiga kali. Di kuping si bule, mungkin
kata yang terdengar: "You don't know." Kontan si bule gusar bin
tersinggung. "I know. That is why I am asking you," ujarnya sambil
geregetan. Tak kalah geregetannya, Yudono pun menunjukkan paspornya.
Urusan pun selesai. Eh, sekarang skor berubah: 1-1. Bukan cuma si
Melayu yang terlihat sepertinya salah yang bisa membuat si bule
kebingungan. Tapi juga bisa sebaliknya. Si bule yang pendengarannya
salah tangkap, si Melayunya yang kelimpungan.

Miskomunikasi dalam skala yang kecil, teramat enak untuk dimainkan.
Toh akibatnya tidak terlalu runyam. Paling banter juga mangkel, tapi
setelah itu terbitlah tawa. Hanya kalau persoalan yang serius,
akibatnya sungguh luar biasa. Ini cerita yang lain.

Pada tahun 1996, dunia mencatat terjadinya kecelakan terburuk
sepanjang sejarah penerbangan. Saudi Arabian Airlines dengan Nomor
Penerbangan 763, merupakan pesawat Boeing 747 yang menerbangi trayek
Delhi, India menuju Dhahran, Arab Saudi. Pesawat ini mengalami
kecelakaan fatal karena bertabrakan di udara dengan Air Kazakhstan
dengan Nomor Penerbangan 1907, yang pada saat bersamaan menerbangi
trayek Shymkent, Kazakhstan menuju Delhi, India. Kecelakaan tersebut
menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 316 penumpang dan 33
awak. Lo, kok bisa terjadi tabrakan? Ternyata terjadi salah mengerti
komunikasi antara pilot pertama dan pilot kedua. Disuruh belok ke
satu sisi, malah belok ke sisi yang lain. Begitulah kira-kira.
Alhasil, kedua pesawat itu berciuman di udara. Tragis memang. Hanya
karena salah menangkap makna kata.

Dari tiga kisah ini bolehlah kita berkesimpulan, komunikasi akan
efektif tercapai bila pesan telah sampai dari si pembawa pesan
kepada si penerima pesan dan hasil nyata tindakan sesuai dengan yang
diinginkan. Seringkali kita melakukan komunikasi dan yakin betul
bahwa pesannya telah sampai. Benarkah demikian? Pesan mungkin saja
sampai ke si penerima pesan, masalahnya, apakah sesuai dengan hasil
yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk memastikannya, tentu saja
kita harus melakukan check dan recheck terlebih dahulu. Walaupun
tentu saja bukan hal yang mudah bilamana diterapkan dalam situasi
dan kondisi tertentu, seperti misalnya pilot pesawat terbang nahas
itu.

Tapi upayakan, samakan persepsi terlebih dahulu. Bagaimana kalau
bingung? Jangan pegangan kalau bingung. Kalau memang bingung, pakai
bahasa Tarsan juga tak jadi soal. Yang penting, pesan itu telah
sampai dan dimengerti betul oleh si pembawa dan si penerima pesan.
Sepele sih, tapi kalau terjadi kesalahan komunikasi, fatal
akibatnya. Nah, sekarang, latihlah gerak lidah Anda, paling tidak
bisa mencegah slip of the tongue alias keseleo lidah yang bisa
berakibat salah dalam berkomunikasi. (230608)


Sumber: Bicara Cermat, Komunikasi Efektif oleh Sonny Wibisono,
penulis, tinggal di Jakarta

Menikmati Kehidupan

"Health, happiness and success depend upon the fighting spirit of
each person. The big thing is not what happens to us in life – but
what we do about what happens to us. – Kesehatan, kebahagiaan dan
kesuksesan terletak pada semangat juang masing-masing individu. Hal
yang besar bukanlah apa yang terjadi di dalam hidup kita, melainkan
apa yang sudah kita lakukan terhadap setiap kejadian di dalam hidup
kita."
~ George Allen


Pesan yang disampaikan oleh George Allen mengajak kita agar memiliki
semangat yang tinggi dalam menjalani kehidupan. Memang kehidupan ini
penuh dengan masalah, dari yang ringan sampai yang paling berat.
Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak dapat menikmati
kehidupan ini, karena ada banyak cara untuk menikmati kehidupan ini
sekaligus mengatasi beban yang sedang kita hadapi.

Salah satu langkah menikmati kehidupan ini adalah selalu mensyukuri
karunia kehidupan dari Tuhan YME, apakah Anda sedang bahagia atau
mengalami kepedihan. Berusahalah untuk selalu berpikir positif,
bahwa Tuhan YME selalu memberikan yang terbaik. Karena tanpa kita
sadari sebenarnya selalu ada solusi di balik semua kesulitan dan
manfaat yang ditujukan untuk kebaikan kita.

Salah satu contoh adalah waktu demi waktu berlalu hingga kita sampai
pada saat sekarang ini. Cobalah menelisik betapa uniknya kesempatan
yang sudah banyak Anda lewati. Begitu banyak keajaiban dan
kenikmatan di sepanjang jalan yang Anda lalui. Bila Anda mencoba
mengingat semua itu dalam keheningan doa dan memanjatkan rasa syukur
kepada Tuhan YME, di sanalah Anda akan merasakan kedamaian hati dan
kenikmatan hidup yang luar biasa.

"Believe it is possible to solve your problem. Tremendous things
happen to the believer. So believe the answer will come. –
Percayalah sangat mungkin masalah Anda terselesaikan dengan baik.
Kejadian yang luar biasa selalu terjadi pada mereka yang percaya.
Jadi percayalah, jawaban itu pasti ada," kata Norman Vincent Peale.

Anda juga dapat menikmati kehidupan ini dengan mengingat kembali
keberhasilan yang sudah Anda ciptakan. Cara ini juga dapat membantu
Anda memfokuskan diri pada hal-hal positif di dalam diri Anda
sendiri. Sehingga timbul semangat yang lebih besar untuk
melaksanakan tanggung jawab sebaik mungkin dengan mengerahkan
potensi diri yang ada.

Sebuah pepatah bijak mengatakan, "When we do the best we can, we
never know what miracle is wrought in our life, or in the life of
another. – Ketika kita sudah mampu melakukan yang terbaik, maka kita
tak akan pernah menyadari keajaiban yang akan terjadi dalam
kehidupan kita atau dalam kehidupan orang lain."

Sementara itu hilangkanlah keserakahan dan pamrih. Kedua sifat
tersebut menambah beban kehidupan, diduga kuat menghalangi keinginan
Anda untuk menikmati kehidupan ini. Saya pernah membaca kisah
tentang sekelompok orang yang berjalan dengan napas terengah-engah,
letih, dan keadaan mereka begitu menderita. Tetapi satu di antara
mereka justru terlihat riang. "Karena barang bawaan saya sedikit,"
jawabnya ketika ditanya. Ternyata sesederhana itu cara menikmati
kehidupan, yaitu melepaskan keserakahan dan pamrih.

Cara lain yang masuk kategori paling indah untuk menikmati kehidupan
ini adalah berbagi untuk orang-orang yang kurang beruntung. "The
only worthwhile achievements of man are those which are socially
useful. – Prestasi manusia yang paling berharga adalah prestasi-
prestasi yang bermanfaat bagi kehidupan sosial," kata Alfred Adler.
Kalaupun kemampuan Anda terbatas, berikan saja rasa persaudaraan
yang tulus atau kegembiraan untuk orang lain.

Dikisahkan tentang anak kucing yang tubuhnya mungil. Sekilas dari
bentuk tubuhnya sama sekali tak nampak potensi yang dapat ia
andalkan. Tetapi kucing kecil itu setiap hari selalu menyambut
majikannya dengan riang. Ia lalu bermain dan berguling-guling di
atas rumput bersama sang majikan.

Setiap hari sang majikan merasa sangat terhibur, bahkan sering
tertawa sampai terbahak-bahak. "Meskipun kamu binatang yang paling
kecil disini, tetapi kamu adalah binatang yang paling berharga,"
kata sang majikan sambil memberikan kecupan mesra. Setelah menyimak
kisah tersebut, saya berpikir kucing kecil saja bisa menghadirkan
kegembiraan kepada orang lain apalagi kita manusia yang pandai dan
berakal.

Sementara bersabar dan lapang dada mungkin sikap yang paling sulit
dilakukan. Padahal bersabar dan lapang dada adalah cara paling
efektif untuk menikmati kehidupan. Sampai-sampai Jean De La Fontaine
mengibaratkan kesabaran dan waktu itu mampu berbuat lebih
dibandingkan kekuatan atau semangat. "Patience & time do more than
strength or passion," katanya.

Ibarat Anda sudah puas berusaha, tetapi tidak juga mendapatkan hasil
atau solusi yang diharapkan. Bukankah jauh lebih baik bila Anda
menerima saja kenyataan dengan lapang dada? Hanya dengan bersabar
memungkinkan Anda dapat kembali mengerahkan energi yang masih
tersisa untuk menjadikan situasi lebih baik.

Jika ada waktu senggang cobalah untuk menuliskan beberapa hal untuk
menyenangkan hati, misalnya jalan-jalan pagi hari, rekreasi, ke
salon, olahraga, spa, dan lain sebagainya. Tak ada salahnya
manfaatkan waktu luang untuk menyegarkan pikiran dan menikmati
aktivitas selingan yang tertera daftar tersebut. Dengan catatan
aktivitas tersebut tidak sampai disalahgunakan atau melanggar
aturan, dan sesuai dengan kemampuan atau tidak memaksakan diri.
Pepatah mengatakan jalani hidup sesuai dengan apa yang seharusnya
bukan yang Anda sukai. "If you would live your life with ease; do
what you ought, not what you please," anonim.

Tuhan YME sengaja merancang kehidupan ini untuk kebaikan manusia.
Kunci untuk menikmati kehidupan ini sesungguhnya terletak pada
kemampuan kita menciptakan keseimbangan terhadap elemen-elemen
kehidupan, yaitu; material, sosial, spiritual, emosional,
intelektual, dan lain sebagainya. Jadi di samping beberapa hal yang
saya ungkapkan di atas, tentu saja masih banyak lagi cara untuk
menikmati kehidupan ini. Selamat menikmati kehidupan, karena siapa
pun Anda berhak mendapatkannya! [aho]

Sumber: Menikmati Kehidupan oleh Andrew Ho. Andrew Ho adalah seorang
pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best seller.

Kamis, 26 Juni 2008

Seni Mengritik Tanpa Menyakiti

Kritik sering kali meninggalkan rasa tidak enak, baik pada si pemberi kritik ataupun penerimanya, Itu sebabnya, kritik harus disampaikan dengan cara efektif agar tidak menjadi ajang pelampiasan ego si pengritik, atau malah melukai perasaan si penerima kritik.

Seni penyampaian kritik yang benar hendaknya berupa kritik membangun untuk menolong orang yang dikritik melakukan tugas dengan lebih baik. Ada tujuh hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan kritik.

1. Berdua Saja
Hindarkan mengritik seseorang di depan umum. Bahkan, usahakan tidak mengatakan kritikan tersebut bila ada satu saja orang lain di sekitar situ yang mungkin bisa mendengarnya. Karena, hal itu bisa melukai ego orang yang Anda kritik. Padahal, kalau Anda ingin kritikan itu berhasil, jangan membuat ego orang yang Anda kritik melawan. Prinsipnya, kritiklah seseorang di punggung umum, dan sampaikan pujian di muka umum.

2. Awali dengan Pujian
Kata-kata manis dalam bentuk pujian mempunyai pengaruh dalam menciptakan suasana yang bersahabat. Ini akan membuat orang yang akan dikritik merasa senang dan mengendorkan pertahanan dirinya. Pujian membuka pikiran orang terhadap kritik yang diberikan.

3. Nothing's Personal
Kritiklah perbuatannya, bukan orangnya. Dengan begitu, Anda tak hanya menjaga perasaan orang yang Anda kritik, tapi juga menyelamatkan egonya. Selain mengarahkan kritik Anda pada perbuatannya, pada saat yang sama Anda bisa memberi pujian dan menguatkan egonya. Anda bisa mengatakan, "Saya tahu dari pengalaman yang lalu bahwa kesalahan ini tidak biasa terjadi pada diri Anda:"

4. Berikan Jawabannya
Ketika Anda memberi tahu orang lain tentang kesalahannya, Anda pun berkewajiban memberi tahu cara melakukan yang benar. Penekanan dari kritik Anda sesungguhnya bukan pada kesalahannya, tapi pada cara memperbaikinya dan menghindari kesalahan itu terulang kembali. Salah satu keluhan terbesar dari orang yang dikritik adalah "Saya tidak tahu apa yang diharapkan dari saya."

5. Jangan Menuntut
Anda akan mendapat kerja sama lebih besar dengan cara meminta daripada menuntut orang yang Anda kritik. Kalimat, ''Bersediakah Anda memperbaikinya?" jauh terdengar lebih enak di telinga dan tak menimbulkan rasa kesal, ketimbang Anda mengatakan, "Kerjakan sekali lagi dan kali ini saya ingin Anda mengerjakannya dengan benar!" Anda akan mendapatkan banyak hal positif jika merangsang keinginan orang yang Anda kritik untuk berubah, daripada mengeluarkan perintah agar ia berubah.

6. Tak Perlu Merembet
Meminta perhatian atas suatu kesalahan hanya dapat dibenarkan satu kali. Maksudnya, kritiklah sekali saja. Dua kali tidak perlu, tiga kali sudah mengganggu. Ingatlah tujuan Anda mengkritik adalah untuk menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk memenangkan pertarungan ego. Bila Anda tergoda untuk mengungkit-ungkit masalah lama atau kesalahan yang sudah lewat dan sudah selesai, ingatlah bahwa cara yang Anda lakukan tidak efektif.

7. Cara Bersahabat
Persoalan belum tuntas jika belum diselesaikan dengan baik dan dengan cara bersahabat. Jangan biarkan persoalan menggantung dan baru dibahas lagi di kemudian hari. Selesaikanlah. Akhirilah dengan pernyataan, "Ok, sepertinya kita bisa ya, mengatasi persoalan ini. Anda pasti bisa, dan saya pasti membantu". Atau, "Saya tahu saya bisa mengandalkan Anda." Ini adalah aturan paling penting dari tujuh poin tadi.


Erma Dwi Kusumastuti

Rabu, 25 Juni 2008

Reputasi


"Diperlukan waktu 20 tahun untuk membangun reputasi dan 5 menit untuk menghancurkannya. " -- Warren Edward Buffett, investor dan pengusaha Amerika

REPUTASI mengalahkan segalanya.
Citra dan kepercayaan pelanggan di atas segalanya, tak peduli berapa pun ongkos yang harus dikeluarkan.
Tak percaya?

Lihatlah apa yang dilakukan pabrikan mobil Jepang, Mazda, belum lama ini. Mazda mengambil keputusan besar untuk memusnahkan sebanyak 4.703 mobil yang masih tergolong keluaran terbaru, jenis Mazda3 dan CX-7. Mazda CX-7 sendiri dipersenjatai mesin MZR 2.3L Direct Injection Spark Ignition turbo.

Dengan spesifikasi mesin tersebut, mobil ini punya tenaga maksimum 235 HP pada putaran 5.000rpm, dan torsi maksimum mencapai 350Nm/2.500rpm.

Diperkirakan, mobil-mobil yang dimusnahkan tersebut bernilai sekitar US$ 100 juta. Lebih dari sekadar cukup untuk membeli kerupuk untuk dibuat hujan di atas negeri ini.

Bukan main. How come?
Berbagai pertanyaan pun muncul. Mengapa tidak dilelang saja atau hanya menjual suku cadangnya saja?
Ada ceritanya.

Hal ini bermula ketika The Cougar, sebuah kapal kargo yang mengangkut 4.703 unit mobil produksi Mazda tersebut mengalami kecelakaan dua tahun silam. The Cougar saat itu tengah menempuh perjalanan laut dari Jepang menuju Vancouver, British Colombia, Tacoma, Washington dan Port Hueneme, California.

Namun pada kenyataannya, ribuan mobil itu tak mengalami kerusakan, karena sistem penyimpanan yang aman di dalam kapal. Seperti diungkapkan di awal, citra memang mengalahkan segalanya.

Akhir tahun 2006, Mazda berjanji untuk tidak melempar mobil-mobil yang berada di dalam kapal the Cougar ke pasaran. Beberapa alternatif solusi pun bermunculan, misalnya mobil-mobil tersebut digunakan untuk penelitian di sekolah kejuruan otomotif, atau menggunakannya untuk film-film laga. Toh pada akhirnya, opsi pemusnahan total dinilai menjadi pilihan terbaik.

Mazda benar-benar tak ingin bermain dengan risiko, karena tetap saja selalu ada kemungkinan produk-produk itu memiliki keluhan. Jika itu terjadi, cilaka dua belas namanya, bukan hanya divisi garansi Mazda yang mengalami kerepotan, tetapi lebih dari itu, citra dan reputasi Mazda sebagai salah satu produsen otomotif terdepan pun akan hancur.

Reputasi bagi sebuah individu, lebih-lebih perusahaan merupakan hal yang penting.
Tahun 2004, survey yang dilakukan Hill and Knowlton's Corporate Reputation Watch mendapatkan hasil:

"93% of senior executives believe that customers consider corporate reputation important or extremely important."

Tahun 2001, polling yang dilakukan Firma Asuransi AON terhadap 2000 perusahaan papan atas di Inggris menunjukkan bahwa kehilangan reputasi dilihat sebagai sebuah risiko terbesar.

Kehilangan reputasi yang baik jauh lebih mudah dibanding usaha untuk membangunnya kembali. Dibutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun untuk membangun reputasi yang baik, tetapi diperlukan waktu lima menit saja untuk meruntuhkannya. Lihatlah apa yang dialami perusahaan-perusahaan semacam Enron, Merrill Lynch, General Electric dan WorldCom. Perusahaan-perusaha an di Indonesia mengambil hikmah akan pentingnya mengelola reputasi perusahaan

Lantas, apa sesungguhnya yang dimaksud reputasi?
Ada banyak teori.
Professor Gary Davies dari Manchester Business School memberikan definisi semacam ini,

"Reputation is a collective term referring to all stakeholders' views of corporate reputation, including identity and image." Atau dengan kata lain, reputasi merujuk pada semua pendapat orang lain tentang prestasi, mencakup pencitraan dan pengenalan konsepnya.

Tentu yang dimaksud reputasi di sini adalah reputasi yang baik, harum, dan positif. Kalau yang buruk, jangan dipelihara, mendingan dihapus lalu diganti dengan yang baik. Nah, untuk itu juga tidak mudah, bahkan lebih berat. Sangat mungkin, dibutuhkan tenaga, pikiran, dan uang yang tidak sedikit. Hal ini bisa kita simak di berbagai media massa, apalagi menjelang pemilihan umum tahun depan.

Harus diakui mengelola reputasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Masih ingat Pak Raden? Itu loh, tokoh dalam film serial Si Unyil. Bapak tua dengan kumis lebat itu memiliki reputasi yang kurang oke di mata Unyil dan teman-temannya. Kalau Anda yang sempat menonton acara ini ketika ditayangkan di TVRI, tentu tahu sebabnya. Pak Raden memiliki reputasi sebagai orang tua yang kikir, malas kerja bakti, mau menang sendiri, dan suka menyombongkan diri dengan bahasa Belandanya.
Lain lagi dengan Pak Ogah, si botak yang lebih suka nongkrong di pos ronda bersama karibnya Pak Ableh, yang juga sama-sama pemalas. Meski mereka pernah punya pabrik batako Ekspress Gembol, tapi karena malas, pabrik itu tak bertahan lama. Tentu bukan itu yang dimaksudkan dalam tulisan ini.

Jadi mulai saat ini, bila ingin mengelola reputasi, segera ingat-ingatlah reputasi yang melekat pada diri Anda. Hitung untung dan ruginya, pilih dan pilah semuanya.

Nah, di kantor Anda dikenal sebagai karyawan yang lebih banyak mengobrol?
Sering tidur di saat jam kerja?
Atau pendiam tapi penuh dengan ide brilian? misalnya.

Silakan pilah dan pilih lagi. Kalau sudah menemukan, bersyukurlah. Kalau ada yang buruk, segera tinggalkan, bisa bertahap atau langsung, just do it, dan tanpa perlu tebar pesona. Kalau ada yang baik, itu artinya tinggal mengelolanya.

Bagaimana ketika suatu masalah mengancam reputasi diri Anda? Tentu saja ketika mulai goyah, Anda pun harus menyelamatkannya, tapi tak perlu dengan harus mengeluarkan uang hingga jutaan dolar seperti pabrikan mobil Mazda.

Selain tidak punya duit sebanyak itu, untuk sekadar memelihara reputasi sebagai orang royal di kantor, cukuplah dengan mentraktir karyawan lainnya di tukang bakso sebelah.

Sumber: Mengelola Reputasi oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Global Warming Is Happening

EFFECTs Of Global Warming








YANG PENTING KUCING !


http://www.cybermq. com/

Diantara kita tentu kenal dengan binatang kucing, dan juga tau tentang istilah “membeli kucing dalam karung”. Mungkin inti makna membeli kucing dalam karung adalah jangan sampai kita membeli sesuatu, atau menginginkan sesuatu yang kita belum tau dulu apa yang akan kita beli atau inginkan.

Tanggal 31 Mei 2008, saya sangat dikejutkan oleh istilah “yang penting kucing”. Kalimat ini muncul dari seseorang yang sudah tiga taun ikut meringankan beban keluarga kami. Beliau mencuci, memandikan anak, memasak, menyetlika dan beberapa aktivitas dikeluarga kami.

Kisahnya sangat sederhana, yaitu suatu ketika dia menerima telepon salah sambung dari seorang laki-laki. Entah kena apa, setelah salah sambung itu, akhirnya mereka saling sms dan telepon.. Hal ini terjadi sekitar dua minggu yang lalu. Dari hasil sms dan telepon, akhirnya mereka bersepakat untuk menikah.

Akhirnya pihak laki-laki ke rumah dan ditemani saudara saya untuk saling dipertemukan dengan kedua orang tuanya. Ketika pihak laki-laki ke rumah, usianya sekitar 33 taun dan orang yang sudah tiga taun ikut meringankan keluarga kami usianya menginjak 23 taun.

Kami tidak membahas masalah “pernikahannya” , namun saya akan membahas masalah yang sangat mengejutkan. Ketika pihak laki-laki dan pihak orang yang bertempat tinggal di rumah kami memutuskan untuk menikah, adalah belum pernah saling bertemu, kecuali melalui sms dan telepon salah sambung itu.

Ketika kami bertanya, ”Mbak kenapa khok berani memutuskan menikah?” Apa tidak sebaiknya, ketemuan dulu, sekali saja, kalau cocok baru diputuskan hari pernikahannya” . Apakah tidak seperti membeli kucing dalam karung? Dengan polos, dia menjawab ”Nggak apa-apa pak, membeli kucing dalam karung, toh tetap kucing khan pak”. Ketika mendapat jawaban itu, saya sangat kaget, begitu luar biasa jawabannya. Hati saya menjawab betul juga yeach .... kucing dalam karung, toh yang penting kucing, bukan binatang lain, misalnya buaya, tikus, kerbau atau binatang-binatang lainnya.

Ini ilmu sangat luar biasa, mereka berdua berani melangkah tanpa takut membeli kucing dalam karung. Sebab tujuan mereka berdua adalah yang penting kucing dan bukan binatang lain. Niat keberanian untuk segera menikah tanpa banyak pertimbangan, ditambah niat suci untuk berumah tangga, ketika bertemu dan langsung cocok, kemudian menikah. Dan mereka memang, niatnya menikah, semoga dapat keberkahan Alloh. Mereka tidak memberi ruang setan dalam hatinya!, tentang takut tidak cocok. Mereka yakin, pasangannya menurut jenisnya sendiri, sesuai dengan pesan agama. Jadi, yang penting manusia, bukan gajah, kuda, kerbau atau berbagai jenis binatang lainnya.

Beda dengan kebanyakan diantara kita, terlalu banyak teori dan keilmuan, tapi miskin dalam segera bertindak.. Dampaknya tidak berani segera melangkah, karena merasa belum kenal dekat. Sehingga banyak diantara kita, terlalu banyak mengenal calon pasangan dan sebagaian besar menjadi kebablasan.

Sahabat CyberMQ

Saya tidak tau, mengapa sahabat yang sudah tiga taun membantu meringankan keluarga kami ini, khok berani langsung memutuskan menikah, padahal belum kenal sama sekali. Setau saya, dia belum membaca buku (1) Mohammad Fauzil Adhim, kupinang engkau dengan hamdalah; (2) Mohammad Fauzil Adhim, saatnya menikah; (3) Salim A. Fillah, nikmatnya pacaran setelah menikah; (4) Salim A. Fillah, bahagianya merayakan cinta dan aneka buku lainnya yang membahas tentang pernikahan.

Setau saya, dia hanya pernah membaca Novel ayat-ayat cinta yang ada dirumah karangan Habiburahman El Shirazy yang filmnya sangat terkenal dan bahkan Mally Guslow terispirasi membuat lagu setelah membaca novel ayat-ayat cinta, kemudian lagunya bergema dimana-mana yang dilantunkan oleh Rossa. Dia juga membaca novel ketika cinta bertasbih juga karangan Habiburahman El Shirazy yang sekarang sedang dalam proses pembuatan film. Oh .. yeach ... lupa, dia juga membaca novel Laskar pelangi, sang pemimpi, dan edensor karangan Andrea Hirata.

Dari semua novel yang dibaca, sering mengeluhkan tidak paham semuanya, sebab maaf, pendidikannya juga tidak terlalu tinggi, hanya lulusan SD kampung. Mungkin yang paling paham hanya novel ayat-ayat cinta, sebab dibantu oleh filmnya. Tapi kami sekeluarga sangat angkat topi, dengan keberaniannya, memaknai ”kucing dalam karung”, dengan makna positif ”yang penting kucing”. Mereka berdua tidak lulus perguruan tinggi dan aneka kursus serta pelatihan pernikahan, namun mereka berdua lulus ” Marriage University ”, yaitu universitas pernikahan. Bagi mereka, yang penting kucing, dan tidak pusing dengan kucing dalam karung.

Selamat menikah sahabatku, engkau adalah guru kehidupanku. Semoga juga menjadi guru-guru sahabatku yang lain. Sebab banyak orang terlalu kebanyakan membaca buku-buku tentang pernikahan, kursus pernikahan, namun ilmu yang dimiliki itu, justru mengunci keberaniannya untuk menikah. Sehingga mereka sering kerumah untuk konsultasi masalah pernikahan yang menyebabkan kami tidak angkat topi, tapi angkat kaki, karena terlalu jenuh, ditanya sana-sini, berulang-ulang dan tidak segera bertindak..

Sahabat, hidup manusia penakut, selalu terjebak oleh mental negatif ”Kucing dalam karung”, namun manusia pemberani, berani berpikir dan bertindak berbeda , yaitu ”Yang penting kucing”. Berani hadapi tantangan, yang penting kucing!!! Bagaimana pendapat sahabat???

Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur

Sumber :baca selengkapnya disini : http://www.cybermq. com/

Selasa, 24 Juni 2008

Hernia, Jangan Dianggap Sepele

Namanya terkesan indah. Bisa-bisa kita membayangkan seorang wanita cantik. Padahal hernia itu nama gangguan kesehatan yang umumnya diderita pria. Meski kebanyakan menyerang manula, ia juga bisa terjadi pada anak-anak. Oleh khalayak ramai, hernia dikenal sebagai turun berok atau burut.

Posisi Trendelenburg, terapi hernia zaman baheula. Digambar ulang Anton.
Pak Jaya, 51 tahun, datang ke dokter mengeluh ada benjolan sebesar telur puyuh di lipat paha sebelah kanan. Benjolan itu keluar kalau ia berdiri, batuk-batuk, dan sehabis buang air besar, dan menghilang di pagi hari. Setelah diperiksa, ternyata Pak Jaya menderita hernia. Dokter pun menganjurkannya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah.

Nama penyakit ini berasal dari bahasa Latin, herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah (defek) pada dinding rongga itu. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia dibedakan atas beberapa jenis. Penamaannya disesuaikan menurut letaknya. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi di lipat paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut. Bila terjadi di paha disebut hernia femoralis, di pusar dinamai hernia umbilikalis, dan di sekat rongga badan dijuluki hernia diafragmatika.

Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu pembedahan. Karena setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus persen kembali seperti semula, daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat mengalami hernia.

Otot dinding rongga perut melemah

Masyarakat awam menyangka, hernia merupakan gangguan kesehatan hanya pada kalangan estewe (setengah tua) atau usia lanjut. Padahal, sebenarnya hernia dapat juga terjadi pada anak-anak. Ia juga lebih sering dialami laki-laki ketimbang perempuan. Ini terjadi karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Pada janin laki-laki, testis (buah pelir) turun dari rongga perut menuju skrotum (kantung kemaluan) pada bulan ketujuh hingga kedelapan usia kehamilan. Lubang yang berupa saluran itu akan menutup menjelang kelahiran atau sebelum anak mencapai usia satu tahun. Ketika dewasa, daerah itu dapat menjadi titik lemah yang potensial mengalami hernia.


Penderitanya sering mengeluhkan adanya benjolan yang tidak nyeri namun cukup mengganggu. Seberapa jauh mengganggunya, tergantung seberapa besar penonjolannya. Penonjolan muncul karena adanya kelemahan anatomis pada otot dinding perut menimbulkan penonjolan di tempat yang lemah tadi. Kondisi menjadi lebih parah bila ada dorongan akibat peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Misalnya, akibat mengejan ketika buang air, batuk-batuk, atau mengangkat beban berat.

Usus yang hampir terjepit perlu segera ditangani (atas). Jenis hernia yang banyak dialami wanita, bagian usus keluar sampai paha (bawah). (Repro: Complete Family Health Encyclopedia)

Menurut dr. Rudi Hartanto, dokter spesialis bedah di Rumah Sakit Siloam Gleneagles, Tangerang, pada bayi dan anak-anak, hernia merupakan keadaan bawaan sejak lahir (kongenital) dan berisi cairan. Jadi bukan hernia inguinalis pada umumnya yang berisi bagian usus. Hernia pada anak-anak terjadi karena hubungan antara rongga perut dan kantung kemaluan, yang merupakan tempat testis bergerak turun dari rongga perut ke kantung kemaluan ketika anak masih dalam kandungan, tetap ada.

Pada orang dewasa, hernia terjadi karena dua faktor utama. Pertama, adanya otot dinding rongga, misalnya perut, yang lemah. Kedua, dorongan yang menyebabkan tekanan di dalam rongga perut meningkat. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi pada usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada wanita, kegemukan juga dapat memungkinkan timbulnya daerah yang lemah. Keadaan-keadaan itu, jika ditambah dengan faktor kedua tadi, dapat mengakibatkan usus terdorong ke dalam "daerah perbatasan" yang lemah tadi dan menonjol ke luar.

Pendapat lain menyatakan, kebiasaan merokok, penyakit yang mengenai jaringan ikat, dan penyakit gula (diabetes melitus) juga dapat mempengaruhi timbulnya hernia. Ketiganya berkaitan dengan gangguan metabolisme pada jaringan ikat.

Hernia ringan bisa bersifat reponibel, yaitu bagian usus yang keluar dapat masuk kembali ke rongga perut jika penderita berbaring atau didorong sendiri oleh penderita. Yang celaka bila hernia sudah masuk ke tahap selanjutnya, yang ireponibel. Pada tahapan ini isi hernia yang keluar tidak bisa masuk kembali meskipun didorong dari luar.

Kita juga perlu waspada jika cincin hernia berdiameter kecil. Pasalnya, bila sudah ada usus yang keluar, dengan tekanan rongga perut yang bertambah, bagian usus dapat keluar lebih banyak lagi dari lubang itu. Bila terus berlanjut, bisa menjadi hernia inkaserata, yakni bagian usus yang terjebak tidak dapat kembali. Atau menjadi hernia strangulata karena usus yang terjebak tadi dapat mengalami pembusukan dan mati karena tidak mendapat pasokan darah.

Lebih baik segera dioperasi

Hernia pada orang dewasa sebaiknya ditangani sedini mungkin. Bila didiamkan dan bertambah parah, nyawa bisa jadi taruhannya.

"Terapinya tak ada jalan lain, kecuali operasi," dr. Rudi menegaskan. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan. Karena penyebabnya keadaan anatomi yang melemah atau mengalami kelainan, pembedahan memang menjadi satu-satunya terapi.


Pembedahan untuk menangani hernia ini termasuk tindakan bedah yang sering dilakukan. "Di rumah sakit ini," ujar dr. Rudi yang berperawakan tinggi dan ramah, "operasi penderita hernia merupakan tindakan bedah kedua tersering setelah operasi usus buntu (apendisitis)."

Pada orang dewasa, pembedahan dilakukan untuk menutup lubang dan memperkuat bagian yang lemah. Otot perut dirapatkan menutupi lubang yang ada. Pada zaman baheula, operasi dilakukan dengan menempatkan penderita dalam "posisi Trendelenburg" (kepala di bawah) agar isi hernia masuk kembali ke rongga perut oleh gaya gravitasi Bumi.

Mula-mula usus yang keluar dimasukkan kembali. Lalu lubang ditutup, bila perlu dipasang "mesh" untuk memperkuat. (Repro: Complete Family Health Encyclopedia)

Pembedahan dapat dilakukan terencana, tidak harus segera. Khusus untuk hernia inkarserata dan strangulata, tindakan operasi harus segera dilakukan. Bila tidak, bagian isi hernia yang terjepit lalu membusuk dan bisa menjadi sumber infeksi ke seluruh dinding usus (peritonitis). Akibat yang lebih buruk adalah kematian bagi penderitanya.

Setelah operasi, semuanya jadi beres? Belum tentu. Penderita biasanya masih mengeluh soal lain. Setelah operasi ia merasakan bagian yang dioperasi seperti tertarik dan nyeri.

Untuk mengatasi keluhan tadi, kini tersedia jala sintetis yang dikenal dengan mesh. Penggunaannya menguntungkan bagi penderita pascaoperasi, karena otot perutnya tidak lagi ditarik, sehingga penderita tidak akan merasa nyeri.

Selain tindakan bedah konvensional, kini juga ada terapi dengan teknik bedah laparoskopi. Keuntungan teknik ini antara lain, luka operasinya kecil sehingga penyembuhannya pun lebih cepat. Namun, teknik ini lebih rumit dan lebih mahal. Celakanya, hasil yang diperoleh dinilai tidak begitu maksimal, sehingga para dokter lebih memilih teknik biasa.

"Pada anak-anak, sebelum anak mencapai usia satu tahun, biasanya belum dilakukan tindakan. Diharapkan, lubang akan menutup sendiri mengikuti pertumbuhannya," tambah dokter lulusan Belgia ini. "Namun, jika setelah berusia satu tahun, lubang masih terbuka, dokter akan menganjurkan operasi. Kalau dibiarkan, lubang dapat bertambah besar. Ketika anak mulai berjalan dan beraktivitas, lubang tadi dapat terus membesar akibat dorongan terus-menerus. Akibatnya, tidak hanya cairan yang keluar, usus pun dapat keluar, sehingga berlanjut menjadi hernia." Pada anak-anak, tindakan hanya ditujukan untuk menutup lubang.

Jangan sampai kambuh

Penderita hernia pascaoperasi bisa mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan akibat dari pembedahan yang dilakukan. Namun, bila kekambuhan terjadi setelah dua tahun atau lebih, tampaknya terjadi kelemahan fasia yang progresif. Hati-hati bila kekambuhan terjadi berulang. Kemungkinan hernia berkembang menjadi hernia inkarserata dan strangulata menjadi lebih besar.

Untuk mencegah kekambuhan, penderita harus menghindari hal-hal yang dapat meninggikan tekanan di dalam rongga perut, misalnya batuk dan bersin yang kuat, konstipasi (sembelit), mengejan, serta mengangkat barang berat. Misalnya, untuk menghindari batuk-batuk yang persisten, kalau ia perokok sebaiknya berhenti merokok. Jangan sampai ia harus mengejan, kalau ada kesulitan buang air kecil atau besar, sebaiknya segera berobat dan diatasi dulu. Kalau pekerjaan penderita sering menuntut dirinya mengangkat beban berat, sebaiknya ia minta dipindahtugaskan. Pada wanita yang kegemukan, dianjurkan untuk mengurangi bobot badan.

Terapi nonbedah berupa pemakaian penopang (truss) hanya bersifat menunjang, sama sekali tidak memperbaiki hernia itu, apalagi menyembuhkan. Cara ini diperuntukkan bagi penderita yang menolak operasi atau, karena keadaan yang tidak memungkinkan, tidak dapat dioperasi. Namun, untuk penderita yang menolak operasi, perlu dijelaskan bahwa keadaan penyakitnya dapat berlanjut dan akhirnya tetap diperlukan operasi. Pada keadaan lanjut itu, operasi akan menjadi lebih sulit, apalagi kalau sampai isi hernia tidak bisa dikembalikan ke tempat asalnya atau membusuk.

Jadi, dalam memandang hernia sebagai suatu penyakit, yang penting adalah penanganan secara dini dan pencegahan risiko lebih lanjut. (Beatricia Iswari)

Senin, 23 Juni 2008

"I Love You Just The Way You Are"


Saya sangat terharu ketika datang menghadiri perayaan hari ulang
tahun pernikahan ke-60 seorang kenalan. Betapa bahagianya pasangan
yang merayakan. Mereka duduk berdampingan sambil bergandengan
tangan. Senyum menghiasi wajah keduanya. Seorang rekan yang hadir
bertanya "Apakah kita bisa seperti mereka, punya cinta yang tak
tergerus waktu?"

Seiring dengan perkembangan zaman, pernikahan sebagai suatu ikatan
sakral antarmanusia mulai dipertanyakan. Perselingkuhan menjadi hal
yang biasa dilakukan. Perceraian pun lazim kita dengar dan kita
tanggapi secara biasa pula. Kesetiaan menjadi kata yang sulit
dilaksanakan. Sampai di manakah batas kesetiaan manusia? Akankah
cinta yang tadinya ada menjadi tiada? Apakah benar kita dapat
mencintai seseorang untuk selama-lamanya? Di saat susah, di kala
senang, sampai ajal memisahkan? Bagaimana mewujudkan cinta seperti
itu?

Saat saya berkumpul dengan beberapa orang teman, kami berbincang-
bincang mengenai makna kesetiaan dan hakikat pernikahan. Maklum,
beberapa di antara kita akan melangkah ke jenjang pernikahan.
Pernikahan menjadi topik seru yang diperbincangkan mulai dari
persiapan, pesta, hingga calon pasangan. Soal pasangan masing-masing
adalah hal paling menarik dibahas. Sampai di mana kita merasa cocok
dengan pasangan kita? Seorang teman mengisahkan pengalaman rekan di
kantornya yang membatalkan pernikahan meskipun waktu tinggal sebulan
lagi. Kami semua terkaget-kaget karena persiapan sudah sedemikian
mantap. Gedung tempat pesta sudah dibayar, foto prewedding sudah
kelar, undangan hampir disebar. Apa yang terjadi? Ternyata sang pria
merasa tidak siap untuk menikah dan merasa tidak cocok dengan sang
wanita. Padahal pasangan itu berpacaran lebih dari lima tahun.

Menyatukan dua orang dengan latar belakang yang berbeda, bahkan
sangat berbeda, bukanlah hal yang mudah. Budaya, pola asuh,
pendidikan, dan lingkungan keluarga serta pergaulan sangat
mempengaruhi perilaku seseorang dan kecocokannya dengan orang lain.
Terkadang yang kita anggap cocok saat ini, belum tentu cocok nanti.
Seiring dengan perjalanan waktu, kita tidak hanya melihat persamaan,
namun juga melihat perbedaan. Kemudian sampai di mana kita mampu
mengelola perbedaan tersebut menjadi sesuatu yang indah, di mana
yang satu dapat melengkapi yang lain? Bila kedua belah pihak tidak
dapat menerima perbedaan yang ada, atau malah hanya berdiam diri dan
menyimpan dalam hati tanpa membicarakannya, akan muncul masalah
dalam hubungan tanpa mereka sendiri.

Seringkali orang mencari pasangan berdasarkan penampilan fisik atau
materi semata. Padahal standar fisik (cantik, langsing, ganteng,
kekar) atau materi bersifat subjektif. Memang kadang hal tersebut
dapat membuat kita bahagia namun di mana esensi cinta?

Robert Sternberg, seorang psikolog mengemukakan konsepsi mengenai
cinta. Ia mengilustrasikan cinta dalam bentuk segitiga.

Cinta yang penuh atau lengkap adalah cinta yang disebut consummate
love, yakni kombinasi dari adanya keintiman (intimacy), hasrat
(passion), dan komitmen (commitment) . Cinta tanpa komitmen tidak
menunjukkan adanya kesetiaan dan saling mengasihi yang mendalam.
Cinta tersebut hanya karena nafsu, membara namun pada akhirnya
berpaling ketika ada objek cinta yang lain. Komitmen menandakan
adanya penerimaan antara yang satu dengan yang lain dan menjadikan
cinta sebagai sesuatu yang suci di antara mereka.

Di lain pihak, cinta tanpa hasrat merupakan cinta yang hampa.
Komitmen saja, misalnya karena terpaksa menikah karena pilihan orang
tua atau karena berhutang budi tanpa memiliki hasrat, menyebabkan
ikatan karena keharusan, bukan karena kerelaan. Baik, bila pada
akhirnya cinta dapat tercipta. Bila tidak, hubungan terasa hampa.

Cinta yang timbul karena komitmen dan hasrat semata, tanpa mau
mengenal pasangan lebih dalam dan berusaha memahami serta membangun
keintiman yang lebih dalam adalah cinta yang kekanak-kanakan.
Seperti cinta monyet. Esensi cinta juga sulit ditemukan dalam cinta
semacam ini. Masalah dapat timbul dan cinta dapat hilang begitu
saja.

Bila kita mampu membangun komitmen, mengenal pasangan kita lebih
jauh, memahami dirinya sebagai pribadi yang unik dan kita cintai,
memiliki hasrat untuk bersamanya, maka kita akan mendapatkan cinta
seutuhnya. Tidak mudah memang. Namun, belajar untuk menerima, saling
membangun satu sama lain, dan menyadari bahwa cinta saya adalah pada
pribadi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah cinta
yang sebenarnya.

Pada dasarnya, mewujudkan hal tersebut tidak semudah ketika saya
menuliskannya. Seperti telah diungkapkan di atas, menyatukan segala
perbedaan bukan hal yang mudah. Berusaha untuk menerima dengan
lapang dada, tidaklah mudah. Tetapi pasangan seperti apakah yang
kita cari? Sampai kapan kita akan menemukan pasangan yang sempurna?
Jawabannya tidak akan pernah ada kecuali kita sendiri yang
menciptakan kesempurnaan itu. Cinta yang timbul dari hati, dari
kejujuran dan ketulusan, love actually alias I love you just the way
you are. Hal tersebut pada akhirnya akan membantu kedua belah pihak
menyelesaikan masalah yang ada. Toh kita tidak akan tetap muda dan
terus mencari dan mencari. Suatu hari kita akan merasakan kerinduan
untuk berbagi dengan orang yang penting dalam hidup kita, ingin
menggenapkan tugas perkembangan kita yaitu membangun keluarga.

Pada saatnya nanti, pernikahan bukanlah permainan, bukan hanya
sekadar pesta, namun merupakan janji suci dua insan. Apakah akan
berakhir dengan kesedihan karena sikap egois dan seenaknya sendiri
atau berakhir bahagia hingga akhir waktu kita sendiri yang dapat
menentukan.

Sumber: "I Love You Just The Way You Are" oleh Clara Moningka, dosen
Fakultas Psikologi Ukrida

Kelinci Si Penakut

Kelinci memang dari dulu terkenal sebagai hewan yang bernyali kecil,
sering ketakutan tanpa alasan yang jelas, sesegera mungkin
menyingkir bila dia merasa terganggu keamanannya.

Suatu hari, terlihat sekelompok kelinci sedang berkumpul di tepi
sebuah sungai, mereka sibuk berkeluh kesah meratapi nyalinya yang
kecil, mengeluh kehidupan mereka yang senantiasa dibayangi dengan
mara bahaya. Semakin mereka ngobrol, semakin sedih dan ketakutan
memikirkan nasib mereka.

Alangkah malangnya lahir menjadi seekor kelinci. Mau lebih kuat
tidak punya tenaga, ingin terbang ke langit biru tidak punya sayap,
setiap hari ketakutan melulu. Mau tidur nyenyak pun sulit karena
terganggu oleh telinga panjang yang tajam pendengarannya sehingga
matanya yang berwarna merah pun semakin lama semakin merah saja.

Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Daripada hidup menderita
ketakutan terus, mereka berpikir lebih baik mati saja. Akhirnya
mereka mengambil keputusan beramai-ramai hendak bunuh diri dengan
melompat dari tepian tebing yang tinggi dan curam. Maka para kelinci
terlihat berbondong-bondong menuju ke arah tebing.

Saat mereka melewati pinggir sungai, ada seekor katak yang terkejut
melihat kedatangan kelinci yang berjumlah banyak. Tergesa-gesa si
katak ketakutan dan segera meloncat ke sungai melarikan diri.

Walaupun si kelinci sering menjumpai katak yang melompat ketakutan
saat melihat kelinci melintas, tetapi sebelum ini mereka tidak
peduli. Berbeda untuk kali ini. Tiba-tiba ada seekor kelinci yang
tersadar dari kesedihannya dan langsung berteriak, "Hei, berhenti!
Kita tidak usah ketakutan sampai perlu harus bunuh diri. Karena
lihatlah, ternyata ada hewan lain yang lebih tidak bernyali
dibandingkan kita yakni si katak yang terbirit-birit saat melihat
kita!"

Mendengar kata-kata itu, kelinci yang lain tiba-tiba pikiran dan
hatinya terbuka, seolah-olah tumbuh tunas keberanian di hati mereka.
Maka dengan riang gembira mereka mulai saling membesarkan diri
masing-masing, "Iya, kita tidak perlu ketakutan!"

"Tuh kan, ada mahluk lain yang lebih pengecut dari kita."

"Iya, kita harus semakin berani."

Perlahan-lahan mereka berbalik arah kembali kearah pulang dengan
riang gembira dan melupakan niatnya untuk bunuh diri.

Pembaca yang budiman,
Saat keberuntungan sedang tidak memihak kepada kita, jangan suka
meratapi nasib yang dirundung malang seakan-akan hanya kitalah
mahluk paling menderita di muka bumi ini. Lihatlah di sekeliling
kita. Masih begitu banyak orang yang lebih susah, sengsara, dan sial
dibandingkan kita. Jika mereka yang hidup dalam kekurangan tetapi
mampu menjalaninya dengan tegar dan tetap berjuang, kenapa kita
tidak?

Apa pun keadaan kehidupan kita hari, seharusnya kita jalani dengan
optimis dan aktif. Nasib tidak akan dapat kita ubah tanpa manusia
itu sendiri yang siap mengubahnya. Karena sesungguhnya, `sukses
adalah hak setiap orang'. Success is my right, sukses adalah hak
siapa saja yang mau berjuang dengan sungguh-sungguh.

Salam sukses luar biasa!!!

Sumber: Kelinci Si Penakut oleh Andrie Wongso

"I Love You Just The Way You Are"

Saya sangat terharu ketika datang menghadiri perayaan hari ulang
tahun pernikahan ke-60 seorang kenalan. Betapa bahagianya pasangan
yang merayakan. Mereka duduk berdampingan sambil bergandengan
tangan. Senyum menghiasi wajah keduanya. Seorang rekan yang hadir
bertanya "Apakah kita bisa seperti mereka, punya cinta yang tak
tergerus waktu?"

Seiring dengan perkembangan zaman, pernikahan sebagai suatu ikatan
sakral antarmanusia mulai dipertanyakan. Perselingkuhan menjadi hal
yang biasa dilakukan. Perceraian pun lazim kita dengar dan kita
tanggapi secara biasa pula. Kesetiaan menjadi kata yang sulit
dilaksanakan. Sampai di manakah batas kesetiaan manusia? Akankah
cinta yang tadinya ada menjadi tiada? Apakah benar kita dapat
mencintai seseorang untuk selama-lamanya? Di saat susah, di kala
senang, sampai ajal memisahkan? Bagaimana mewujudkan cinta seperti
itu?

Saat saya berkumpul dengan beberapa orang teman, kami berbincang-
bincang mengenai makna kesetiaan dan hakikat pernikahan. Maklum,
beberapa di antara kita akan melangkah ke jenjang pernikahan.
Pernikahan menjadi topik seru yang diperbincangkan mulai dari
persiapan, pesta, hingga calon pasangan. Soal pasangan masing-masing
adalah hal paling menarik dibahas. Sampai di mana kita merasa cocok
dengan pasangan kita? Seorang teman mengisahkan pengalaman rekan di
kantornya yang membatalkan pernikahan meskipun waktu tinggal sebulan
lagi. Kami semua terkaget-kaget karena persiapan sudah sedemikian
mantap. Gedung tempat pesta sudah dibayar, foto prewedding sudah
kelar, undangan hampir disebar. Apa yang terjadi? Ternyata sang pria
merasa tidak siap untuk menikah dan merasa tidak cocok dengan sang
wanita. Padahal pasangan itu berpacaran lebih dari lima tahun.

Menyatukan dua orang dengan latar belakang yang berbeda, bahkan
sangat berbeda, bukanlah hal yang mudah. Budaya, pola asuh,
pendidikan, dan lingkungan keluarga serta pergaulan sangat
mempengaruhi perilaku seseorang dan kecocokannya dengan orang lain.
Terkadang yang kita anggap cocok saat ini, belum tentu cocok nanti.
Seiring dengan perjalanan waktu, kita tidak hanya melihat persamaan,
namun juga melihat perbedaan. Kemudian sampai di mana kita mampu
mengelola perbedaan tersebut menjadi sesuatu yang indah, di mana
yang satu dapat melengkapi yang lain? Bila kedua belah pihak tidak
dapat menerima perbedaan yang ada, atau malah hanya berdiam diri dan
menyimpan dalam hati tanpa membicarakannya, akan muncul masalah
dalam hubungan tanpa mereka sendiri.

Seringkali orang mencari pasangan berdasarkan penampilan fisik atau
materi semata. Padahal standar fisik (cantik, langsing, ganteng,
kekar) atau materi bersifat subjektif. Memang kadang hal tersebut
dapat membuat kita bahagia namun di mana esensi cinta?

Robert Sternberg, seorang psikolog mengemukakan konsepsi mengenai
cinta. Ia mengilustrasikan cinta dalam bentuk segitiga.

Cinta yang penuh atau lengkap adalah cinta yang disebut consummate
love, yakni kombinasi dari adanya keintiman (intimacy), hasrat
(passion), dan komitmen (commitment) . Cinta tanpa komitmen tidak
menunjukkan adanya kesetiaan dan saling mengasihi yang mendalam.
Cinta tersebut hanya karena nafsu, membara namun pada akhirnya
berpaling ketika ada objek cinta yang lain. Komitmen menandakan
adanya penerimaan antara yang satu dengan yang lain dan menjadikan
cinta sebagai sesuatu yang suci di antara mereka.

Di lain pihak, cinta tanpa hasrat merupakan cinta yang hampa.
Komitmen saja, misalnya karena terpaksa menikah karena pilihan orang
tua atau karena berhutang budi tanpa memiliki hasrat, menyebabkan
ikatan karena keharusan, bukan karena kerelaan. Baik, bila pada
akhirnya cinta dapat tercipta. Bila tidak, hubungan terasa hampa.

Cinta yang timbul karena komitmen dan hasrat semata, tanpa mau
mengenal pasangan lebih dalam dan berusaha memahami serta membangun
keintiman yang lebih dalam adalah cinta yang kekanak-kanakan.
Seperti cinta monyet. Esensi cinta juga sulit ditemukan dalam cinta
semacam ini. Masalah dapat timbul dan cinta dapat hilang begitu
saja.

Bila kita mampu membangun komitmen, mengenal pasangan kita lebih
jauh, memahami dirinya sebagai pribadi yang unik dan kita cintai,
memiliki hasrat untuk bersamanya, maka kita akan mendapatkan cinta
seutuhnya. Tidak mudah memang. Namun, belajar untuk menerima, saling
membangun satu sama lain, dan menyadari bahwa cinta saya adalah pada
pribadi ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah cinta
yang sebenarnya.

Pada dasarnya, mewujudkan hal tersebut tidak semudah ketika saya
menuliskannya. Seperti telah diungkapkan di atas, menyatukan segala
perbedaan bukan hal yang mudah. Berusaha untuk menerima dengan
lapang dada, tidaklah mudah. Tetapi pasangan seperti apakah yang
kita cari? Sampai kapan kita akan menemukan pasangan yang sempurna?
Jawabannya tidak akan pernah ada kecuali kita sendiri yang
menciptakan kesempurnaan itu. Cinta yang timbul dari hati, dari
kejujuran dan ketulusan, love actually alias I love you just the way
you are. Hal tersebut pada akhirnya akan membantu kedua belah pihak
menyelesaikan masalah yang ada. Toh kita tidak akan tetap muda dan
terus mencari dan mencari. Suatu hari kita akan merasakan kerinduan
untuk berbagi dengan orang yang penting dalam hidup kita, ingin
menggenapkan tugas perkembangan kita yaitu membangun keluarga.

Pada saatnya nanti, pernikahan bukanlah permainan, bukan hanya
sekadar pesta, namun merupakan janji suci dua insan. Apakah akan
berakhir dengan kesedihan karena sikap egois dan seenaknya sendiri
atau berakhir bahagia hingga akhir waktu kita sendiri yang dapat
menentukan.

Sumber: "I Love You Just The Way You Are" oleh Clara Moningka, dosen
Fakultas Psikologi Ukrida

Jumat, 20 Juni 2008

EFFECTS OF COLD WATER

Please be a true friend and send this article to all your friends you care about.

Serangan Jantung dan kebiasaan Minum Air Panas / hangat....

Artikel ini berguna untuk semua.

Bukan saja anjuran meminum air panas selepas makan, tetapi berhubungan dengan SERANGAN JANTUNG!!!!.
Secara logik..., mungkin ada kebenarannya.. Orang-orang China dan Jepang mengamalkan minum teh panas sewaktu makan... dan bukannya air ES. Mungkin sudah tiba masanya kita meniru kebiasaan minum air panas / hangat
sewaktu menikmati hidangan!!!!

Kita tidak akan kehilangan apa-apa... malah
akan mendapat faedah dari kebiasaan ini.

Kepada siapa yang suka minum air ES, artikel ini sesuai untuk anda baca. Memang enak dan segar minum air ES selepas makan, tetapi akan berakibat fatal !!

Walaubagaimanapun, Air ES akan membekukan makanan berminyak
yang baru kita makan. Ia akan melambatkan proses pencernaan kita.
Bila lemak-lemak ini terbentuk di dalam usus, ia akan menyempitkan banyak saluran dan lama kelamaan ia akan menyebabkan lemak berkumpul dan kita semakin gemuk dan menuju ke arah mendapat berbagai PENYAKIT.

Jalan terbaik...adalah untuk minum sup panas atau air PANAS/hangat selepas makan.


:Nota penting tentang SERANGAN JANTUNG!!!

Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasa pada tangan sebelah kiri.

Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atas dada anda.

Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada serangan pertama serangan jantung.

Keletihan dan berkeringat adalah tanda-tanda pada umumnya. Malah 60% pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur.
Marilah kita berwaspada dan berhati-hati.

Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup...
PAKAR SAKIT JANTUNG berkata, jika semua orang yang mendapat e-mail ini menghantar kepada 10 orang yang lain, beliau yakin akan dapat menyelamatkan satu nyawa.
Baca ini.... ia juga mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda!!!!.

**Jadilah teman yang setia dan teruskan menghantar artikel ini kepada teman-teman yang anda sayangi.....!!!!

Kamis, 19 Juni 2008

Mengejar Impian


"When the legends die, the dreams end; there is no more greatness. –
Ketika legenda sudah mati, tentu impian-impian itu juga sudah
berakhir; tak akan ada lagi kejayaan."

~ Tecumseh of the Shawnees

Setiap orang mempunyai impian. Masing-masing orang tentu memiliki
impian berbeda-beda. Ada yang mempunyai impian menjadi miliarder
papan atas di dunia, mempunyai bisnis yang besar, mempunyai yayasan
sosial yang besar dan canggih, berpengaruh dan terkenal di seluruh
jagat, menjadi profesor ternama, menemukan mesin spektakuler, menjadi
pelawak terkenal di seluruh dunia, mendapatkan pasangan hidup yang
kaya dan terkenal dan lain sebagainya.

Impian itu merupakan hal besar yang mungkin mustahil diwujudkan bila
dilihat dalam kondisi Anda sekarang ini. Tetapi sebenarnya impian
merupakan langkah menuju sukses yang teramat penting. Tentang apakah
impian tersebut terwujud atau tidak semuanya ada di tangan Anda
sendiri.

Ada yang lebih cepat mewujudkan impian, ada pula yang lambat, bahkan
ada yang tidak berhasil karena tidak melakukan langkah apa pun untuk
mewujudkan impian tersebut. Ibarat Anda mengendarai mobil menuju
sebuah tujuan yaitu impian tadi, terkadang lebih cepat sampai atau
lebih lambat karena kondisi jalan berkelok, bergelombang atau banyak
batu sandungan. Tak jarang diantara kita tak pernah sampai ke tempat
tujuan karena hanya menggerutu dan mengutuk kondisi medan jalan yang
sulit ditempuh atau terlalu lama tidur di tepi jalan.

Umumnya setiap proses menuju impian terasa tidak begitu mudah
dilalui. Ada saja tantangan meskipun Anda sudah melakukan yang
terbaik, sehingga membutuhkan usaha yang berulang-ulang, perhatian
dan perjuangan ekstra. Tantangan tersebut bukanlah kegagalan. Bahkan
bila kita cermati, tantangan itu membentuk diri Anda menjadi lebih
baik dalam berbagai hal.

Jadi jangan mudah putus asa dan kehilangan keberanian untuk mencoba
lagi mewujudkan impian. Tingkatkan kemauan Anda. Maka pintu
kesempatan untuk mewujudkan impian akan selalu terbuka lebar.

Jonathan, teman saya semasa SMA begitu mencintai dunia bisnis dan
bermimpi untuk mengabdikan hidupnya di dunia tersebut. Beberapa tahun
kemudian usahanya berkembang pesat dan menggurita. Hidupnya
bergelimang kesuksesan.

Namun di usia 40 tahun ia tersadar akan impiannya mengabdi di dunia
pendidikan. Sehingga ia memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan.
Kemudian ia berhasil menyelesaikan pendidikan S2 dan S3. Saat ini ia
sudah menjadi seorang profesor di sebuah universitas ternama di
Malaysia. "Setelah mengelilingi seputaran, baru aku temui diriku yang
sebenarnya. Kini aku memulai kehidupanku yang baru," katanya.

Sebenarnya masih banyak lagi contoh orang-orang yang sudah berhasil
meraih impian. Jika mereka berhasil, lalu mengapa sebagian besar
diantara kita belum mencapainya? Seperti yang sudah saya singgung
tadi, jawabannya adalah karena kita belum melaksanakan tindakan untuk
menjemput impian tersebut.

Tindakan yang saya maksud adalah melakukan sesuatu untuk mendekatkan
diri pada tujuan. Jika tidak dapat melakukan tindakan secara lebih
cepat, Anda dapat memulainya secara perlahan. Tetapi pastikan Anda
selalu melakukan sesuatu untuk tiba pada impian itu.

Belajar dari salah seorang teman saya yang bermimpi suaminya kelak
adalah pria yang sukses dalam karir dan mencintai dirinya sepenuh
hati. Oleh sebab itu ia sangat berhati-hati memilih teman dekatnya.
Sampai-sampai mayoritas teman-teman dan kerabatnya pesimis, karena di
usia sudah memasuki 30 tahun ia belum menemukan pendamping.

Tetapi kemauannya begitu kuat dan tidak pernah putus asa mencari
sekaligus menunggu. Di usia 35 tahun barulah ia berhasil menemukan
pria yang dia impikan. Meskipun agak terlambat, tetapi ia berhasil
mendapatkan apa yang sangat ia dambakan. Bahkan sekarang
kebahagiaannya semakin lengkap setelah dikaruniai seorang anak
lelaki.

Selain tindakan, untuk sampai kepada impian juga butuh sikap
konsisten. Artinya Anda siap menghadapi tantangan dalam proses
pencapaian impian, sekalipun Anda harus keluar dari zona nyaman. "In
Dreams Begin Responsibilities. Tanggung jawab bermula dari sebuah
impian," kata Delmore Schwartz. Sekali Anda bersikap konsisten, maka
Anda akan selalu menemukan kekuatan untuk terus melanjutkan
perjuangan hingga tiba pada tujuan.

Seperti teman saya lainnya sebut saja Desi, meskipun baru berusia 30
tahun ia mempunyai karir sangat cemerlang dan mempunyai keluarga yang
harmonis. Hidupnya sukses dan bahagia. Tetapi ia masih mempunyai
impian untuk menyelesaikan pendidikan sarjana yang tertunda sejak 7
tahun yang lalu.

Demi mengejar impian tersebut ia tidak segan keluar dari zona nyaman.
Sebagaimana Jiminy Cricket menyatakan, "When your heart is in your
dreams, no request is too extreme. – Ketika impian itu tertanam di
hati Anda, tak kan ada yang terasa berat untuk dilakukan."
Oleh sebab
itu, Desi justru menikmati aktivitasnya belajar di sebuah universitas
swasta di Jakarta dua kali dalam satu minggu. Sesampainya di rumah ia
juga masih menyempatkan diri untuk belajar. Motivasinya semata-mata
hanya ingin mengejar impian yang tertunda, bukan sekedar mencari
selembar ijasah atau tergiur posisi lebih strategis di kantor setelah
mendapatkan gelar sarjana nanti.

Impian mungkin hanya merupakan khayalan belaka. Tetapi jika impian
tersebut disertai dengan tindakan, sikap konsisten, dan kemauan untuk
berjuang keras meskipun harus keluar dari zona nyaman ditambah dengan
rasa syukur dan doa maka akan menjadikan diri kita lebih pintar,
kreatif dan kehidupan kita lebih terarah. Jika Anda ingin
meningkatkan produktivitas diri dan kualitas kehidupan, maka pastikan
Anda mempunyai impian dan berusaha maksimal untuk mengejarnya.
[aho]

Sumber: Mengejar Impian oleh Andrew Ho, seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku
best seller.


__._,_.___

Sportivitas


"Lebih baik belajar dari satu orang yang telah menjalankan
sportivitas daripada belajar ke seratus orang yang hanya bisa omong
belaka."
-- Knute Rockne, pelatih sepakbola Amerika

JANGAN salahkan sepak bola bila dalam bulan ini banyak karyawan yang
datang ke kantor dengan mata sembap, kekurangan darah seperti
vampir yang sedang diet. Sudah banyak yang paham, ini adalah buah
dari turnamen sepak bola Piala Eropa yang tengah digelar di Austria
dan Swiss hingga akhir bulan ini. Di sana para bintang dunia di
lapangan hijau tengah beraksi. Teramat sayang untuk dilewatkan.
Meski hasilnya banyak deadline yang ketabrak, termasuk message of
monday yang sedang Anda baca ini. Beruntunglah publik penggila sepak
bola di negeri ini. Semua tontonan gratis,
kecuali tentu saja tagihan listrik yang harus dibayar. Tontonan
gratis ini sungguh bernas. Penonton setia tidak hanya disuguhi
permainan atraktif, pergerakan bola yang fantastis, tetapi juga ini
yang penting, sikap teladan dari para aktor di lapangan. Semua
tunduk pada aturan permainan. Ingat penyerang ganteng Italia, Luca
Toni, yang golnya dianulir wasit saat melawan Rumania? Dalam tayang
ulang terlihat jelas bahwa Toni tidak berada dalam posisi off-side.
Artinya, gol itu sah. Coba andai saja Toni berlaku seperti
konstituen yang kalah dalam Pilkada di berbagai daerah. Dapat
diperkirakan, jidat sang wasit benjol kena kepruk. Namun nyatanya
tidak, ia menghormati keputusan wasit meski dengan hati yang dongkol
sebesar telor bebek. Nah, inilah nilai luhur dari olahraga. Setiap
atlet yang bertarung dengan sendirinya menyerap semangat ini. Mereka
menerima kekalahan, juga menerima kemenangan. Semua sudah terwadahi
dalam aturan permainan. Andai hal itu tak mereka punyai, sangat
mungkin pertandingan sepak bola memakan waktu berjam-jam atau bahkan
sehari penuh, karena tim yang satu tak mau menerima kekalahan. Sepak
bola adalah salah satu warisan besar yang ditemukan manusia. Walau
keras, toh semangat sportivitas adalah segalanya.

Sportivitas pada mulanya memang lebih akrab untuk terminologi olah
raga. Pada hakekatnya, sportif adalah suatu sifat kesatria, mau
mengakui keunggulan pihak lain, menerima kegagalan dan kekalahan,
memahami dan mengerti perbedaan yang muncul, serta menjunjung tinggi
kejujuran dan keadilan. Namun kini, kata 'sportif' digunakan secara
umum, termasuk dalam dunia politik dan juga bisnis.

Tanggal 8 Juni 2008, Museum Gedung Nasional, Amerika, sebuah acara
penting berlangsung. Hillary Clinton, calon presiden dari Partai
Demokrat melakukan pidatonya yang bersejarah di hadapan dua ribu
pendukungnya. Hari itu, untuk pertamakalinya, Hillary Clinton
mengakui kekalahannya dari pesaing utamanya, Barack Obama sebagai
nominee calon presiden Amerika dari Partai Demokrat. Dalam
pidatonya, Hillary mengatakan, "Saya mendukung Obama dan memberikan
dukungan penuh kepadanya. Hari ini, saya mengucapkan selamat
kepadanya atas kemenangannya dan pertarungan luar biasa yang
dijalaninya. " Senator Hillary tidak hanya mengakui kekalahannya,
tetapi juga mendukung penuh bagi kandidat presiden Amerika dari
Partai Demokrat, Barack Obama. Hillary menyatakan akan habis-habisan
melakukan apa pun agar Obama terpilih menjadi presiden. Sikap yang
ditunjukkan Hillary patut diacungi jempol. Hillary bukan hanya
bersikap sportif, dengan mengakui kekalahannya, tetapi juga berpikir
ke depan untuk secara bersama-sama dengan Obama, memenangkan pemilu
dari partai yang sama.

Sikap yang ditunjukkan Hillary, tak beda jauh ketika Al Gore kalah
dalam pemilihan presiden melawan penantangnya George W. Bush. Gore
kalah bukan karena telah selesainya hasil perhitungan suara
dilakukan. Mahkamah Agung Amerika akhirnya memutuskan sengketa
perhitungan suara yang terjadi. Ketika tahu Gore akhirnya kalah
dalam pemilihan presiden, dalam pidatonya, Gore mengatakan bahwa ia
baru saja menelepon George Bush untuk menyampaikan bahwa ia menerima
kekalahannya dan mengucapkan selamat atas terpilihnya George W. Bush
sebagai Presiden Amerika ke-43. Di bagian lain pidatonya yang cukup
puitis, Gore menyatakan bahwa ia sebenarnya tidak setuju dengan
keputusan Mahkamah Agung sehari sebelumnya, yang memenangkan Bush
sebagai Presiden, namun dia sangat menghargai keputusan itu dan
menerimanya. Bahkan Gore mengajak segenap warga Amerika agar bersatu
dan bersama-sama berdiri di belakang presiden baru Amerika. Sungguh,
suatu ajakan yang sangat simpatik melihat betapa kisruh dan
tegangnya selama 36 hari terakhir dalam proses perhitungan suara
pemilihan presiden sebelumnya.

Sikap sportif tak hanya berlaku bagi mereka yang kalah dalam suatu
pertarungan, tetapi juga sebaliknya. Anda masih ingat si leher besi
Mike Tyson? Mike Tyson merupakan petinju legendaris di zamannya.
Kemenangan Tyson sebagian besar dilakukan dengan memukul KO lawannya
sebelum pertandingan berakhir. Ketika Tyson menggulung lawan-
lawannya, tak ada apresiasi kemenangan yang gegap gempita dari
Tyson. Setelah meng-KO lawannya, Tyson cukup tenang, datar dan
menghampiri lawannya serta memberikan pelukan persahabatan yang
hangat. Seolah Tyson hendak mengatakan, ini hanyalah sebuah
permainan.

Sikap sportif inilah yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-
hari kita. Baik dalam lingkungan rumah, kantor, dunia bisnis ataupun
dalam dunia politik. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita
tunjukkan dengan bersikap jujur dan terbuka terhadap pasangan dan
anak. Mau menerima masukan, kritik, bahkan dari anak sekalipun.
Serta, ini juga yang penting, mau bertanggung jawab terhadap semua
perbuatan yang dilakukannya. Dalam dunia bisnis misalnya, menerima
kekalahan dalam proses tender. Atau mengakui keunggulan produk
pesaing yang ternyata memang lebih baik dan berkualitas.

Bagaimana dalam dunia kerja? Selalu ada kompetisi dengan aturan main
yang tak seragam di dunia kerja. Mulai dari cara yang paling halus,
hingga yang paling kasar sekalipun. Tetapi tetap saja, dalam
menghadapi kompetisi tersebut, Anda harus bersikap sportif. Sikap
sportif dalam pekerjaan, dapat Anda tunjukkan dalam kerjasama dengan
rekan kerja lainnya. Jangan pernah ragu untuk membantu rekan yang
sedang menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya. Di
lingkungan kerja pun, Anda harus tetap saling menghormati atas
setiap perbedaan yang muncul. Sikap toleransi terhadap sesama rekan
kerja juga harus ditumbuhkan. Sikap ini merupakan bentuk penghargaan
terhadap setiap perbedaan kekuatan dan kelemahan. Diharapkan, dengan
sikap ini mampu menumbuhkan dan menggerakkan sikap sportif rekan
kerja lainnya.

Dengan mengembangkan nilai sportivitas bagi setiap individu,
diharapkan yang muncul adalah pribadi-pribadi yang tangguh. Pribadi
yang unggul dalam menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, keterbukaan
dan kebersamaan dalam kehidupan. Masalah-masalah bangsa ini
sesungguhnya dapat kita atasi secara maksimal dan optimal, bila
semua pihak mau bersikap sportif.

Alangkah indahnya bila persaingan Anda di kantor diakhiri dengan
acara tukar-tukar kaus seperti di lapangan sepakbola, atau
mendatangi lawan yang terkapar di ring setelah tersungkur knock out
atau memberikan karangan bunga ucapan selamat atas kemenangan sang
lawan dalam Pilkada. (160608)

Sumber: Sportivitas oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Selasa, 17 Juni 2008

Simfoni di Dalam Diri

Ada sebuah institusi sosial yang menyelamatkan peradaban dalam waktu
lama sedang mengalami keruntuhan. Institusi itu bernama keluarga.
Disebut menyelamatkan peradaban karena di keluarga kita lahir,
bertumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati. Lebih dari itu, di
keluarga juga sebagian besar kekurangan disempurnakan.

Bersamaan dengan runtuhnya bangunan keluarga (melalui perceraian,
menurunnya respek masyarakat, dan semakin minimnya tokoh yang
menjadi contoh dalam hal ini), di mana-mana kehidupan ditandai oleh
lingkungan yang semakin panas.

Di kantor panas oleh perebutan kekuasaan, di jalan panas oleh
kemacetan, bahkan sebagian tempat ibadah pun sudah mulai kehilangan
kesejukan. Sejumlah media cetak, radio, dan televisi hanya
memberitakan sesuatu yang panas. Yang sejuk-sejuk tidak termasuk
dalam klasifikasi berita. Jadi, tidak terbayang panasnya wajah
peradaban. Di satu sisi cuaca di luar memanas, di lain sisi keluarga
mulai kehilangan atap yang menyejukkan.

Lahan penerimaan

Ketika sayur-sayuran ditanam kemudian gagal bertumbuh segar, manusia
otomatis mencari sebabnya pada kekeliruan-kekeliru an kita sendiri.
Namun, begitu berhadapan dengan orang lain, terlalu sering dalam
kehidupan, manusia mencari kesalahannya pada orang lain. Bukan
mencari kekeliruan-kekeliru an yang kita lakukan, sebagaimana ketika
berhadapan dengan tetumbuhan.

Diterangi cahaya pemahaman seperti ini, tidak elok bila menimpakan
seluruh kekeliruan kepada Descartes yang mengultuskan "aku" mulai
ratusan tahun lalu, pada kapitalisme yang membuat semuanya jadi
materialistik. Serupa dengan logika sayuran tadi, mari kita cari
sebab-sebab dalam diri yang membuat semua ini terjadi.

Bila diandaikan dengan daun kelapa yang bergoyang, goncangan
kehidupan manusia sekarang memang jauh lebih keras. Bahayanya, sudah
tambah berguncang kemudian berpegangan pada sesuatu yang bergoyang
kencang.

Di dalam diri, manusia labil oleh ketersinggungan, kemarahan,
kecemburuan. Pada saat yang sama, nyaris semua hal luar (termasuk
rumah dan keluarga) mengalami guncangan-guncangan . Oleh karena
itulah, membangun rumah dan keluarga yang sejuk menjadi sebuah isu
penting pada zaman ini.

Sebagaimana rumah sesungguhnya, kekokohannya bergantung pada
seberapa kuat fondasinya. Bila boleh jujur, kenapa fondasi banyak
rumah keluarga demikian keropos, karena dimulai dengan keserakahan
hanya mau kelebihan, menolak kekurangan. Belajar dari sinilah, maka
penting menata ulang rumah keluarga dengan belajar saling menerima
kekurangan.

Rumah mana pun akan indah menawan bila setiap kali pulang ke rumah
kita saling menyirami. Seperti pohon yang kekeringan di musim
kemarau (konflik di kantor, macet di jalan), demikianlah keadaan
emosi tatkala pulang ke rumah. Betapa indahnya kemudian bila kita
saling menyirami di rumah (baca: menerima kekurangan). Inilah bibit-
bibit cinta yang menawan. Cinta yang mekar dari kesadaran bahwa
semua punya kekurangan, semua membutuhkan siraman-siraman.

Mengalir bersama simfoni

Sulit membayangkan mekarnya bunga-bunga cinta kalau hubungan dimulai
dengan harapan orang harus sempurna. Sebagaimana alam yang memeluk
dualitas sama mesranya (musim hujan rumput menghijau, musim kemarau
bunga-bunga bermekaran), cinta baru mulai tumbuh dalam totalitas.
Dalam kelebihan ada kekurangan, dalam kekurangan ada kelebihan (love
as a totality).

Kebanyakan kecelakaan kehidupan (perceraian, peperangan,
perkelahian, kerusuhan) berasal dari mau kelebihan tidak mau
kekurangan. Bila ada seribu laki-laki berkumpul, kemudian ditanya
siapa yang mau menerima kecantikan dan kebaikan istri, kemungkinan
besar semua orang akan angkat tangan. Namun, bila ditanya, siapa
yang mau menerima (maaf) kecerewetan dan kekerasan istri, jika ada
yang menaikkan tangan, dengan mudah dituduh kurang waras. Atau
sekurang-kurangnya dicurigai menjadi ketua dewan pembina ISTI
(ikatan suami terinjak-injak istri).

Di tengah hamparan bahan-bahan kosmik seperti ini, suatu sore
seorang putri bertanya kepada papanya tentang rumah (home), terutama
setelah lama ia lelah mencari. Dengan tersenyum papanya
berbisik, "Home is not a place. It is a journey. Those who totally
flow with the journey, they're at home already." Rumah indah
kehidupan bukanlah tempat, ia adalah perjalanan itu sendiri. Siapa
yang mengalir penuh harmoni dengan keseharian, ia sudah sampai di
rumah.

Seperti belum jelas dengan jawaban tadi, putri ini bertanya lagi,
apa cahaya penerangnya agar rumah ditemukan? Dengan lembut papanya
berbisik, "The light is not outside. It is within your love. Those
who are full of love see light everywhere." Cahaya penerangnya tidak
di luar. Ia tersembunyi dalam keseharian yang penuh cinta. Siapa
saja yang melangkah dengan penuh cinta, perjalanannya terang
benderang.

Lebih dari sekadar terang, sebagaimana pengalaman para master,
kehidupan menjadi seperti simfoni indah yang dibentuk berbagai alat
musik. Benar-salah, sukses-gagal, semuanya mengukir keindahan.

Ada yang bertanya, bila ada simfoni di dalam diri, lantas siapa
dirigennya? Bertanya tentu tidak dilarang. Namun, yang perlu
diwaspadai, siapa yang menunggangi pertanyaan. Kerap ada keraguan,
kadang ada ketakutan, ada waktunya pertanyaan didorong
keingintahuan, sering pertanyaan ditunggangi kecurigaan. Keraguan,
ketakutan, apalagi kecurigaan, hanyalah tanda bahwa seseorang masih
jauh dari rumah. Keingintahuan adalah pikiran yang lapar. Dalam
banyak kehidupan, pikiran lapar adalah awal keguncangan- keguncangan.

Jadi, bisa dimaklumi bila para guru yang sudah lama tinggal di
rumah, menyatu dengan rumah, hanya mengenal dua bahasa, silent and
smile. Senyuman pertanda persahabatan dengan kehidupan. Keheningan
tanda tidak ada lagi yang diragukan.

Mungkin itu sebabnya Zenkei Shibayama memberi judul karyanya A
Flower does not talk. Bunga mekar dalam keheningan, layu dalam
keheningan. Bisa jadi ini juga alasan tatkala murid-muridnya
berselisih paham, Buddha Gautama memilih berdiam diri di hutan
bersahabatkan gajah dan pepohonan. Perhatikan apa yang ditulis Rumi
dalam Masnavi: The wages of religion are love, inner rapture. Upah
buat mereka yang tekun berjalan ke dalam adalah cinta, rasa
terpesona dari dalam yang tidak terucapkan.

Inilah simfoni di dalam diri. Simfoni yang membuat batin
beristirahat sempurna dalam hening. Apa yang ditakuti manusia
sebagai kematian, ia sesederhana daun jatuh dari rantingya.

Sumber: Simfoni di Dalam Diri oleh Gede Prama, Bekerja di Jakarta,
Tinggal di Desa Tajun, Bali Utara

Jumat, 13 Juni 2008

Wow, Ini Dia Sel Telur Manusia!



UNTUK pertama kalinya dalam sejarah para ahli di Belgia belum lama ini berhasil merekam dengan sangat jelas proses awal pada reproduksi manusia, yakni keluarnya sel telur dari ovarium seorang wanita.

Adalah ginekolog Dr Jacques Donnez dari Universitas Katolik Louvain (UCL) di Brussels yang berhasil merekam proses pelepasan oosit dari ovarium ketika ia sedang melakukan operasi histerektomi atau pengangkatan kandungan (rahim, uterus) seorang wanita. Gambar-gambar yang menakjubkan ini juga dipublikasikan dalam majalah New Scientist.

Secara alami, wanita normal mengeluarkan satu hingga beberapa sel telur setiap bulan ketika memasuki masa-masa subur. Namun begitu, sejauh ini belum ada ahli yang mampu merekam secara jelas dan detail momen-momen keluarnya sel telur manusi dari organ wanita.

Sel telur dihasilkan oleh folikel-folikel, kantung-kantung berisi cairan, di bagian dalam ovarium yang pada masa ovulasi akan mengeluarkan benjolan (protrusi) kecil berwarna kemerahan yang terlihat dalam gambar.

Telur-telur akan muncul pada ujung benjolan tersebut dengan bentuk sel-sel yang mirip jeli. Setelah keluar dan lepas dari benjolan tersebut, sel-sel kemudian akan berkelana menuju tuba falopi di mana nantinya akan dibuahi oleh sel sperma dari seorang pria.

Sel telur dalam gambar tersebut adalah milik seorang perempuan berusia 45 tahun asal Belgia. Donnez mengatakan, beberapa teori mengindikasikan bahwa pelepasan sel telur dalam ovarium bersifat "eksplosif", namun apa yang direkamnya ini berlangsung sekitar 15 menit.


AC
Sumber : BBC

Putus Asa

Di sebuah situs internet diungkapkan kisah fiksi tentang seorang
tentara bernama kopral Yono. Saat itu sekitar jam tujuh malam, ia
duduk melamun. Pandangannya kosong, sembari tangannya mengaduk es
teh. Salah seorang temannya, sebut saja Ricky, tiba-tiba menyambar
minuman yang sedang ia aduk. Tanpa basa-basi, Ricky langsung
menenggak isi gelas itu sampai tak tersisa sedikit pun.

Sebenarnya Ricky hanya bermaksud bercanda. Bukannya marah atau
tersenyum, tetapi Yono justru menangis meraung-raung sambil beruraian
air mata. Kontan reaksi Yono membuat Ricky panik. "Kamu nih cengeng
banget sih? Katanya kamu tentara? Masa sih gara-gara es teh, kamu
nangis keras begitu," komentar Ricky di antara perasaan kesal dan
bingung.

"Kenapa seharian ini hidupku kok apes terus?" rintih kopral Yono
sambil terus menangis.

"Kamu kenapa? Ceritakan saja, siapa tahu aku bisa menolongmu," kata
Ricky penuh empati pada karibnya itu.

"Tadi pagi aku dipecat, gara-gara teledor menghilangkan senjata
komandan," kata Yono diselingi isak tangis.

"Ah gitu aja dipikir. Body-mu kan tinggi besar kuat perkasa. Kamu
pasti masih laku jadi pengawal pribadi atau minimal jadi preman
pasar," ujar Ricky berusaha membesarkan hati sahabatnya.

"Itu sih belum seberapa. Tadi pagi habis dipecat, aku langsung pulang
ke rumah. Tapi pas aku masuk kamar, ternyata aku memergoki istriku
selingkuh dengan teman kerjaku sendiri," ucap kopral Yono pelan. Air
matanya terus mengucur deras. Ekspresi Yono mengisyarakan beban di
hatinya benar-benar berat.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Kelakuan istrimu kan memang
selalu begitu (selingkuh). Baiknya kamu cepat-cepat ceraikan dia.
Masih banyak kok wanita cantik, pintar, kaya dan setia yang bersedia
menjadi istrimu," timpal Ricky memberi semangat.

"Itu sih belum seberapa. Aku sudah putus asa, ingin mati saja.
Makanya aku beli racun potas (racun tikus), terus aku campurkan ke
minuman es teh tadi. Eh belum sempat aku minum, sudah kamu habiskan,"
kata kopral Yono kemudian menangis sejadi-jadinya.

"Hhaaahhh뀉???!!!" desis Ricky ternganga. Pantas saja Yono begitu
terpukul.

Pesan:

Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering dihadapkan pada
persoalan-persoalan -persoalan yang sulit. Bahkan ada beberapa
diantara persoalan tersebut yang membuat kita hampir putus asa. Yono
dalam kisah di atas adalah satu di antara gambaran orang-orang yang
putus asa atau pesimis, karena di saat ditimpa kemalangan ia tidak
mampu lagi berpikir positif tentang diri dan dunia di sekitarnya.

Sikap pesimis adalah sikap yang memandang penderitaan hidup ini
sebagai beban yang tidak akan pernah berakhir. Sikap demikian
sangatlah berbahaya, tak hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga
orang lain. Dalam kisah di atas dicontohkan, seandainya kopral itu
tidak bersikap pesimis, mungkin Ricky tak harus menelan racun potas
dalam es tehnya. Bisa jadi mata rantai kemalangan yang terus dihadapi
Yono sebenarnya merupakan dampak dari sikapnya yang pesimis sejak
awal.

Belajar dari kebodohan Yono yang memilih pesimistis, kita haruslah
mencoba bersikap lebih bijaksana dalam menghadapi masa-masa sulit.
Salah satu langkah yang dapat kita tempuh adalah menanamkan dalam
pikiran kita bahwa masa-masa sulit yang mesti kita hadapi dalam
kehidupan ini tidak akan berlangsung selamanya, melainkan hanya
sementara saja. Dengan demikian, kita akan dapat melihat sisi terang
dari kehidupan ini.

Lawan dari pesimisme adalah optimisme, sangat diperlukan untuk meraih
kehidupan yang lebih bahagia dan berhasil. "For myself, I am an
optimist--it does not seem to be much use being anything else. ?Bagi
saya sendiri, saya adalah seorang yang penuh optimisme ?karena tak
akan lebih menguntungkan dengan menjadi yang lain," kata Winston
Churcill. Karena rasa optimis adalah sumber kekuatan untuk mencari
berbagai solusi secara realistis dan semangat untuk melaksanakan
langkah-langkah perbaikan. Sehingga kemungkinan untuk meraih
kehidupan yang sukses dan bahagia akan jauh lebih besar.[aho]

Sumber: Putus Asa oleh Andrew Ho, seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best seller.

Kamis, 12 Juni 2008

Daftar Bank Yang Akan Tutup

Kepada Rekan-Rekan:

Mohon kiranya bagi siapa yg memiliki rekening di bank yg tercantum dibawah
ini agar waspada dan terus memonitor perkembangan bank dimaksud sebelum
terjadi kesulitan utk mencairkan dananya.

DAFTAR BANK YANG AKAN TUTUP - UTK TINJAUAN DI THN 2008
Dengan berakhirnya program penjaminan Pemerintah atas simpanan dana pihak ketiga di perbankan nasional periode 31 Januari 2007 dan pasca dibubarkannya BPPN, nasabah saat ini harus pandai2 menilai & memilih bank yg sehat sebagai partner, dalam aktivitas usaha ataupun tempat untuk menyimpan dana.


Dengan dibubarkannya BPPN pada February 2004 maka berarti tidak akan ada lagi lembaga yg akan menyelamatkan bank2 sakit/sekarat. Pernyataan dari Dirjen Lembaga Keuangan yg secara tersirat menyatakan akan ada beberapa bank lagi yang akan tutup, berdasarkan hasil investigasi yang kami peroleh.

Berikut daftar bank bank yang akan tutup:
1. Bank Bukopin
2. Bank BRI
3. Bank Mandiri
4.. Bank BTN
5. Bank Danamon
6. Bank BCA <== BCA termasuk dalam daftar !!!
7. Bank BII
8. Bank Permata
9. Bank Niaga
10. Bank Agro
11. Bank ABN
12. Citibank
13. Bank HSBC
14. Bank Panin
15. Bank Standard Chartered
16. Bank BNI















Bank-bank tersebut di atas akan tutup sore hari setiap harinya sekitar pukul 15.00 dan akan dibuka kembali esok pagi setiap harinya sekitar pukul 08.00 Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, agar maklum adanya..



Ttd.
PPCS BSI


Persatuan Petugas Cleaning Service BANK Seluruh Indonesia


He3x, serius banget siiih bacanya .....

Intermezzo..


Jika ada Pertanyaan:
Mengapa Ayam Menyebrang Jalan?

Jawaban menurut:

Guru TK:
Supaya sampai ke ujung jalan.

FBI:
Beri saya lima menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa.

Aristoteles:
Karena merupakan sifat alami dari ayam.

Martin Luther King, Jr.:
Saya memimpikan suatu dunia yang membebaskan semua ayam menyeberang jalan tanpa mempertanyakan kenapa.

Freud:
Fakta bahwa kalian semua begitu peduli pada alasan ayam itu menunjukkan ketidaknyamanan seksual kalian yang tersembunyi.

George W Bush:
Kami tidak peduli kenapa ayam itu menyeberang! Kami cuma ingin tau apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak, apa dia bersama kami atau melawan kami. Tidak ada pihak tengah di sini!

Darwin:
Ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa, telah melalui seleksi alam dengan cara tertentu dan secara alami tereliminasi dengan menyeberang jalan.

Einstein:
Apakah ayam itu menyeberang jalan atau jalan yang bergerak di bawah ayam itu, itu semua tergantung pada sudut pandang kita sendiri.

Nelson Mandela:
Tidak akan pernah lagi ayam ditanyai kenapa menyeberang jalan! Dia adalah panutan yang akan saya bela sampai mati!

Thabo Mbeki:
Kita harus mencari tahu apakah memang benar ada kolerasi antara ayam dan jalan.

Isaac Newton:
Semua ayam di bumi ini kan menyeberang jalan secara tegak lurus dalam garis lurus yang tidak terbatas dalam kecepatan yang seragam, terkecuali jika ayam berhenti karena ada reaksi yang tidak seimbang dari arah berlawanan.

Miyabi:
Ooohh... Aahhh... Yeeahh... Mmmhhh...

Programmer Oracle:
Tidak semua ayam dapat menyeberang jalan, maka dari itu perlu adanya interface untuk ayam yaitu nyeberangable, ayam-ayam yang ingin atau bisa menyeberang diharuskan untuk mengimplementasikan interface nyebrangable, jadi di sini sudah jelas terlihat bahwa antara ayam dengan jalan sudah loosely coupled.

Sutiyoso:
Itu ayam pasti ingin naik busway.

Soeharto:
Ayam-ayam mana yang ndak nyebrang, tak gebuk semua! Kalo perlu ya dikebumikan saja.

Habibie:
Ayam menyeberang dikarenakan ada daya tarik gravitasi, dimana terjadi percepatan yang mengakibatkan sang ayam mengikuti rotasi dan berpindah ke seberang jalan.

Nia Dinata:
Pasti mau casting '30 Hari Mencari Ayam' ya?

Desi Ratnasari:
No comment!

Dhani Ahmad:
Asal ayam itu mau poligami, saya rasa gak ada masalah mau nyebrang kemana juga...

Chinta Laura:
Ayam nyebrang jhalaan..? karena gak ada owject...biecheeck. ...

Julia Perez:
Memangnya kenapa kalo ayam itu menyeberang jalan? Karena sang jantan ada di sana ! Daripada sang betina sendirian di seberang sini, yaaahhhh dia kesana laahh... Cape khan pake alat bantu terus?

Roy Marten:
Ayam itu khan hanya binatang biasa, pasti bisa khilaf.. (sambil sesenggukan) .

Butet Kartaredjasa:
Lha ya jelas untuk menghindari grebekan kamtib to?

Megawati:
Ayamnya pasti ayam wong cilik. Dia jalan kaki toh?

Harmoko:
Berdasarkan petunjuk presiden.

and the best answer is:

Gus Dur :
'Kenapa ayam nyebrang jalan? Ngapain dipikirin? Gitu aja kok repot! Bukannya kerja tapi malah baca ginian...'



Best Regards,


HERMANTO CHANDRA

Rabu, 11 Juni 2008

Mengapa Kita Mudah Marah

Belakangan ini, sering kita mendengar berita
amuk massa di berbagai daerah di Tanah Air akibat ketidakpuasan massa pendukung pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) setempat. Mereka tidak hanya melakukan demonstrasi, bahkan bebera- pa oknum merusak tempat-tempat umum dan melakukan perbuatan anarki.

Kita tentu bertanya mengapa masyarakat mudah sekali menjadi marah.
Mengapa hal yang sebenarnya tidak terlalu menyangkut diri mereka
seperti pada pemilihan pilkada tersebut mampu membuat mereka lupa
diri dan bersikap anarkis?

Sebagian orang berpendapat, mungkin saja masyarakat yang mengamuk itu
ditunggangi oleh oknum dan pendukungnya yang marah karena tidak
terpilih dalam pilkada. Jadi massa itu hanya disuruh untuk bersikap
anarki oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab agar memperkeruh
suasana. Namun, mengapa massa mau melakukan hal itu dengan risiko
akan ditangkap oleh pihak berwajib?

Sebagai seorang dokter tentunya saya berusaha mencari dasar biologis
dari kemarahan dan perilaku agresif tersebut. Seperti yang saya
sampaikan dalam The 5th Asia Pacific Association of Psychotherapist,
2008 yang baru saja berlalu.

Kemarahan dan agresivitas dapat disebabkan sistem serotonergik di
dalam otak yang mengalami penurunan fungsi. Hipotesis ini
mengemukakan bahwa kurangnya serotonin di celah sinaps di otak
membuat seseorang menjadi mudah marah dan berperilaku agresif.

Serotonin merupakan neurotransmitter atau zat penghubung di otak yang
banyak dihubungkan dengan berbagai jenis gangguan jiwa, seperti
depresi, skizofrenia, dan gangguan kepribadian ambang.
Ketidakseimbangan zat ini dapat mengakibatkan seseorang lebih rentan
mengalami gangguan kejiwaan, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya.

Lebih lanjut tentunya sebagai seorang yang bekerja di bidang
kesehatan jiwa, saya juga melihat fenomena kemarahan dan agresivitas
dari segi psikologis si pelaku. Kemarahan bisa kita identikan dengan
suatu reaksi yang biasa terjadi pada manusia, begitu pun dengan
agresivitas.

Pada zaman lampau, manusia-manusia purba melakukan perburuan untuk
menyediakan makanan, terutama pada musim dingin. Perburuan ini
membutuhkan agresivitas, dan ini mereka lakukan untuk bertahan hidup.

Tetapi pada zaman modern sekarang ini, apakah reaksi primitif seperti
ini masih perlu dan dipertontonkan dengan jelas. Apakah kemarahan
dalam menanggapi hasil pilkada adalah salah satu bentuk untuk
bertahan hidup?

Sebagian orang yang melakukannya tentu saja bisa membenarkan alasan
itu. Tentunya hal ini berlaku hanya untuk orang-orang yang
berkepentingan langsung dengan hasil pilkada itu. Tetapi mengapa
masyarakat yang tidak tahu apa pun bisa menjadi begitu mudah
terpengaruh untuk melakukan kegiatan anarki bersama-sama.

Kekecewaan Terpendam

Saya melihat masyarakat saat ini mudah menjadi marah karena sudah
begitu sering dikecewakan. Kekecewaan akibat apa yang diharapkan oleh masyarakat tidak sesuai dengan apa yang didapatkan.

Kekecewaan yang berlangsung lama ini dapat membuat masyarakat menjadi tertekan dan depresi, namun pada suatu saat dapat timbul sebagai suatu bentuk kemarahan dan perilaku agresif yang tak terkendali.

Saya pernah menulis di surat kabar ini bahwa kita harus banyak
belajar dari daya tahan masyarakat menghadapi keadaan ekonomi yang
semakin sulit. Mereka tidak mampu mengeluh, tapi mereka dapat tetap
hidup menjalani keadaan sulit tersebut.

Namun, hendaknya ini tidak membuat orang-orang yang berkuasa
membiarkan apa yang terjadi di masyarakat. Kesulitan ekonomi yang
terjadi di masyarakat terkadang begitu timpang dengan berbagai
tindakan korupsi yang dilakukan para penguasa. Bagaimana masyarakat
tidak mudah menjadi marah bila pemimpinnya sendiri tidak mampu
berempati terhadap nasib masyarakatnya, malahan sibuk memperkaya diri
sendiri dan berebut kekuasaan.

Hal ini membuat pada akhirnya begitu ada pemicu sedikit saja,
masyarakat akan terpicu ke dalam bentuk anarki karena tekanan besar
yang selama ini sulit mencari saluran pengeluarannya seperti
mendapatkan tempatnya.

Apa yang Harus Dilakukan

Kita tentunya menginginkan keadaan masyarakat yang sejahtera dan
sentosa. Untuk itu rasanya bukan hanya jargon yang kita butuhkan
untuk mengatasi hal ini, namun kerja nyata dengan mengatasi segala
persoalan sosial masyarakat yang semakin menumpuk.

Saya yakin dengan semakin sejahteranya masyarakat maka keinginan
mereka untuk melakukan protes terhadap pemerintah atau orang- orang
yang berkuasa akan semakin berkurang.

Kalau mereka sejahtera dan perutnya kenyang, untuk apa bersusah payah melakukan tindakan anarki yang dapat membuat mereka terjerat hukum.

Dalam hal ini, pemerintah dan orang-orang yang berkuasa dapat
memberikan ketenteraman kepada masyarakat dengan tidak melakukan
tindakan-tindakan yang sekiranya dapat membuat ma- syarakat kecewa
dan putus asa dengan keadaan yang ada. Tindakan-tindakan yang membuat kecewa tersebut tentunya tidak perlu lagi dibeberkan di sini.

Bila semua berjalan sebagaimana mestinya, niscaya kemarahan dan
agresivitas masyarakat dapat dikendalikan. Kalaupun ada yang terus
mengobarkan kebencian kepada pemerintah yang telah berlaku lurus dan
patut, maka orang tersebut mungkin selayaknya harus segera
berkonsultasi dengan saya. Si- apa tahu gangguan kejiwaan sedang
melanda dirinya. Mari kita wujudkan bersama masyarakat yang sejahtera dan sentosa.

Sumber: Mengapa Kita Mudah Marah oleh Andri Suryadi, Praktisi Kesehatan Jiwa dan Psikosomatik