Minggu, 24 Agustus 2008

Memaknai Hari Ulang Tahun

“Dan kelak, yang paling penting, bukan berapa lama tahun yang kamu lewati. Tetapi, bagaimana kamu menjalani kehidupanmu sepanjang tahun-tahun tersebut.”

-- Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika Serikat

APA yang akan Anda lakukan kalau tiba-tiba dokter memvonis hidup kita tak akan lama lagi? Biar pun si dokter itu bukan Tuhan yang bisa menentukan kapan saja hidup kita berakhir, tetap saja kita akan gemetar. Lutut mungkin langsung terasa copot. Hati menjadi ciut. Pikiran pun menjadi mengkeret. Dan, tak akan ada lagi, boro-boro tahun depan, bulan depan pun mungkin sudah tak ada.

Mungkin boleh juga kita kupas cerita tentang Burt Simpson. Dia ini polisi asal Seattle, Amerika Serikat. Nah, menurut dokter setelah memeriksa hasil laboratorium yang rutin Simpson lakukan, hidup Simpson diramal tak lebih dari dua minggu lagi. Simpson tentu saja terkejut. Awalnya, dalam tugas sehari-hari, Simpson sangat takut bila tertembak penjahat. Tapi kemudian malah berubah menjadi berani, bahkan boleh dibilang nekat. Simpson malah mencari-cari risiko berhadapan dengan maut. Sebab dalam otaknya, dia akan mati kapan saja. Buat apa harus hati-hati lagi. Kalaupun ia harus mati dalam tugas, keluarganya akan dijamin dengan tunjangan oleh negara. Tapi kalau ia mati secara alami, negara tak bisa memberikan apa-apa selain lencana. Begitu pikirannya. Eh, ternyata semua itu palsu. Vonis dokter yang mengatakan gara-gara penyakit anehnya akan membuat dia mati, tak berbuah hasil. Peluru pun malah tak mau mampir di tubuhnya. Dua minggu telah lewat, bukan hanya Simpson yang masih segar bugar, tapi juga koleksi para penjahat yang ia tangkap untuk dikirim ke hotel prodeo.

Apa yang dialami Simpson memang hanya ada di film 'Short Time'. Film komedi keluaran tahun 1990 ini menampilkan aktor kawakan Dabney Coleman sebagai Detektif Burt Simpson. Kita memang tidak perlu bersikap dan bertindak seperti Simpson, nekat dan selalu siap dalam menantang maut. Pelajaran sederhana yang dapat diambil dalam film tersebut ialah bila kita selalu mengingat akan mati, bisa jadi kita akan selalu terus berbuat baik.

Kita memang baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaan bangsa ini. Tradisi memperingati hari ulang tahun, memang berlaku untuk siapa saja. Tak hanya berlaku bagi setiap individu, tapi juga bagi suatu negara. Ulang tahun, merupakan contoh bagaimana kita memperingati suatu hari bersejarah dalam hidup kita. Oleh karena itu, setiap tahun pun biasanya kita selalu merayakannya. Mungkin secara sederhana, dengan mengajak makan bersama dengan keluarga atau kolega. Atau yang lebih wah, mengajak para teman dan handai taulan untuk pesta semalam suntuk.

Pertanyannya adalah makna apa yang sesungguhnya dapat diambil dalam setiap ulang tahun yang kita peringati? Yang pasti, dengan bertambahnya angka secara denominasi, tetapi justeru usia makin berkurang. Dengan usia yang makin berkurang, artinya kita malah makin mendekat kepada kematian itu sendiri.

Dalam suatu acara seminar, salah seorang politisi Partai Golkar, Yusuf Sukardi, menjelaskan lima arti penting dalam memperingati hal yang bersejarah dalam kehidupan kita. Pertama, peringatan harus merupakan cermin atau neraca perjalanan kehidupan. Artinya, dengan peringatan itu, kita dapat mengambil hikmah atas segala hal yang kita perbuat di masa yang telah lalu. Kedua, sebagai pembangkit motivasi. Suatu peringatan harus dapat memotivasi agar berbuat lebih baik dan lebih baik lagi, serta tidak terjebak pada kesulitan yang terjadi di masa lampau. Ketiga, sebagai alat untuk melakukan introspeksi diri. Keempat, suatu peringatan harus dapat dijadikan titik awal penyusunan rencana selanjutnya yang lebih baik. Dan terakhir, yang paling penting, yaitu memaknai kehidupan hari esok yang lebih baik.

Betul, seandainya kita dapat memaknai hidup ini dengan lebih baik, tentu saja kita akan merasa bahwa waktu yang diberikan kepada kita dirasakan pendek. Kita tentu akan berusaha untuk selalu terus berbuat baik.

Itulah yang dialami oleh seorang Gitta Sessa Wanda Cantika. Walau ia harus mati di usia muda, tapi Gitta tahu, bagaimana ia memaknai hidup ini dengan penuh arti. Gitta Sessa Wanda Cantika, adalah mantan artis cilik di tahun 1999. Ia dinyatakan terkena penyakit kanker ganas yang hanya membutuhkan waktu lima hari untuk berkembang. Gitta pun pasrah melewatkan hidupnya dengan kanker ganas yang mengenai wajahnya, hingga akhirnya menyentuh paru parunya.

Tapi dia tetap tegar dan tanpa mengeluh sedikitpun. Hebatnya dari gadis ini, ia tetap ingin menuntut ilmu walau dalam keadaan seperti itu. Ejekan dari orang yang melihatnya tidak ia hiraukan. Di saat ujian kenaikan kelas, tangannya tak mampu lagi bergerak, hingga hidungnya mengeluarkan darah mimisan. Tapi Gitta tetap terus bertahan hingga ujian berakhir, dan dinyatakan lulus naik kelas. Tekadnya yang membaja terdengar ke Ibu Presiden Megawati, hingga akhirnya Presiden memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai siswa teladan.

Umur Gitta mungkin dirasakan singkat baginya. Tapi sesungguhnya ia menjalani hidupnya dengan penuh makna. Kualitas hidup seseorang memang tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup. Tapi justeru yang lebih penting, bagaimana kita mengisi hari demi hari dalam kehidupan itu sendiri dengan penuh arti. That’s right, Brother? (180808)


Sumber: Memaknai Hari Ulang Tahun oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Etika Bersantap


By: Fatma Bahalwan

Setiap negara memiliki cara dan etiket makan, sendiri-sendiri. Orang sering menyebutnya dengan “Table Manners” atau “Dining Etiquette”. Negara-negara Continental, Eropa, dan Amerika punya gaya yang hampir mirip. Tak heran kalau aturan makan dalam pergaulan internasional akhirnya dipengaruhi oleh negara-negara tersebut.
Dari semua negara itu Perancis dapat mewakili etiket makan internasional. Bukan saja karena Prancis adalah salah satu kiblat dunia kuliner internasional, tapi juga karena banyak negara Barat lainnya yang turut menganut aturan makan Prancis.
Apa saja aturan main tersebut? Simak contekan berikut…………….

POSISI DUDUK
Posisi duduk dalam undangan makan juga perlu diperhatikan. Jangan sampai salah duduk.
Dalam undangan makan tertentu yang bersifat formal biasanya masing-masing kursi sudah diberi nama di mejanya.
Nama diletakkan di atas meja.
Jika ini yang terjadi, duduklah di kursi yang tertulis nama Anda. Jika tidak ada, berarti Anda bebas memilih tempat duduk.

“MEMBUKA” KURSI
Biasanya, yang “membukakan” kursi adalah para pramusaji. Jika ini tidak terjadi, jangan berkecil hati, bukalah sendiri dengan cara mengangkat sedikit kaki kursi, jangan menggesernya. Duduklah senyaman mungkin. Usahakan posisi duduk tetap tegak, jangan membungkuk.

KARTU MENU
Kartu menu berisi urutan hidangan yang akan disajikan. Mulai dari hidangan pembuka hingga hidangan penutup tertulis dengan jelas. Jika ada salah satu hidangan yang Anda tidak inginkan atau merupakan pantangan, Anda dapat meminta pada pramusaji untuk tidak menyajikannya. Jika mungkin, beberapa hari sebelum Anda menghadiri undangan tersebut, sampaikan informasi ini kepada si pengundang. Jika tidak ada kartu menu, ikutilah tawaran yang diberikan si pengundang (host), katakan kepada host. Jika Anda satu meja dengan host, jangan mendahului membuka kartu menu. Biarkan host membuka kartu menu lebih dahulu.
Tips :
Sebaiknya datang lebih awal beberapa menit dari waktu undangan. Hal ini akan menolong Anda untuk memberikan rasa nyaman pada diri sendiri. Jangan menjadi pusat perhatian karena Anda datang terlambat.
Sikap ini sangat diperlukan. Dengan sikap tenang Anda akan dapat menguasai situasi selama perjamuan berlangsung.

MEMBUKA & MELIPAT NAPKIN
Bukalah napkin perlahan, lalu letakkan dipangkuan Anda. Ini akan tampak lebih anggun daripada meletakkan di leher dengan cara menyangkutkan pada kerah kemeja/baju. Jika ada kuah hidangan yang jatuh kepangkuan Anda atau Anda merasa di bibir ada noda makanan, gunakan napkin dengan perlahan. Jika sewaktu-waktu ingin meninggalkan kursi, lipat dua napkin dan letakkan di atas kursi Anda. Ini sebagai tanda Anda akan kembali lagi ke tempat semula. Berbeda jika acara bersantap telah usai, lipat napkin dalam keadaan rapi, letakkan di atas meja sebelah kanan piring makan Anda.

3 BAGIAN DALAM TABLE SETTING
Bagian Tengah
Tepat ditengah, dekat dengan kursi, diletakkan piring makan. Di bagian ini semua hidangan akan diletakkan. Tepat diatasnya ditata dessert fork (garpu hidangan penutup) yang diikuti dessert spoon (sendok hidangan penutup) diatasnya. Bisa juga hanya salah satu. Sendok/garpu ini digunakan saat menyantap hidangan penutup.

Bagian Kanan
Ragam gelas akan diletakkan di sebelah kanan tamu. Umumnya ada 3 jenis gelas, water glass (untuk air), white wine glass (untuk anggur putih), dan red wine glass (untuk anggur merah). Pada jamuan makan Prancis atau jamuan makan sangat resmi akan tersedia lebih banyak macam gelas, seperti gelas untuk champagne, brandy, dsb. Yang perlu diingat, bagian paling luar biasanya berisi air. Jika ingin diisi minuman white wine atau red wine dan Anda ragu akan bentuk gelasnya, mintalah pramusaji menuangkannya.
Tepat dibawah gelas, di bagian kanan terdapat beberapa macam sendok dan pisau. Susunan sendok dan pisau ini biasanya ditata sesuai dengan hidangan yang akan disajikan. Gunakan sendok/pisau dari posisi paling luar dari piring makan (aturan Prancis/internasional).

Bagian Kiri
Pada posisi ini diletakkan B&B Plate (Bread & Butter Plate) yang dilengkapi dengan spreader (pengoles mentega). Saat menyantap roti jangan sekali-kali menggunakan pisau. Roti cukup dicabik dengan kedua tangan Anda. Baru oleskan mentega dengan spreader. Masih di posisi kiri, tepatnya di bawah B&B Plate, mulai juga tertata rapi ragam garpu. Cara menggunakannya? Gunakan dari yang paling luar. Garpu ini adalah pasangan dari sendok pisau yang terletak pada posisi sebelah kanan. Ingat saja tetap gunakan rumus : work from out!!!

POSISI TANGAN SAAT BERSANTAP
Saat bersantap jaga posisi kedua tangan Anda, jangan sampai diletakkan di atas meja. Posisi yang baik : jaga punggung tangan beberapa sentimeter dari atas meja, tidak melebihi posisi piring. Siku tangan juga jangan diletakkan di atas meja.

MENGGUNAKAN SENDOK SUP
Sup sering disajikan sebagai hidangan pembuka panas. Bentuk sendok untuk menyantap hidangan ini juga berbeda. Bentuknya lebih bulat. Menggunakan sendok sup yang baik adalah, masukkan sisi luar sendok perlahan-lahan melalui sendok bagian dalam. Cara ini tidak akan membakar bibir Anda karena panasnya sup. Jangan sekalipun meniup sup saat sudah ada di dalam sendok.

MEMASUKKAN HIDANGAN KE DALAM MULUT
Saat memasukkan hidangan ke dalam mulut jangan biarkan mulut menjemput hidangan, melainkan biarkan tangan Anda yang mengantarkan hidangan ke dalam mulut.

POSISI GARPU & PISAU SAAT MEMOTONG HIDANGAN
(Terutama hidangan utama/main dish)
Saat memotong hidangan, garpu ditusukkan pada seberapa besar bagian yang akan disuap. Pisau diletakkan tepat di luar garpu. Gunakan pisau seperti menggunakan gergaji, jangan terlalu keras menekan. Lalu santap potongan hidangan dengan garpu.
Cara Amerika agak sedikit berbeda. Biasanya, hidangan dipotong-potong hingga tuntas, lalu pisau diletakkan di posisi kanan. Garpu dipindahkan ke tangan sebelah kanan. Hidangan pun siap untuk disantap.

POSISI SENDOK/GARPU & PISAU USAI BERSANTAP
Usai menyantap hidangan, letakkan sendok/garpu atau pisau yang Anda gunakan dalam keadaan terbuka dan saling berdekatan pada posisi tengah piring makan (posisi angka lima pada jam). Meletakkan sendok/garpu dalam keadaan punggung di atas sudah tidak trend lagi, tapi juga tidak berarti salah.

COFFEE OR TEA?
Seusai suapan terakhir dari hidangan penutup biasanya ditawarkan teh atau kopi. Tentukan pilihan Anda. Teh atau kopi akan dibawakan ke hadapan Anda komplit dengan semua perlengkapannya. Kalaupun anda tidak menghendaki keduanya, tidak apa-apa. Ucapkan terimakasih.

BEBERAPA PERLAKUAN KHUSUS
WINE
Hidangan “Barat” selalu identik dengan wine. Jika Anda tidak berpantang, minum wine juga punya aturan main. Jika yang Anda santap aneka seafood, daging putih (ayam misalnya), dan sayuran, pilihlah white wine. Jika yang disantap daging merah atau hidangan berat seperti lasagna, pilihlah red wine. Peganglah kaki gelas saat mengangkat gelas wine. Jangan memegang badan gelas, hal ini sangat tidak tepat. Panas yang dihantarkan tubuh kita lewat tangan akan mengganggu cita rasa wine.

PIZZA
Sering kali orang salah kaprah saat menyantap hidangan populer ini yaitu memotong dan menyuapnya menggunakan pisau. Di Italia atau resto Italia asli, pizza disantap dengan tangan, karena adonan pizza masih tergolong adonan roti. Demikian pula dengan sandwich, tidak haram hukumnya jika Anda langsung menyantapnya dengan kedua tangan Anda.

PASTA
Sebenarnya menikmati pasta atau hidangan yang menggunakan pasta cukup menggunakan sendok dan garpu. Caranya, untuk pasta panjang yang bentuknya seperti mi, ambil pasta dengan garpu yang dipegang dengan tangan kiri, kemudian dengan bantuan sendok sebagai penahan, putar dan gulung pasta hingga ‘melekat’ di garpu. Dengan cara ini tentunya Anda akan lebih mudah menyantapnya.

CAVIAR
Telur ikan ini sangat mahal. Tak heran alat makannya pun terbuat dari gading. Terdiri dari sendok dan pisau. Pisaunya tidak tajam, pada bagian ujungnya agak melebar dan melengkung ke dalam. Santaplah caviar dengan bantuan kedua alat ini. Pada jamuan Prancis biasanya caviar disajikan dengan bellini dan beberapa macam pelengkap seperti casper, mayones, mustard, dan rempah daun cincang.
Cara menyantapnya, dengan bantuan pisau, oleskan pelengkap pada bellini lalu letakkan caviar di atasnya dengan bantuan sendok. Nikmati kelezatannya!
Hidangan ini juga umumnya ditemani dengan segelas white wine.

IKAN
Jangan salah menggunakan pisau saat menyantap ikan. Pisau ikan berbeda dengan pisau yang digunakan untuk hidangan yang terbuat dari daging/ayam. Pisau ikan bentuknya lebih menyerupai sekop ramping dan runcing membentuk segi tiga pada bagian ujungnya dengan sedikit lekukan.

ESCARGOT
Hidangan dari siput yang sangat digemari orang Prancis ini punya cara khusus untuk menyantapnya. Jika disajikan dalam cangkangnya, biasanya akan diberikan alat khusus mirip seperti Tang yang digunakan untuk menyantap kepiting. Hanya lebih kecil. Jika disajikan tanpa cangkang, siap santap, maka alat makannya adalah garpu ‘berkaki’ tiga, 2 kaki di bagian sisi cukup lebar sedangkan yang paling tengah kecil mirip garpu biasa. Jangan pernah menggunakan pisau untuk menikmati escargot. Hidangan ini biasanya disajikan dengan segelas wine.

ROTI
Jangan pernah menggunakan pisau saat memotong roti. Cukup cabik dengan jari jemari Anda.

PENTING UNTUK DIINGAT
Jalan terbaik untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan alat-alat makan dalam jamuan makan, jadilah ‘pengikut’. Tunggu hingga host (pengundang) dan undangan lain memulai, kecuali Anda sudah yakin dan terbiasa dengan table manners.
Jangan pernah minta hidangan dibungkus untuk dibawa pulang.
Jangan merokok selama acara santap berlangsung.
Jika tidak disediakan, jangan minta garam atau merica.
Jangan menimbulkan bunyi saat mengunyah hidangan. Apalagi berbicara saat mulut penuh dengan makanan.
Jangan pernah menghirup kuah sup atau hidangan berkuah lainnya, sampai menimbulkan suara.
Jangan berusaha mengambil sisa makanan di gigi dengan lidah atau tusuk gigi saat jamuan. Lebih baik permisi sebentar ke rest room.
Jika ada hal yang mendadak yang membuat Anda harus undur diri, permisilah pada host dan teman semeja dengan sopan.
Jika merica/garam jaraknya terlalu jauh dari Anda, minta tolonglah dengan sopan pada orang yang terdekat duduknya dengan Anda.
Jika salah satu alat makan jatuh, jangan panik. Ambil segera dan letakkan di pinggir piring. Minta gantinya pada pramusaji.
Yang terpenting saat menikmati jamuan makan adalah menikmati jamuan itu bersama-sama dengan orang-orang disekitar Anda


Etika Makan Cara Cina
By: Fatma Bahalwan

JAMUAN TRADISIONAL CINA
Jamuan tradisional Cina berbeda dengan jamuan makan gaya Barat dimana hidangan disajikan satu per satu sesuai urutannya. Secara tradisional, tata cara makan Cina justru menghidangkan makanan sekaligus.
Semua hidangan disajikan di atas meja dan disantap bersama-sama. Itu sebabnya, jika Anda diundang menghadiri jamuan makan Cina di resto Cina, meja makannya pasti berbentuk bundar dengan alas/meja kecil yang bisa diputar pada bagian tengahnya. Dengan begitu, para tamu tinggal memutar meja untuk mengambil semua hidangan yang disajikan di tengah meja.
Jamuan seperti ini biasanya berlaku khusus untuk keluarga atau kerabat dekat. Semua tamu bebas menikmati semua hidangan sambil bercengkerama. Tidak banyak ‘aturan main’ yang mengikat karena hal yang paling penting adalah kebersamaan. Jadi, tak perlu bingung jika melihat hidangan di tengah meja disajikan tanpa sendok saji (serving spoon), karena masing-masing tamu boleh mengambil hidangan dari tengah dengan menggunakan sumpit yang telah dipakainya untuk menyantap hidangan sebelumnya.

JAMUAN CINA MASA KINI
Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi Cina sedikit demi sedikit mulai melebur dengan aturan internasional, terutama untuk acara makan yang sifatnya lebih formal, misalnya untuk jamuan makan bisnis. Hal ini akan dijumpai di resto-resto Cina masa kini. Makanan disajikan secara berurutan, satu demi satu, dimulai dari hidangan pembuka dingin, sup, baru kemudian hidangan utama. Selanjutnya jamuan diakhiri dengan menyantap mi atau nasi goreng sebelum hidangan penutup. Nasi atau mi merupakan hidangan ‘berat’ yang mengenyangkan. Jika disajikan di awal, para tamu tidak lagi bisa menikmati serentetan hidangan selanjutnya karena sudah terlalu kenyang.
Dalam jamuan cina seperti ini, sebelum mulai makan, biasanya disiapkan satu camilan ringan seperti kacang-kacangan atau buah-buahan kecil yang telah dikeringkan, sebagai pengantar menuju acara santap yang sebenarnya. Setelah selesai dengan satu hidangan, Anda tetap duduk, menunggu hidangan selanjutnya yang akan disajikan oleh para pelayan. Kecuali dengan alasan tertentu (seperti jika Anda vegetarian atau alergi terhadap salah satu jenis makanan yang dihidangkan). Agar tidak bersisa sebaiknya Anda memang mengambil sedikit dulu untuk setiap hidangan yang disajikan sedikit setiap hidangannya.

PERALATAN MAKAN CINA
Sangat sederhana, yaitu sepasang sumpit dan sendok bebek untuk sup atau hidangan lainnya.
SUMPIT
Bentuk sumpit Cina sedikit berbeda dengan sumpit yang digunakan di Jepang. Sumpit Cina ujungnya agak tebal dan persegi, tidak seruncing sumpit Jepang. Sumpit harus ditaruh di atas sandaran sumpit yang diletakkan di samping piring makan, dengan posisi ujung yang lebih runcing di atas. Setelah digunakan untuk menyantap satu hidangan, sumpit yang sama dapat digunakan untuk menyantap hidangan yang lain.
Di Cina, semua kegiatan saat makan, termasuk menyantap nasi, menggunakan sumpit sebagai alat bantu. Hal yang perlu diketahui. Saat menyantap hidangan dari ikan. Jika ikan sudah selesai disantap pada salah satu sisinya, jangan pernah membalikkan ikan dengan sumpit. Menurut kepercayaan, jika ikan tersebut patah, maka hidup Anda akan mengalami banyak masalah.
Cara memegang sumpit memang susah-susah gampang. Tapi yang penting, pada saat makan, jangan sampai terdengar suara berisik dari sumpit yang beradu dengan mangkuk atau piring. Karena, hal ini menunjukkan bahwa mangkuk Anda sudah kosong.
Berikut ini tata cara memegang sumpit yang benar:
Letakkan satu sumpit di antara jari tengah dan telunjuk.
Letakkan sumpit yang lain diantara jari tengah dan telunjuk, seperti memegang pensil. Tekan dan jepit dengan bantuan ibu jari.
Jepit makanan dengan cara menggerakkan sumpit yang di atas, naik dan turun. Usahakan sumpit yang ada di bawah tetap di tempat dan tidak bergerak.

SENDOK BEBEK
Untuk menyantap sup atau hidangan berkuah lain, gunakan sendok bebek yang biasanya terbuat dari porselen. Sendok bebek biasanya diletakkan diatas piring alas mangkuk sup. Selain itu, ada sebuah sendok bebek lagi yang diletakkan di atas meja. Sendok ini biasa digunakan untuk meletakkan sisa-sisa duri dan tulang saat menyantap hidangan ikan. Sendok ini bisa langsung didekatkan ke mulut saat Anda akan membuang duri ikan

MANGKUK SUP
Tidak seperti hidangan lain, sup biasanya disajikan secara individual dalam mangkuk sup kecil. Mangkuk biasanya diletakkan di atas sebuah piring bundar. Untuk menyantapnya, gunakan sendok bebek.

MANGKUK NASI
Dalam jamuan makan ala Cina yang semua hidangannya disajikan di tengah meja, biasanya setiap tamu akan disajikan semangkuk nasi putih yang diletakkan di sebelah kiri atas piring makan. Mangkuk nasi bentuknya mirip mangkuk sup, tapi ukurannya lebih kecil.
Sama dengan di Indonesia, di Cina, nasi ternyata sama pentingnya. Bahkan ada istilah yang mengatakan “A meal without rice is like a beautiful girl with only one eye.”
Bagi bangsa Cina, nasi merupakan simbol kehidupan dan kesuburan.
Saat menyantap nasi, tangan kanan memegang sumpit dan tangan kiri memegang mangkuk nasi yang dibawa mendekati mulut. Sebaiknya, jangan menyisakan sebutir nasi pun dalam mangkuk, karena konon jika Anda melakukannya, Anda akan mendapatkan pasangan istri/suami yang jelek.
Percaya atau tidak? terserah Anda.

CAWAN TEH
Teh tak kalah penting dalam jamuan makan Cina. Fungsinya sama dengan segelas air putih yang biasa disajikan pada jamuan makan Barat. Sambil menyantap hidangan, masing-masing tamu disajikan secawan teh hangat yang diletakkan di sebelah kanan atas dari piring makan.
Ada beberapa jenis teh yang biasa digunakan, seperti oolong tea, jasmine tea, atau crysntium tea. Umumnya teh disajikan tawar tanpa penambahan pemanis. Teh disajikan untuk melunturkan cita rasa yang tertinggal di mulut, seperti lemak, sehingga Anda siap menyantap dan menikmati hidangan selanjutnya.
Saat hendak menyeruput secangkir teh, pegang piring alas cangkir dengan tangan kiri sementara tangan kanan memegang cangkir. Bawa keduanya beriringan mendekati mulut.

TEMPAT SAUS
Tempat saus berisi kecap asin akan selalu tersedia di atas meja. Fungsinya sebagai pelengkap atau saus pencelup. Tak perlu ragu untuk langsung mencelupkan potongan makanan Anda, karena saus tersebut disajikan untuk masing-masing tamu.

SERBET DAN LAP TANGAN
Pada jamuan makan Cina yang diadakan di resto Cina, biasanya disediakan serbet dan lap basah yang digunakan untuk membersihkan tangan dari kotoran yang melekat sebelum Anda bersantap.

HIDANGAN KHUSUS
KEPITING
Khusus untuk menyantap kepiting, diperlukan satu alat bantu khusus. Bentuknya mirip tang, hanya lebih kecil dan runcing ujungnya. Gunanya untuk memecahkan kulit/cangkang kepiting. Cara menggunakannya, jepitkan kebagian yang hendak diambil dagingnya, jepit hingga kulit/cangkangnya pecah. Setelah itu, jangan ragu untuk menggunakan kedua tangan Anda untuk membantu mengambil daging kepiting yang tersembunyi di balik kulit. Untuk sajian yang satu ini, biasanya juga disediakan satu wadah khusus untuk mencuci tangan.

MI
Hidangan mi juga merupakan hidangan yang tak kalah populer dalam dunia kuliner Cina. Seperti hidangan yang lain, mi disantap dengan menggunakan sumpit.

DIM SUM
Dulu, dim sum biasa dihidangkan sambil minum teh pada hari libur saat semua keluarga berkumpul. Disajikan dalam berbagai variasi bentuk dan rasa di dalam keranjang bambu. Cara makannya? Tetap dengan bantuan sumpit.

STEAK
Jangan kaget jika di meja Anda tiba-tiba disediakan garpu dan pisau. Seperti telah dijelaskan, pengaruh internasional mulai menyusup ke dalam tradisi Cina, termasuk dalam hidangan yang disajikan. Hidangan steak misalnya, tidak perlu ragu untuk menggunakan pisau dan garpu sebagai alat bantu. Aturannya? Sama dengan aturan internasional


Etika Makan Cara Jepang
By: Fatma Bahalwan

Masakan Jepang dikenal dengan julukan “the healthies food in the world”. Tidak hanya itu, jenis makanan dan teknik memasaknya sangat variatif. Seperti robatayaki, teknik memasak yang sangat tradisional, yaitu dengan cara memanggang bahan makanan di atas bara api, mirip sate. Juga tepanyaki, yang dalam bahasa Indonesia berarti besi pemanggang, yang kini telah banyak ditawarkan di resto-resto Jepang. Dalam teknik ini bahan makanan dimasak oleh juru masak dengan aksinya langsung di depan umum.
Dalam budaya Jepang, jamuan makan selalu diikuti dengan tata cara yang relatif lebih formal dan sopan jika dibandingkan dengan aturan dalam jamuan tradisional Cina. Walaupun keduanya sama-sama menggunakan sumpit, mangkuk, dan sendok bebek sebagai alat bantu makan yang paling utama, tetapi tetap banyak perbedaannya. Seperti, cara mengangkat mangkuk, menerima makanan dengan sumpit, juga sikap tubuh, cara duduk, dan beberapa hal lain. Datang tepat waktu juga bagian dari tata cara etiket makan Jepang.

CARA DUDUK DI RUANG TATAMI
Biasanya, jamuan makan Jepang diselenggarakan dalam ruangan bernama tatami, yakni ruangan gaya tradisional Jepang yang beralaskan tikar bambu tanpa kursi. Di sini para tamu diharuskan melepas alas kaki, namun masih tetap boleh mengenakan kaos kaki. Sikap tubuh saat duduk lesehan di atas tikar adalah duduk di atas dua telapak kaki yang di tekuk dengan punggung tegak lurus. Untuk wanita, kedua tangan dipertemukan dan ditangkupkan di pangkuan. Lain halnya dengan pria yang meletakkan telapak tangannya pada lutut.
Sesaat setelah minuman tersaji, diadakan kanpai atau bersulang, yaitu mengangkat cawan teh atau sake. Begitu pula saat semua tamu telah mendapatkan hidangan, satu kata yang wajib diucapkan sebelum memulai bersantap adalah ‘Itadakimasu’ yang juga berarti ucapan terima kasih atas makanan yang telah disediakan dan siap untuk disantap dengan sikap tubuh dan kepala sedikit membungkuk. Untuk jamuan makan yang menggunakan meja makan, hal ini juga dapat dilakukan.

PENYAJIAN HIDANGAN JEPANG
Ada dua cara penyajian dalam tradisi makan Jepang. Di resto-resto berkelas, biasanya hidangan disajikan satu persatu dengan pelayanan khusus dan sedikit formal, mirip dengan jamuan Kaiseki, jamuan makan formil yang dahulu sering dilakukan para bangsawan untuk menjamu tamunya. Namun, di Jepang sendiri cara penyajian seperti ini tidak terlalu sering dipraktekkan lagi, mengingat kesibukan dan efektivitas waktu. Itu sebabnya, saat ini begitu banyak resto Jepang yang menyajikan hidangannya sekaligus dalam satu nampan. Cara penyajian seperti ini juga diterapkan di hampir setiap rumah tangga di Jepang.
Dalam menyantapnya tidak ada aturan tertentu. Namun, biasanya orang Jepang sendiri lebih suka memulai dari jenis daging terlebih dahulu, dilanjutkan dengan sup, kemudian nasi beserta acar.

PENGGUNAAN SUMPIT
Seperti juga dalam jamuan makan Cina, sumpit, atau dalam bahasa Jepangnya disebut “Hashi”, merupakan alat makan utama seperti halnya sendok/garpu dan pisau dalam hidangan ‘Barat’.
Perbedaan sumpit Jepang dengan Cina terletak pada bentuknya. Sumpit Jepang ujungnya cenderung lebih tajam dan mengecil, sedangkan sumpit Cina ujungnya lebih tebal dan persegi.
Sumpit biasanya diletakkan pada sebuah sandaran sumpit, dikenal dengan nama chopstick standing. Bentuknya beragam. Saat usai menyantap hidangan atau ingin berhenti sejenak, letakkan sumpit pada sandaran sumpit.
Buat sebagian orang sumpit relatif sulit digunakan. Oleh karena itu, ada baiknya jika dimulai melatih jari jemari Anda. Menggunakan sumpit saat menikmati hidangan Jepang memberikan sensasi tersendiri.
Caranya: letakkan sebuah sumpit di antara pangkal ibu jari dan jari tengah. Letakkan sumpit kedua di antara jari tengah dan telunjuk seperti memegang sebuah pensil. Tekan dan jepit dengan bantuan ibu jari. Dengan seringnya berlatih, Anda pun akan semakin terampil dan luwes menggunakannya.

TIPS SUMPIT
Jangan menancapkan sumpit pada makanan Anda, terutama pada nasi, karena hal ini hanya untuk suasana berkabung.
Letakkan sumpit di samping piring Anda atau pada tempat yang tersedia. Jangan pernah meletakannya tanpa alas di atas meja, kecuali sumpit masih dalam keadaan terbungkus.
Jangan menggunakan sumpit untuk menunjuk sesuatu ataupun seseorang, karena Anda akan dianggap kurang sopan. Jangan juga gunakan sumpit untuk memotong makanan Anda seperti Anda menggunakan pisau atau garpu.
Jika ingin saling berbagi makanan, sebaiknya jangan menerima makanan dengan sumpit. Terimalah makanan tersebut pada mangkuk nasi ataupun piring yang di sediakan.
Jangan memutar-mutarkan sumpit untuk mencari makanan yang diinginkan.
Di beberapa resto Jepang juga disediakan sumpit yang kedua ujungnya sama runcing. Ujung yang satu digunakan untuk bersantap sedangkan ujung yang lainnya digunakan untuk mengambil hidangan yang diinginkan.

MANGKUK & CAWAN
Selain untuk hidangan berkuah yang disajikan perorangan seperti miso soup, mangkuk juga digunakan untuk nasi hangat yang selalu tersaji dan diletakkan di sebelah kanan. Tata cara penggunaan mangkuk dan sikap tubuh seseorang saat menyantap hidangan yang disajikan dalam mangkuk atau cawan dapat dibedakan menurut jenis makanan dan minumannya.

NASI
Bagi orang Jepang, nasi selalu disajikan dalam mangkuk tertutup atau terbuka. Saat menyantapnya pegang mangkuk nasi dengan telapak tangan kiri dan angkat hingga sebatas dada, jangan diangkat terlalu dekat dengan mulut.
Gunakan sumpit saat menyantap nasi, jangan tusuk sumpit terlalu dalam. Jangan mengunyah dan menyantap nasi terlalu cepat dan terus menerus. Sebaiknya habiskan dulu makanan dalam mulut, baru menyuapkan nasi kembali. Jangan pernah menaruh hidangan lain di atas nasi. Santaplah nasi, baru santap hidangan lain dengan menggunakan sumpit juga.

TEH ATAU SAKE
Teh merupakan minuman yang wajib menyertai semua hidangan Jepang. Teh dituang ke dalam cawan kecil yang tidak bertelinga. Cara minum teh yang benar untuk wanita adalah dengan mengangkat cawan dengan tangan kanan dan menahan cawannya pada ujung-ujung jari tangan kiri.
Sedangkan untuk pria, cawan diangkat hanya dengan satu tangan saja. Cara lain adalah dengan mengangkat cawan dengan kedua tangan.

SUP
Menikmati semangkuk sup miso hangat yang benar adalah tidak menggunakan sendok, melainkan meminumnya langsung dari mulut mangkuk. Sebelum menghirupnya, gunakan sumpit untuk mengaduk sup. Letakkan kembali sumpit pada sandarannya. Lalu angkat mangkuk dengan kedua tangan dengan posisi tangan tidak menyentuh meja. Hirup kuah sup perlahan-lahan. Setelah kuah sup habis, gunakan kembali sumpit untuk mengambil isinya.
Mengangkat dan mendekatkan wadah makanan ke arah mulut berlaku untuk semua jenis makanan yang disajikan dalam mangkuk. Meski sup miso disajikan di awal, tidak berarti selalu disantap di awal. Bahkan ada yang disantap terakhir. Karena itu pula mangkuk sup miso dilengkapi dengan penutup, agar kehangatannya tetap terjaga. Saat membuka tutupnya, letakkan tutup mangkuk dalam posisi terlentang di atas meja. maksudnya, agar kebersihannya tetap terjaga jika sup tidak dihabiskan sekaligus

Menyatukan Pikiran dan Tindakan


Ketika pekerjaan menyejahterakan rakyat terbentur dengan banyak
masalah, lingkungan rusak, pasar tradisional memudar, perdagangan
terputus, keamanan memburuk, BUMN merugi, investor asing tak kunjung
tiba, dan Visit Indonesia Year jalan di tempat, para pejabat sibuk
membuat undang-undang baru. Semua masalah diasumsikan berawal dari
ketiadaan payung hukum yang memadai.

Padahal, pemimpin daerah mengeluhkan peraturan baru banyak yang
datang dan pergi. Membuat peraturan memang bagian dari perubahan.
Namun, orang- orang bijak memberi nasihat, "Ada dua pihak yang harus
diwaspadai: yang tidak pernah berubah dan yang setiap saat berubah."

Alignment dalam kamus diartikan penjajaran, di masjid dimaknai saf,
di ketentaraan berarti membuat dalam satu barisan, dan dalam
manajemen saya artikan menyatukan pikiran dan tindakan.

Negeri ini bisa gagal bukan karena kurang orang pintar, tetapi
kurang disatukan orang-orang pintar itu. Seorang sekretaris jenderal
memberi tahu saya bahwa departemennya sulit bergerak karena
kebanyakan orang pintar. Sementara itu, Pak atau Bu Menteri sibuk
jalan-jalan ke luar negeri. Orang-orang pintar yang tak disatukan
akan asyik dengan pikiran sendiri, bekerja menurut hobi masing-
masing.

Buruknya alignment tampak dalam kegiatan yang saling bertabrakan.
Saat mengepalai sebuah badan di pemerintahan, saya sering terkejut
dengan kunjungan delegasi dagang dari kantor kementerian A dan B.
Mereka berkunjung sebelum kami datang, dengan tema yang
berseberangan pula. Di Arena Pekan Raya Jakarta kita saksikan
anjungan sebuah kota terletak di luar anjungan provinsinya. Di
pameran pariwisata internasional di Berlin saya juga pernah melihat
anjungan Bali Village yang dikelola swasta ditempatkan di luar
anjungan Indonesia yang terkesan gelap dan sepi.

Masalah alignment tak hanya terjadi horizontal antardepartemen,
tetapi juga horizontal dalam satu departemen. Di satu departemen
hampir semua unit memiliki kegiatan sama dengan nama berbeda-beda.
Kegiatan yang berulang sama dengan pelaku (pegawai dan pemborong)
yang berbeda-beda jelas merupakan pemborosan.

Sikap ini sebenarnya tak lepas dari tradisi "menghabiskan anggaran"
tanpa memikirkan akibat sehingga tujuan tak pernah tercapai.
Bayangkan, satu departemen dengan lima jajaran eselon satu dan 25
jajaran eselon dua mempekerjakan 50 biro iklan dengan 100 pengelola
acara.

Memimpin ke atas

Buruknya alignment merupakan cermin dari buruknya kepemimpinan.
Tradisi birokrasi yang konon diadakan untuk melayani atasan masih
terus berlanjut. Pemimpin baru yang berdatangan dari luar birokrasi
tampak menikmati betul pelayanan super prima dari bawahannya. Di
bandara mereka dijemput banyak orang, persis di depan pintu pesawat.
Di hotel sudah menunggu puluhan orang yang siap melayani permintaan
pejabat tinggi. Lift khusus disediakan untuk pejabat puncak.

Seorang CEO perusahaan-pengangkut yang baru diangkat dan kebetulan
mantan dari perusahaan swasta baru-baru ini menyatakan: Stop semua
itu! Ia menunjukkan karikatur yang terdiri dari banyak orang yang
saling mencium tangan atasannya. Pejabat yang paling tinggi
(menteri) memberi tangan kanannya untuk dicium pejabat eselon I.
Tangan kiri pejabat eselon satu itu dicium pejabat eselon 2.
Demikian seterusnya.

Kepemimpinan seperti ini merusak masa depan bangsa. Orang merasa tak
sopan kalau tidak membawakan tas pemimpinnya, menjemput di depan
pintu pesawat, duduk di paling depan saat pemimpin berpidato, dan
seterusnya. Kepemimpinan tidak diadakan untuk melayani atasan,
melainkan untuk mengubah manusia dan mencapai hasil. Pemimpin
bukanlah pencipta pengikut, melainkan pencipta pemimpin-pemimpin
baru.

Dalam model kepemimpinan alignment, seorang pemimpin menjalankan
tiga peran sekaligus: memimpin ke atas, memimpin ke bawah, dan
memimpin ke samping. Memimpin ke atas dan memimpin ke bawah
merupakan bagian dari vertical alignment, sedangkan memimpin ke
samping bagian horizontal alignment.

Yang saya temui, banyak menteri, bupati, dan gubernur hanya
menjalankan peran memimpin ke bawah, sementara setiap bawahannya
terperangkap peran memimpin ke atas. Bisa dibayangkan apa jadinya
negeri ini kala semua pejabat hanya melayani atasannya saja. Mereka
lupa bahwa birokrasi diadakan untuk kita, pembayar pajak.

Dalam manajemen birokrasi, kepemimpinan yang demikian sedang
melakukan inersia, yaitu penyakit "pedalaman" yang membuat orang
asyik melihat ke dalam sehingga sulit menerima perubahan. Inersia
menyebabkan birokrat atau eksekutif terpenjara dalam silo (fungsi)-
nya masing-masing sehingga sulit menerima pemimpin dari kiri-
kanannya.

Horizontal alignment lemah, tidak ada koordinasi. Inilah awal dari
pergeseran ekonomi dan negara kesatuan Indonesia yang karut-marut.
Indonesia alignment lebih dari sekadar undang-undang, yaitu cara
kerja dan memimpin.

Sumber: Menyatukan Pikiran dan Tindakan oleh Rhenald Kasali,
Mengajar Manajemen Perubahan pada Universitas Indonesia

"Gifts From The Heart for Women"


Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun Melakukan Yang Terbaik Untuk ......

Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola maupun tidak.

Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masihkuliah. Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang biasa dilakukannya pada malam hari.

"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti dia". "Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk  tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."

Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama, mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.

Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu, Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk  memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya  bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri.

"Pelatih", panggilnya.

"Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?"

Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra keras dalam beberapa hari ini.

"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah Luke. "Kamu dapat bermain hari  ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.

Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke bermain sebaik itu. Setelah  pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir  lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?"

Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pelatih, ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat kecelakaan itu. Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.

Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata "Hari ini,.......hari ini  adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka.......". Luke kembali menangis terisak-isak.

Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja  itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagai seorang anak.....

Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............Luke baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya........

Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka, membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka.

Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya...............

Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang HANYA berusia 7 TAHUN :

Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik utk membahagiakan ayah & ibu kita. Banyak cara yg bisa  kita lakukan utk ayah & ibu, dgn mengisi hari-hari mereka dgn kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah prestasi & hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk membuat mereka bangga dgn kita. Bukannya melakukan perbuatan2 tak terpuji, yang membuat mereka malu.

Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu kebahagiaan mereka yang terbesar. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk membahagiakan ayah dan ibunya. Bagaimana dengan Anda ?

Berapakah usia Anda saat ini ?
 
Apakah Anda masih memiliki kesempatan tersebut ? Atau kesempatan itu sudah hilang untuk selamanya.........?

Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah kelompok  organisasi ataupun perusahaan, PELANGGAN, serta siapa  saja yang Anda temui.

Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah membaca kisah ini.
PERTAMA, cuek / tidak peduli / tidak mengerti kisah ini.
KEDUA, tersentuh dengan  kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun.
KETIGA,tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, tetapi tidak melakukan apapun.
KEEMPAT, tersentuh, intropeksi diri, lalu segera bergerak aktif untuk lebih memperhatikan kedua orangtuanya dan menjadi seorang anak yang lebih berbakti.

Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh kisah ini dari Anda, ada satu saja yang termasuk kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah berhasil menyadarkan seseorang akan betapa pentingnya orangtuanya. Bayangkan kebahagiaan seorang anak yang bersyukur bahwa ayah dan ibunya masih hidup, lalu berusaha membahagiakan mereka. Lalu orangtuanya yang begitu bahagia mengetahui bahwa anaknya juga begitu mencintainya, seorang anak yang berbakti. Kebahagiaan ini lebih berharga daripada tumpukan emas permata.

Mereka sungguh beruntung dengan KEHADIRAN ANDA di dunia ini, yang BERMURAH HATI untuk menyebarkan kisah ini.

Ayah, Ibu, Ketahuilah, Saya Juga Mencintaimu Dengan Segenap Jiwa Ragaku.............

karangan Karen Kingsbury.

Masa Tua Bagi Ayah

kisah masa tua bagi seorang ayah
SEDIKIT
RENUNGAN BUAT KITA-K IT A YANG MASIH MUDA ( YANG KELAK AKAN MENJADI
  TUA PULA
..... )
 
Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih
terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua,
tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk
menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
 
Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya
berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol
dengannya dan si opa menceritakan kisah hidupnya.
 
Sejak
masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang
baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya
cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa
tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat
bagus.
 
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah
sampai ke luar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi.
Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan
juga dalam berkeluarga.
 
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan
menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu
setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal
dunia karena sakit yang sangat mendadak. Sejak kematian istri saya
tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami
sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada
lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.
 
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar
melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan
kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya
dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya
menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi
tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu
saya ikut dengan anak saya yang sulung.
 
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri
dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau
menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah
saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak
pernah sakit-sakitan.
 
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya
akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih
menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka
menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan
saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan
alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum
dari alat-alat kayu atau
plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan
anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan
airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
 
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu
sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang
anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang
saya dapatkan?
 
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan
istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim
saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman
untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
 
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka
yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan
saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan
dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya
mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya
bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya
hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri
sendiri.
 
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang
demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga
kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya
merindukan anak-anak saya.
 
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan
berbicara dengan sang opa.
Lambat laun tapi pasti kesepian
di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali
teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
 
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali
hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
 
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan
menjadi seperti ini.
 
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak
yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.
 
Jika kamu menerima e-mail ini berarti masih ada orang yang peduli
kepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.
 
When was the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!
 
Love your parents in anyway they are...
 
 
 
 

Antara Waktu dan Uang

Posted by Administrator in Keuangan
Beberapa waktu lalu saya ingat kembali dengan sebuah buku yang sudah
lama saya baca, judulnya “The Millionaire in You” yang ditulis oleh
Michael LeBoeuf, Ph.D.

Libur panjang akhir pekan ini saya habiskan
dengan membaca ulang buku tersebut. Dari hasil baca ulang akhir minggu kemarin, saya mencoba untuk sedikit berbagai beberapa hal penting yang bisa menjadi bahan pemikiran bagi Anda bila ingin memiliki waktu untuk menikmati apa yang sudah Anda lakukan terhadap uang Anda selama ini. Dalam setiap jiwa seseorang tersembunyi kehidupan yang mengagumkan yang penuh dengan kebebasan. Kunci untuk menemukan hal tersebut adalah dengan melihat berbagai kemungkinan-kemungkinan dan mengambil keputusan yang tepat dari pilihan-pilihan yang ada. Hanya ada empat hal penting berkaitan dengan uang yang harus Anda

ketahui: l Bagaimana Anda menghasilkannya l Bagaimana Anda menyimpannya l Bagaimana Anda menginvestasikannya l Bagaimana Anda menikmatinya Saya yakin, semua Anda sudah melakukan dan mengetahui hal tersebut di atas. Anda sudah memiliki penghasilan bulanan dari kerja Anda. Dan setiap bulan Anda menabung. Dari kumpulan simpanan tersebut Anda menginvestasikannya agar memberikan hasil yang lebih baik di jangka waktu yang lebih panjang. Dan tentunya Anda juga menikmati apa yang telah Anda peroleh dari penghasilan bulanan Anda. Tapi mengapa banyak orang yang merasa bahwa keuangannya masih saja
sulit? Bukan kebebasan keuangan yang diperoleh malah pertumbuhan utang yang semakin hari semakin melilit. Yang menarik dari diagram di atas adalah masing-masing kita terwakili pada satu titik tertentu di dalam diagram diatas, terkait dengan besarnya kekayaan dan waktu yang bisa digunakan secara bebas.

Waktu yang bisa digunakan secara bebas terlihat pada garis horizontal dengan skala 1 sampai 10. dan penghasilan bersih digambarkan pada garis vertical dengan skala sama mulai dari 1 sampai 10. Orang seperti apakah yang paling mirip dengan Anda? Dimanakah Anda akan menempatkan diri Anda dalam diagram tersebut? (1,1): posisi Budak, dari sisi harta sedikit atau tidak memiliki harta sama sekali dan tak punya waktu bebas untuk dipakai. Dalam kehidupan kita sekarang ini, mungkin saja orang tua tunggal yang harus bekerja ekstra waktu dengan gaji yang rendah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya atau untuk membayar hutang-hutang rentinir yang terus saja membumbung. (10,1): Belalang, memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki atau sedikit memiliki kekayaan. Kiasan belalang ini seperti cerita dongeng di mana semut selalu bekerja keras untuk mengumpulkan makanan di waktu sulit sedangkan belalang menjalani hidup tanpa mengumpulkan untuk masa sulit. Titik tengah (5,5) adalah Karyawan. Titik ini mewakili sebagai besar

masyarakat. mereka bekerja setiap hari selama berjanm-jam untuk dapat hidup layak guna membayar sewa rumah, menyediakan makanan untuk keluarga dan kebutuhan lainnya. Mereka menukarkan waktu mereka dengan uang dan menfokuskan untuk mencari uang untuk dapat dibelanjakan. Jika sikap ini terus dipertahankan, mereka akan terus menukar waktu mereka untuk mendapatkan uang, memasuki masa mereka tetap harus bekerja keras atau hidup dengan uang pensiun yang sangat minim. (1,10): si Pemilik, yang memiliki kekayaan yang melimpah namun hanya

sedikit waktu yang bisa digunakan secara bebas. Biasanya para
wiraswasta, eksekutif perusahaan atau professional yang bekerja secara mandiri, merupakan kelompok di mana mereka disibukkan dengan bekerja setiap harinya. Mereka mengira mereka memiliki bisnis, tetapi pada kenyataannya bisnis tersebut yang memiliki mereka. Mereka mengira mereka memiliki karier, tapi sebenarnya karier yang mengikat mereka. Mereka memiliki banyak barang-barang berharga yang mereka bilang mereka miliki padahal barang-barang tersebut memiliki mereka. Kelompok ini harus terus bekerja untuk dapat mempertahankan gaya hidup atau hal-hal yang mereka miliki sekarang atau lebih banyak lagi. Dan yang terakhir (10,10), yaitu si Pemenang. Sang pemenang, mereka kaya karena mereka memiliki uang untuk dinikmati dan waktu yang bebas. Sang pemenang adalah mereka yang tidak harus bekerja untuk uang, tapi uang yang bekerja untuk mereka dan menghasilkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Atau bisa disejajarkan sebagai investor dalam bukunya Kiyosaki. Nah sebenarnya apa sih yang bisa dilakukan agar kita termasuk dalam

lingkaran atau titik koordinat (10,10) dalam kehidupan kita?

Uang dan Kesejahteraan Finansial

Di dunia materialistis seperti sekarang ini, adalah “normal” memakai
baju yang Anda beli dengan kartu kredit yang belum lunas cicilannya
untuk bekerja, meluncur menerobos kemacetan lalu lintas Jakarta dengan mobil yang masih diangsur, untuk mendapatkan penghasilan agar mampu membayar baju, mobil dan rumah yang hampir sepanjang hari kosong karena Anda harus pergi bekerja seharian. Inilah contoh kehidupan modern saat ini, jika Anda memiliki uang, Anda tidak memiliki waktu untuk menikmatinya. Jika Anda memiliki waktu, Anda tidak memiliki uang untuk dapat menikmatinya. Inilah yang disebut oleh LeBoeuf mengenai perangkap waktu-uang. Bila ditelaah, pengaruh uang terhadap kehidupan bukan hanya dikarenakan tampilan iklan di berbagai media, tapi juga dipengaruhi oleh naluri alamiah manusia. Mungkin bila Anda memperhatikan anak berumur 3 tahun, tanpa diajari anak tersebut sudah berkeinginan untuk memiliki dan merebut sesuatu. Secara alami setiap manusia berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih yang secara langsung ini berkaitan dengan uang. Dengan perkembangan teknologi dan perekonomian yang semakin pesat,
naluri alamiah manusiapun berubah. Dalam transaksi perekonomian tunai, uang digunakan untuk memuaskan banyak keinginan, keinginan untuk hidup nyaman dan terjamin, keinginan untuk memiliki pekerjaan yang memberikan gaji besar dan lain-lain. Tetapi semua ini tidak berhenti disitu, semua itu akan terus berkembang, sehingga kita lupa akan kebutuhan riil yang sebenarnya kita butuhkan. Yang pada akhirnya malah menyalurkan energi untuk berburu uang sebanyak-banyaknya. Walau pengaruh naluri alamiah manusia yang ingin lebih atau serakah,

kita sebagai manusia tetap memiliki kebebasan dalam memilih dan
menentukan nilai-nilai yang kita inginkan. Yang kita dapati sekarang
adalah kecenderungan bukannya kendali. Dalam setiap pikiran manusia
pasti ada sisi yang menginginkan semua yang lebih. Dengan hal ini

memberikan motivasi tersendiri bagi Anda untuk melakukannya dengan baik dan mencapainya dengan cepat. Dorongan untuk hidup berlebih dapat dikendalikan dengan tetap berjalan di rel kehidupan yang telah Anda dan keluarga gariskan sebelumnya. Inilah sisi positif dari keputusan yang diambil. Celakanya, banyak orang tua yang lupa diri, dengan bekerja membanting tulang, lupa akan waktu dan visi mengenai keluarga yang sejahtera. Di satu sisi, mereka memiliki banyak uang tapi di sisi lain waktu untuk keluarga terlupakan. Mereka membiarkan uang memimpin mereka.

Keluar dari Perangkap Waktu-Uang

Bagaimana kita bisa keluar dari perangkap waktu-uang dan menuju
koordinat (10,10) dalam diagram LeBouef? Hal pertama yang harus
dilakukan adalah memahami bagaimana Anda sampai di sana untuk pertama kalinya. Kita terperangkap dalam pemikiran tersebut karena kita selalu berpikir bahwa pemecah masalah keuangan kita adalah gaji atau penghasilan yang kita terima. Semakin banyak uang yang kita hasilkan tentunya akan memecahkan semua masalah keuangan, betul begitu? Tidak seluruhnya benar. Untuk itu dibutuhkan sebuah pandangan baru mengenai keuangan yang bisa memberikan rasa kesejahteraan yang lebih besar. Gagasannya adalah dengan menciptakan kehidupan keuangan mendasar yang sederhana dan tidak banyak memakan waktu dalam penanganannya. Satu kata yang menurut hemat saya memberikan makna dalam keuangan

keluarga, yaitu kesederhanaan. Kesederhanaan adalah kesadaran untuk
berusaha membatasi kebutuhan pokok kehidupan berkeluarga. Kesederhanaan sama halnya dengan seni. Kesederhanaan memerlukan tidak hanya dengan membuang kemewahan hidup, tapi dibutuhkan perubahan cara pandang dari dalam yang tulus. Ada orang yang mengartikan sederhana dengan kecenderungan mengawasi

pengeluarannya dengan sangat ketat seperti halnya pengembara di gurun pasir yang mengawasi air minumnya. Hal ini tidak memecahkan
permasalahan, yaitu kesejahteraan lahir batin. Pembatasan berlebihan
malah merusak kepuasan kehidupan berkeluarga. Intisari dari kesederhanaan-yaitu membedakan antara kebutuhan dan
keinginan-menjadi sangat penting dalam menumbuhkan hubungan yang selaras dan lebih sehat berkenaan dengan uang. Dalam hal ini, tidak ada rumus yang dapat memenuhi standar semua orang. Kita pastinya pernah mengenal orang yang kikir dan materialistik,
padahal ia hanya memiliki sedikit harta dan di lain pihak Anda juga
menjumpai orang yang menyenangkan dan relatif mandiri yang memiliki

kebendaan melimpah. Dari ulasan singkat ini dapat disimpulkan, untuk mencapai koordinat
(10,10) atau sebagai pemenang Anda harus menjalani kehidupan ini dengan lebih bijak, dimana Anda sebagai individu yang mengontrol semua keinginan dan kebutuhan Anda. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Kata-Kata Kasar


Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat.
"Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya.
Ia berkata, "Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda."
Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami
berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita
memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki
saya berdiri diam-diam di samping saya.
Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata
saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur.
Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya. Ketika
saya berbaring di tempat tidur,
dengan halus Tuhan berbicara padaku,

"Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika
kesopanan kamu gunakan,
tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan
sewenang-wenang.
Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga
dekat pintu." "Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu;
merah muda, kuning dan biru.
Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan
ia buat bagimu,
dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu." Seketika aku
merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes.

Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat
tidurnya, "Bangun, nak,
bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?"
Ia tersenyum, " Aku menemukannya jatuh dari pohon. "
"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu.
Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru."
Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu;
Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."
Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu."
Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar
menyukai bunga-bunga ini,
apalagi yang biru."

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana
kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita
dalam hitungan hari?
Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama
sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam
kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri,
suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas?
Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA?

Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY.
FAMILY = (F)ather (A)nd (M)other, (I), (L)ove, (Y)ou.
Teruskan cerita ini kepada orang-orang yang kau pedulikan. Saya telah
melakukannya.

Mencari Pasangan

Bacaan bagi yang SEDANG MENCARI PASANGAN, TELAH MEMPEROLEH PASANGAN dan TELAH MENIKAH...
 

Alkisah seorang raja yg kaya raya & sangat baik. Ia mempunyai banyak sekali emas & kuningan. Karena terlalu banyak sehingga antara emas & kuningan tercampur menjadi satu.
 
Suatu hari raja yg baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya. Dia membuka gudangnya lalu mempersilahkan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka. Karena antara emas & kuningan tercampur menjadi satu sehingga sulit sekali dibedakan mana yg emas & mana yg kuningan, lalu mana yg emasnya 24 karat & mana yg emasnya hanya 1 karat. Namun ada peraturan dari Sang Raja, yaitu bila mereka sudah MEMILIH & MENGAMBIL SATU dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi. Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yg mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yg mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja di kebun raja & merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja AKAN MENAMBAH & MEMBERIKAN KADAR KARAT itu sedikit demi sedikit.
 
Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari berbagai penjuru tempat dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu. Waktu yg diberikan kepada mereka semua ialah SATU SETENGAH HARI, dengan perhitungan SETENGAH HARI UTK MEMILIH, SETENGAH HARI UTK MERENUNGKAN & SETENGAH HARI LAGI UTK MEMUTUSKAN.
 
Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tsb. Karena tidak jarang terjadi perebutan emas yg sama diantara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kpd salah seorang rakyatnya, "Apa yg kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu di sini?" Jawab orang itu: "Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu. "Lalu tanya prajurit itu lagi: "Seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya? Sedangkan waktumu sangat terbatas?"
 
Jawab orang itu lagi: Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yg ada ditanganku begitu waktuku habis. "Lalu prajurit itu berkeliling & ia menjumpai seorang yg tampan dan melihat perangainya ia adalah seorang kaya. Bertanyalah prajurit itu kepadanya, "Hai orang kaya apa yg kau cari di sini bukankah engkau sudah lebih dari cukup?" Jawab orang kaya itu, "Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini tentu saja itu berarti menambah keuntunganku.

"Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang yg sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya. Lalu dihampirinya orang itu, "Mengapa engkau diam di sini? Tidakkah engkau memilih emas-emas itu? Atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?'
 
Mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja. Maka prajurit bertanya lagi, "Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yg lain?" Orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran. Lalu ia Lebih mendekat lagi, "Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?" Sambil menatap prajurit, orang itu menjawab: "Tuan, saya ini orang miskin. Saya tidak pernah tahu mana yg emas & mana yg kuningan. Tetapi HATI SAYA MEMILIH EMAS INI, saya pun tidak tahu berapa kadar emas ini. Atau jika ternyata emas ini hanya kuningan pun saya juga tidak tahu." "Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka atau Kepadaku kalau engkau tidak tahu?" Tanya prajurit itu lagi. "Tuan, emas & kuningan ini milik raja. Jadi menurut saya hanya raja yg tahu mana yg emas & mana yg kuningan, mana yg 1 karat & mana yg 24 karat. Tetapi satu hal yg saya percaya, janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas, itu yg lebih penting." Jawabnya lugu. Prajurit ini semakin penasaran, "Mengapa bisa begitu?" "Bagi saya berapa pun kadar emas ini cukup buat saya. Karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membeli emas Tuan."

Prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya, "Lagipula Tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yg sudah saya ambil." "Tidakkah engkau mengambil emas-emas yg lain & menukarnya sekarang selagi masih ada waktu?" Tanya prajurit lagi. "Saya SUDAH MENGGUNAKAN WAKTU ITU, kini waktu setengah hari terakhir saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan. Jika saya GANTIKAN EMAS INI DENGAN YANG LAIN, BELUM TENTU SAYA MENDAPAT YG LEBIH BAIK DARI PUNYA SAYA INI. Saya memutuskan untuk mengabdi pada raja & merawat milik saya ini, untuk menjadikannya emas yg murni."
 
Tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan mereka. Lalu raja keluar & berdiri ditempat yg tinggi sambil berkata, "Wahai rakyatku yg kukasihi. Semua emas yg kau genggam itu adalah hadiah yg telah kuberikan. Sesuai dengan perjanjian, tidak seorang pun diperbolehkan menukar atau pun menyia-nyiakan hadiah itu. Jika didapati hal di atas maka orang itu akan MENDAPAT HUKUMAN karena ia tidak menghargai raja."
 
Kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi di hadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal, "Dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu. Hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan. Dan hanya akulah yg dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yg memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yg kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu. Tetapi sayang sekali, hanya 1 orang yg datang kepadaku untuk menanyakannya. "
 
Demikianlah raja yg baik hati & bijaksana itu mengajar rakyatnya. Dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.
 
(Dikutip dari: "When We Have to Choice"/Kumpulan Sharing & Cerpen)
Berharap melalui alkisah di atas kita dapat merefleksi diri dalam mencari pasangan hidup:
 

BAGI YANG SEDANG MENCARI PASANGAN
(setengah hari untuk memilih)

MEMILIH memang boleh, tapi MANUSIA TIDAK ADA YG SEMPURNA, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu. Artinya setiap manusia milik Tuhan, jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNYA tentang pasangan anda.
 

BAGI YANG TELAH MEMPEROLEH PASANGAN
(setengah hari untuk merenungkan)

Mungkin pertama kali Anda mengenal si dia nampak emas 24 karat. Ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Diluar, memang KITA DIHADAPKAN DENGAN BANYAK PILIHAN, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi. Akan tetapi pada saat KITA SUDAH MENDAPATKANNYA BELUM TENTU WAKTU KITA MELEPASKANNYA KITA MENDAPAT YG LEBIH BAIK. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara objektif siapa dia (karena itu KETERBUKAAN & KOMUNIKASI sangat penting dalam menjalin hubungan) dan MENYELARASKAN HATI anda bersamanya. Begitu Anda tahu tentang HAL TERJELEK dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik. Dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah. Tinggal BAGAIMANA ANDA MENERIMANYA. Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak. "CINTA SELALU BERJUANG". Jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda Justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (TIDAK PERNAH BERTENGKAR MUNGKIN) Anda malah harus berhati-hati, karena ini adalah hubungan yg tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda.

Yang terpenting adalah NIAT BAIK DIANTARA PASANGAN, sehingga dengan KOMITMEN & CINTA, SEGALA SESUATU SELALU ADA JALAN KELUARNYA. Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya Anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi PERTIMBANGKAN DENGAN BAIK hal ini.
 
BAGI YANG TELAH MENIKAH
(setengah hari untuk memutuskan)

Dalam tahap ini, siapa pun dia berarti Anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya. Jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda. Jika ini terjadi berarti Anda EGOIS, sama halnya dengan orang kaya di atas. Dan dengan demikian Anda TIDAK PERNAH PUAS DENGAN DIRI PASANGAN ANDA, maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri. Jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya dan menambah kadar karat pada emasnya.
 
Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda dan DIA YANG PALING BERKUASA MENGUBAH SETIAP ORANG. Perceraian bukanlah solusi. Sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi & bercerai lagi?? Ingatlah si dia adalah HADIAH, siapa pun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda. Ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau menyia-nyiakan emas Anda. Jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana HADIAH TERINDAH YANG TELAH TUHAN BERIKAN. Dan apa pun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Tuhan, KARENA DIA YANG MEMILIKI HATI SETIAP MANUSIA...

******

COBA MENIKAH YUK........................................

Benarkah Menikah itu enak? … Pengen tahu? Coba aja!...

Perkawinan itu ibarat perahu yang sedang berlayar di laut lepas, jika nahkodanya tangguh di saat ada karang yang terjal atau pun gelombang yang besar, maka perahunya bisa menepi di dermaga dengan tenang. Namun jika di tengah laut tidak bisa bertahan, maka perahu bisa jadi karam.

Dalam masa itu, ada beberapa fase yang perlu kita tahu agar dapat survive dalam kondisi apapun. Pernikahan itu tidak semudah yang kita bayangkan karena awal, pertengahan, ataupun di ujung usia perkawinan alias sudah berpuluh-puluh tahun, ternyata pe­luang terjadinya krisis rumahtangga selalu ada. Kita harus saling mengerti dan memahami perbedaan diantara pasangan tersebut yang sebelumnya kita hanya mengetahui perbedaan itu hanya dari kulit luarnya saja, artinya watak, tabiat dan kebiasaan kita akan dengan jelas sekali di ketahui. Bagaimanapun juga ketidakcocokan, salah paham adalah akibat dari perbedaan itu sendiri, berat dan memang butuh kesabaran untuk memahami dan mengetahui letak perbedaan itu.

Banyak orang mengatakan bahwa masa rawan dalam rumah tangga adalah pada masa sepuluh tahun pertama. Entah atas dasar apa asumsi tersebut berkembang dalam masyarakat, padahal meski usia perkawinan telah melebihi batas 10 tahun ancaman kerawanan tetap ada. Seiring berlalunya waktu, cinta dalam perkawinan bisa saja tidak semanis madu. Rutinitas pekerjaan, urusan rumah tangga, atau karier yang tengah menanjak bisa membuat cinta menjadi tidak terasa lagi.

Masa-masa rawan ini bahkan bisa dihitung secara matematis, perhitungan matematis ini dibuat berdasarkan usia pelaku dan usia pernikahan secara umum. Krisis pertama muncul setelah tiga tahun perkawinan, kemudian muncul di tahun ke lima, sepuluh, lima belas, dua puluh, hingga dua puluh lima tahun. Masing-masing fase memunculkan masalah yang berbeda dan penanganan yang berbeda pula.

FASE 1 - 3 TAHUN
Masa ini di sebut masa adaptasi. Tahun-tahun pertama, di kala suami isteri mengalami benturan-benturan dalam penyesuaian diri sebagai pasangan. Hal yang sangat menolong adalah keinginan untuk menerima kekurangan pasangan. Masa pacaran akan sangat membantu dalam proses adaptasi di awal pernikahan, jika masa pacaran dimanfaatkan benar-benar sebagai ajang mengenal siapa sebenarnya calon teman hidup kita ini. Pasangan yang berhasil melewati masa ini umumnya mampu melakukan toleransi terhadap sikap atau sifat pasangannya. Sikap ini sangat dibantu oleh masih besarnya keinginan untuk menerima pasangan, termasuk segala kekurangannya. Pada awal perkawinan adanya fase komunikasi, fase ini cenderung bersifat semu atau palsu, mereka saling menyembunyikan dan selalu berusaha untuk mengalah agar terjalin satu kesamaan. Fase krisis komunikasi dalam perkawinan dimana tampak kualitas komunikasinya tidak tercipta komunikasi yang efektif. Kalau 3 tahun pertama kita gagal untuk mencocokkan diri dan menemukan celahnya, kecenderungannya akan terus membawa problem itu untuk tahun-tahun mendatang jadi 3 tahun pertama itu sangat krusial.

Sampai kapanpun dua insan manusia tidak akan cocok, pasti banyak perbedaannya. Mind set harus dirubah bahwa dua manusia itu berbeda, terima perbedaan pasangan anda dan jangan memaksakan pasangan anda apa yang anda kehendaki. Jangan terlalu mengharapkan apa yang menurut pasangan anda harus lakukan terhadap anda bukan masing-masing melakukan apa, tapi anda harus melakukan bagian anda sendiri. Jangan berharap terlalu banyak bahwa anda bisa merubah pasangan anda. Di tahun-tahun ini, proses mencocokkan diri begitu ketat mengambil alih kendali. Bahkan kadang cinta yang katanya menyatukan semua beda bisa menjadi porak poranda. sanggup membuat kita terkaget-kaget juga. Bukan soal prinsip besar yang tanpa kata dia praktekkan, namun justru hal-hal sederhana, remeh saja. Seperti menaruh pakaian kotor seenaknya, atau selera makan yang jauh berbeda. Meski prinsip kadang sejalan, namun kebiasaan yang berlaku di keluarga besar masing-masing tidaklah sama. Setelah bisa melewati masa transisi tadi, tercipta sebuah ramuan baru dalam hubungan suami istri. Kadang harus ada yang melebur atau mencair. Tak masalah siapa yang mengorbankan kebiasaan keluarga lama yang tanpa sadar kadang masih dibawa-bawa, hanya skala prioritas yang menentukannya. Masalahnya, skala prioritas itu kadang tak bisa diterima, atau belum sampai pada hubungan yang masih di bilang awal.

FASE 5 – 10 TAHUN
Pada fase 5 tahun perkawinan diperlukan kebesaran hati perempuan jika kondisi ekonomi masih morat-marit. Nilai positif pada masa ini diperoleh dengan kebersamaan dengan suami. Dalam fase ini ada rutinitas yang bisa mendekatkan dan merukunkan pasangan, yaitu mengasuh anak balita mereka bersama-sama. Dorong suami untuk mendapatkan pekerjaan atau memotivasinya agar tekun meniti karier. Terlalu lama tidak bekerja atau berganti-ganti pekerjaan bisa membuat kondisi ini abadi. Pada saat2 pertama pernikahan akan merasa sangat senang, walaupun salah satu dari mereka berbuat yang tidak disukai oleh pihak yang lain mereka masih bisa menahan (tanpa mencoba berbicara dan mencari pemecahaannya) tapi lama kelamaan rasa tidak bisa menerima itu menjadi semakin besar dan ini lah yang membuat mereka seperti sekarang. (rasa tidak puas terhadap pasangannya/rasa kecewa) dan akhirnya salah satu dari mereka mencoba mencari pelarian

Ancaman yang terjadi pada fase ini biasanya berawal dari masalah ekonomi pasangan yang belum mapan. Apalagi jika kepala keluarga masih belum mendapat pekerjaan tetap atau masih keluar masuk pekerjaan. “Pada fase ini umumnya suami istri bisa sepakat berbagi peran. Jika suami belum bekerja, dia masih bersedia melakukan tugas rumah tangga, termasuk mengantarkan anak balita mereka ke taman kanak-kanak. Sementara sang istri rela bekerja, menggantikan peran suami sebagai pencari nafkah. Akan tetapi, hal ini tak bisa dilakukan berlama-lama. Suatu ketika pergantian peran ini akan memunculkan konflik, terlebih jika kepala keluarga “keterusan” tidak mampu menafkahi keluarganya.

FASE 10 – 15 TAHUN
Pada fase ini suami sudah mulai mapan secara ekonomi. Sementara sang istri yang sudah memiliki anak usia sekolah dasar semakin menikmati perannya sebagai istri dan ibu. Menyiapkan keperluan suami hingga mengantar anak ke sekolah. Masa rawan di usia perkawinan ini adalah masuknya orang ketiga alias orang selingkuhan. “Masing-masing sibuk dengan dunianya. Ini bisa menimbulkan ketertarikan pada rekan kerja atau rekan yang ditemui di luar rumah. Orang ketiga ini bukan saja muncul pada dunia suami, juga pada ibu rumah tangga yang sehari-harinya lebih banyak terlibat urusan rumah. “Pada ibu rumah tangga mungkin saja ketertarikan pada lawan jenis terjadi ketika bertemu orang yang menarik pada saat mengantar anak. ancaman orang ketiga bisa dihindarkan dengan meningkatkan komunikasi dengan suami. Kesibukan mengurus anak jangan sampai membuat suami asyik juga dengan dunianya sendiri sekaligus membukakan peluang ia memiliki ketertarikan pada orang lain. Kita harus membentengi suami dari masuknya orang ketiga sekaligus membentengi orang lain masuk dari arah kita. Selain itu, usahakan istri ikut menyibukkan diri dengan kegiatan suami. Ikut perkumpulan atau persatuan istri di kantor suami. Tuntutan karier yang tinggi, menyebabkan makin sedikit pula waktu suami untuk istri. Dengan mengikuti aktivitas yang sama, masalah ini bisa terpecahkan.

FASE 15 – 20 TAHUN
Fase keempat atau setelah 15 tahun perkawinan adalah fase yang paling rumit dan paling berbahaya. Hitunglah usia ketika menikah adalah 25 tahun. Maka pada fase ini pelaku sudah masuk usia empat puluh tahun. Pada fase ini ada pikiran yang merasuk baik istri maupun suami berkaitan dengan soal eksistensi diri. Muncul pertanyaan terhadap diri sendiri, ‘Apakah aku masih menarik’. Pada fase ini orang akan merasa senang sekali jika dipuji dan dianggap masih menarik, terutama oleh lawan jenisnya. Saat mengetahui ada orang yang tertarik padanya, baik suami maupun istri, merasa senang, Ancaman masuknya orang ketiga begitu besar pada fase ini. Sementara itu, sang suami yang semakin baik kariernya, semakin sedikit pula waktunya bagi keluarga. Kondisi ini bisa memperuncing koflik, terlebih ketika sudah ada orang ketiga yang masuk.

FASE 20 – 25 TAHUN
Di fase 20 tahun perkawinan jangan biarkan pikiran tak puas menggoda kita. Boleh-boleh saja merefleksi apa yang telah terjadi selama ini, bersyukurlah dengan apa yang kita miliki selama ini.Di tahun-tahun berikutnya, di kala suami-isteri sudah saling mengenal luar-dalam, merasakan tak ada lagi yang menarik, mengalami kebosanan dan kejenuhan, lalu lari dari keluarga dan mencari sesuatu di luar rumah, yang lebih menyenangkan. Apabila masa-masa rawan itu tidak dapat diatasi, apa lagi bila cinta suami-isteri semakin memudar, mudahlah terjadi kasus-kasus kekerasan dalam keluarga, perselingkuhan, sampai ke perceraian. Umur pasangan diperkirakan sudah mencapai 45 hingga 50 tahun. Masa-masa ini adalah masa-masa refleksi masing-masing pihak. Banyak perempuan mulai berpikir tentang apa yang diperoleh dan didapatinya selama 20 tahun perkawinannya. Pada saat awal pernikahan, ia masih banyak menolerir pasangan. Pada fase ini bisa muncul rasa tidak puas, baik terhadap pasangannya maupun pada apa yang telah diperolehnya selama ini. Jika ini berkelanjutan, di usia ini kemungkinan perceraian juga bisa terjadi. Selain itu, timbul rasa “kosong”, terutama pada ibu rumah tangga. Pada saat ini suami yang sedang berada di puncak karier akan semakin banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Sementara, anak-anak yang sudah semakin besar, memiliki kesibukan masing-masing dengan dunia dan teman-teman sebayanya. Layaknya sebuah sarang burung yang ditinggal anak-anak burung pergi, rumah senantiasa kosong karena anak-anak sudah jarang di rumah, walaupun mereka belum menikah. Rawan terhadap perceraian adalah usia pertengahan yaitu usia sekitar 45-55. Rawannya adalah karena pada saat itu meskipun secara sejarah, latar belakang mereka sudah menikah 20 tahun misalnya, tapi saat itu adalah saat di mana anak-anak sudah besar. Anak-anak itu sering kali menjadi pengikat orang tua dan sekaligus merupakan suatu pengalihan problem, waktu ada anak sedikit banyak problem itu dialihkan sehingga kita tidak langsung menatap pasangan kita. Ada yang harus kita urus yaitu anak-anak kita. Kalau anak-anak sudah besar berarti tidak ada lagi yang jadi pengalihan, kita harus menghadapi pasangan kita secara langsung. Nah, di situlah kecocokan kita diuji mati-matian. Kalau pada awal pernikahan sebelum punya anak, kita sudah bermasalah dan tidak dibereskan dengan tuntas pada waktu itu, kemudian muncul anak-anak dan kita repot membesarkan anak biasanya problem itu muncul kembali di usia pertengahan.

FASE 25 KE ATAS
Di fase 25 tahun dan selanjutnya, kendati mendapati suami tiba-tiba lebih cerewet, camkan bahwa sikap itu hanyalah sikap yang terbentuk karena sebenarnya ia membutuhkan kita sebagai temannya. Jangan anggap suami musuh, dekati dia sebagai sahabat. Pada fase ini kekosongan benar-benar tejadi. Anak-anak yang menikah mulai meninggalkan rumah dalam arti sebenar-benarnya, yaitu menikah dan mencari sarang masing-masing dengan pasangannya. Pada usia ini, berbagai penyakit degeneratif mulai muncul, sehingga menimbulkan gangguan yang berarti. Pada masa ini ketergantungan pada pasangannya semakin kuat. Namun jika salah satu pasangan masih aktif dengan pekerjaan di luar, pasangan yang tinggal di rumah merasa “ditinggalkan”. Dan masalah baru yang muncul adalah puber kedua. Puber kedua adalah tahapan dari seorang dewasa berpindah menjadi tua. Berbeda dengan masa puber kesatu yang superberani, maka masa puber kedua justru di mana masa-masa ini seseorang justru dihinggapi rasa takut. Yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi dan sebagainya. Maka, dalam tahapan ini kelakuan seorang dewasa tampak menjadi aneh, yaitu bertingkah seperti anak baru gede baik dari segi penampilan maupun segi perilakunya sebagai bayarannya (kompensasi) untuk menutupi ketakutannya itu. Semakin dia takut, maka kelakuan dan penampilannya semakin menjadi aneh.

Nah, pada masa-masa ini seseorang menjadi demikian rapuh, mudah tersinggung. Di sinilah peran pasangannya harus lebih toleran dan mencoba memahami apa yang ditakutkannya. Misalkan, dia takut dikatakan tua karena fisiknya yang memang sudah menurun vitalitasnya. Maka pasangannya mencoba menghindari untuk menyinggung soal fisik. Sebaiknya cobalah untuk memuji dan membesarkan hatinya kalau dia tetap sebagai orang yang disayangi.

Yang berbahaya dalam tahapan ini seseorang justru ingin menutupi ketakutannya dengan perilaku yang berbahaya, seperti dia takut dikatakan tidak menarik lagi dan sudah menurun vitalitasnya dalam berhubungan seks. Maka dia akan mencoba untuk menutupinya dengan berhubungan dengan orang yang lebih muda dengan harapan dia bisa bersaing dengan yang muda. (frenz, kayaknya yang ini cucok dengan boss jenggot kita..wakakakakak)...

Dalam tahapan ini seseorang sering jatuh dalam percintaan semu dan menjadi masalah dalam rumah tangga. Di sinilah saatnya pasangan- terutama seorang istri-harus bisa menyelaraskan keadaan dengan melakukan “penyegaran” dengan berlaku seperti masa-masa pengantin baru, atau masa-masa pacaran. Misalnya, pergilah menonton berdua, jalan-jalan berdua, bersikap lebih mesra atau berdandan lebih muda dari biasanya supaya sang suami merasa dirinya kembali muda juga dan tunjukkan bahwa Anda sangat membutuhkannya dan tetap mengaguminya. Kehidupan rumah tangga pasangan usia setengah baya umumnya berada di masa-masa rawan. Kalau tak bijaksana mencermatinya, mudah sekali pernikahan ini disusupi berbagai haI yang akan menghancurkannya. Jika hal-hal mendasar tadi tidak segera diatasi, individu yang tengah mengalami puber kedua memang sulit menolak perselingkuhan.

Wah, rumit sekali tampaknya mempertahankan keutuhan rumah tangga ya ? Namun, ternyata tidak juga. Asal tahu triknya, bertahan dan bahagia dengan satu pasangan seumur hidup bukan tak mungkin terjadi. Kalau dikatakan bahwa lima tahun pertama adalah masa rawan-rawannya, dan setelah itu bisa diluncuri dengan mulus, kenapa masih saja ada orang bercerai meski belasan bahkan puluhan tahun sudah dilaluinya? Entahlah. Saya sendiri kurang paham. Ada banyak aspek dalam sebuah pernikahan. Selain penerimaan dan  pemahaman serta kompromi terhadap pasangan. Ada daya tahan terhadap cobaan, yang setiap individunya tak sama. Ada ‘kompor’ orang luar yang memanas-manasi sebuah keadaan dan membelokkan kepercayaan. Ada doa kepada 'Yang Menyatukan Hati' mereka yang mungkin kurang dimaksimalkan. Ada banyak hal. Namun hanya ada satu belahan jiwa, bahkan setelah lewat lima tahun pertama.

Ayo, berani menikah gak ??? Siapa bilang menikah itu enak. Enaknya cuma 1% sisanya 99 % itu uenaakkk . Gak percaya ?? coba aja hehehe....

Mampukah Kita mencintai Istri tanpa syarat?

Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.

Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.

Silahkan baca dan dihayati.

*MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT* - - - sebuah perenungan

Buat para suami baca ya … istri & calon istri juga boleh..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.. mereka menikah sudah lebih 32 tahun.

 Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk Ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan Ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu … semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat Ibu semenjak kami kecil melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. … bahkan Bapak tidak ijinkan kami menjaga Ibu". dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan Bapak menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian ..."

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."Anak2ku … Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin Bapak akan menikah … tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian .... sejenak kerongkongannya tersekat … kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?

Kalian menginginkan Bapak bahagia, apakah batin Bapak bisa bahagia meninggalkan Ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan Bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan Ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata Ibu Suyatno … dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat sendiri Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2 ...

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama … dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit..."

Don't Push me to get MARRY Soon!!


Kiriman dari temen,
"KAPAN NIKAH???"
"UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH! !!"
"JANGAN LAMA-LAMA!!! !"
"JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"

Tiba-tiba kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gue denger dari
orang-orang disekitar gue... nyebelin banget! dan mungkin banyak
dialamin juga sama sebagian besar dari kalian semua
(sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe...)

KAPAN NIKAH????
ya gak tau! emang kenapa sih kalo gue masih pengen sendiri?
emangnya gue bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan
kesendirian gue.
Pertanyaan sebenarnya : KAPAN NIKAH ??? Mas Wawan dah nungguin tuh !

UDAH JANGAN MILIH-MILIH! !!
Kok jangan milih-milih sih? MEMILIH ITU PENTING. Pada saat gue
memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis
aja. berarti gue sudah melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya
hehehhehe... ..)

Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan si pria A dan bukan si
pria B, berarti gue sudah melakukan pemilihan. Pada saat gue
memutuskan untuk menikah dengan pria
yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gue sudah
melakukan pemilihan. SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.
Pertanyaan sebenarnya : UDAH JANGAN MILIH-MILIH YANG LAIN. Wawan has all
the best for you

JANGAN LAMA-LAMA!!!
LHAAAA... emangnya gue si hunter (nama anjing gue) yang gak bisa
ngeliat doggy betina, langsung dikejar-kejar buat dikawinin. Dua
pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama
lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di waktu pendekatan atau
pacaran daripada mengambil keputusan gegabah dengan resiko menyesal
seumur hidup.
Pertanyaan sebenarnya : JANGAN LAMA-LAMA!!! Mas wawan udah ga sabar tuh !!

JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!!
Gue gak ngejar karier, gue ngejar gajinya hahahha....
nikah itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi
sedikit bukan jatuh dari langit.
Pertanyaan sebenarnya : JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!! Toh karier lu disini
tetep bakalan jadi staff sampe bau apek ga bakalan jadi MANAJER

Gue justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang berlomba-lomba nikah,
kalo gue tanya alasannya pasti karena umur,
desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku,
takut dibilang perawan tua.
(dilombain dimana, PON, ASEAN atau dimana, Koq gw ga pernah denger ada
perlombaan Nikah ? Pas 17-Agustusan kali ya ??)

Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat temen-temen gue "tutup mata"
terhadap setiap perbedaan yang justru sebetulnya sangat penting
untuk dipertimbangkan pada masa pacaran
apakah memang "gue itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek)
atau apakah "dia tulang rusuk gue " (buat yang cowok),
(paling enak kalo tulangnya dibikin sop rusuk)

mereka punya prinsip yang penting nikah dulu.
mereka dengan gampangnya
berpikir bahwa karakter buruk yang sudah tertanam selama
berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih" bisa hilang begitu
saja pada saat menikah.
(gak hilang begitu saja, tapi bisa sampe lama boo)

Gue tahu mungkin banyak yang gak setuju dengan pendapat gue, tapi gue
gak mau menikah hanya karena masalah umur, siapa sih yang berhak
ngasih patokan umur seseorang untuk menikah? siapa sih yang berani
jamin bahwa nikah di umur 25 tahun akan lebih bahagia dari yang nikah
di umur 30 atau lebih?,
coba liat di catatan sipil, angka perceraian
paling tinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada umur yang mana
(kalo udah dapet datanya, kasih tau gue ya, soalnya gue sendiri gak
pernah ngecek hahahahh.... )

Malah menurut gue menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya,
karena disitu biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil,
kedewasaan temperamen sudah mulai terbentuk, persiapan materi cukup
memadai.
(materi itu tetap harus masuk dalam pertimbangan dong, kan
gak bisa bayar listrik sama bayar telepon pake surat cinta),

Gue juga gak mau menikah karena desakan orang tua atau karena takut
dibilang
perawan tua, yang ngejalanin pernikahan itu kan gue bukan mereka, yang
bakalan tanggung semua resiko kalo ada masalah kan gue bukan mereka,
perkawinan kan bukan tuk dibuat main-main apalagi trus kawin - cerai.
kebayang gak tuh kalo sampe salah milih bakalan sengsara seumur hidup.

JADI LU GAK PENGEN NIKAH?
GUBRAKKK....!!!!
gue pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang tepat, gue pengen nikah
karena gue menyadari bahwa hidup ini terlalu berat untuk dijalani
sendirian (ceileee...puitis amat lu),
gue pengen nikah karena gue
menyadari gue membutuhkan seseorang yang bisa saling mendukung dalam
segi spiritual dan material, gue pengen nikah karena gue butuh
menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi
(hihihihi... jadi malu nih), dan masih banyak lagi...

tapi yang jelas gak bisa ditentuin kapan waktunya,
bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah sama
yang DIATAS.
Pertanyaan sebenarnya : JADI LU GAK PENGEN NIKAH? Nikahin Wawan Aje Deh
..!!

DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON, LET ME WAIT MY TIME, CAUSE MY GOD
WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON WHEN THE TIME COMES.

Dear All,

Boleh sharing ?

Berdasarkan pengalaman pribadi (hehehe...) memiliki pasangan
(pacar or tunangan) dengan menikah itu bisa berbedaa banget

Saya termasuk orang yang cepet banget punya pasangan.

Dan masa pacaran yang pertama itu nyaris 10 tahun dari SMP sampai
kuliah (hihihi). Tapi gak tau kenapa, dari awal saya udah merasa bahwa
pacar yang ini bukan calon suami yang akan mendampingi saya sesisa
umur saya.
Padahal dia tuh orangnya baiiiiiiik banget.
sabaaaaar bangeeeet.
ngertiiii iiiiiiiin banget
dan banyak hal-hal baiiiiiiiik banget yang dia miliki.
Hanya saja sejalan dengan perkembangan umur
perkembangan minat perkembangan lain-lain saya merasa bahwa dia tidak
akan mampu mendampingi saya yang maunya banyaaaaaaaaak banget.
Jadinya kita pun putus baik-baik dengan perencanaan tanpa rame-rame
(walaupun akhirnya seluruh keluarga geger abis)
dan membutuhkan waktu hampir 2 tahun untuk menyelesaikan banyak hal.

Kemudian saya kenal dengan suami saya sekarang ini.
Masa pacaran juga lamaaaa banget... sekitar 3 or 4 tahun gitu...
pokoknya udah bikin semua ilfil... bosen... dan cape nanya...
(tapi aku keukeuh sukeukeuh... tidak tergoda untuk menanggapi)...
Calon mertua juga udah cape nanya, cape mengancam...
cape ngeliat kita gak jelas juntrungannya...
Teman-teman, sodara, calon gebetan ( belum sempet nggebet siiih...)
sudah berdebar-debar menunggu...
jalan terus apa bubar.
Sampai akhirnya... tiba- tiba saya mau aja diajakin
married...

Begitulah... begitu married...
astaga... kemana itu yang namanya pacaran tahun-tahunan. ..
Yang namanya pacar sama suami itu beda banget...
(hehehe. ...maaf para suami !).

Mungkin dia juga mikir... pacar sama isteri juga bedaaaaa banget.
Padahal.. rasanya waktu pacaran itu semua stok sifat buruk
udah keluar semua...
(iyalah.. pacaran segitu lama...rumah juga gak
jauh-jauh amat..masih satu lingkungan.. .hikksss. ..).

Tapi ternyata ada modifikasi sifat...
ada kebutuhan baru yang nggak kepikiran sebelumnya.
Contoh paling sederhana...
jaman pacaran sih kita (cewek) seneng aja membuatkan minuman buat sang
pacar.
Giliran married...duuuh. ..bangun tidur diminta bikinkan coklat susu
sementara
kita juga masih nguanttuuuukkkk. ..(tau aja kan manten baru...)...
rasanya darah udah naik ke kepala...
Trus... karena belum punya pembokat
(walaupun udah misah rumah sama mertua)...
kita kan harus cuci pakaian sendiri.
Tuuhh si Tuan besar enak aja ngelempar celana sama
bajunya ke pojokan kamar...
Duaaaar.. apa gak kepala mo meledak rasanya ?
Biasa kan kamar cewek tuh rapi dan teratur..
tiba- tiba jadi kayak kapal pecah !
Masih ada lagi dosanya... kalo mencet odol... pasti dari tengah... dan
gak pernah ditutup lagi !!!! ( ...setelah saya baca di banyak artikel
mengenai pria...ternyata urusan mencet odol ini memang sudah menjadi
bagian perilakunya. ..hahaha...)...

kalo nonton tv kerjanya mainin
remote control sampe kita senewen ngeliatnya...
kalo udah berkutat
sama hobinya kita ditinggalin begitu saja...

Hal-hal kecil itu...dan kadang ada hal besar juga... memang menjadi
agenda dan kurikulum perkawinan.

Lima tahun pertama... urusannya masih
perang antar suku...
(silang pendapat, pertandingan egoisme, mencari
jati diri sebagai isteri dan suami)...
Lima tahun kedua...urusannya udah mulai ke visi dan misi mengenai
pendidikan anak...
Lima tahun ke tiga...urusannya udah ke pengembangan karier dan
rumahtangga.. (udah mulai numpuk-numpuk kekayaan...hehehe. .)...
Lima tahun ke empat urusannya udah masa depan anak...mo kemana niih
anak kita...jadi udah kembali ke siklus hidup kita yang awal lagi...

Kenapa perkawinan bisa bertahan ?
Jawabnya sederhana : karena KOMITMEN !!

Kita berkomitmen untuk hidup bersama dengan orang yang sangat berbeda
dengan kita.
Kita berkomitmen untuk mengisi segi-segi yang kurang dari pasangan
kita.
Sama seperti kita juga menerima dia untuk mengisi kekurangan kita.
Justru semakin banyak kekurangan pasangan kita,
maka semakin berguna hidup kita.
Dan semakin banyak kekurangan kita, semakin banyak kita
menerima dari pasangan kita.

Kekurangan itu tidak semakin berkurang
dengan bergulirnya waktu...tapi terus bertambah.
Dan kita pun akan semakin banyak
harus mengisi kekurangan pasangan kita,
sementara kita juga semakin banyak menerima dari pasangan kita.

Kalau kita sudah malas berkomitmen, maka perkawinan sudah diambang
pembubaran. Tidak perlu menunggu orang kedua atau ketiga.
Semua itu ada dari dalam diri kita sendiri.

Jadi begitulah...
Kalo memang belum siap berkomitmen. ..
biar pun pacaran 10 tahun...
20 tahun... seyogyanya nggak usah married.
Biar aja orang lain yang cape komentar.
Toh yang akan menjalankan hidup berkeluarga nanti adalah
kita berdua... dan kelak anak-anak kita juga.
Memang ada yang bilang, ngapain pacaran lama-lama...
kalau sudah ada yang mau ya langsung saja.
Itu juga oke... bagaimana kita mampunya aja berkomitmen.

Ada yang bilang, perkawinan itu seperti main judi.
Tapi judi kan seperti tebak-tebakan. Untung-untungan.
Padahal perkawinan bisa dipelajari.
Saya bilang, perkawinan itu seperti sekolah tanpa akhir...
tanpa ijazah...
Tiap hari kita belajar, tiap hari kita ujian..
dan uji ketahanannya harus seumur hidup.

Satu hal... tidak ada perkawinan yang ideal !
Setiap pasangan memiliki pola sendiri. Jadi kita sendirilah yang
membuat perkawinan itu mau ideal apa tidak.
Jadi jangan mencontek perkawinan orang lain...
karena kita bukan menikah dengan salah satu pasangan yang ideal itu...
dan kita pun bukan pasangan ideal dari
orang yang ideal di luar sana.

Yang cocok untuk orang lain, belum tentu ideal untuk kita.
Yang cocok untuk kita, belum tentu ideal buat orang lain.

Buat yang sudah married...
mohon maaf kalau tidak sesuai dengan pakemnya.
Untuk yang belum married... go ahead...
hidup ini punyamu sendiri kok...
Memilih menikah sekarang atau besok, adalah pilihan hidup masa depan..
Kalau mau belajar coba-coba ya monggo...ntar yang sengsara
kan diri sendiri...