Selasa, 31 Juli 2007

MURID SI PEMATUNG


Oleh : Andrie Wongso

Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus, indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya si seniman itu.

Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk tinggal di rumah paman si pematung.

Sejak hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya.

Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab, menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia berpikir, rahasia kehebatan sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan.

“Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan Guru.” “Silakan pakai, kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan? Ambil saja dan pakailah,” jawab sang guru sambil tersenyum.

Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, “Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?”

“Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik.”
“Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya.”

Pembaca yang berbahagia,
Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apapun, hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangan-tangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya.



Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apapun bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yang membanggakan!!!

Kesempatan Itu Datangnya Berkali-kali


Oleh : Agoeng Widyatmoko

Sering kita mendengar, kalau ada seseorang yang mengeluh, “Wah, seandainya aku ambil kesempatan kemarin, pasti aku sudah bisa sukses.” Atau, ada pula yang kadang mengatakan, “Sayang, kesempatannya sudah lewat, seandainya aku lebih cepat…”

Keluhan-keluhan semacam itu memang menjengkelkan, apalagi jika kita sendiri yang mengalaminya. Betapa tidak, kita baru tahu bahwa kesempatan emas itu ada di depan, tapi terlambat mengambilnya (atau malas dan ragu mengambilnya?). Dan, lebih jengkel lagi kalau kemudian kesempatan itu tak mungkin datang lagi.

Yah, memang, banyak orang mengatakan bahwa kesempatan itu tak datang dua kali. Tapi, benarkah hal itu? Saya bisa memastikan jawabannya tidak! Bahkan, kesempatan itu datangnya berkali-kali. Tentu, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.

Syaratnya sederhana, namun kadang orang jarang menyadarinya. Syarat utama itu adalah bertindak atau take action. Ada sebuah cerita yang dialami oleh salah seorang klien saya. Ia adalah seorang ibu yang punya usaha kue. Ia merasa bahwa saingan usahanya makin banyak dan kesempatan menitip di warung-warung kecil yang biasanya dia lakukan makin sengit persaingannya. Lantas, saya katakan, mengapa tidak mencoba untuk titip ke kantor-kantor. Dia bilang sulit, karena tidak punya kenalan. Kemudian, saya jawab, mengapa tidak dicoba dulu, seminggu atau sesanggupnya saja. Pokoknya asal jangan mengatakan belum dicoba.

Sebulan berlalu. Hingga tiga bulan lamanya ibu itu tidak menghubungi saya lagi. Tapi, di suatu sore, ibu itu menelepon saya dan mengucapkan terima kasih. Ia mengatakan sudah menjalankan saran saya untuk mencoba nekad menjual ke kantor-kantor. Ia nekad karena memang sudah merasa sulit bersaing dengan yang lain. Ia mencoba mencari kesempatan dengan memasarkan produknya ke kantor.

Awalnya ke kantor-kantor kecil. Ia menawarkan itu melalui resepsionisnya. Akhirnya, dari beberapa, ada yang mau diajak kerja sama menjualkan produknya ke orang kantor. Dari salah satu kantor kecil itu, ternyata ada salah seorang pelanggannya yang suka dengan kue buatan ibu itu. Dan, ia pun menawarkan kerja sama membuat kue dan kemasan yang lebih rapi untuk dimasukkan ke toko besar kenalannya. Akhirnya, hanya dalam waktu tiga bulan, tanpa disangka, ibu itu kini memasok kue ke sebuah toko kue yang cukup terkenal di daerahnya.

Begitulah. Terbukti, kesempatan itu muncul begitu ibu tersebut berani untuk bertindak. Ia memutuskan nekad – meski dengan sejumlah kendala dan ketakutan sebelumnya – untuk mencari (menciptakan) kesempatan.

Inilah salah satu contoh nyata bahwa kesempatan itu ternyata bisa datang di mana saja dan dengan cara yang mungkin tak kita duga sebelumnya. Satu hal yang pasti, kesempatan ternyata hanya akan menghampiri orang yang mau mencarinya, bukan menunggu. Kesempatan atau peluang bahkan bisa datang berkali-kali jika kita mau menciptakannya. Caranya? Dengan bertindak atau take action.

Kini, tinggal Anda pilih. Apakah Anda akan menunggu, atau ingin menciptakan kesempatan sendiri. Semuanya di tangan Anda.

TOLOOOONG...


Oleh : Lenny Wongso

Suatu hari, saya kedatangan seorang teman sekampung beserta istrinya. Keduanya cacat fisik yakni tuna rungu. Dengan komunikasi yang "seadanya dan sebisanya", saya mendapat informasi bahwa mereka berpenghasilan dari menjual bubur ayam di kantin sekolah tempat anak mereka bersekolah. Beberapa kali kunjungan ke rumah, saya tahu, betapa sulit kehidupan yang harus mereka lalui.

Atas persetujuan suami, kami memutuskan dalam satu tahun ini (dan ternyata berlanjut ke tahun-tahun berikutnya), membantu secara kontinyu sekarung beras 50 kg setiap bulan, selain bisa untuk berjualan bubur, juga untuk makan mereka. Bila persediaan beras menipis, mereka mengirim pesan melalui sms ke HP saya.

Saat seorang saudara membutuhkan bantuan karena usahanya sedang terkena imbas pesaing, setelah mendapat persetujuan dari suami, kami pun mengucurkan dana membantu. Dan ini bukan untuk yang pertama kali.

Bila ada teman atau kerabat atau karyawan mengalami kesusahan, mereka datang ke kami dan meminta bantuan karena menganggap kami orang baik, mampu, bijak, dan bisa diandalkan untuk mendapatkan bantuan.

Netter yang berbahagia,

Walaupun teori yang menyatakan, adalah lebih baik tangan berada di atas, banyak membantu, dari pada meminta bantuan. Benar! Tidak salah sedikit pun!

Tetapi sesungguhnya, jujur saja, sebagai manusia normal yang sering menghadapi urusan begini, saat paling mendebarkan adalah pergumulan batin di detik-detik genting harus memutuskan: haruskah saya bantu orang ini? Pantaskan dibantu? Jangan-jangan, dengan bantuan kita malahan akan merusak mental mereka? Jangan sampai niatnya membantu malah mencelakakan orang, pastilah nyeseeeeel deh di kemudian hari.

Saat niat akan memberi bantuan telah diputuskan (setelah dipikirkan dengan seksama dari berbagai sudut), ulurkan tangan dengan perasaan bahagia. Iringi dengan doa, semoga bermanfaat positif untuk semua pihak.

Jangan kotori perbuatan baik yang telah kita lakukan dengan mengeluarkan kata-kata kasar bahkan kemudian diliputi kebencian bila ternyata bantuan yang kita berikan tidak sesuai dengan kenyataan indah yang kita inginkan.
(Istilah yang sering saya pakai, kalau mau bantu orang, tutup mata, tutup telinga, tutup mulut, buka hati!).

Dalam kisah tolong menolong antar manusia, ada sebuah kata indah yang perlu kita cermati, yakni: TULUS!

Tulus adalah pemberi yang bersifat netral karena,
Orang yang tulus tidak pernah menyesal dalam berbuat baik!
Dan perbuatan baik selalu bertujuan untuk mendatangkan kebahagiaan!

for Happy Life Strategy



Oleh : Riduan Goh ~ Wealth is Mine

~ Posisi Chaos (Kacau)
Beng Kyo kata orang Jepang
Alkisah seorang Anak yang penuh karunia menyertai kehadirannya. Terlahir dari ibu cantik dalam keluarga yang serba lebih dari berkecukupan dan bahagia. Sang Ayah top executive sebuah perusahaan multinational terkemuka sekaligus entreprenuer yang memiliki beberapa perusahaan yang mapan.

Selain itu kesehatan prima, kecerdasan dan ketampanan sang juga merupakan karunia yang sangat layak disyukuri bagi semua orang yang memiliknya. Di sekolah sang Anak juga sangat menonjol diantara teman-teman sekelas, semua mata pelajaran dikuasai dengan singkat tanpa kesulitan yang berarti. Prestasi dan penghargaan di bidang pelajaran maupun ketrampilan musik hingga olah tubuh diraih dengan mudah di usianya yang sangat dini, Dokter Bedah Jantung kelas dunia adalah cita-cita besar sang anak yang sungguh membahagiakan orang tuanya.

Ketika sang Anak menginjak usia sekolah dasar situasi tampaknya sedikit berubah, sang Anak nampak sangat sulit diatur dan keras kepala, prestasinya menurun, tidak mau berlatih dan belajar. Sang Anak hanya mau melakukan apabila hatinya senang saja. Di saat hatinya senang semua menjadi baik, tetapi akan sangat bertolak belakang apabila kesenangan ini tidak dapat dituruti oleh orang tuanya. Sungguh situasi yang tidak mudah dihadapi, segala harapan orang tua yang tadinya tampak cerah ceria untuk sang Anak tampaknya berangsur pupus, apalagi karir kandas dan bisnis sang Ayah nampak juga memudar, rumah harus dijual dan pindah ke yang lebih kecil. Kesenangan-kesenangan semakin tidak dapat dihadirkan bagi sang Anak semata wayang itu.

Sang Ayah bekerja lebih keras untuk menghidupi keluarga dan semakin sedikit waktu untuk keluarganya, namun prestasi sang Anak juga semakin merosot karena kemalasan yang menjadi-jadi. Konsultasi ke para ahli, dokter spesialis anak hingga spiritual telah menguras uang sang ayah namun sungguh tidak juga membuahkan jalan keluar untuk membangkitkan pengertian sang Anak untuk kembali hidup dengan penuh semangat dan daya juang untuk menjadi yang terbaik.

Tahun demi tahun dilalui, sang Anak tetap saja tengelam dalam kemalasan yang semakin hari menjadi lahan subur untuk menumbuhkan jiwa kebodohan dalam pikiran sang Anak. Bukan hanya sang Ibu yang sangat sedih menghadapi ini, namun sang ayah pun merasa buntu tanpa jalan keluar. Bebannya sungguh terasa berat, selain harus bekerja keras kelangsungan keuangan keluarga juga harus menghadapi sang anak yang malas dan bodoh, hingga suatu ketika sang Ayah jatuh sakit.

Sore itu tampak sendu dan kelabu. Kini lengkap penderitaan sang Ibu karena harus menghadapi cobaan berat sekaligus, yaitu pertama Anak yang pemalas, kedua suami yang divonis stroke oleh sang dokter dan yang ketiga terhentinya penghasilan karena sang suami tidak bisa berbisnis lagi.
Sang Ibu tampak tegar, Ia masih sanggup berucap syukur dalam hatinya, karena masih diijinkan Tuhan bersama dengan sang Suami tercinta dan Anak semata wayangnya, namun hati sang Ibu menjerit sekuat tenaga ”Tuhaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn, apa yang harus aku lakukan ???? sambil menerawang matanya menatap curahan air sungai kecil disamping rumahnya yang jatuh menimpa batu besar yang hampir terbelah oleh derasnya terpaan air yang jatuh menimpanya.

Sejenak matanya yang sembab tertegun menatap batu yang hampir terbelah akibat terpaan air sungai yang terlihat lemah menimpanya. Bergegas dia keluar rumah dang mendekati batu itu, dirabanya dan diamatinya batu itu dengan seksama, dilihatnya aliran air yang mengalir tiada henti menerpa batu besar dibawahnya dengan presiten, sambil seraya sang ibu berucap ˝Presistensi dan Kejelasan arah dalam tindakan nyata˝ Mata sang Ibu berbinar-binar, seolah Tuhan yang diteriakinya tadi telah memberikan jawaban yang tepat atas apa yang dihadapinya.
Sang Ibu berlutut di tepi kali kecil dan berdoa mengucap syukur atas jawaban Tuhan, sambil meminta curahan kekuatan Tuhan untuk bertindak

Presisten, Tegas dan Jelas. Dan dipanggilah sang anak yang mulai beranjak remaja tanggung itu. ”Anakku, Ibu dan Ayah sayang kamu, makanya Ibu harus mengatakannya kepada kamu.” ”Kita sudah miskin sekarang. Ibu harus bekerja untuk makan dan membeli obat ayahmu, Ibu akan menyiapkan nasi putih setiap hari dan mulai hari saat ini kamu juga harus bekerja untuk melengkapi nasimu dengan lauknya.”

”Aku masih kecil Bu, aku harus kerja apa? Aku malas ah Bu”, kilah sang Anak.
”Kerja kamu hanya belajar keras dan memperoleh nilai terbaik setiap hari, dengan demikian kamu akan mendapatkan lauk-pauknya”, jawab sang Ibu. ”Kalau tidak, kita sekeluarga harus puas dengan nasi putih saja.”
”Ah, kalau itu sih urusan gampang”, sahut sang Anak. Minggu pertama dilewati hanya dengan nasi putih saja, tanpa lauk oleh Ibu, Ayah dan Anak, karena tidak ada perubahan atas sang Anak. Sungguh sulit bagi sang Anak, awalnya tidak disentuh, tetapi apa mau dikata, tidak ada makanan lain selain nasi putih di atas meja. Akhirnya saat lapar memuncak, nasi putih dinginpun disantap juga dengan nikmat oleh si Anak.

Pagi berikutnya tampak sang Anak telah siap ke sekolah, setelah mencium tangan Ayah Ibunya, diapun bergegas ke sekolah. Keesokan harinyapun erupa, namun bedanya dia mulai memberikan nilai yang baik kepada orang tuanya. Ibunya pun memberikan lauk tahu goreng untuk makan malam. Wah, ini mewah sekali sejak lebih dari seminggu makan hanya sekedar nasi putih saja.

Hari berikutnya nilai yang lebih baik dihantarkan lagi oleh sang Anak, maka sang Ibu juga menyiapkan tahu, tempe dan sayur untuk makan malam keluarga. Seminggu, sebulan, setahun dan selanjutnya komitment Ibu anak ini berjalan, lama-lama tanpa terasa sang Anak telah terbiasa untuk bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik di sekolahnya setiap hari. Hingga suatu saat mendapatkan beasiswa mulai SD-SMP-SMA hingga Perguruan tinggi.

Tepat di bulan 1 July di ulang tahunnya ke 26, sang Anak telah dikukuhkan menjadi ahli bedah jantung termuda yang memang cita-citanya sejak kecil yang pernah kandas akibat kemalasan. Sang ayahpun kini dapat berdiri tegak, walau masih harus dibantu dengan tongkat.

Pembaca yang budiman,
Kepandaian yang turunnya dari Langit memang sekilas tampak sangat menguntungkan, namun ini juga bisa memabokkan dan membunuh kita secara perlahan karena kelalaian kita. Ini bisa diawali dengan system rewards & punishment yang tidak jelas.
Makan nasi putih setiap hari memang tidak enak, namum sang Ayah dan Ibu telah menunjukkan komitment nya juga ikutan makan nasi putih saja jika nilai sang Anak tidak bagus.

Pesan moral strategi ini,
”Beng Kyo”, adalah istilah Jepang untuk ”Belajar”. Bila huruf itu dibaca dalam Mandarin akan berbunyi ”Mien Qiang”, berarti Memaksakan. Dari terminologi ini jelas tampak, dalam pandangan filosophi Jepang kuno, jelas tampak menjadi seorang yang berdayaguna tidaklah mudah, harus melalui proses Belajar yang lebih keras dari orang biasa, bahkan memaksa kita sendiri bekerja di atas limit normal dengan presisten.

Strategy yang baik tanpa ketegasan dan presistensi dalam pelaksanaan tidak akan mendatangkan hasil atau bahkan memperburuk suasanan.
Pelaksanaan komitmen yang presisten dengan menutup segala pintu peluang untuk memberikan excuse (pemakluman) akan menjadi cambuk yang berharga buat kita untuk memwujudkan tujuan kita.

Kisah asli terjadi pada Dinasty Zhou 260 BC, saat perang penentuan antara Zhou dan Qin. Kecerobohan Zhou menghasilkan petaka besar di bidang logistik. Qin mengepung Zhou dan menutup seluruh pintu serta membumi hanguskan seluruh pasukan tanpa ampun.

Zhou berakhir dan bangkitlah Qin Dynasty yang kuat karena kejelasan dan presistensi dalam betindak..

TAK BISA KEMBALI


Oleh : Toni Yoyo


Tersebutlah seorang tua yang sudah di ujung usianya dan sedang menunggu datangnya maut menjemput. Dia teringat kembali sewaktu masih anak-anak. Saat itu dia ingin bisa mengubah dan mengatur dunia. ”Alangkah enaknya jika segala sesuatu dalam dunia ada dalam genggamanku, jika semua orang menuruti perintahku, kekuasaanku berlaku di seantero dunia, dan apapun yang kuinginkan dapat kuperoleh”, demikian dia berpikir.


Begitu menginjak remaja, dia berpikir ulang bahwa ternyata mengatur dunia itu sangat sulit karena begitu banyak negara, begitu luas dan begitu beraneka ragam penduduknya. ”Ah .... jauh lebih mudah mengatur satu negara saja”, gumannya. ”Jika semua orang dalam negaraku melayani dan menuruti apa yang kumaui dan aku memiliki kekuasaan mutlak dalam negara, cukuplah bagiku”, demikian pikirannya di usia remaja ini.


Tetapi dengan bertambah usianya menjadi dewasa, dia menyadari bahwa mengatur dan memiliki kekuasaan dalam satu negara juga tidak mudah. Banyak kompleksitas yang harus dihadapi. Berbagai suku dan agama, masalah ekonomi, politik, keamanan dan lain-lainnya akan menuntut banyak perhatian darinya. Akan melelahkan segala sesuatu bagi dirinya.


”Wah ... kalo demikian, cukuplah bagiku mengatur lingkungan masyarakat saja. Dengan terpandang dan menjadi pemimpin masyarakat atau lingkungan, aku masih akan didengarkan oleh cukup banyak orang”, demikian pemikiran yang bermain dalam dirinya.


Namun demikian begitu menjadi tua seiring dengan bertambahnya usia, dia kembali merasa bahwa lingkup satu lingkungan masyarakatpun terdiri dari banyak rumah dan keluarga sehingga cukup ruwet untuk mengatur dan mengubahnya. ”Masing-masing orang punya pemikiran dan keinginan sendiri. Bukan masalah mudah untuk mengatur mereka. Apalagi memaksakan keinginanku agar diikuti oleh mereka”, pikiran ini menggelayut dalam dirinya.


Oleh karena itu kemudian dia berpikir bahwa keluarganyalah yang seharusnya mematuhi apa yang dikatakan dan diinginkannya. Keluarga memiliki kaitan langsung dengan dirinya sehingga dia mempunyai kekuasaan (power) untuk membuat pasangan dan anggota keluarga mematuhinya. ”Keluargaku harus mendengarkanku. Mereka harus mengikuti perkataan dan permintaanku”, demikian yang muncul dalam pikirannya.


Tetapi sekarang dimana dia sudah sangat tua dan di ujung kehidupannya, dia seakan tersadar bahwa jikalau dari dulu, semenjak masih anak-anak, bukannya mengatur dan mengharapkan orang lain yang berubah, tetapi dialah yang mulai mengatur dan merubah dirinya sendiri, dengan cara mempraktekkan hal-hal baik dan menghindari hal-hal tidak baik sebanyak mungkin, maka tidak akan ada penyesalan di usia senjanya.


Apalagi jika praktek kebaikan dan penghindaran ketidakbaikan ini dapat berlanjut sewaktu dia remaja, dewasa, dan tua, tidak tertutup kemungkinan contoh ini dapat menular kepada lingkungannya dalam lingkaran yang makin besar dari waktu ke waktu. Sangat mungkin keluarganya akan berubah menjadi lebih baik melihat contoh dari dirinya. Kemudian keluarga-keluarga lain menjadi lebih baik sehingga lingkungan masyarakatnya menjadi lebih baik. Selanjutnya jika banyak lingkungan masyarakat menjadi lebih baik maka negara menjadi lebih baik. Dan pada akhirnya bukan hal yang mustahil jika banyak negara kemudian tumbuh menjadi lebih baik, dan duniapun dapat menjadi lebih baik.


Kita memang tak bisa kembali dan memutar waktu ke masa lampau. Marilah kita mulai merubah diri sendiri, dari sekarang tanpa menunda-nunda lagi, menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dan menjadi orang yang memiliki integritas antara pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, tanpa berharap apalagi memaksa orang lain untuk berubah menurut apa yang kita inginkan dan kehendaki.


Jika masing-masing orang bisa menjaga dirinya sendiri-sendiri bukankah pada akhirnya keseluruhan akan jadi terjaga ? Jangan lupa sewaktu kita menunjuk orang lain, hanya satu jari yang mengarah ke luar diri sedangkan tiga jari lainnya mengarah ke diri sendiri. Contoh melalui perbuatan nyata akan ’berbicara’ jauh lebih banyak, kuat, dan bertahan lama dibanding hanya berbicara melalui ucapan di mulut saja.


Jangan berpikir mengubah keluarga, orang lain, dan lingkungan sebelum kita memastikan bahwa kita telah mengubah diri sendiri dan menjadi contoh yang baik dengan mempraktekkan hal-hal baik dan menghindari hal-hal yang tidak baik terlebih dahulu.

Selamat menjadi ’manusia baru’ mulai dari sekarang sehingga bisa terhindar dari sesal di usia senja !.

FENOMENA 07-07-07


Kemarin sore dalam pesawat perjalanan pulang dari Jakarta menuju Medan , saya mendengar celotehan beberapa penumpang tentang fenomena unik tanggal 07 - 07 - 07 , macam - macam versinya ada yang bilang tanggal sial sehubungan dengan banyaknya kecelakaan moda darat di Jabar , ada pula yang bilang awal pertanda berkah , macam - macam deh komentarnya.
Nah buat teman - teman sendiri gimana ?

Kalau saya ?, ah biasa aja tuh , semua tanggal semua hari sama aja sih , tapi . . . . . . . yang penting kan cara kita menyikapinya , maksudnya saya menyikapi kan ada yang macam - macam , ada yang berbau klenik , ada yang syirik , ada pula yang Islami . . . . . nah saya pilih yang terakhir.

Gimana caranya menyikapi dengan Islami ? Pertama kita percaya dulu dengan rukun Iman dan rukun Islam , nah Iman pasti harus kuat lebih dulu , Kedua , harus percaya bahwa petunjuk hidup didunia itu adalah Al Qur'an.
Terus ada apa pada dengan tanggal tersebut ? Nah angka 070707 atau kita singkat 777 , kemudian karena surah Al qur'an cuma ada 114 , maka tanggal tersebut kita bagi dalam dua jenis , pertama 7 kemudian 77 .

Sekarang kita buka Qur'a pada surah 7 yaitu surah Al A'raaf , yang artinya Tempat Tertinggi , dalam surah tersebut digambarkan tempat tertinggi positif dan negatif bagi manusia , artinya kembali lagi ke Iman yang tadi , kalau Imannya positif dia akan Bahagia , tapi jika imannya negatif , dia akan senggsara .
Jadi tidak ada yang istimewa pada hari itu , kalaupun ada hoki atau celaka itu sudah destiny dari Yang Maha Sutradara.

Bagaimana denga surah 77 , coba kita lihat , nah ternyata surah Mur Salaat , yang artinya Malaikat yang diutus , diceritakan dalam surah itu adalah persoalan yang berkepanjangan yang menimpa suatu negeri.
Nah . . nah kira -kira sama ngga dengan yang terjadi pada negeri kita sekarang ini .

Ini bukan Djodi Ismanto yang meramal lho , ini kata Al Qur'an.
Tetapi mungkin teman - teman masih menganggap suatu kebetulan ...ngga apa - apa kita test lagi yuk.
Gimana dengan kita flash back ke tempat kerja kita dulu RBI ? . . . . . Berani buka - bukaan ? Oke . . .

Nah tempat kerja kita namanya RBI . . . . . nama orang , nama kantor bila disebut itu merupakan doa , makanya ada kepercayaan Jawa yang kadang menyuruh ganti nama karena bisa dianggap sial.
Kita mulai kaji RBI ya . . . jika A=1 , B= 2 C=3 dst. , maka R + B + I = 18 + 2 + 9 = 29 . . . .
Surah 29 adalah surah An Kabuut , yang artinya Laba - Laba , dalam surah itu diceritakan tentang orang yang jika beriman ia akan punya INISIASTIF , KREATIF dan SEMANGAT PANTANG MENYERAH . . . . . . bukan kah memang etos kerja seperti itu yang harus kita lakukan di RBI jika ingin maju . . . . . sama seperti nasehat Aa GUM yang lalu.

Sebaliknya surah itu juga berisi peringatan bagi orang yang tidak beriman bahwa ia akan Kurang PD , suka ngambek dan lain lain . . .
Nah invest yang gagal di RBI kan yang ngga PD ( Percaya Diri ) ngetok rumah AB dsb.. . . . betul kan.

Lebih meyakinkan lagi adalah dari nomor kantor RBI , Tanah Abang II No. 15
Angka 1 itu jelas sudah menunjukkan pada surah Al Fatihah , dimana dalam ayatnya terlansir , " Tunjukkanlah aku jalan yang lurus . . . .dst.dst" .
Saat invest briefing , RE kan sudah ngasih tahu " jalan yang lurus " harus usership begini , harus interval begitu dst , eh masih dilanggar juga . . . ya diliburin deh . . . .cucian deh loe . . . .

So , jadi kesimpulannya ? istimewa atau tidaknya suatu fenomena atau hari atau tanggal tertentu adalah tergantung cara kita menyikapinya , tentunya dalam koridor yang Islami.
Selama petunjuk dari Allah yang jadi pegangan maka selamatlah kita.

Saya punya satu pengalaman hidup yang berharga , saat menduduki posisi yang mantap di Astra , saya dapat tawaran di Mitsubishi , saat itu semua orang sebut saya " Orang Gila " karena mau kabur dari perusahaan yang sudah settle.
Apa yang saya lakukan ? Saya buka shalat istiharah dan buka Al Qur'an , . . . . . tujuh kali saya buka Qur'an secara random , dan anehnya cuma satu surah itu - itu aja yang terbuka selama 7 kali berturut - turut. . . anda mau tahu surah apa ? . . . . .Al Hijrah ! ( Pindah ! ) . . .aneh tapi nyata !

Dan sehari sebelum saya melayangkan surat mundur , management mengeluarkan policy " Golden Shake Hand " paket hengkang untuk karyawan yang mengundurkan diri dengan kompensasi yang menggiurkan.
Bisa diterka kan yang saya dapat . . . Duit dan Karir yang meningkat ditempat lain.
Dan Anda Juga bisa . . . . Jangan Lupa Rukun Iman dan Rukun Islam . . .itu aja kuncinya . . . .
Tinggal anda hitung jumlah angka nama atau nomor HP anda . . . . . . . lalu cocokkan dengan Al ' Qur'an.

Regards,
DJODI ISMANTO
From nice city of Medan
Posted by DJODI ISMANTO at 7:24 PM 0 comments



Friday, July 6, 2007
NAPAK TILAS RBI-2


Medio Maret 1988 , Dua orang anggota invest team CMI baru saja selesai melakukan interview beberapa responden di sebuah desa rural , kawasan Suka Sari Bogor , sebut saja Wahyu dan Harmen.( bukan nama sebenarnya )
Saat menuruni lembah menuju arah kota Bogor , tiba – tiba terdengar sebuah sapaan ramah dari sebuah rumah.

“ Halo oom Wahyu , mau pulang Oom “ seorang gadis remaja tanggung menyapa salah satu teman invest kita yang paling senior.
Wahyu memang investigator paling spesialis untuk daerah tersebut , hingga tak heran jika hampir seluruh kampung tersebut mengenalnya , ditambah lagi dia memang asli putra Sunda.

“ Iya nih , mau pulang ke Jakarta “ jawab Wahyu , “ Mampir dong oom “ pinta si gadis , “ Bapak ada kok didalam “ lanjutnya , Wahyu sebenarnya agak enggan mengingat hari sudah sore , sementara jarak ke Jakarta masih jauh.
Namun rekannya Harmen terus mendesak “ Cewek kece tuh , udah yuk kita mampir aja “ ujar Harmen.

Didesak demikian Wahyu tak bisa menolak , segeralah keduanya bertamu kerumah tersebut , belakangan diketahui didiami oleh keluarga Haji Tohir , kepala kampung tersebut yang selama ini memang menjadi target responden RBI.
Segeralah keduanya beramah tamah dengan Haji Tohir , sementara anak gadisnya setelah membawakan pisang rebus segera mohon pamit ‘ Oom , Ina mau mandi dulu ya “ dan segera berlalu keluar rumah , sementara Harmen agak bingung , mau mandi kok keluar rumah , setelah dijelaskan bahwa kamar mandinya terletak beberapa meter dimuka rumah dipinggir sungai , barulah ia paham.
Haji Tohir pun menyilahkan mereka untuk menikmati suguhan pisang rebus yang disediakan.

Tidak lebih dari 2 menit makan pisang rebus tersebut , Harmen terlihat agak nanar , pandangannya kosong , sementara matanya agak terbeliak , Wahyu dan Haji Tohir pun agak panik , “ Wah , ayan nih “ pikir Wahyu , yang segera mengambil air minum , ‘ Coba Men , minum nih , minum nih “ , sementara Haji Tohir berinisiatif memijat punggungnya karena menyangka dia tersedak.

Namun Harmen menolak pertolongan tersebut , dan terus saja makan pisang tersebut , Wahyu pun berulang kali berseru “ jangan – jangan dimakan “ , udah minum – minum aja yang banyak “ katanya.
Harmen tetap tidak mengindahkan peringatan tersebut dan menolak bantuan rekannya.
Tak lama sitausi pulih , Harmen duduk tenang dengan pandangan sedikit sayu , tubuhnya agak lemas , namun napasnya masih terengah – engah.
Takut dengan berubah memburuk , Wahyu berinisiatif untuk pamit , mengingat perjalanan pulang masih jauh.

Selama perjalanan ke terminal Baranangsiang – Bogor perdebatan sengit terjadi antara keduanya.

Harmen : “ Kenapa sih Yu , reseh ganggu orang happy aja “
Wahyu : “ Lho reseh apanya , Gw kan mau nolong loe , kok malah nuduh gitu “
Harmen : “ Nolong apaan , gw kan ngga sakit kenapa – napa ! “
Wahyu : “ Ngga sakit gimana , mata mendelik , keluar keringat dingin , makan pisang kelihatan susah , kayaknya kan loe lagi “ kelolodan “ , makanya gw suruh minum banyak – banyak dan pisangnya jangan dimakan “.
Harmen : “ Nah , makanya itu gw bilang loe ini ngga suka orang lagi senang ,
Tahu ngga saat tadi anak pak RT mau mandi , kan gw lihatin dia terus , ternyata dia masuk bilik kecil yang di depan rumah itu “
“ Eh , tanpa ragu dia buka seluruh bajunya , gw kan duduk pas menghadap keluar , gimana ngga panas dingin lihat “ Gitar Spanyol “ keluar dari bungkusnya “ jawabnya sambil nyengir kuda , “ Ya , gw salah tingkah lah , sementara loe ini repot nyuruh gw minum lah , pandangan kan jadi terganggu “ . . . . .

Wahyu : “ O , itu masalahnya “ , Wahyu paham “kelakuan “ temannya yang memang mata bongsang. : Bener kok , gw mau nolongin loe , sekarang gw tanya ya ,enak ngga pisang rebus tadi ?
Harmen : “ Ah ngga perhatiin tuh , konsentrasi gw ke “ Gitar Spanyol “ kok “ yang penting sekarang kenyang , gw embat 4 biji sekaligus !.
Wahyu :” Nah , disitulah masalahnya , gw nyuruh loe minum kan , gw larang makan pisang itu kan , karena gw lihat sendiri semua pisang yang loe makan lupa loe buang kulitnya . . . . . . . .”
Harmen : “ Alamaaaaak “ sambil megang perut
Wahyu : ‘ Makanya otak jangan cuma di Gitar Spanyol doang , kulit pisang loe embat juga . . . . .”
Harmen : “Gerz(&#@|X?>


Do you really want to know who they are ? Stay tune for tomorrow . . .after week end

(djodi ismanto)

Marriage Life Before and After !!


Before marriage.
Darling here.. darling there...
After marriage.
Baling here... baling there..

Before marriage.
I die for you. . .
After marriage.
"You die, up to you. "
Lagi lama married.
You die I help you!

Before marriage.
You go anywhere. . I follow you.
After marriage. .
You go anywhere. . up to you .
Lagi lama married.
You go anywhere better get lost!!

Before wedding
you are my heart, you are my love"
After wedding
"you get on my nerves. "

Before wedding
"you are sweet and kind just like Cinderella"
After wedding
"you are worse than godzila"

Before wedding
Roses are red, violets are blue. Like it or not, I'm stuck with you
After wedding
Roses are dead, I am blue. You get on my head, I will sue you

Before wedding
Every makan he brings you to Shangri-La
After wedding
You want to go, he says you wait-la

Before wedding
She looks like Anita Sarawak
After wedding
Don't know whether katak or biawak

Send instant messages to your online friends who need a good
laugh...................... esp if they are married......... !!!

Gambar Lucu

Penipuan Lewat Internet



Otak Laki-laki



Mengempeskan Perut



Majalah untuk orang buta



Main perah perahan



Kerja Tim



Kegunaan pria waktu di pantai



Pilot nya sedang ngapain



Ingin Memanggang Tikus



Horor Ayam



Cyber Sex



Cara ikan memancing



Buang air di cerobong



Bingung Kanan Kiri




Billclinton Tertangkap




Beda Cowo sama cewek pacaran




Baca dari samping




Asal Pencet




Apa yang dikeringkan



Anjing Mengaku Kucing



Superman di kamar kecil



System Error



Tangan usil salah pegang



Yang dilakukan pada lelaki tak berguna

Gambar Lucu

Sebelum Dan Sesudah 6 Bir





Sumanto Jadi Bintang Iklan




Undangan Makan Barbeque Bareng




Restoran Kaki Kodok




Cek




Kejepi Peti




Obat Ganteng



Fatalmorgana

Gambar Lucu



Menolong Orang Tenggelam




Yang Mana Ukuran Anda??





Belakar Terbang




Gak Kompak




Ukuran Besar Kecil.....

Jangan Coba-Coba Nyalakan Kembali Cinta Pertamamu!


KapanLagi.com - Kenangan cinta pertama teryata membuat orang mengalami ketagihan yang lebih kuat dibanding narkoba jenis apapun dan banyak orang dewasa menjadi tidak berdaya menahan jatuh cintanya lagi kepada dambaan hatinya semasa kecil.

Cinta pertama sudah tertanam dan tak bisa dihapuskan dari ingatan, kata para ilmuwan. Karena itu mereka mengingatkan jika gelora masa lalu itu dibangkitkan kembali, bisa terjadi akibat yang tidak habis-habisnya dan tidak dapat diperbaiki kembali, selain hancurnya pernikahan dan timbulnya jalan menuju kehampaan.

"Ini bukan perselingkuhan biasa, dimulai dengan telepon lalu berlanjut ke hotel, sebegitu cepatnya," kata Nancy Kalish, psikolog dari Universitas Sacramento yang selama 14 tahun mempelajari hal tersebut.

Salah seorang yang mengalami hal itu adalah Jeannie T. "Saat kami saling pandang, rasanya seperti disambar petir," kata Jeannie.

Hatinya tertambat kembali pada Ben, saat reuni ke-40 sekolah mereka di Joplin, Missouri, beberapa bulan lalu. Dia terakhir kali melihat Ben melambaikan tangan dari kereta api pada 1965. Saat itu Ben akan berdinas militer ke Vietnam. Tapi, begitu mereka bertemu kembali, cinta pun bersemi lagi.

"Dia berlutut di samping saya dan mengatakan bahwa hal yang paling sulit dia lakukan adalah ketika meninggalkan saya," kata Jeannie, yang kini seorang makelar rumah di Florida.

Jeannie pun deg-degan, dan perempuan berusia 60 tahun itu bertekad "Aku harus mengatakan dia sangat berarti untukku."

Tetapi, dia kehilangan kesempatan mengatakan hal itu di reuni karena istri Ben datang ke acara tersebut. Hubungan mereka pun berlanjut lewat Internet. Suami Jeannie, Mike T., mengatakan istrinya langsung gila Internet semenjak pulang dari reuni. Jeannie dan Ben juga mulai saling kirim email dan SMS.

Para peneliti mengatakan bahwa apa yang terjadi pada pasangan itu adalah ciri-ciri khas dari kekasih remaja yang saling jatuh cinta kembali setelah beberapa dasawarsa kemudian.

"Hormon masa remaja telah menggoreskan cinta pertama ke dalam otak," kata seorang antropolog, Helen Fisher, dari Rutgers University, yang telah menulis buku Why We Love (Kenapa Kita Mencintai).

Suara maupun sentuhan dari cinta pertama yang hilang telah memicu keinginan, kebutuhan dan pendambaan pada otak, tepat di titik yang sama dengan mereka yang kecanduan kokain.

"Itu lebih kuat daripada ketagihan," kata Fisher.

Donna Hanover tahu bagaimana rasanya hal itu. Setelah diceraikan oleh Rudolph Giuliani, bakal calon presiden AS, dia menemukan cinta lain setelah menggelorakan kembali cintanya semasa remaja, 30 tahun lalu.

"Langsung ada rasa di antara kami, sama seperti dulu ketika kami masih muda," katanya.

Hanover, bersama 49 orang lain seperti perancang busana, Nicole Miller, aktris Carol Channing dan Suzanne Pleshette, menceritakan pengalaman mereka dalam buku My Boyfriend`s Back (kembalinya pacar saya).

Namun, romantika di reuni sekolah segera jadi basi jika keduanya sudah punya pendamping. Kalish mengingatkan, seringkali si pendampinglah yang paling menderita.

Kehadiran Internet menambah peliknya masalah.

Penelitian berjudul Lost & Found Lovers yang dilakukan Kalish pada 1997, mengungkapkan bahwa janda yang ditinggal mati maupun yang bercerai, biasanya bersatu kembali dengan pangeran pujaan mereka lewat berbagai kesempatan.

"Banjir perselingkuhan" didukung tiket pesawat yang kini murah dan diperparah adanya mesin pencari Internet mengakibatkan banyak bencana dalam perkawinan.

Cukup dengan mengklik, iseng maupun serius, Anda bisa menemukan kekasih hati lewat classmates.com, reunion.com atau situs web lain.

"Yang laki-laki menulis surat, yang perempuan menulis balasan, masalahpun datang," kata Kalish.

Dalam studi yang dia lakukan pada 2004-2005 terhadap 1.600 pasangan yang menemukan kembali cinta pertama mereka, 62% di antaranya menikah dengan orang lain, jumlah ini meningkat dari masa sebelum ada internet yaitu hanya 30%.

Suami Jeannie, Mike, tahu dari internet mengenai perselingkuhan istrinya, dan dia tersadar bahwa dia tidak sendiri.

"Orang yang kehilangan cinta sepertinya merasa punya hak yang luar biasa untuk melakukan apapun yang mereka mau termasuk mengacaukan orang lain," kata Mike, (58), seorang profesional media.

Mike dan Jeannie yang sudah 13 tahun menikah, sepakat bahwa sampai satu tahun lalu, mereka punya perkawinan yang baik.

Keduanya saat ini ikut bimbingan untuk menyelamatkan perkawinan mereka, namun Jeannie mengaku hatinya masih terbelah untuk dua lelaki.

Satu-satunya jaminan Anda tidak akan terlibat masalah itu adalah dengan menolak email pertama, kata Kalish.

Jika ada reuni sekolah, Jeannie memberi nasehat kepada para pendamping: "Dampingi pasangan Anda". (*/cax)

Senin, 30 Juli 2007

8 Profil Menuju Kekayaan


Mohon maaf, saya baru sempat melanjutkan cerita seperti yang saya janjikan kemarin. Maklum, lagi sok sibuk neh...

Coba sekarang anda saya minta untuk berpangku tangan sesuai dengan kebiasaan anda selama ini. Coba perhatikan, apakah tangan kanan di atas tangan kiri atau sebaliknya?

Nah, sekarang ubahlah posisi itu dengan cepat menjadi kebalikannya.

Bagaimana rasanya? Nggak enak kan? Karena sudah terbiasa dengan gaya sebelumnya.
Itulah kebiasaan atau bakat alami anda.

Jadi, melalui 8 profil alami yang dikembangkan oleh Roger Hamilton ini, anda bisa temukan jalur alami untuk menjadi sukses membangun kekayaan sesuai dengan kebiasaan anda sendiri.

Kedelapan profil itu adalah:

1. Creator
2. Star
3. Supporter
4. Deal Maker
5. Trader
6. Accumulator
7. Lord
8. Mechanic

1. Creator. Orang seperti ini diwakili oleh Bill Gates, Walt Disney, Richard Branson dan sebagainya. Mereka adalah orang-orang kreatif dan banyak idenya. Mereka akan terus berkreasi dengan apa pun yang dimilikinya, meskipun terbatas. Mereka fokus di sisi kreatif saja dan menyerahkan pekerjaan lainnya kepada supporter atau mechanic dan lainnya.

2. Star (bintang), contohnya adalah Oprah Winfrey, David Beckham, Inul dan sebagainya. Mereka menjadi magnet bagi uang. Personal branding mereka kuat dan melekat pada dirinya. Uang didapatnya ketika ia tampil di pentas. Biasanya mereka ini adalah orang-orang yang ekstrovert, suka tampil di depan orang banyak.

3. Supporter (pendukung). Diwakili oleh Jack Welch (mantan CEO GE), TP Rachmat (Astra). Mereka suka memimpin orang, adalah manajer yang handal dan hebat dalam mengelola perusahaan.

4. Deal Maker, contohnya adalah Donald Trump, Li Kashing. Mereka suka bernegosiasi sampai titik darah penghabisan. Akalnya ada 1001 untuk mendapatkan best deal.

5. Trader (pedagang), contohnya adalah George Soros, Theo F. Toemion. Mereka mencari produk dengan harga murah dan bisa dijual harga tinggi. Timing adalah salah satu kunci keberhasilannya. Visinya adalah jangka pendek. Yang penting beli di harga sekian dan jual di harga sekian.

6. Accumulator, tokohnya adalah Warren Buffet, Robert Kiyosaki. Mereka suka mengumpulkan aset, menunggu dengan sabar sampai harganya tinggi dan menjual atau mendapatkan cashflow dari aset itu.

7. Lord, mereka adalah orang yang suka dengan detail, suka menghitung dengan matang dan jeli, pintar merekayasa keuangan. Profil ini diwakili oleh Andrew Carnegie, Laxmi Mittal, Sandiaga Uno dan sebagainya. Mereka bisa membangun kekayaan dengan modal nol.

8. Mechanic. Orang tipe ini adalah para pembuat sistem dan mengembangkannya. Contohnya adalah Ray Kroc (Mc Donald's), Sam Walton (Wal Mart) dan sebagainya. Mereka selalu berpikir bagaimana agar sistem bisnisnya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Apakah tipe profil yang cocok untuk anda? Silakan tentukan sendiri di mana kecenderungan anda. Tidak mutlak harus kuat di satu profil saja. Bisa jadi ada 1 yang kuat dan 2 lainnya mendukung.

Orang yang sudah mengetahui profilnya, ibarat berjalan di jalan tol bebas hambatan.

Orang yang belum ketemu profilnya, ibarat berjalan di jalan kampung yang berliku-liku alias banyak trial dan errornya.

Kalau anda sudah tahu di mana profil anda, enak sekali. Anda tinggal fokuskan saja di situ.

Contohnya Inul. Dia hanya fokus latihan goyang dan nyanyi aja. Dia tidak mikirin bagaimana menjual karcis, bagaimana menata panggung, bagaimana band pengiringnya dan bagaimana membuat deal dengan event organizernya. Semua pekerjaan itu dilimpahkannya kepada ahlinya.

Dia hanya fokus di panggung saja sebagai star.

Coba bayangkan seandainya semua hal itu dilakukannya sendiri saja. Kebayang nggak bagaimana pusingnya.

Kemarin siang saya bertemu dengan seorang supplier saya yang agak bermasalah. Masalah utamanya adalah dia merangkul semua profil itu di dalam dirinya alias "one man show".
Akibatnya, kepalanya hampir "pecah" kelebihan beban. Dia adalah direkturnya merangkap kreatif merangkap produksi merangkap pemasaran merangkap bagian keuangan merangkap bagian purchasing merangkap deal maker.

Menurut saya dia adalah seorang deal maker. Dia cukup fokus di bidang itu saja dan menyerahkan seluruh pekerjaan lainnya kepada orang lain. Masalahnya, dia adalah orang yang perfeksionis, tidak mudah percaya kepada orang lain. Nah, ini sih soal mind set yang salah.

Ada juga teman saya yang memaksakan diri jadi pedagang. Padahal dia adalah tipe mekanik yang kuat di sistem. Tau sendiri kan apa cerita selanjutnya? Ya, gagal tentu saja. Dia paksakan terus buka dagangan lain dan berakhir dengan kekecewaan yang sama.

Makanya, saran saya pakailah kaidah tukang kayu: ukur 2 kali, potong 1 kali. Renungkan dulu sampai ketemu bakat alami anda. Kemudian fokuslah di sana dan kembangkan bakat itu untuk membangun kekayaan anda.

Kedelapan profil yang diwakili oleh tokoh suksesnya itu membangun kekayaannya dengan caranya masing-masing. Tidak semuanya harus menjadi pedagang.

Temukan bakat alami anda, fokus, serahkan sisanya kepada ahlinya. Dan anda pun insya Allah akan berada di jalan tol menuju kekayaan yang diidam-idamkan.( source : Rony Y. Manet fashion )

Badai Pasti Berlalu


BHidup seolah berada di sebuah bahtera yang berada di tengah samudra. Perlu perjuangan untuk membuat bahtera tersebut melaju menuju pulau impian. Jika tidak, behtera hanya akan terombang-ambing entah kemana. Kita perlu terus menjadikan bahtera bergerak dan mengarahkannya ke arah pulau impian kita. Namun, kadang badai datang, membuat bahtera kita oleng bahkan hampir tenggelam.



Namun bahtera kehidupan memiliki sebuah keajaiban. Bahtera kehidupan tidak akan pernah tenggelam selama kita memiliki harapan. Oleng mungkin tetapi tenggelam tidak jika kita masih memiliki harapan bahwa kita akan sampai ke tujuan yang kita impikan. Jika badai begitu lama menggoncang bahtera kita, jangan pernah menyerah, karena menyerah adalah satu cara pasti bahtera kita tenggelam. Harapan, membuat bahtera kita tidak akan pernah hancur dihantam gelombang dan tidak akan membuat bahtera kita karam.


Lalu, dari mana datangnya harapan? Harapan ada pada diri kita, sebab tidak ada badai yang melebihi kekuatan diri kita. Sebesar-besarnya badai masih dibawah kemampuan kita semua. Allah telah memberikan kekuatan yang sangat dahsyat pada diri kita atau mendatangkan badai yang besarnya masih ada dibawah kemampuan kita. Allah tidak pernah memberikan cobaan yang melebihi kemampuan kita.


Jagalah harapan bahwa selalu ada jalan keluar. Yakinlah bahwa kita bisa bertahan. Pasti ada sesuatu hikmah besar dibalik kesulitan yang kita hadapi. Semakin besar kesulitan, mungkin semakin besar dan bernilai hikmah yang akan kita dapatkan nanti. Jagalah harapan, karena badai pasti berlalu.

KENAPA BERBEDA


Perbedaan laki-laki dan perempuan, ternyata sudah terjadi sejak saat-saat awal penciptaan manusia di dalam rahim. Penyebab utamanya adalah terbentuknya hormon yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dikendalikan oleh hormon androgen. Sedangkan perempuan dipengaruhi oleh hormon estrogen.

Hormon-hormon inilah yang bertanggungjawab terhadap terbentuknya fisik lelaki dan perempuan. Lelaki lebih berotot, sedangkan perempuan lebih lemah lembut. Lelaki berkumis dan bercambang, sedangkan perempuan tidak. Lelaki memiliki alat genital kelaki-lakian, sementara perempuan dengan genital kewanitaannya. Dan seterusnya.

Tapi, dari manakah munculnya hormon-hormon itu? Dan kenapa bisa berbeda antara hormon lelaki dan hormon perempuan? Ternyata, ini disebabkan oleh perintah dari dalam genetika cikal bakal bayi.
Rangkaian genetika adalah seperangkat ‘perintah’ yang terdapat di dalam inti sel-sel manusia. Pada setiap inti selnya, manusia menyimpan sekitar 5 miliar perintah. Seperti program komputer saja layaknya.

Pada saat pembentukan janin di dalam rahim, sperma sang ayah dengan ovum sang ibu menyumbangkan separo sifat-sifat mereka. Lantas, bergabung menjadi sebuah sel baru yang disebut sebagai Stem sel. Cikal bakal bayi.

Di dalam sel tunggal itulah perintah penciptaan mulai berjalan. Ada perintah untuk membentuk kepala, membentuk tangan, kaki, dan berbagai organ-organ tubuh manusia, secara sempurna. Maka sel tunggal itu pun membelah menjadi bertriliun-triliun sel hanya dalam waktu sekitar 9 bulan. Dan kemudian membentuk struktur dan fungsi yang sangat canggih.

Proses pembedaan antara lelaki dan perempuan dimulai hari ke-13 setelah sperma dan sel telur bergabung menjadi Stem sel. Dan baru berhenti sekitar 10 hari sesudah kelahiran bayi.

Apakah yang terjadi saat itu? Ternyata ada jenis gen dalam sperma lelaki yang menyebabkan si bayi terbentuk menjadi bayi laki-laki atau bayi perempuan. Namanya Gen SRY alias Sexual Determining Region. Gen ini menghasilkan substansi yang disebut TDF, dan menyebabkan tumbuhnya alat kelamin lelaki atau alat kelamin perempuan.

Adalah sangat menarik, jenis kelamin bayi yang akan lahir itu ternyata ditentukan oleh sang ayah lewat kromosom Y yang terdapat pada spermanya. Sedangkan sel telur ibu bersifat pasif dalam hal ini. Kromosom ayah memiliki kode XY. Sedangkan kromosom ibu berkode XX.

Jika kromosom Y dari ayah bertemu dengan kromosom X dari ibu, maka janin tersebut akan berkembang menjadi bayi lelaki. Jika kromosom X dari ayah yang bertemu dengan X dari ibu, maka janin berkembang menjadi bayi perempuan. Ini persis seperti yang diceritakan oleh Al-Qur’an, bahwa penentu jenis kelamin lelaki dan perempuan adalah sperma ayah, bukan sel telur ibu.

QS. An Najm (53): 45-46
dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan, dari sperma yang dipancarkan.

Ini sungguh luar biasa. Sejak belasan abad yang lalu Al-Qur’an telah menunjukkan bahwa penentu jenis kelamin pada seorang bayi ternyata adalah sperma yang dipancarkan oleh sang ayah. Dan kini hal tersebut telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa antara laki-laki dan perempuan memang memiliki fungsi yang berbeda tapi saling melengkapi. Tidak bisa disamakan. Jika anda ingin memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu, maka yang harus direkayasa adalah sperma sang ayah.

Nah, sejak penentuan jenis kelamin itu terjadi, maka janin bakal menghasilkan hormon yang berbeda. Pada janin laki-laki, ia akan menghasilkan hormon androgen alias hormon lelaki. Sedangkan pada wanita akan menghasilkan hormon estrogen.

Sejak sekitar hari ke 13 itu janin laki-laki menghasilkan hormon-hormon lelaki yaitu testosteron dan MIS (Mullerian duct Inhibiting Substance). Kedua jenis hormon ini akan menyebabkan otak si janin bertumbuh menjadi otak laki-laki.

Testosteron berfungsi untuk membentuk alat kelamin lelaki dengan segala perlengkapannya, serta menekan terbentuknya kelenjar susu. Sedangkan MIS bertugas untuk mencegah terbentuknya alat kelamin wanita, termasuk rahim dan saluran telur. Dengan demikian, secara berangsur-angsur janin itu akan mengarah kepada bentuk lelaki dengan segala kekhasannya.

Sebaliknya, janin akan menjadi perempuan jika hormon yang bekerja adalah hormon-hormon estrogen. Secara bertahap si janin akan membentuk semua kelengkapan organ tubuh wanita.

Perkembangan tersebut - baik pada lelaki maupun wanita - terjadi selama pembentukan bayi di dalam rahim, sampai usia sekitar 10 hari setelah kelahiran. Jika, dalam kurun 10 hari itu terjadi pengaruh-pengaruh pada sistem organ seks mereka, atau fungsi otaknya, maka boleh jadi hal itu akan mengganggu perilaku seksualnya di kemudian hari.

Sebagai contoh, jika hewan percobaan yang berkelamin jantan dikebiri sesaat setelah kelahirannya, maka di waktu-waktu selanjutnya hewan tersebut akan bertingkah laku sebagai betina. Demikian pula penyuntikan hormon estrogen pada si jantan, juga menyebabkannya bertingkah laku sebagai betina.

Pada manusia pun terjadi demikian. Jika ada seorang wanita disuntik dengan hormon laki-laki, maka ia akan menunjukkan sifat-sifat yang cenderung laki-laki dan lebih agresif dibanding sebelumnya. Demikian pula sebaliknya, jika seorang lelaki disuntik dengan hormon-hormon kewanitaan, maka ia akan menunjukkan gejala-gejala fisik dan bersikap sebagai perempuan.

Karena itu jangan heran, pada seorang waria, mereka mengandalkan suntikan hormon itu untuk membentuk fisik mereka agar menjadi lebih wanita. Sekaligus akan berpengaruh pada beberapa sifatnya. Namun, tentu saja, tidak bisa sempurna. Karena sudah ‘telanjur jadi’…

MALING YANG TELEDOR


Suatu waktu hiduplah seorang inspektur polisi yang terkenal dengan pengamatan dan analisanya yang tajam. Suatu siang pada musim panas yang terik, inspektur itu berjalan dengan santai ke sebuah tempat ibadah.

Secara kebetulan, ia melihat tiga orang sedang tertidur lelap di salah satu sisi belakang bangunan tempat ibadah tersebut. Di dekat mereka terdapat semangka yang telah diiris-iris menjadi beberapa bagian tapi tidak terlihat tanda bahwa sudah dimakan.

Bagi orang biasa dan penjaga tempat ibadah, tidak ada yang aneh dari kondisi ketiga orang yang sedang tertidur tersebut sehingga mereka dibiarkan saja beristirahat di situ. Akan tetapi tidak bagi sang inspektur polisi. Ia segera memerintahkan bawahannya untuk menangkap ketiga laki-laki itu dengan tuduhan telah melakukan kejahatan dan membawa mereka ke kantornya. Ketiganya terbangun dengan terkejut karena langsung dituduh sudah melakukan kejahatan. Akan tetapi sesudah dilakukan interogasi, akhirnya ketiga orang tersebut mengakui kesalahan dan kejahatan yang sudah mereka lakukan.

Ketika ditanya bagaimana dia bisa menghubungkan detil kejadian tersebut dengan kesimpulan yang mengarah kepada penangkapan ketiga penjahat itu, sang inspektur menjelaskan : “Pada umumnya, orang yang patuh pada hukum mulai bekerja di pagi hari dan tidur di senja atau malam hari. Ketika melihat tiga orang lelaki bertubuh sehat tidur sedemikian lelap di siang bolong seketika timbul kecurigaanku. Akan tetapi ini belum bisa membuktikan secara penuh bahwa ketiganya sudah melakukan perbuatan tidak baik. Apalagi ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang memang dilakukan di malam hari sehingga orang yang menjalaninya perlu beristirahat di siang hari walaupun seharusnya mereka tidur di rumah masing-masing dan bukan di tempat umum seperti belakang tempat ibadah ini.” “Yang memperkuat dugaanku adalah, kebanyakan orang yang sudah memotong semangka akan segera memakannya. Ternyata ketiga orang itu tidak melakukan hal ini.

Mereka sengaja memotong semangka itu untuk menarik dan memerangkap lalat sehingga dapat mencegah binatang-binatang tersebut mengganggu tidur mereka. Cara yang dengan percuma membuang-buang semangka seperti itu mungkin saja dapat terjadi di rumah orang kaya, tetapi tidak di tempat umum.” “Baju mereka yang biasa-biasa saja bahkan terkesan miskin menunjukkan bahwa mereka bukan berasal dari golongan orang kaya.

Pertanyaan yang langsung muncul dalam pikiranku adalah mengapa mereka dapat bersikap begitu boros ? Pastilah mereka sudah mendapatkan lebih banyak uang dibanding nilai uang dari semangka yang terbuang.” “Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut aku sampai pada kesimpulan bahwa mereka pasti tadi malam baru melakukan tindakan kejahatan. Sesudah menanyai penjelasan dan alibi mereka secara terpisah satu per satu, kemudian mengkonfrontir ucapan yang satu dengan yang lain, aku berhasil membuktikan bahwa mereka memang telah melakukan kejahatan”.

Lebih seringlah untuk terjun ke bawah atau langsung ke lapangan apapun peran yang kita jalani saat ini dalam kehidupan kita masing-masing. Dengan mengamati langsung melalui panca indera kita, ditunjang oleh pemikiran yang logis maka banyak hal penting yang dapat kita tangkap untuk kemajuan diri kita maupun orang lain. Cara ini juga bisa menghindarkan kita dari hal-hal yang tidak baik, karena bisa diantisipasi lebih awal.

Mencari Uang atau Mencari Prestasi?


Sering kali kalau saya meng-interview seseorang karyawan baru khusus untuk perusahaan kami, senantiasa terlontar sebuah pertanyaan sangat menentukan sikap. Saya menanyakan, apa alasan ybs mau bekerja diperusahaan /departemen kami.

Jawaban sangat bervariasi dan sebagian besar menjawab dengan klise seperti "untuk menambah pengalaman", "menambah ilmu" dsb. Mereka biasanya setelah diberikan kesempatan untuk memperjelas alasan yang tepat, akhirnya ujung-ujungnya mengatakan "mencari uang".

Nah, disini saya selalu terkenang akan masa lalu dimana setelah lulus S1, saya tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan S2 karena memang kebutuhan akan uang tidak tercukupi bila harus memaksakan diri "mencari ilmu". Tetapi saya berhasil "menghibur diri" dengan menggunakan alasan logika, bahwa dimana tempat saya bekerja dan berkarir adalah S2 saya dan begitu seterusnya karena keinginan saya untuk mau terus belajar entah sampai kapan...

Kembali dengan interview, mereka biasanya mencoba merenungkan ide saya sbb: Bagaimana bila Anda merefleksikan sikap "mencari uang" itu kedepan. Mereka saya ijinkan memperkirakan apa yang dijawab seorang maling yang diinterogasi oleh polisi. Ya mungkin dengan cara yang lebih keras supaya sang tawanan tsb menjawab "mengapa mencuri".

Tentu saja mereka dan Anda juga bisa menjawabnya dengan mudah bukan? Mereka "butuh/mencari uang" untuk hidup... Saya selalu mencoba mengingatkan, bahwa tentu saja ucapan "mencari uang" tidak salah, tetapi akan menjadi bumerang bila mereka ucapkan dengan penuh motivasi yang serius atau menjadi keinginan! Otak kita sangat pintar, sehingga bila ada instruksi/motivasi yang masuk dengan sadar dan tidak sadar otak kita akan bekerja dengan keras mengejar target tersebut, misalnya "mencari uang".

Maka amat sangat mungkin tahap-tahap yang terjadi bisa saja sbb: mulai menghitung-hitung untung-rugi antara gaji dan jam kerja, meng-korupsi waktu dan akhirnya materi. Hal ini biasanya akan menimbulkan stress yang tidak sehat. Otak kita akhirnya me"rekomendasi"kan atau "tidak bisa lagi membedakan" mana uang pribadi dan uang perusahaan. Dan biasanya Boss/Owner Perusahaan pastilah bukanlah orang bodoh, dia justeru akan main lebih sadis dengan perhitungan untung-rugi dengan karyawan. Bisa ditebak juga bukan bila hal ini terjadi siapa yang bakal lebih "pintar" yang bakal mendapatkan keuntungan? Bila pun didapat, bukankah itu dari hasil yang tidak FAIR?

Dan bila sang karyawan dan pimpinan jadi "adu ulet" maka bisa dibayangkan sirkuit lingkaran setan yang dibentuk. Biasanya, sang karyawan baru akan tercenung, dan disinilah saya membagikan tips agar sang karyawan bisa lebih berdaya guna: Saya menceritakan kasus saya ketika ingin belajar lebih lanjut tapi nggak punya uang seperti diatas, lalu bertekad belajar dimanapun saya mendapat kesempatan. Dan biasanya saya ajak sang karyawan mau belajar atau tidak dengan tips ini.

Di tempat kerja atau "kampus" baru ini sang karyawan adalah "siswa" dan saya menjadi pembimbing/guru yang bertanggung jawab atas karir/study ybs. Karena toh, dimana-mana ya memang seorang pemimpin harus mengajar dan membimbing bukan? Bila ybs berprestasi, akan disediakan Promosi dan kemungkinan "naik kelas".

Bagi para Pemimpin, poin ini sering dilepas, dia mengajar tetapi tidak mengikat sang karyawan untuk tetap semangat belajar selama masih bersama-sama. Menggunakan logika, bahwa karena ybs belajar maka mendapatkan istilah "uang jajan" sebagai pengganti istilah "gaji". Dari poin ini saja otak kita rasanya langsung lebih lega karena tidak lagi berhitung-hitungan dengan input-output kerja. Bahkan di "kampus" baru ini ybs tidak perlu membayar uang kuliah tetapi justeru menerima seluruh perangkat "belajar"nya dia seperti: seragam, komputer, ruangan dsb. Selalu saya tanyakan, apakah uang jajan saat sekolah/kuliah lebih besar atau tidak dengan "uang jajan" yang dia terima di "kampus" ini.

Untuk yang ini jawaban mereka 100% setuju bahwa "uang jajan" mereka sudah lebih baik. Istilah "belajar" dan "kampus" baru buat seorang yang serius akan berdampak dahsyat seperti: kita akan menemukan bahwa otak kita bila sedang belajar akan menciptakan prestasi-prestasi yang mustahil akan diberikan oleh orang yang bermotif mencari duit. Terbukti bukan, saat dulu kita sekolah/kuliah, walaupun berantem atau dimarahin Guru, demi ilmu kita tetap masuk dengan semangat untuk lulus bukan? Bahkan untuk tim kami disinilah kami membuat prestasi saat dulu kuliah menjadi juara LKIP tingkat Nasional, padahal modal kami cuma satu BELAJAR.

Karyawan-karyawan di departemen kami perusahaan terdahulu mencapai rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan, yaitu melakukan penjualan lebih dari 10 kali target! Sebagian model seperti ini juga kami praktekkan di tempat dimana kami ber-organisasi, bahkan juga saat kami memberikan konseling dan program TRAIN the TRAINER.

Bahwa semua anggota tim bisa lebih sukses dari pada saya sendiri dan karena tanpa pamrih, saya hanya bisa terus menyampaikan model "BELAJAR" seperti ini dimana pun dan pasti SUKSES. Salah seorang "office boy" kami telah menjadi National Sales Manager dalam waktu 10 tahun.

Sangat banyak alasan yang diberikan orang ketika mereka sudah capek-capek lulus kemudian dengan mudahnya mengganti motivasi yang benar dengan motivasi/keinginan mencari uang. Coba renungkan, kalau Tuhan demikian besar dan dahsyat menurut ukuran orang-orang beriman, apakah layak motivasi utama seseorang bekerja adalah hanya "mencari uang"?

Bukankah seharusnya bisa lebih baik dari makhluk lainnya yang memang dipersiapkan hanya untuk "mencari makan". Saya banyak bertanya kepada para orang tua dan pembina rohani berbagai kalangan, ternyata ini adalah salah satu dosa turunan Feodalisme. Bayangkan setelah 350 tahun dijajah, inilah paradigma yang keluar dari para generasi tua kepada yang muda: "cepat belajar dan lulus supaya bisa cari uang"... Mungkin, sekedar membandingkan, kalau sungguh2 para generasi tua maunya begitu, sebaiknya jangan sekolahkan mereka, karena tidak mungkin balik modal!

Coba bayangkan, uang pangkal SD saja sudah 5-10 juta. Kuliah di UI saja butuh Rp. 150 juta. Sedangkan lulusan Sarjana sudah jamak bersedia dengan gaji di bawah UMR. Sebaiknya, mulai sekarang investkan uang pangkal/sekolah mereka dengan sesuatu buat mereka yang nanti langsung bisa jualan kalau sudah besar, seperti misalnya (maaf) warung. OK, menurut saya, sudah waktunya OTAK kita diberikan tugas yang lebih mulia yaitu "BELAJAR". Karena saat seseorang belajar, prestasi pasti mengikuti.

Dan saat belajar dan bekerja, maka setiap orang pasti menerima UPAH bukan? Jadi, ajak generasi sekarang memutuskan rantai/kuk "mencari uang" karena itu buat makhluk yang kesulitan memahami apa arti belajar. Tips Ini bagi yang sedang bekerja.

Nah, TIPS bagi yang sedang mencari kerja, coba renungkan baik-baik apa jawaban yang harus disiapkan bila di-interview, yaitu APA KEBUTUHAN ANDA YANG PASTI MENGUNTUNGKAN DAN TIDAK MERUGIKAN PERUSAHAAN?. Jangan lagi bersilat kata karena bila kita tidak siap mental, sang interview dengan mudah me"nekan" Anda sehingga Anda merasa sangat "murah" dimata sang interview. Bila ini yang terjadi, maka dalam proses transaksi, sulit untuk dikatakan kondisi tersebut "win-win".

Bila Anda masih kesulitan untuk membersihkan "suara-suara" yang meminta Anda untuk segera "mencari uang", perbanyaklah doa dan baca kitab suci kemudian bila sempat diskusikan dengan kami untuk dibantu mengenal Talenta-talenta yang Tuhan berikan sebagai saran pembelajaran dan pe-lipat-gandaan prestasi Anda di dunia ini.

Akhir kata, para rohaniwan selalu berkata, bahwa belajar itu adalah perintah dari Kitab-kitab Suci. Dan bekerja adalah IBADAH. Jadi renungkanlah, benarkah kita boleh "mencari uang" di dalam Ibadah Suci kita? Bukankah UPAH itu pasti diberikan ,bukan dicari, bagi yang BEKERJA (baca: BERIBADAH)?