Senin, 11 Oktober 2010

Menghidupkan Patriotisme

Oleh: Andrie Wongso

Dari satu episode sejarah hidup Sun Tzu, selain soal strategi perang, ada dua hal yang perlu kita garis bawahi. Pertama soal patriotisme atau kecintaan terhadap rakyat dan negara, dan kedua tentang pengorbanan. Dalam episode sejarah tersebut, dikisahkah tentang patriotisme yang tergambar dari pembelaan Raja Si terhadap nasib rakyat dan negerinya. Raja Si memang lemah, ceroboh, dan ini cacat bagi seorang pemimpin negara. Tapi kemuliaan yang dipertontonkan Raja Si adalah pembelaannya atas nasib rakyatnya di atas kepentingan keluarga dan pribadi. Dia rela mengorbankan kedua puteranya. Jika negara ingin eksis, kecintaan terhadap rakyat dan pengorbanan besar saja tidaklah cukup jika strateginya salah.

Sementara Sun Tzu sebagai Panglima Perang menunjukkan kualitas integritasnya yang luar biasa. Berbeda dengan Raja Si yang berkorban sebagai akibat dari kecerobohannya, Sun Tzu berkorban demi strategi perangnya. Jika Raja Si berkorban dalam posisi terjepit, Sun Tzu berkorban dalam posisi menjepit. Sekali lagi, inilah letak fundamentalnya strategi perang. Seperti disampaikan Sun Tzu, dalam perang utamakan strategi.

Kecintaan tokoh-tokoh tadi terhadap rakyat, bangsa, dan negara memang sangat menggetarkan. Integritas Sun Tzu dalam mengemban amanat negara dan cita-citanya, mengingatkan saya pada Maha Patih Gadjah Mada dengan Sumpah Palapanya yang termasyur itu. Sejarah mencatat, kerajaan Majapahit yang besar dan terhormat membutuhkan tokoh besar untuk menyatukan Nusantara.

Jika kita tengok situasi Indonesia sekarang, terbetik harapan, akankah kita memiliki tokoh-tokoh besar seperti Gadjah Mada? Rasanya, kita membutuhkan putera-puteri berkualitas seperti Gadjah Mada di segala lapangan kehidupan. Kita membutuhkan anak-anak bangsa yang memiliki kecintaan yang dalam terhadap bangsa dan negaranya. Yang berkomitmen dan mau bekerja keras untuk mengangkat martabat bangsanya. Yang sungguh-sungguh melakukan aksi nyata untuk membangkitkan bangsa ini. Bahkan bila perlu berkorban demi Indonesia tercinta.

Mari bertanya pada diri sendiri, apa yang patut kita berikan untuk rakyat, bangsa, dan negara tercinta ini? Mari, mulai saat ini juga, dalam setiap hal kecil apapun yang kita lakukan, arahkan itu supaya menjadi sumber-sumber kebanggaan bagi negeri ini. Dan saya yakin, kita akan segera menyongsong lahirnya Gadjah Mada-Gadjah Mada era Indonesia Baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun