Senin, 03 Agustus 2009

Hati-hati Saat Patah Hati


“Orang bisa mati karena patah hati.”

-- Alex Garner, the British Psychological Society

WAJAHNYA keruh seperti kali Ciliwung di bulan Desember. Rambutnya awut-awutan seperti sapu ijuk. Matanya pun sembap sebesar buah duku. Hampir tak ada lagi yang indah. Padahal sebulan sebelumnya, Rina begitu cantik. Senyumnya enak dilihat, seperti melihat bunga mawar di depan rumah. Suaranya pun merdu, seperti tengah berada di Albert Royal Hall di Inggris.

Rina memang tengah mengalami dismetamorfosis. Bila ulat berubah menjadi kepompong dan menjelma menjadi kupu-kupu yang cantik, dia sebaliknya. Dari perempuan yang lemah lembut dan ramah hati, berubah menjadi buruk rupa dan perangai yang mengerikan. Untung saja, dia masih mau makan dan minum. Bila tidak, rasanya sulit membedakannya dengan gagang sapu di rumah.

Wat hepen. Aya naon. Semua karena Rinto. Pria lajang yang tinggal di dekat kompleks rumahnya. Lelaki tinggi, berambut ikal, dan berhidung mancung itu memang dahsyat. Wajahnya nyaris setampan Ari Wibowo, hanya beda tipis. Punya suara yang memukau seperti layaknya Rinto Harahap, tapi dengan musikalitas Glenn Friedly yang mampu melelehkan hati wanita di mana pun.

Nah, tanpa sengaja muncul benih cinta antara dua tetangga itu. Hingga akhirnya, sang pacar memutuskan cintanya. Gara-garanya, Rinto kecantol wanita lain di kampusnya. Niat Rinto baik sebenarnya. Dia tidak ingin membagi cintanya. Namun Rina ketiban rugi. Cinta Rinto diluruhkan semuanya pada perempuan teman kuliahnya.

Rina jelas patah hati. Sebuah keadaan yang konon absurd. Sulit dijelaskan dengan kata-kata, tapi rasanya sungguh tak enak. Makan tak nikmat. Mata tak mau diajak terlelap. Inginnya mendengarkan lagu-lagu melankolis, tapi di satu waktu inginnya segera mati. Hati kita kan kenyal, nah kok bisa patah. Sungguh absurd bukan? Sekali kena masalah ini, hidup bisa jadi takkan produktif. Bahkan bisa lebih fatal akibatnya.

Di dunia ini, sudah tak terhitung orang yang memilih mati ketimbang bergelut keluar dari rasa sakit hati. Bila dimaklumi memang. Orang yang tidak berada dalam keadaan ini, boleh jadi menganggap itu pekerjaan bodoh. Mereka yang terperangkap dalam keadaan ini merasa tak tahan terhadap derita yang dirasakannya. Tak sedikit yang merasa tindakannya under control. Prof Alex Garner, anggota the British Psychological Society mengatakan, "Orang bisa mati karena patah hati."

Frank Tallis, ahli kejiwaan yang tinggal di London, sebagaimana dikutip majalah The Psychologist, termasuk yang meminta para ahli lebih mewaspadai penderita patah hati dan menangani mereka lebih serius. "Meskipun sudah banyak riset dilakukan untuk menangani masalah hubungan sosial dan psikoseksual, hanya sedikit yang melakukan studi lebih dalam soal patah hati," kata Tallis. Dalam keadaan ekstrem, hubungan percintaan yang naik turun alias tidak stabil, atau ditolak cintanya bisa membawa orang melakukan tindakan di luar kendali.

Tapi tak semua patah hati berakhir di liang lahat. Mari kita pergi ke Australia. Bertemu dengan trio Bee Gees alias Gibbs bersaudara. Suatu ketika mereka pernah mengalami patah hati yang parah. Mereka pun bertanya-tanya dalam hati. Pertanyaan mereka malah melahirkan sebuah melodi yang indah. Lamat-lamat terdengar merdu, hingga akhirnya terangkailah sebuah lagu dengan judul yang rasanya sudah menjadi lagu wajib penggemar kelompok musik ini, ‘How Can You Mend A Broken Heart?’

Lagu ini semula mereka tawarkan pada Andy Williams, penyanyi lainnya. Namun belakangan mereka memilih untuk menyanyikannya sendiri. Hasilnya, album Trafalgar sukses. Bisakah Anda menyembuhkan rasa patah hati ini? Nah, berawal dari patah hati, mereka malah jadi kesohor hingga ke belahan dunia lainnya.

Keberhasilan Bee Gees dan pemusik blues dalam menciptakan sebuah melodi justeru karena adanya patah hati. Kalau mau, banyak contohnya. Sila dengarkan musik blues. Sayatan gitar, suara yang parau, dan melodi yang terdengar dari para pengusung musik ini senantiasa berkisah tentang pedihnya sebuah patah hati. Ada pemeo di dunia musik: seorang musisi blues takkan bermain musiknya dengan baik bila dia belum pernah mengalami patah hati. Penghayatan? Katakanlah begitu. Di negeri sendiri, beberapa lagu D’Masiv, terutama ’Di Antara kalian’ dan ’Cinta Ini Membunuhku’ yang kesohor itu, terinspirasi karena musisinya ditolak cintanya berulang kali.

So, hati-hati bila patah hati. Manusia sejatinya dapat hidup lebih baik setelah dia mengalami patah hati. Jadi patah hati itu perlu. Patah hati bila tidak dikelola dengan baik, memang bisa berakibat fatal. Tentu tidak mudah mengatasinya. Ada banyak cara untuk mengatasi sakit hati. Intinya, jangan membiarkan rasa sakit hinggap berlama-lama.

Perbanyaklah kegiatan sosial. Kegiatan yang dapat membantu dan meringankan beban orang lain. Penelitian membuktikan, bahwa menolong orang lain mendatangkan perasaan bahagia. Apa saja? Banyak. Menjadi anggota bakti sosial, panitia keagamaan, atau kegiatan lainnya yang berguna.

Tekuni kembali hobi lama Anda, carilah kegemaran baru. Pada kesempatan ini, mungkin Anda masih menutup diri terhadap kemungkinan berkenalan dengan orang-orang baru. Tidak ada yang terlalu cepat untuk bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru, meskipun hubungan Anda dengan kekasih baru berakhir beberapa hari.

Anda dapat juga membaca buku, majalah, atau putarlah film yang dapat menggugah inspirasi Anda.

Kunjungilah sahabat atau keluarga terdekat bila perasaan kesepian menghinggap sangat. Lakukan hal-hal yang menyenangkan, bermain tebak-tebakan, kartu, atau ceritakan hal-hal yang ringan dan lucu.

Sejatinya, cobaan seberat apapun, termasuk patah hati, akan membuat seseorang menjadi lebih kokoh, kuat dan lebih mengerti akan arti kehidupan. Anggap saja kegagalan cinta hanya sebuah riak kecil di lautan. Anggap saja sebagai ajang latihan, karena kita tidak pernah tahu akan kehidupan yang terjadi di hari esok. Boleh jadi di masa nanti, cobaan yang datang jauh lebih hebat. Tapi kita sudah siap menghadapinya. Bila lebih enteng, tentu kita bisa lebih rileks menghadapinya.

Violeta Parra, musisi asal Chile pernah melontar kata-kata indah tentang hati yang remuk. “Saat matahari terbenam, tidak perlulah menangis, sebab air mata yang menggenang akan menghalangi kita melihat bintang-bintang yang datang kemudian.” Hmm, it’s so sweet. Begitu indah. (101108)

Sumber: Hati-Hati Saat Patah Hati oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun