Kamis, 11 April 2013

Cinta Tidak Harus Memiliki

Namaku Ratri, usiaku sekarang 24 tahun. Kisah cinta ini mungkin tragis, mungkin kalian menganggapku bodoh, tetapi aku ingin membaginya dengan kalian.


***

Aku jatuh cinta pertama kali saat duduk di bangku SMA, kelas 1. Pemuda itu.. sebut saja Yuda. Dia bukan tipe pemuda yang disukai banyak siswi, aku juga tidak tahu kenapa bisa menyukainya. Mungkin senyumnya yang hanya berbentuk lengkung kecil, mungkin suara tawanya saat berhasil mencetak gol ketika pelajaran olahraga, mungkin sikap diamnya, entahlah..

Waktu itu aku terlalu malu untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Aku hanya bisa diam-diam memperhatikan. Aku suka dengan wajah seriusnya saat mengerjakan tugas kimia atau matematika. Wajah dan senyum yang berhasil meluluhkan hatiku, membuatku selalu memikirkannya, tersenyum sendiri, membayangkan jika dia menggandeng tanganku dan hal-hal alami yang akan dirasakan saat seorang gadis sedang jatuh cinta.

Semua terasa indah..

Walaupun hanya dalam anganku saja.

Bodohnya, aku tidak berani memberi sinyal rasa sukaku. Kami hanya seperti teman biasa yang saling bercanda dan semua tampak biasa. Padahal, sejujurnya aku ingin dia tahu perasaanku, dan berharap dia merasakan hal yang sama.

Ah cinta.. mengapa begitu rumit?

Saat kelas 2 SMA, Yuda berpacaran dengan seorang siswi yang satu kelas denganku. Jangan tanya betapa remuk hatiku menerima kenyataan tersebut. Bunga cintaku harus layu sebelum berkembang. Tidak ada yang tahu perasaanku, bahkan ibu dan sahabat-sahabatku, semua aku pendam seorang diri. Aku berusaha menutup rapat perasaanku, menguburnya jauh-jauh. Tetapi tidak bisa, aku tetap menyukai Yuda, mencintainya sepanjang waktu.

Tahun demi tahun berlalu. Aku sudah menyelesaikan kuliahku dan berpacaran dengan seorang pria baik. Anehnya, aku masih saja memikirkan Yuda. Seperti ada ganjalan aneh yang belum sempat aku sampaikan padanya.

Kondisiku serba salah, hatiku masih mencintainya, aku ingin Yuda tahu bahwa aku menyukainya, itu saja. Aku ikhlas jika cintaku bertepuk sebelah tangan. Aku hanya ingin melegakan hatiku, agar aku merelakannya. Tetapi aku tidak bisa melakukannya, aku sudah punya kekasih, dan Yuda.. tiga bulan lagi (saat aku menulis kisah ini), dia akan menikah.

Aku mencintainya..

aku ingin dia bahagia,

walaupun bukan denganku.

Hingga saat ini, dia tidak tahu bahwa aku menyimpan sepenggal hati untuknya. Biarlah.. mungkin kalian menganggap kisah ini bodoh, tetapi aku tidak punya kuasa untuk memilih dengan siapa aku akan jatuh cinta.

Mungkin apa yang sering dikatakan orang-orang benar adanya..

Cinta tidak harus memiliki.

(vem/yel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun