Sabtu, 01 November 2008

5 Langkah Bangun Bisnis Sendiri

KapanLagi.com - Membangun kerajaan bisnis sendiri mungkin jadi dambaan bagi banyak orang. Namun memulai sebuah usaha tidaklah semudah membalikan tangan. Ada hal-hal yang harus dipersiapkan, direncanakan dan dilaksanakan dengan ketekunan. Simak beberapa tips tentang bagaimana mempersiapkan membuka usaha sendiri berikut ini.

Melakukan Penelitian Pasar

Penelitian merupakan hal integral dalam membangun bisnis. Lakukan penelitian di pasar dan tentukan siapa konsumen Anda. Tentukan mana yang akan jadi sasaran utama Anda atau konsumen Anda jadi lebih kecil. Pahami perbedaan antara pasar dan dimana Anda dapat meraih pelanggan.

Pilih Patner Yang Tepat

Jika Anda akan mencari rekan kerja, pastikan Anda sudah memilih yang tepat. Anda ingin seorang rekan kerja yang memiliki latar belakang bisnis atau pengarah bisnis. Beberapa pengalaman manajemen juga lebih disukai. Jika Anda ingin rekan kerja yang memenuhi latar belakang financial, mereka perlu memiliki kredit yang bagus atau kemampuan untuk menawarkan dukungan financial.

Jaminan Keuangan

Keuangan dapat jadi tantangan terbesar, tapi ada beberapa jenis pilihan yang tersedia untuk mendapatkan modal usaha. Ada dapat memilih ikut program pemerintah dalam membangun usaha kecil. Anda bisa mulai mengajukan pinjaman pada bank yang menangani usaha kecil dan mendapatkan pinjaman berjumlah kecil. Atau Anda bisa mengambil pinjaman pribadi di bank. Pilihan lain adalah mencari rekanan yang mau berinvestasi untuk memulai usaha bersama.

Ciptakan Image Atau Posisi Penjualan Yang Unik

Mulai dengan membangun keberadaan Anda, branding image Anda di public dan para pelanggan Ikatan ini masuk dalam posisi penjualan. Kembangkan tagline Anda dan temukan angel yang tepat yang mengena pada produk atau pelayanan tertuju pada pelanggan. Ciptakan sebuah image yang membuat Anda terpercaya di mata pelanggan Anda.

Berhenti Berpikir Mendapat Laba Secepat Kilat

Sangat, sangat jarang ada bisnis yang sukses dalam semalam. Kebanyakan bisnis membutuhkan waktu dan usaha, bahkan untuk mulai melihat hasilnya. Saat Anda memahami ini dan Anda tak seharusnya menaruh pengharapan secara berlebihan atau yang tak realistis. Persiapkan usaha, pengorbanan dan bahkan kemungkinan mengalami kerugian. Anda tak akan jadi kaya raya hanya dalam semalam, tapi Anda dapat membangun sebuah usaha yang menguntungkan secara bertahap. (artb/erl)

Mencapai Sukses Dengan Mengalahkan Kebiasaan Buruk

KapanLagi.com - Ada yang bilang sukses itu adalah pilihan. Dan pilihan Anda dalam hal ini adalah menjamin diri Anda mendapatkan kesuksesan dengan mengatasi segala kebiasaan buruk dan membangun karakter bagus, atau menolak melakukan itu dan mendapatkan kegagalan. Mengatasi semua kebiasaan buruk yang menghambat meraih tujuan dan kesuksesan dalam hidup memang bukan perkara mudah. Rasanya hampir tak mungkin menghilangkan begitu saja apa-apa yang sudah melekat pada kita hampir sepanjang hidup kita. Tetapi, menjadikan kebiasaan baik sebagai bagian dari kehidupan kita juga bukan hal yang mustahil. Berikut beberapa panduan sukses yang mungkin dapat membantu Anda menyingkirkan kebiasaan buruk dan menggantikannya dengan kebiasaan baik yang membawa kesuksesan.

- Untuk menemukan cara menghindari kebiasaan buruk dan karakter lemah, ada sebuah kekuatan yang sangat kita butuhkan, yaitu kekuatan pikiran. Melakukan perubahan tentu membutuhkan tindakan nyata, dan tindakan dapat terjadi karena dorongan dari pemikiran, Sebagai manusia, kita semua selalu dikuasai oleh keinginan primitif dan dorongan mendasar, namun inilah yang justru mengarahkan pikiran dan perhatian kita pada tujuan yang lebih tinggi dan lebih baik. Pemikiran menghasilkan ambisi dan pengejaran.

- Rasanya tak mungkin bagi kita untuk mengatasi kebiasaan buruk dengan melawannya. Karena, semakin kita melawan, kebiasaan itu semakin kuat menguasai kita. Satu-satunya cara menghindarinya bukan dengan melawan, tak peduli apa pun kebiasaan buruk itu, hanya dengan berkonsentrasi membangun kebiasaan baik yang Anda harapkan jadi cara jitu memotong kebiasaan buruk langsung dari akarnya.

- Saat kita memusatkan perhatian pada apa yang ingin kita lakukan, atau apa pun yang ingin kita wujudkan, pikiran bawah sadar kita akan berusaha mewujudkan dan membuat itu jadi nyata. Dengan melawan kebiasaan buruk, kita malah mendorong perhatian akan hal itu di bawah sadar kita. Dan itu akan jadi sebuah kesalahan fatal - yang tentu saja akan diikuti dengan kegagalan. Tapi, jika kita mengubah seluruh perhatian kita pada sesuatu yang lebih tinggi dan lebih baik, maka seluruh kekuatan bawah sadar kita akan mengarah pada tindakan. Dan dengan cara inilah kita dapat memulai proses mencapai kesuksesan.

- Mungkin kita pernah berusaha mati-matian untuk melakukan sebuah perubahan dalam kebiasaan buruk kita, tapi hanya berakhir dengan kegagalan. Yang sebenarnya, keinginan kita akan berakhir tanpa harapan jika tidak diikuti dengan dukungan dari kekuatan pikiran bawah sadar kita. Pemikiran bawah sadar ini dapat dapat berasal dari imajinasi, tapi imajinasi juga tak dapat dipaksakan dalam pikiran bawah sadar. Keinginan kita seharusnya tak digunakan untuk melawan kebiasaan buruk yang ingin kita ubah. Tapi dengan keinginan kita ini kita dapat membangkitkan dan menarik pemikiran bawah sadar kita pada sesuatu yang lebih tinggi dan lebih baik. Yang sebenarnya, pikiran bawah sadar kita tak peduli pada kebiasaan yang kita lakukan. Ini hanya soal kesanggupan kita untuk melakukan kebiasaan baik sama halnya dengan kebiasaan buruk yang telah melekat dalam diri kita. Kita lah yang menentukan nasib kita sendiri, yakni dengan mengontrol imajinasi dan pemikiran kita. Arahkan seluruh pikiran, dan fokus pada hal-hal baik yang ingin Anda lakukan untuk mengubah kehidupan Anda. Biarkan pikiran bawah sadar Anda membantu Anda membangun semua kebiasaan baik diharapkan dapat mendorong kesuksesan.

- Membangun kekuatan pikiran bawah sadar dengan imajinasi memang jadi alat penting untuk membuat perubahan ini. Tapi satu hal lagi yang juga penting adalah melakukan tindakan. Banyak orang yang menggunakan keinginan dan harapan mereka untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan menggantikannya dengan kebiasaan baik. Tapi semua itu tak berguna jika tak disertai tindakan yang benar. Yang harus Anda lakukan dalam hal ini adalah melakukan tindakan secara terus-menerus hingga menjadikan itu sebuah kebiasaan.

- Saat kita merancang untuk menggantikan pikiran negatif jadi pemikiran positif, mengganti kebiasaan buruk jadi kebiasaan baik. Pada awalnya, mungkin Anda akan merasa tak nyaman dengan perubahan ini. seperti misalnya seseorang yang tak terbiasa membersihkan gigi pada malam hari, akan terasa tak nyaman saat harus mengubah kebiasaan ini. Tapi akan berbeda saat Anda sudah terbiasa melakukannya. Seperti seseorang yang dulu biasa jorok, saat sudah membiasakan diri hidup bersih dan rapi, akan merasa tak nyaman jika harus berkotor-kotor. Aturan yang sama berlaku dalam segala hal penting dan kebiasaan dalam kehidupan ini.

- Mengalahkan kebiasaan yang sudah melekat pada kita hampir sepanjang hidup memang bukan perkara mudah. Dan cepat atau lambat berbagai godaan akan menghalangi Anda untuk melakukan sebuah perubahan, sesekali Anda mungkin mengalami kekalahan. Jika itu terjadi, yang terpenting adalah jangan memberi perhatian pada kekalahan itu. Sebaliknya, segeralah memulai kembali, dan buat catatan tentang kegagalan Anda kali ini, yang tentu bisa dijadikan sebagai pengalaman. Dorong diri Anda kembali untuk mencapai apa yang Anda ingin raih. Jika Anda bersedia untuk terus gigih dan kegigihan itu akan jadi sebuah kebiasaan. (kpl/art/erl)

Langkah Sederhana Menuju Sukses


KapanLagi.com - Sukses, sebuah kata yang mengandung berbagai emosi kuat dan juga misteri. Apa sih sebenarnya sukses itu? Dan bagaimana cara meraihnya? Bagi kebanyakan orang di dunia, biasanya diartikan memiliki keamanan secara finansial. Akan tetapi ini sebuah makna yang dangkal. Memiliki banyak uang dan dikenal banyak orang sebenarnya bukan kualitas sukses bagi seseorang. Sukses yang sebenarnya lebih pada tingkat rasa percaya diri seseorang dalam apa pun yang dilakukan seseorang akan diraih dengan tindakan yang cerdik, jujur dan penuh ketrampilan. Dan jika sejalan dengan itu dapat menghasilkan uang dan/atau ketenaran, maka sukses itu jadi lebih baik lagi.

Berpegang Pada Keberuntungan Sendiri

- Banyak orang merasa sukses tak dapat dihindarkan dari keberuntungan mereka. Tak semua pendapat itu benar. Keberuntungan tak lebih dari sikap Anda dalam mempersiapkan diri menghadapi sebuah kesempatan.

- Saat Anda tak siap menangkap kesempatan yang terbang ke arah Anda, maka kesempatan itu akan berlalu begitu saja. Kebanyakan orang menyalahkan ini sebagai ketidakberuntungan. Yang sebenarnya, tidak juga.

- Jika Anda berada dalam lingkaran kecil, Anda harus menguji diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri 'kenapa?', dan coba serta lihat kesempatan apa yang telah Anda lewatkan. Apa Anda siap untuk sebuah kesempatan lagi?

Perhatikan Sekitar

- Jika Anda menghendaki sebuah sukses nyata, Anda harus mau berpegang pada gagasan itu.

- Jangan melihat kesuksesan orang lain sebagai ukuran.

- Lihat pada diri Anda sendiri, buat langkah-langkah sederhana seperti di bawah ini supaya Anda bisa melihat situasi di sekeliling Anda.

Langkah Sederhana Untuk Menyingkirkan Trend Negatif Dalam Hidup Anda

Jika Anda sudah mengalami banyak kegagalan, dan berharap mengubah trend negatif dalam kehidupan, pertama-tama Anda harus membangun pondasi yang kokoh untuk hal positif. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Buang semua pikiran negatif dari pikiran Anda. Pindahkanlah pada kebalikannya, pikiran positif. Biarkan ini jadi latihan mental buat Anda, tapi jangan melabuhkannya pada pemikiran negatif.

2. Lakukan tindakan-tindakan kecil. Berbagilah bahkan jika itu hanya bagian kecil dari batas sumber penghasilan Anda dengan orang lain yang tak beruntung.

3. Ciptakan, jika Anda merasa perlu, sebuah situasi di mana Anda dapat meraihnya bahkan jika itu membawa kemenangan kecil. Beri penghargaan pada diri Anda setiap kali bisa mencapainya.

4. Bergeraklah dari kemenangan yang mudah diraih pada kemenangan lainnya, dan buat tantangan yang lebih besar untuk sasaran berikutnya.

Memang, meraih sebuah sukses butuh usaha juga, dan tentunya juga dibarengi sikap mental yang mantap. Selamat mencapai. (art/kpl/erl)

Tips Bugar Saat Bekerja

KapanLagi.com - Jenuh dengan pekerjaan Anda? Atau Anda memiliki pekerjaan yang berat sehingga setiap kali Anda ingin berangkat kerja, Anda merasa malas. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebelum berangkat ke tempat kerja.

1. Bangun Pagi

Jam berapakah Anda biasa berangkat bekerja? Pada umumnya jam masuk kantor adalah jam 9. Lalu apakah Anda selalu bangun pagi? Apabila Anda ingin merasa fresh di kantor jadwal ulang aktivitas Anda.

Biasakan bangun pagi. Lakukan senam kecil atau stretching setelah beranjak dari tempat tidur. Stretching akan membuat tubuh Anda merasa lebih nyaman. Tidur memang membantu tenaga kita pulih kembali, namun apabila posisi tidur kita salah maka otot-otot kita akan kaku.

Tak ada salahnya kan apabila Anda lakukan senam kecil untuk memulai semua kegiatan Anda.

2. Mandi sinar matahari

Apakah Anda termasuk takut akan sorotan sinar matahari? Matahari pagi baik untuk kesehatan tulang Anda. Bangun dari tidur hal yang wajib Anda lakukan bukan mandi dengan air dan sabun. Namun mandilah dengan kehangatan sinar matahari yang akan menghangatkan pikiran Anda juga.

3. Jogging

Lakukan jogging setidaknya 30 menit sehari. Tubuh Anda memerlukan oksigen untuk membuat otak berkonsentrasi lebih maksimal. Menghirup udara segar di pagi hari membantu kita untuk lebih konsentrasi. Apabila udara yang Anda hirup hanyalah udara panas atau AC, maka ada baiknya setiap pagi Anda meluangkan waktu untuk jogging dan menghirup udara segar.

4. Sarapan

Yang satu ini wajib untuk tidak dilewatkan. Karena sarapan masih berkaitan dengan konsentrasi saat bekerja. Bekerja dengan perut kosong akan meningkatkan stress dan kejenuhan Anda. Apabila memang Anda tidak biasa sarapan dalam jumlah banyak, maka buatlah sarapan yang ringan untuk perut Anda, misalnya minum susu, telur dadar, atau sebuah apel.

5. Dengarkan lagu-lagu yang memotivasi Anda

Alunan musik adalah salah satu senjata paling ampuh untuk mengubah suasana hati. Pilih lagu yang membuat Anda merasa senang dan bersemangat. Memulai hari dengan pikiran atau suasana hati yang positif dapat membawa seluruh hari Anda pada keadaan yang sesuai dengan harapkan.

Ketika Anda ingin sesuatu berhasil maka yang Anda perlukan hanya berpikir positif. Mengawali hari dengan sesuatu yang positif akan membawa Anda pada kesuksesan. (kpl/bee)

Ayo Sukses!

KapanLagi.com - Mau sukses dalam bekerja? Pasti Anda mau. Kesuksesan mampu membawa hidup pada tingkat yang lebih baik. Namun tidak semua usaha Anda berjalan baik untuk meraih sukses. Memang dibutuhkan suatu kesabaran. Tidak cukup itu saja. Ada beberapa hal lain yang harus Anda lakukan.

Tujuh cara jitu capai sukses, adalah:

1. Hilangkan rasa takut gagal

Saat melakukan sesuatu adakalanya Anda gugup. Kemudian timbullah perasaan tidak mampu dan gagal. Misalnya saja ketika melakukan presentasi di kantor. Sesaat sebelum presentasi Anda merasa gugup. Lalu Anda mulai tidak percaya diri pada kemampuan Anda. Dalam pikiran Anda yang muncul adalah hal-hal negatif, seperti presentasi ditolak, bos marah atau hal lain. Coba Anda tarik nafas panjang. Berpikirlah jernih dan selalu bayangkan hal-hal positif. Jangan ada bayangan atau perasaan gagal.

Pikiran seseorang adalah kekuatan yang paling dahsyat. Termasuk milik Anda. Apa yang kita bayangkan dan diyakini akan benar-benar terjadi. Jadi sekarang terserah Anda. Membayangkan hal positif Anda akan berhasil. Bayangkan yang negatif, Anda cenderung gagal.

2. Jangan mengeluh terus menerus

Apakah Anda sering menggerutu, mengeluh ? Sebaiknya Anda mulai mengurangi hal itu. Menggerutu adalah bagian dari hambatan untuk sukses. Anda mungkin tak sadar ketika sedang menggerutu. Namun hal ini pasti sering Anda lakukan. Misalnya saat Anda diberi pekerjaan lebih oleh atasan, lalu dalam hati Anda berkata, "Aduh.... yang itu belum selesai masih diberi lagi." Inilah gerutu tak penting yang mempengaruhi kesuksesan Anda. Apakah hal ini sering terjadi? Coba hilangkan perlahan.

3. Jangan tunda sesuatu

Pekerjaan memang sering kali menumpuk. Melihat ke arah tumpukan membuat kita merasa terbeban. Jangan menunda pekerjaan sekecil apapun itu. Coba selesaikan sedikit demi sedikit apabila memang sangat banyak. Jika Anda adalah seorang yang pelupa, coba buat daftar pekerjaan yang harus Anda lakukan. Berikan setiap tanda apabila pekerjaan itu selesai.

4. Fokus pada pekerjaan

Fokus pada sesuatu memang agak sulit. Masalah yang Anda hadapi sehari-hari cenderung memperburuk masalah. Berusahalah lebih profesional. Bagi waktu dan pikiran untuk pekerjaan kantor dan untuk hal pribadi. Tuangkan konsentrasi lebih pada pekerjaan agar hasilnya memuaskan.

5. Disiplin

Ini yang cukup sulit. Rata-rata kedisiplinan masyarakat Indonesia sangat kurang. Jadi Anda benar-benar harus disiplin terhadap diri Anda. Jangan meremehkan hal-hal kecil. Jam datang ke kantor itu merupakan tolok ukur yang sederhana mengukur kedisiplinan kita. Hal yang sulit dilakukan, karena pada diri sendiri saja Anda akan mengatakan kalau jalan macet tak mungkin datang tepat waktu.

6. Terbuka pada pendapat orang lain

Dinilai oleh orang lain adalah suatu hal yang penting. Kita tidak bisa menilai diri sendiri karena kita tak cukup obyektif. Terima pendapat orang lain. Tanyakan pada atasan atau rekan, apa yang kurang dari diri Anda. Kemudian perbaiki hal tersebut. Sedikit demi sedikit kesuksesan Anda akan berubah. (kpl/bee)

Aduh, Bos Banyak Maunya!

KapanLagi.com - Pernahkah Anda merasa sumpek saat pekerjaan overload? Baru masuk di pagi hari, Anda sudah diberikan pekerjaan urgent yang harus diselesaikan secepat mungkin, belum lagi sisa pekerjaan kemarin. Tapi belum sampai siang si bos sudah datang dengan setumpuk pekerjaan yang juga diberi label urgent. Parahnya, semua pekerjaan itu harus selesai dalam waktu bersamaan!

Tenang, dari pada mengeluh dan membuat sakit kepala yang membuat pekerjaan makin kacau, mendingan Anda cari solusinya. Ada beberapa langkah yang mungkin berguna untuk mengatasi hal itu. Apa saja?

1. Tahu Mau Si Bos
Perhatikan dengan jelas instruksi si Bos, tetap tenang dan fokuskan pikiran Anda. Semakin Anda panik, konsentrasi Anda akan makin kacau dan Anda bakal tidak mengerti apa maksud si Bos memberikan tugas. Pastikan Anda mengerti benar apa saja yang harus dikerjakan. Ini juga bisa menghindari Anda bolak-balik bertanya kepada si Bos yang hanya akan memakan waktu dan bikin dia senewen.

2. Berusahalah Untuk Nego
Cobalah bernegosiasi dengan si Bos. Beri pengertian bahwa Anda bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik dan benar namun dengan sedikit kelonggaran waktu deadline. Jelaskan mengapa Anda butuh perpanjangan waktu, beri alasan yang tepat dan ungkapkan kepadanya bahwa Anda juga sedang mengerjakan pekerjaan lain yang tak kalah pentingnya. Informasikan status dan perkembangan pekerjaan yang tengah Anda kerjakan sekarang. Lebih baik Anda berterus terang ketimbang mengumbar janji. Semua tergantung pintar-pintarnya Anda memberi alasan pada si Bos, pastinya kedua pihak akan merasa nyaman, dan si Bos pasti mengerti posisi Anda.

3. Bikin Deadline Yang Jelas
Saat Anda disodori pekerjaan, jangan langsung menerima begitu saja. Tanyakan dengan jelas kapan batas waktu yang diberikan. Pasalnya, jika tidak diberi deadline, Anda bakal bingung mana pekerjaan yang harus diutamakan dan mana yang bisa dikerjakan belakangan. Dengan deadline jelas, Anda akan bisa memprediksikan kapan harus mengerjakannya, berapa lama, dan kapan selesainya. Dan jika deadline sudah ditetapkan, jangan tunggu lama, langsung kerjakan!

4. Cobalah Menolak
Satu hal yang sering kali membuat kita terjebak dalam kesulitan adalah kebiasaan menjawab "Iya". Padahal kata "Tidak" bukanlah suatu momok yang harus ditakuti. Jika dirasa pekerjaan sudah overload, jangan takut untuk menolak pekerjaan baru, Anda tidak salah kok! Yang penting Anda punya alasan yang jelas untuk diberikan kepada di si Bos.

Bayangkan saja jika semua pekerjaan Anda terima, bisa jadi hasilnya tidak maksimal dan akhirnya Anda sendiri yang rugi. Anda bahkan akan mempunyai dua masalah yang kompleks. Pertama, Anda hampir selalu merasa tersiksa dengan tekanan pekerjaan dan kehabisan tenaga. Kalau sudah begini, bukan hanya pekerjaan yang terlantar, kehidupan pribadi Anda juga bisa jadi korban. Yang kedua, Anda akan membentuk sifat hipokrit dalam diri Anda sendiri. Anda bermanis-manis di depan Bos dan kelihatan senang menerima pekerjaan, namun di belakangnya Anda malah mencak-mencak tidak karuan.

Yang harus Anda ingat, pekerjaan yang diberikan bukan berarti semuanya harus Anda kerjakan sendiri. Minta bantuan ke rekan kerja lainnya akan sangat membantu. Diskusikan soal ini kepada si Bos, bilang bahwa Anda membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugas darinya. Jika atasan Anda bijaksana, pastinya dia kan menerima saran Anda.

Menurut study yang dilakukan oleh Sirota Survey Intellegence, sebagian besar karyawan di perusahaan terkemuka dunia yang berada dalam satu ruangan dengan pimpinan mereka belum tentu bisa mendongkrak kinerja, bahkan sebaliknya. Hal ini dilakukan melalui wawancara 3,5 juta karyawan selama tiga tahun di sejumlah perusahaan seperti Shell, Microsoft, Dell, dan Tesco, yang dipublikasikan pada tahun lalu. Menurut survei tersebut, para manajer kerap kali menghambat staffnya sendiri, di antaranya kondisi yang terlalu birokratis dan lambannya mengambil keputusan. (chc/boo)

Tips Beruntung Dalam Percintaan

KapanLagi.com - Bener ga sih? Katanya cinta hanya buat mereka yang beruntung saja? Beberapa orang mungkin akan mngatakan sangat setuju, sedangkan beberapa orang menyatakan bahwa semua orang bisa. Menurut salah satu ahli, Kathrin Lord, ternyata beruntung untuk urusan cinta itu bisa dipelajari lho! Coba deh baca langkah-langkahnya dibawah ini

1. Tahu dulu apa yang Anda mau. Wajah dan penampilan anda bisa diubah, tetapi karakter anda tidak. "Chemistry" antar anda berdua memang menyenangkan, tapi jangan bergantung sepenuhnya kepada nafsu.

2. Anda harus jelas juga apa yang tidak anda inginkan. Dengan mengetahui apa yang tidak akan pernah anda toleransi dari seorang partner adalah hal penting. Bikin daftar "Tidak suka" dan kemudian pilih 10 yang paling penting. Jika lebih dari 10, maka berarti anda terlalu pemilih.

3. Jalani hidup anda. Sekali anda tahu apa yang anda ingini (dan yang tidak anda ingini) dalam suatu hubungan, geser fokus anda untuk menjalani hidup. Anda akan menemukan bahwa anda mulai merasa bertemu dengan orang-orang yang cocok dengan kriteria anda, dan dengan mudah segera menggeser mereka yang tidak.

4. Coba lihat gambaran yang lebih besar. Jangan coba terlalu berat, sehingga terkadang anda melewatkan beberapa hal penting yang ada. Jika memang anda baik dalam berkonsentrasi terhadap suatu hal, coba anda mundur sebentar dan coba lihat kondisi yang ada. Pastikan hidup anda terasa menyenangkan dan indah, jangan terlalu serius dalam segala hal.

5. Keluar dari "sarang" anda. Buat kesempatan mengembangkan kehidupan sosial anda, dan bertemu orang baru. Coba ubah rutinitas anda, pernah anda mencoba mengundang teman-teman untuk sekedar bertemu? Coba cari ide untuk membuat perayaan kecil-kecilan dan jadikan diri anda pusat perhatian!

6. Buka mata dan tingkah laku anda. Orang yang "beruntung" akan menciptakan, dan memaksimalkan kesempatan yang ada. Coba bicara dengan orang lain pada saat belanja dan mengantri di kasir. Selalu siap dengan "kartu nama" dengan informasi kontak anda.

7. Selalu ingin tahu. Jangan puas hanya dengan apa yang kelihatan. Coba tanyakan, coba ingin cari apa yang ada di belakang itu semua, dan usahakan ketemu jawabannya!

8. Coba sesuatu yang baru. Cara paling baik untuk mempertahankan semuanya seperti apa adanya, adalah tidak mencoba sesuatu yang berbeda. Coba buat perbedaan dalam rutinitas anda, jadi anda akan tetap waspada. Coba selalu perhatikan tentang apapun yang terjadi. Tetap terbuka untuk semua kesempatan yang ada, dan gunakan semuanya sebaik-baiknya!

9. Selalu siapkan diri untuk menerima nasib baik. Perhatikan pesan-pesan negatif dari diri anda sendiri, dan gantikan dengan semua pikiran positif, misal: "Ah.. aku kan nggak cantik, nggak mungkin bisa pacaran," coba ganti dengan "Ah, berarti belum ketemu yang pas aja kok, paling nggak lama lagi ada orangnya". Selalu kelilingi anda dengan orang-orang yang dapat menjadi contoh baik.

10. Belajarlah dari pengalaman (nasib) buruk. Coba ambil langkah untuk mencegah kemungkinan buruk yang ada terulang lagi, lalu biarkanlah apa yang "buruk" tadi berlalu. Jangan diulang-ulang lagi nasib buruk yang ada, coba ikuti elemen positif yang ada. (kpl/ari)

Sabtu, 27 September 2008

HATI SEORANG AYAH


Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada
Ayahnya,
tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang
mengusap wajahnya yang
mulai berkerut-merut dengan badannya yang
terbungkuk-bungkuk, disertai
suara batuk-batuknya. Anak wanita itu bertanya pada
ayahnya: Ayah ,
mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan
Ayah yang kian hari
kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika
Ayahnya sedang santai
di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah
jawaban
Ayahnya. Anak wanita itu berguman : " Aku tidak
mengerti."

Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya
tercenung rasa
penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya
rambut anak wanita
itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian Ayahnya
mengatakan : "Anakku,
kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki."
Demikian bisik Ayahnya,
membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu
menghampiri Ibunya
lalu bertanya :"Ibu mengapa wajah ayah menjadi
berkerut-merut dan
badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya
Ayah menjadi
demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang
benar
benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang
akan demikian."
Hanya itu jawaban Sang Bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa,
tetapi dia
tetap saja penasaran.

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di
dalam mimpi itu
seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut,
namun jelas sekali.
Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu
ternyata suatu rangkaian
kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai
pemimpin
keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan
keluarga, dia
senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar
keluarganya merasa aman
teduh dan terlindungi. "

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk
membanting
tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya
harus cukup kuat
pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha
mencari sesuap
nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri
yang halal dan
bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun
seringkali dia
mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. "

"Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan
membuat dirinya
pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan
kulitnya tersengat
panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan
badannya basah kuyup
kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin,
dia relakan tenaga
perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu
dia ingat, adalah
disaat semua orang menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil dari
jerih payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang
akan
membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing
keluarganya tanpa
adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan
hidupnya keletihan dan
kesakitan kerap kali menyerangnya. "

"Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha
berjuang
demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam
kondisi & situasi apapun
juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai
perasaannya melukai
hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah
memberikan perlindungan
rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur
lelap. Serta sentuhan
perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila
saat dia sedang
menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling
menyayangi &
mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk
memberikan
pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan &
menyadarkan, bahwa
Istri yang baik adalah Istri yang setia terhadap
Suaminya, Istri yang
baik adalah Istri yang senantiasa menemani. &
bersama-sama menghadapi
perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun
seringkali
kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan
yang diberikan kepada
Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling
melengkapi serta
saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti
bahwa
Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya
pikirnya untuk mencari &
menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam
keluarga bahagia &
BADANNYA YANG TERBUNGKUK agar dapat membuktikan,
bahwa sebagai laki-laki
yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya,
senantiasa berusaha
mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya,
kekuatannya,
keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya. "

"Ku-berikan Kepada Laki-laki tanggung jawab penuh
sebagai
Pemimpin keluarga, sebagai Tiang penyangga, agar
dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan
yang dimiliki oleh
laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini
adalah Amanah di Dunia
& Akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari,
berlutut &
berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia
hampiri bilik Ayahnya
yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak
wanita itu merengkuh dan
mencium telapak tangan Ayanya. " AKU MENDENGAR &
MERASAKAN BEBANMU,
AYAH."

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan
Tuhan yang begitu
agung,
tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan
tangan Ayah... With
Love
to All Father " JIKA KAMU MENCINTAI Ayah mu /
sekarang merasa sebagai
AYAH KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG
LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI
DAN MENYAYANGI
AYAHNYA & Dan Mencintai Kita Sebagai Seorang Ayah

". Note: Berbahagialah yang masih memiliki Ayah. Dan
lakukanlah yang
terbaik
untuknya.... ......... ......... ......... .....

Berbahagialah yang merasa sebagai ayah. Dan
lakukanlah yang
terbaik
Buat keluarga kita........ ......... .........

Mengakui Kegagalan

“Kita harus bersedia menerima kegagalan sebagai peluang untuk belajar, berkembang, memperbaiki diri, membuat permulaan baru, dan bahkan mengakhiri keterpurukan dan sikap menyerah kita.”

-- Charles W. McCoy Jr., dalam bukunya 'Why Didn’t I Think of That'

DIA sungguh seksi. Bening dan menggairahkan. Siapa pun yang melihatnya, pasti ingin menjamahnya. Jangan salah, dia bukanlah seorang gadis. Dia bernama Macintosh. Tak ada yang menyangkal dengan kecantikan dan kecanggihan komputer keluaran dari Apple tersebut. Tapi, siapa dapat menduga, perusahaan ini tumbuh dari sebuah kegagalan. Tidak saja dalam menciptakan alat tersebut, tapi juga lika-liku laki-laki si pemiliknya, Steve Jobs.

Sekarang marilah kita kembali ke tahun 1976. Dan tengoklah ke dalam garasi milik keluarga Jobs. Di sana, dua anak muda yang kebetulan sama-sama bernama Steve, yaitu Jobs dan Wozniak, tengah asyik mengutak-atik komputer yang bernama Apple 1. 

Singkat cerita, perusahaan ini berkembang seperti pohon rambutan di musim panas. Cepat berbuah dan manis. Hasilnya, perusahaan ini tumbuh pesat menjadi a big company. Jobs pun merasa tidak kuasa lagi mengendalikannya. Pada 1983, dia merekrut John Sculley, dari perusahaan Pepsi-Cola, untuk memimpin Apple Computer.

Sculey memang pemimpin jempolan. Dia sendiri kemudian menemukan ketidakcocokan dengan Jobs, yang mudah emosi dan berubah pikiran. Dua tahun kemudian, karena banyak ulah, dia pun memecat Jobs dari jabatannya dan mengusirnya dari Apple.

Tragis nian. Orang yang mendirikan perusahaan ternyata harus hengkang dari rumahnya sendiri. Sedih? So pasti. Tak hanya menyesal seumur-umur, Jobs pun mengakui kegagalannya selama memimpin di Apple. Walau sudah begitu, keinginan untuk kembali ke Apple ditolak oleh para petingginya.

Namun Jobs tak berlama-lama merenungi kegagalannya. Setelah keluar dari Apple, ia mendirikan sebuah perusahaan komputer lagi, NeXT Computer, yang juga tergolong maju dalam hal teknologi. Meski pun canggih, NeXT tidak pernah menjadi terkenal, kecuali di lingkup riset sains.

Di tahun 1986, Jobs bersama Edwin Catmull mendirikan Pixar, sebuah studio animasi komputer di Emeryville, California. Satu dekade kemudian, Pixar berkembang menjadi terkenal dan berhasil dengan film terobosannya, Toy Story. Sejak saat itu Pixar telah menelurkan film-film yang memenangkan Academy Award, seperti Finding Nemo dan The Incredibles. Perusahaan itu kemudian membeli NeXT seharga US$429 juta di tahun 1996. Dan di tahun itu pula, Apple membawa Jobs kembali ke perusahaan yang ia dirikan.

Kisah Jobs menjadi teramat manis. Dia merupakan sedikit orang yang gagal dalam pendidikan. Dia tak pernah tamat kuliah, namun berhasil menjadi satu CEO tersukses.

Itulah sekelumit cerita mengenai kegigihan Steve Jobs, pendiri Apple. Ketika memberikan pidato di Stanford University, Juni 2005, Jobs berterus terang soal kegagalannya di Apple, katanya, ”Saya gagal mengambil kesempatan.” Lebih lanjut, Jobs mengatakan, ”Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya memutuskan untuk mulai lagi dari nol.” Dari cerita ini tergambar jelas, Jobs tak malu mengakui kegagalannya. Ia tak mau menyerah begitu saja. Kemudian Jobs memperbaiki dan mengevaluasi kegagalannya untuk kemudian meraih sukses di tahun-tahun berikutnya.

Bagaimana dengan kita? Tentunya kita sering kali mendapatkan kegagalan. Dalam hal apa saja. Termasuk mungkin, gagal dalam cinta. Gagal dalam berbisnis. Gagal dalam pekerjaan. Gagal dalam mendidik anak. Atau bahkan, gagal dalam membina rumah tangga.

Sejatinya, kegagalan merupakan suatu hal yang manusiawi. Kegagalan bukanlah sesuatu hal yang buruk. Jadi, mengapa harus malu. Masalahnya, apakah kita berani untuk mengakui suatu kegagalan.

Mengakui kegagalan memang bukanlah perkara yang mudah. Orang yang dengan tulus mengakui kegagalannya, sudah tentu memiliki jiwa besar. Karena tidak mudah untuk mengakui suatu kegagalan, maka diperlukan tingkat keberanian tersendiri dan kejujuran yang paling dalam.

Mengakui kegagalan juga membuka peluang alternatif terbukanya jalan lain. Kita pun tak hanya terpaku pada satu jalan. Dan seperti yang dialami Jobs, mengakui kegagalan juga memberikan pelajaran yang lebih baik lagi untuk tidak mengulangi kesalahan pada hal yang sama.

Ketika kita mengakui kegagalan, niscaya kita akan melihat seluruh perjalanan yang sudah kita lalui dengan jernih. Alhasil, langkah untuk memperbaikinya dan mengubahnya menjadi lebih ringan dilakukan.  Namun tentu saja, hal itu harus dibarengi dengan langkah-langkah untuk membuat perubahan. Setelah mengetahui letak kesalahannya, langkah selanjutnya yang ditempuh ialah mengatur kembali rencana berikutnya.

Mengakui kegagalan, bukanlah ’gagal, titik sampai disini’. Bukan titik, melainkan koma. Mengakui kegagalan bukanlah suatu pemberhentian akhir, melainkan suatu terminal transit menuju perjalanan berikutnya yang lebih baik. (150908)

Sumber: Mengakui Kegagalan oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Mengolah Kebakaran Menjadi Keteduhan


Teriakan "kebakaran, kebakaran" merupakan ekspresi panik tiap
manusia yang rumahnya terbakar.

Hal serupa juga terjadi dalam peradaban manusia. Di mana- mana
terjadi kebakaran. Jangankan pengusaha dan politisi yang dari
asalnya sudah dibakar uang dan kekuasaan, para intelektual, seniman,
bahkan dalam beragama pun banyak manusia terbakar. Jangankan negara
berkembang yang baru mengenal pendidikan dan demokrasi, AS yang
duduk lama sebagai guru dunia mengalami ribuan kasus pelecehan agama
setiap tahun.

Akibatnya, sejarah seperti bergerak dari satu kebakaran ke kebakaran
lain. Bunda Theresa punya pendapat menarik, The problem of the world
is that we draw too narrow line on our concept of family. Tidak saja
dalam konsep keluarga manusia mengalami penyempitan dan kepicikan,
nyaris dalam segala hal terjadi penyempitan dan kepicikan. Dulu,
hubungan sepupu itu dekat. Kini, banyak orang yang bersaudara
kandung pun menjadi jauh. Dulu, begitu mudah membuat keputusan untuk
kepentingan bersama. Kini, yang sederhana pun dibikin rumit.
Akibatnya, terlalu banyak titik api dalam kehidupan manusia.

Api menjadi air

Salah satu perlambang alam yang membawa kesejukan adalah air yang
secara kimiawi dirumuskan, H20. Hidrogen adalah bahan yang mudah
terbakar. 0ksigen adalah yang memungkinkan kebakaran terjadi.
Uniknya, ketika dua bahan sama-sama dekat api ini tepat diramu, ia
menjadi air yang sejuk, teduh, dan lembut.

Ini memberi inspirasi, lingkungan boleh penuh kebakaran, zaman boleh
berputar putaran yang banyak apinya, tetapi bila semua diolah secara
tepat, manusia bisa mengalami hidup penuh keteduhan, kesejukan.
Perhatikan banyak manusia yang tekun berlatih di jalan spiritual
(zikir, kontemplasi, yoga, meditasi, dan lain-lain) sebelum berlatih
banyak yang hidupnya terbakar. Namun, bahan-bahan kehidupan yang
membakar itu diolah dengan latihan spiritual, banyak yang hidupnya
menjadi teduh, sejuk, dan lembut.

Pema Chodron dalam When Things Fall Apart adalah contoh indah.
Setelah 20 tahun lebih sebagai ibu rumah tangga, tiba-tiba hidupnya
terbakar perceraian. Kebakaran ini membawanya berkenalan dengan
meditasi. Di pusat-pusat meditasi umumnya, tangga pertama adalah
etika dan tata susila. Ketekunan latihan yang dibimbing etika
menghantar seseorang mengalami konsentrasi (semadi). Ia yang sering
mengalami konsentrasi, suatu saat dibukakan pintu sejuk
kebijaksanaan. Dalam pengalaman Pema Chodron, tak saja hidupnya
menjadi sejuk dan lembut, bahkan diakui sebagai salah satu
meditation master.

Thich Nhat Hanh dalam retretnya pernah cerita sampah dan bunga.
Manusia yang terbakar punya ciri sama: serakah mau bunga,
mencampakkan sampah. Menerima teman membuang musuh. Teman ibarat
bunga, musuh ibarat sampah. Bunga yang tidak terawat baik besok jadi
sampah. Sampah (asal bisa merawatnya) akan menjadi bunga.

Cara terbaik mengolah sampah kehidupan menjadi bunga indah kehidupan
adalah dengan menerapkan etika dan tata susila. Hentikan kejahatan,
perbanyak kebajikan, murnikan pikiran. Tidak kebetulan jika kemudian
kata sila dalam bahasa Sansekerta berarti kekuatan yang membuat
seseorang menjadi sejuk dan lembut.

Tidak sedikit guru yang menyebut ini sebagai jantung spiritualitas:
bersihkan batin dari segala kekotoran (keserakahan, kemarahan,
kebencian), lalu lihat dan rasakan sendiri bagaimana pintu keteduhan
terbuka.

Memberi itu menyejukkan

Menyusul berita perampokan disertai pembunuhan di Jawa Tengah,
seorang guru di Mendut ditanya muridnya apakah beliau mengenal
korban perampokan. Guru ini menjawab dengan lembut, "Sakit fisik
(sebagaimana dialami korban perampokan) menimbulkan rasa kasihan.
Sakit mental (sebagai sebab seseorang merampok) menimbulkan
kebencian. Rasa kasihan maupun kebencian, keduanya kekotoran batin.
Pancarkan sinar kasih pada keduanya." Inilah ciri manusia yang sudah
bisa mengolah kebakaran menjadi keteduhan: tidak serakah memilih
baik di atas buruk, lalu memancarkan sinar kasih kepada siapa saja.

Dalam pemahaman seperti ini, masalah akan datang, godaan juga
berkunjung, tetapi yang penting adalah bagaimana mengolahnya. Thich
Nhat Hanh mengajarkan, saat hidup penuh bunga (baca: kaya, dipuja),
jangan lupa semua bunga akan jadi sampah. Bila hidup penuh sampah
(baca: cacian, hujatan), ingatlah untuk mengolahnya menjadi bunga.

Di tangan manusia yang cermat, sampah diolah menjadi bunga. Tak
setitik debu pun tidak berguna. Larry Rosenberg memberi judul
karyanya Living in the light of death. Dalam batin jenis ini,
kematian pun menjadi cahaya penerang perjalanan. Perhatikan
kesimpulan Larry Rosenberg: "The awakened mind is the mind that is
intimate with all things". Batin tercerahkan adalah batin yang
bersahabat dengan semua, termasuk dengan kematian.

Seorang wartawati AS yang bertugas ke Israel berjumpa dengan orang
yang berdoa menghadap tembok pada pagi-sore tanpa henti setiap hari.
Saat ditanya sudah berapa lama berdoa seperti ini, ia menjawab lebih
dari 25 tahun. Saat ditanya hasilnya, ia bergumam: "ada yang berdoa
saja dunia seperti ini, tidak terbayang wajah kehidupan bila tidak
ada yang berdoa". Inilah wajah lain batin yang sejuk: berdoa untuk
keselamatan semua.

Sejumlah sahabat bertanya, ada apa di Bali sehingga mudah
menimbulkan kedamaian. Sebagaimana diajarkan tetua di Bali, hidup
adalah persembahan. Untuk itu, mengerti tidak mengerti, berbuah
tidak berbuah, ribuan orang Bali melakukan persembahan setiap hari.
Tidak hanya sesajen sebagai persembahan, bertani, menari, memukul
gamelan, semua adalah persembahan.

Dalam klasifikasi sederhana, persembahan luar (outer offering)
adalah sesajen. Persembahan dalam (inner offering) adalah pikiran,
kata-kata, dan tindakan yang teduh. Persembahan terdalam (innermost
offering) hanya boleh diceritakan di antara para guru. Yang boleh
dibuka hanya batin jadi teduh. Charlotte Joko Beck dalam Nothing
Special menyimpulkan: practice is giving. Memberikan itu
menyejukkan. Itu sebabnya manusia berlatih berbahagia dalam
memberikan.

Sumber: Mengolah Kebakaran Menjadi Keteduhan oleh Gede Prama,
Bekerja di Jakarta, Tinggal di Desa Tajun Bali Utara

Menyembuhkan Luka Batin



Ada sebuah kisah inspiratif yang saya ambil dari buku pertama saya,
Emotional Quality Management. Kisahnya begini.

"Ada sebuah kisah tentang sebuah rumah. yang kebetulan dihuni seekor
monster yang menetap di ruang bawah tanah. Sang pemilik rumah tahu
tentang kehadiran monster itu. Jika merasa terusik, monster itu akan
keluar menjahati, mengganggu bahkan memangsa siapa pun yang ada di
dalam rumah, kecuali pemilik rumah itu. Hal ini membuat si pemilik
rumah menyatakan perang dengan si monster. Namun, monster itu tak
pernah berhasil diusir keluar. Maka monster itu pun dikurung di
ruang bawah tanah.

Tetapi, monster itu selalu mampu menemukan jalan keluar. Bertahun-
tahun, monster itu selalu mengancam kehidupan pemilik rumah. Hingga
akhirnya, pemilik rumah memutuskan untuk membiarkan monster itu
naik, dan tinggal di ruang dalam. Ruang bawah tanah pun
dihancurkannya. Monster itu, ternyata merasa tidak tahan terus-
terusan tinggal di dalam rumah. Monster itu pun pergi....
Selamanya!"

Kisah di atas saya pakai untuk menggambarkan soal berbagai 'monster'
kepahitan, rasa sakit, luka ataupun kepedihan yang kita simpan terus-
menerus dalam diri kita.

Hikmahnya, selama tidak pernah diselesaikan, kepedihan itu akan
terus-menerus menghantui dan mengganggu kehidupan kita. Itulah
sebabnya, ada benarnya saat Milton Wrad, penulis buku The Brilliant
Function of Pain (Fungsi Brilian dari Rasa Sakit),
mengatakan, "Fearing pain, fighting pain, avoiding pain or ignoring
pain, only increasing it. Flow with it". Artinya, ketakutan pada
rasa sakit, melawan rasa sakit, menghindari rasa sakit dan mengelak
dari rasa sakit hanya akan meningkatkan rasa sakit kita. Mengalirlah
dengan rasa sakit itu. Hal ini terutama benar, khususnya kalau kita
bicara soal rasa sakit emosional.

Setiap orang pastilah pernah memiliki luka emosional. Bagi
segelintir orang, luka tersebut menjadi luka batin berkepanjangan.
Namun, di pihak lain ada yang bisa memilih untuk tidak menjadi
terhambat karena luka-luka tersebut.

Saya ingat, ada dua wanita yang pernah dilecehkan secara seksual
oleh orangtuanya. Satunya hidup menderita dan mulai membenci semua
laki-laki. Satunya lagi, bisa belajar memaafkan dan memulai lembaran
hidup baru dengan lebih berhati-hati memilih pasangan.

Wanita yang kedua ini, bisa kembali menjalani hidupnya secara tegar.
Saat ditanya, bagaimana filosofi hidupnya dan mengapa dia bisa
bertahan, jawabnya sederhana, "Pain is inevitable. Suffering is
optional." (mengalami rasa sakit itu lumrah, tidak akan terhindari.
Tapi menderita itu adalah soal pilihan kita). Sebuah filosofi hidup
yang menarik.

6 Langkah

Nah, memasuki bulan Ramadan ini, ada baiknya juga jika kita
menggunakan momen berharga ini bukan hanya sekadar menahan lapar dan
haus, melainkan juga untuk membereskan luka-luka pada diri kita.
Secara psikologis, ada enam langkah proses penyembuhan luka batin
yang bisa kita lakukan pada diri kita.

Pertama, identifikasi. Yakni mengidentifikasikan kembali isu-isu
lama yang pernah membuat Anda terluka. Banyak orang enggan
melakukannya, karena takut membangunkan 'monster' yang tertidur.

Namun, selama hanya ditimbun dan tidak diselesaikan secara tepat,
maka monster ini akan terus-menerus mencari cara mengganggu
kehidupan kita. Cara terbaik adalah menghadapinya dengan gagah
berani dan sikap yang positif. Itulah sikap terbaik menghadapi luka-
luka lama kita.

Kedua, kaitkan. Tanyakanlah pada diri Anda bagaimana luka-luka batin
itu berpengaruh terhadap kehidupan Anda sekarang. Bagaimanakah hal
itu mengganggu proses Anda sekarang. Kaitkan isu lama Anda dengan
situasi yang Anda alami sekarang.

Biasanya luka batin serta pengalaman tak menyenangkan pada masa
lampau memberikan pengaruh terhadap apa yang terjadi saat ini.
Semakin banyak Anda terpengaruh, semakin Anda perlu membereskan.

Ketiga, pikirkan. Pikirkan apa yang mau diubah. Pikirkan pula, apa
akibatnya bagi diri Anda jika hal tersebut dapat diubah dan
diselesaikan. Pikirkan pula apa akibatnya jika ternyata Anda tidak
mengubahnya sama sekali.

Keempat, afirmasi. Di langkah keempat ini, lakukanlah afirmasi terus-
menerus kepada diri sendiri, bahwa Anda perlu, ingin serta memilih
untuk berubah. Berlajarlah untuk mengatakan, "Luka ini menyiksaku,
tetapi saya lebih kuat dan saya ingin menyelesaikan sehingga luka
ini tidak lagi menghalangi hidupku", Ayo. Diriku lebih kuat dari
luka ini." Saya tidak akan membiarkan luka ini mengganggu hidupku.
Itulah pilihanku".

Kelima, ventilasi emosi. Di sinilah kita ditantang untuk
memventilasikan emosi kita secara positif. Arti sederhananya, Anda
perlu mencari cara untuk menyalurkan kemarahan tersebut secara
sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas atau
kegiatan seperti menulis diary, membagikan dengan orang lain,
berbicara dengan seorang ahli, berolah raga, yoga, meditasi, dan
masih banyak aktivitas lainnya.

Akhirnya, tahap keenam penyembuhan. Di sinilah kita mencoba
melakukan proses penyembuhan baik secara mental maupun spiritual.
Dalam tahapan ini, kita bisa membingkai ulang dengan memaknai secara
berbeda apa yang terjadi ataupun mengganti kesan kita yang negatif
soal luka itu, dengan pikiran positif.

Sebenarnya, hingga di langkah keenam ini, kita sudah menyelesaikan
secara pribadi. Namun, jika diperlukan, langkah ini pun bisa
dilanjutkan dengan menyelesaikan hal ini dengan penyebab luka batin
Anda yang masih hidup.

Misalkan ada seorang anak dari istri pertama yang diusir keluar
rumah oleh ayahnya, setelah ayahnya menikah dengan istri kedua. Hal
ini menimbulkan luka batin cukup lama, tapi akhirnya setelah belajar
proses di atas, dia bisa menelepon papa-nya dan mengatakan, "Papa,
meskipun papa pernah usir saya dan saya terluka, saya mau bilang
saya memaafkan papa hari ini." Bertahun-tahun kemudian, saat ditanya
sahabatnya bagaimana dia mampu melakukannya, dia hanya
berkata, "Saya menerima papa untuk menunjukkan bahwa diri saya lebih
baik dari diri papa!"

Dalam kesempatan ini pula, mari kita belajar perlakukan luka batin
kita dengan ramah. Lihat kembali luka itu, dan jangan ditolak.
Belajarlah menerima kenyataaan dan perlakukan rasa sakit kita
tersebut dengan ikhlas. Itu semua adalah pelajaran penting dalam
hidup kita.

Hingga akhirnya, kita harus belajar mengatakan "Terima kasih luka
batinku. Ini nggak nyaman tapi terima kasih. Kau sudah memberikan
pelajaran penting bagi hidupku!". Pada akhirnya, semua luka batin
yang tersembuhkan dalam hidup kita akan menjadi kebijaksanaan yang
penting.

Itulah sebabnya orang mengatakan, "Wisdom is a healed pain".
Begitulah. Rasa sakit dan luka batin yang telah disembuhkan, akan
menjadi kebijaksanaan baru buat kita! Selamat menjalankan ibadah
puasa dengan hati yang damai.

Sumber: Menyembuhkan Luka Batin oleh Anthony Dio Martin, Managing Director HR Excellency

Kandungan Kimia Botol Bayi Berbahaya


TEMPO Interaktif , New York: Kalau anda masih memberikan susu bayi dengan botol, sebaiknya kini berpikir ulang. Dalam penelitian di Amerika baru-baru ini, bisphenol A, salah satu bahan kimia yang digunakan untuk membuat botol bayi dan minuman soda dinyatakan berbahaya untuk kesehatan anak-anak dan masih memerlukan penelitan lebih dalam untuk bisa dipastikan aman digunakan.
 
Tes terhadap hewan telah menunjukkan efek yang berbahaya dari kandungan kimia bahan ini, yang terkenal disebut BPA. The National Toxicology Program melaporkan resiko bahan kimia ini terhadap anak-anak. Orang tua disarankan membatasi penggunaan botol-botol ini dalam keluarga mereka, tapi institusi ini belum merekomendasikan perubahan standar kesehatan Amerika.
 
Dalam penelitian ini, versi terakhirnya telah dilaporkan sejak April, yang menggarisbawahi perbedaan dengan pernyataan pemerintah mengenai standar keamanan zat kimia ini. Staf dari Administrasi Makanan dan Obat mengatakan bahwa laporan terakhir bulan lalu ada selisih perbedaan keamanan untuk bisphenol A ketika digunakan dalam produk yang kontak dengan makanan.
 
“Tidak tertutup kemungkinan BPA mempunyai efek terhadap kesehatan manusia,” ujar John Bucher, Direktur Toxicology Group. Dalam pernyataannya, Bucher menambahkan bahwa melihat perkembangan pengaruh bisphenol A terhadap hewan, yang mempunyai tingkat sama dengan manusia.
 
Sementara pada Apri lalu, Kanada menjadi negara pertama yang memastikan label bisphenol A adalah racun dan melarang penggunaannya di botol bayi. Sedangkan Senator dari Partai Demokrat di New York Charles Schumer mengaku akan memperhatikan masalah ini dan mengharapkan bahan kimia ini tidak digunakan dalam produk anak-anak. “Tapi butuh penelitian yang lebih detil dan jelas.”
 
Bisphenol A sendiri sesudah jamak digunakan pada produk botol-botol bayi dan minuman soda. Perusahaan minuman soda menggunakan bahan ini untuk melindungi minuman bersentuhan langsung dengan alumunium.
 

Bangkitkan Semangat Mencapai Kemakmuran dengan Visi

Bangkitkan Semangat Mencapai Kemakmuran dengan Visi

"Where there is no vision, the people perish/ die.
– Ketiadaan visi membuat manusia mati."
~ King Solomon

Saya terinspirasi begitu besarnya kekuatan visi ketika saya
menyaksikan semangat bangsa China menyambut Olimpiade Beijing 2008
yang sangat luar biasa. Semangat dan kesatuan mereka membuat
presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, berkomentar, "Ini (olimpiade)
bagi rakyat China adalah acara yang sangat berarti."

Dulu China adalah negara yang sangat konservatif terhadap budaya
asing. Tetapi beberapa tahun belakangan negeri tersebut sudah mulai
terbuka terhadap masuknya budaya asing. Ajang olahraga olimpiade
menjadi salah satu bukti sikap terbuka bangsa tersebut menerima
dunia luar dan menjadi bagian dari era globalisasi.

Seluruh masyarakat dari anak-anak sampai lansia ingin menyukseskan
agenda penting pemerintah China tersebut. Menjelang olimpiade
digelar sejumlah aturan sudah diterapkan di Beijing, ibu kota China.
Aturan tersebut diantaranya adalah dilarang mengupil, menguap,
menggaruk kepala saat berbicara dengan orang asing, selalu
tersenyum, dan diminta selalu mengatakan `kamu sungguh luar biasa'.

Bahkan beberapa kali sudah diselenggarakan kampanye mengubah
kebiasaan buruk warga Beijing. Seluruh wargapun mendukung kampanye
tersebut, karena dianggap sangat membantu terciptanya budaya
berperilaku baik. Ketika saya baru tiba di kota tersebut, saya
terkesan dari cara mereka menyambut tamu asing karena begitu banyak
kemajuan positif.

Kesungguhan pemerintah China menyukseskan olimpiade yang mulai
digelar 8 Agustus mendatang diikuti keputusan pemerintah setempat
menarik 1 juta mobil dari jalanan selama 4 hari, dari tanggal 17-20
Agustus 2008. Langkah tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki
kualitas udara di Beijing. Beberapa upaya lain juga dilakukan untuk
mengatasi polusi sebelum dan selama olimpiade digelar.

Tak heran jika jalan-jalan dan fasilitas-fasilitas umum di sana
terlihat sangat bersih. Ini menunjukkan antusiasme warga menyambut
penyelenggaran olimpiade tersebut. Alangkah besar kekuatan sebuah
visi, sampai-sampai semua orang di China dengan suka rela
menjalankan budaya yang lebih baik.

Visi adalah sumber semangat untuk melakukan yang terbaik dan
berusaha sekeras mungkin untuk lebih maju. Bill gates
mengatakan, "If you have a clear vision, you'll even forget your
breakfast. – Jika Anda mempunyai visi yang jelas, mungkin Anda akan
lupa sarapan." Lantas saya berpikir mengapa kita tidak mencontoh
bagaimana bangsa China begitu bersemangat melakukan banyak perubahan
demi tercapainya sebuah visi.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tantangan hidup akhir-akhir
ini semakin sulit. Kenaikan harga BBM diklaim sebagai biang atau
penyebab kehidupan masyarakat lebih berat. Padahal sangat kecil
kemungkinan BBM bakal turun harga. Lalu apakah artinya tak akan
pernah ada harapan kehidupan kita lebih baik?

Tentu saja semua orang tak ingin kehidupannya terus terpuruk.
Bukankah hidup makmur adalah keinginan semua orang? Mengapa tidak
kita manfaatkan keinginan tersebut sebagai visi untuk membangkitkan
semangat juang kita?

Visi mampu berfungsi sebagai sumber semangat jika kita memiliki
keyakinan akan adanya harapan kehidupan yang lebih baik jika kelak
berhasil mencapai visi tersebut. Keyakinan adalah sumber semangat
yang tidak akan pernah padam untuk terus melakukan sesuatu walaupun
harus menghadapi banyak kesulitan.

Di China semua orang antusias melakukan banyak program menjelang
olimpiade misalnya fashions show olimpiade, pawai obor, dan lain
sebagainya. Semangat mereka begitu besar, walaupun di negeri
tersebut sebenarnya sempat terjadi konflik di Tibet, protes dari
luar negri tentang penegakan HAM, bencana banjir, dan gempa bumi di
Sichuan. Semangat mereka melaksanakan berbagai agenda kegiatan
dikarenakan mereka begitu menginginkan olimpiade tersebut
terselenggara dengan baik.

Menciptakan kemakmuran hanya dapat dicapai dengan melakukan
perubahan-perubahan positif, yaitu perubahan yang membuat kita cepat
mengidentifikasi sekaligus menyelesaikan masalah yang menghalangi
tujuan kita mencapai kemakmuran. Bila visi itu sudah menjadi bagian
dari emosi kita, maka kita akan bersemangat melakukan perubahan,
misalnya melakukan peningkatan etos kerja, moralitas, kreativitas,
integritas, spiritual, toleransi, keahlian atau intelektual, dan
lain sebagainya.

Itulah kesan tentang kedahsyatan sebuah visi yang saya rasakan di
China, khususnya di Beijing menjelang penyelenggaraan olimpiade.
Alangkah beruntungnya bila kita juga dapat memanfaatkan kekuatan
visi untuk membangkitkan semangat juang dan melakukan perubahan.
Karena semangat adalah satu diantara beberapa modal maya penting
untuk meraih kemakmuran.[aho]

Sumber: Bangkitkan Semangat Mencapai Kemakmuran dengan Visi oleh
Andrew Ho, seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best
seller.

Menjadi Ibu Rumah Tangga, Berani?


Seorang sahabat mengungkapkan rencananya untuk mengundurkan diri dari
perusahaan tempat kerjanya. Ia merasa tidak takut meninggalkan karirnya
yang sudah belasan tahun dirintisnya dari bawah. "sayang juga
sebenarnya, dan ini merupakan pilihan yang berat, terlebih ketika saya
merasa sudah berada di puncak karir, " ujarnya.

Lalu ke mana setelah resign? "yang ada di pikiran saya saat ini hanya
satu, menjadi ibu rumah tangga. Sudah terlalu lama saya meninggalkan
anak-anak di rumah tanpa bimbingan maksimal dari ibunya. Saya sering
terlalu lelah untuk memberi pelayanan terbaik untuk suami. Bahkan
sebagai bagian dari masyarakat, saya sangat sibuk sehingga hanya sedikit
waktu untuk bersosialisasi dengan tetangga dan warga sekitar"

Tapi, ibu nampaknya masih ragu? "bukan ragu. Saya hanya perlu menata
mental sebelum benar-benar mengambil langkah ini".

"Rasanya masih malu jika suatu saat bertemu dengan teman-teman sejawat
atau rekan bisnis. Saya belum menemukan jawaban yang pas saat mereka
bertanya, "sekarang Anda cuma jadi ibu rumah tangga?"

Saya tersenyum mendengarnya, mencoba memahami kesesakan benaknya saat
itu. Teringat saya dengan seorang sahabat lama yang saat di sebuah forum
wanita karir di Jerman lantang menjawab, "profesi saya ibu rumah tangga,
jika di antara para hadirin ada yang mengatakan bahwa ibu rumah tangga
bukan profesi, saya bisa menjelaskan secara panjang lebar betapa
mulianya profesi saya ini dan tidak cukup waktu satu hari untuk
menjelaskannya".

Luar biasa. Sekali lagi luar biasa. Saya harus hadiahkan acungan jempol
melebihi dari yang saya miliki untuk sahabat yang satu ini. Saya
tuturkan kisah ini kepada sahabat yang sedang menata hati meyakinkan
diri untuk benar-benar menjadi ibu rumah tangga, bahwa ia takkan pernah
menyesali pilihannya itu. Kelak ia akan menyadari bahwa langkahnya itu
adalah keputusan terbaik yang pernah ia tetapkan seumur hidupnya.

Naluri setiap wanita adalah menjadi ibu. Adakah wanita yang benar-benar
tak pernah ingin menjadi ibu? Percayalah, pada fitrahnya wanita akan
lebih senang memilih berada di rumah mendampingi perkembangan
putra-putrinya dari waktu ke waktu. Menjadi yang pertama melihat si
kecil berdiri dan menjejakkan langkah pertamanya. Ia tak ingin anaknya
lebih dulu bisa berucap "mbak" atau "bibi" ketimbang ucapan "mama". Tak
satupun ibu yang tak terenyuh ketika putra yang dilahirkan dari rahimnya
lebih memilih pelukan baby sitter saat menangis mencari kehangatan.

Ibulah yang paling mengerti memberikan yang terbaik untuk anaknya,
karena ia yang tak henti mendekapnya selama dalam masa kandungan.
Sebagian darahnya mengalir di tubuh anaknya. Ia pula yang merasakan
perih yang tak tertahankan ketika melahirkan anaknya, saat itulah
kembang cinta tengah merekah dan binar mata ibu menyiratkan kata, "ini
ibu nak, malaikat yang kan selalu menyertaimu". Cintapun terus mengalir
bersama air kehidupan dari dada sang ibu, serta belai lembut dan kecupan
kasih sayang yang sedetik pun takkan pernah terlewatkan.

Ibu akan menjadi apapun yang dikehendaki. Pemberi asupan gizi, pencuci
pakaian, tukang masak terhebat, perawat di kala sakit, penjaga malam
yang siap siaga, atau pendongeng yang lucu. Kadang berperan sebagai
guru, kadang kala jadi pembantu. Jadi apapun ibu, semuanya dilakukan
tanpa bayaran sepeserpun alias gratis.

Sumber: Menjadi Ibu Rumah Tangga, Berani? oleh Bayu Gawtama

Bersyukur dan Berjuang

Alkisah, di beranda belakang sebuah rumah mewah, tampak seorang anak
sedang berbincang dengan ayahnya. "Ayah, nenek dulu pernah bercerita
kepadaku bahwa kakek dan nenek waktu masih muda sangat miskin, tidak
punya uang sehingga tidak bisa terus menyekolahkan ayah. Ayah pun
harus bekerja membantu berjualan kue ke pasar-pasar."Apa betul
begitu, Yah?" tanya sang anak.

Sang ayah kemudian bertanya, "Memang begitulah keadaannya, Nak.
Mengapa kau tanyakan hal itu anakku?"

Si anak menjawab, "Aku membayangkan saja ngeri, Yah. Lantas, apakah
Ayah pernah menyesali masa lalu yang serba kekurangan, sekolah
rendah dan susah begitu?"

Sambil mengelus sayang putranya, ayah menjawab, "Tidak Nak, ayah
tidak pernah menyesalinya dan tidak akan mau menukar dengan apa pun
masa lalu itu. Bahkan, ayah mensyukurinya. Karena, kalau tidak ada
penderitaan seperti itu, mungkin ayah tidak akan punya semangat
untuk belajar dan bekerja, berjuang, dan belajar lagi, hingga bisa
berhasil seperti saat ini."

Mendapat jawaban demikian, si anak melanjutkan pertanyaannya, "Kalau
begitu, aku tidak mungkin sukses seperti Ayah, dong?"

Heran dengan pemikiran anaknya, sang ayah kembali bertanya, "Kenapa
kau berpikir tidak bisa sukses seperti ayah?"

"Lho, kata Ayah tadi, penderitaan masa lalu yang serba susahlah yang
membuat Ayah berhasil. Padahal, aku dilahirkan dalam keluarga mampu,
kan ayahku orang sukses," ujar si anak sambil menatap bangga
ayahnya. "Ayah tidak sekolah tinggi, sedangkan Ayah menyuruhku kalau
bisa sekolah sampai S2 dan menguasai 3 bahasa, Inggris, Mandarin,
dan IT. Kalau aku ingin sukses seperti Ayah kan nggak bisa, dong.
Kan aku nggak susah seperti Ayah dulu?"

Mengetahui pemikiran sang anak, ayah pun tertawa. "Hahaha, memang
kamu mau jadi anak orang miskin dan jualan kue?" canda ayah.

Digoda sang ayah, si anak menjawab, "Yaaaah, kan udah nggak bisa
memilih. Tapi kayaknya kalau bisa memilih pun, aku memilih seperti
sekarang saja deh. Enak sih, punya papa mama baik dan mampu seperti
papa mamaku hehehe."

Sang ayah lantas melanjutkan perkataannya, "Karena itulah, kamu
harus bersyukur tidak perlu susah seperti ayah dulu. Yang jelas,
siapa orangtua kita dan bagaimana keadaan masa lalu itu, kaya atau
miskin, kita tidak bisa memilih, ya kan? Maka, ayah tidak pernah
menyesali masa lalu. Malah bersyukur pada masa lalu yang penuh
dengan penderitaan, dari sana ayah belajar hanya penderitaan hidup
yang dapat mengajarkan pada manusia akan arti keindahan dan nilai
kehidupan. Yang jelas, di kehidupan ini ada hukum perubahan yang
berlaku. Kita bisa merubah keadaan jika kita mau belajar, berusaha,
dan berjuang habis-habisan. Tuhan memberi kita segala kemampuan itu,
gunakan sebaik-baiknya. Dimulai dari keadaan kita saat ini, entah
miskin atau kaya. Niscaya, semua usaha kita diberkati dan kamu pun
bisa sukses melebihi ayah saat ini. Ingat, teruslah berdoa serta
berusaha. Belajar dan bekerjalah lebih keras dan giat. Maka, cita-
citamu akan tercapai."

Pembaca yang budiman,
Pikiran manusia tidak mungkin mampu menggali dan mengetahui rahasia
kebesaran Tuhan. Karena itu, sebagai manusia (puk nen sien cek) kita
tidak bisa memilih mau lahir di keluarga kaya atau miskin. Kita juga
tak bisa memilih lahir di negara barat atau di timur dan lain
sebagainya.

Maka, jika kita lahir di keluarga yang kaya, kita harus mampu
mensyukuri dengan hidup penuh semangat dan bersahaja. Sebaliknya,
jika kita terlahir di keluarga yang kurang mampu, kita pun harus
tetap menyukurinya sambil terus belajar dan berikhtiar lebih keras
untuk memperoleh kehidupan lebih baik. Sebab, selama kita bisa
bekerja dengan baik benar dan halal, Tuhan pasti akan membantu kita!
Ingat, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, tanpa orang
itu mau berusaha merubah nasibnya sendiri.

Terus berjuang, raih kesuksesan!
Salam sukses luar biasa!!!

Sumber: Bersyukur dan Berjuang oleh Andrie Wongso

Kepribadian wanita dari caranya berjalan...


Tips dari Kanjeng Pengeran Candu, Menurutnya setiap gerakan wanita ketika berjalan melambangkan keperibadiannya.

1. Bila berjalan, dari belakang kelihatan seperti tidak memijak tanah
Golongan wanita yang jalannya berginjat, konon wanita ini adalah wanita yang tidak jujur, bila berbohong, mulutnya laser dan menyinggung perasaan orang lain. Wanita yang berjalan seperti ini juga terkenal dengan sikap egonya. Lebih parah, wanita ini biasanya pemboros atau suka membazir uang tanpa berpikir sebelum berbelanja. Padahal, uangnya itu masih banyak kegunaannya. Tapi jangan berkecil hati, kerana wanita seperti ini biasanya menjadi pujaan lelaki.

2. Bila berjalan, sering menoleh ke kanan and kiri Wanita seperti ini
biasanya pandai menyimpan rahsia. Walaupun ramai
yang menganggap wanita seperti ini tidak jujur, suka menipu teman sendiri, dan merugikan temannya, namun, byk lelaki yang berusaha untuk menaklukan hatinya. Konon wanita seperti ini senang diatur.

3. Bila berjalan suka menunduk

Cara berjalan melambangkan wanita seperti ini memiliki sifat yang tertutup. Ia hanya akan berbicara dengan orang-orang yang dekat dengannya dan dpt dipercaya untuk menyimpan rahasianya. Wanita seperti ini biasanya sukar untuk ditakluk hatinya.
Disamping sikapnya yang dingin, wanita seperti ini tidak peduli dengan
kehidupan cinta. Namun, jika ada lelaki yang berhasil menawan hatinya, dijamin akan mendapat kebahagiaan. Sebab, wanita jenis ini sangat setia, dan dia tidak akan mengkhianati lelaki yang dicintainya.

4. Bila berjalan menatap lurus ke depan
Wanita seperti ini biasanya memiliki pendirian yang teguh. Jangan
sekali-sekali menentang apa yang pernah dikatakannya, jika anda tidak mau mendengar dia bicara panjang lebar. Meski pendiriannya teguh,tapi selalu berselisih pendapat. Jangan heran jika wanita seperti ini hanya mau bicara dengan orang yang berpengetahuan luas.

5. Bila berjalan badan tampak tegak Wanita ini tegas menentukan sikapnya sendiri. Dia tidak mau urusan pribadinya dicampuri orang lain. Gaya bicaranya serius, menunjukkan dia memiliki pendirian teguh. Yang menarik dari wanita ini, ia bertanggungjawap terhadap apa yang pernah dilakukannya. Dia menyenangi lelaki yang mandiri tanpa meninggalkan sifat-sifat romantisnya.

6. Bila berjalan sambil cengar-cengir, senyam-senyum tanpa alasan jelas ini wanita gila, agak kurang waras jgn didekati

7. Bila berjalan sambil nyanyi trus bawa kecrekan
Berarti dia WARIA, bukan wanita asli..banyak pria yang takut padanya

8. Bila berjalan sambil sesekali memamerkan barisan gigi2nya yang putih HATI HATI dia belom di suntik rabies!

9. Bila berjalan, dari belakang kelihatan seperti tidak memijak tanah
Mungkin dia syetan....lariiiiii ......hahahhaha. .....

10. kalo ada wanita bisa jalan di air, wuah... itu pasti zhang zi yi! cewe kung fu!!!

11. Kalo ada wanita berambut panjang menutup muka dan keluar merangkak dari TV anda, maka itu Sadako. Avoid at all cost!

12. bila jalannya maju mundur, itu artinya wanita plin-plan, so kalo mau behubungan dengan wanita jenis ini berhati2 lah , ini hari dia bilang yah besok dia bilang NO NO NO NO NO

13. kalo ada wanita yg berjalan melompat-lompat, nah lho, seraaaammmmm pocong mamiiiiiii..

14. kalo ada wanita yg habis baca email ini ada yg senyam senyum sendirian, apalagi sampe tertawa cekikikan, nah lho gue kagak tahu jenis yg mana ini.. ;-)

Regards

- a Y i -

LENTERA JIWA


source: http://www.kickandy.com/?ar_id=MTEzOA==

Banyak yang bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin
redaksi Metro TV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap orang
yang bertanya bahwa saya keluar bukan karena ¡pecah kongs dengan Surya
Paloh, bukan karena sedang marah atau bukan dalam situasi yang tidak
menyenangkan. Mungkin terasa aneh pada posisi yang tinggi, dengan power
yang luar biasa sebagai pimpinan sebuah stasiun televisi berita,
tiba-tiba saya mengundurkan diri.

Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil keputusan
sulit. Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang
beasiswa ke IKIP Padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke Sekolah
Tinggi Publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri beban uang
kuliah. Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk mengundurkan
diri dari Metro TV.

Dalam satu seminar, Rhenald Khasali, penulis buku Change yang saya
kagumi, sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba menganalisa
mengapa saya keluar dari Metro TV. Andy ibarat ikan di dalam kolam.
Ikannya terus membesar sehingga kolamnya menjadi kekecilan. Ikan
tersebut terpaksa harus mencari kolam yang lebih besar.

Saya tidak tahu apakah pandangan Rhenald benar. Tapi, jujur saja, sejak
lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV. Persisnya
ketika saya membaca sebuah buku kecil berjudul Who Move My Cheese.Bagi
Anda yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. Mereka
hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu
selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan
habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika
keju di situ habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain.
Sebaliknya, kurcaci yang kedua, begitu yakin sampai kiamat pun
persediaan keju tidak akan pernah habis.

Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak
sahabatnya untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat
lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya dipindahkan oleh
seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak
perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia
memutuskan menunggu terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang
hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu
sampai kemudian mati kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi
sudah menemukan labirin lain yang penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak
dibandingkan di tempat lama.


Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa
nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi
perubahan dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang tidak mau berubah,
dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.


Setelah membaca buku itu, entah mengapa ada dorongan luar biasa yang
menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang
mendorong saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang
selama ini membuat saya sangat nyaman karena setiap hari keju itu sudah
tersedia di depan mata. Saya juga ingin mengikuti lentera jiwa saya.
Memilih arah sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri.

Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul Lentera Hati yang dinyanyikan
Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain syair dan pesan yang ingin
disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata hati saya, sudah
sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada banyak orang.
Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang merasa
tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, yang
sudah menduduki posisi puncak di suatu perusahaan asuransi asing,
mengaku tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata
tidak membuatnya bahagia. Dia merasa lentera jiwanya ada di ajang
pertunjukkan musik. Tetapi dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai
dari bawah. Dia merasa tidak siap jika kehidupan ekonominya yang sudah
mapan berantakan. Maka dia menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia
tidak bahagia.

Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, saya juga
menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan yang mereka
tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tahu ingin menjadi
apa, ada yang jujur bilang ikut-ikutan pacar (yang belakangan ternyata
putus juga) atau ada yang karena solider pada teman. Tetapi yang paling
banyak mengaku jurusan yang mereka tekuni sekarang -- dan membuat mereka
tidak bahagia -- adalah karena mengikuti keinginan orangtua.

Dalam episode Lentera Jiwa (tayang Jumat 29 dan Minggu 31 Agustus 2008),
kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil keputusan besar
dalam hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak diplomat dan lulusan
Hubungan Internasional, yang pada satu titik mengambil keputusan drastis
untuk berbelok arah dan menekuni dunia masak memasak. Dia memilih
menjadi koki. Pekerjaan yang sangat dia sukai dan menghantarkannya
sebagai salah satu pemandu acara masak-memasak di televisi dan kini
memiliki restoran sendiri. Saya sangat bahagia dengan apa yang saya
kerjakan saat ini, ujarnya. Padahal, orangtuanya menghendaki Bara
mengikuti jejak sang ayah sebagai dpilomat.

Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan hatinya untuk
menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya mendapat
beasiswa dari British Council. Kini Adit bahkan membuka sekolah animasi.
Padahal, ayah dan ibunya lebih menghendaki anak tercinta mereka
mengikuti jejak sang ayah sebagai dokter.Simak juga bagaimana Gde Prama
memutuskan meninggalkan posisi puncak sebuah perusahaan jamu dan jabatan
komisaris di beberapa perusahaan. Konsultan manajemen dan penulis buku
ini memilih tinggal di Bali dan bekerja untuk dirinya sendiri sebagai
public speaker.

Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam kehidupan
yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang tidak
tahu bagaimana cara mencapainya.

Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang
dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu
gembira dalam menikmati hidup. Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi.
Gembira terus. Nggak ada capeknya, ujar Yon Koeswoyo, salah satu
personal Koes Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone.
Dalam usianya menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh enerji. Dinamis. Tak
heran jika malam itu, saat pementasan Earthfest2008, Yon mampu
melantunkan sepuluh lagu tanpa henti. Sungguh luar biasa. Semua karena
saya mencintai pekerjaan saya. Musik adalah dunia saya. Cinta saya.
Hidup saya, katanya.


Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah mereka
yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab mereka sudah
menemukan lentera jiwa mereka.[]

Kekuatan Memberi

“Rahasia kemakmuran adalah kedermawanan, karena dengan membagi kepada orang lain, hal baik yang akan diberikan dalam kehidupan kita, bahkan berkelimpahan.”

-- J. Donald Walters, penulis dan pengajar asal Rumania , tinggal di India

KISAH nyata ini keluar dari mulut Sang Dokter. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai dokter mata ini membuka prakteknya di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu, ia juga melayani konsultasi masalah keluarga, termasuk masalah spiritual. Tanpa dipungut biaya, alias gratis. Sang dokter menolak dengan halus setiap pemberian uang sebagai imbalan jasa konsultasi. Ia malah menyarankan agar uangnya diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya, seperti yayasan yatim piatu.

Suatu hari, sang dokter kedatangan tamu seorang ibu beserta putranya yang telah menginjak usia paruh baya. Sang anak dalam keadaan lumpuh kakinya, sehingga ia harus berada di kursi roda. Maksud kedatangan mereka sesungguhnya ingin menanyakan seputar masalah keluarga. Tetapi begitu tiba di ruang dokter, sebelum menyampaikan keluhannya, sang dokter mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah terhadap si anak. Putranya, menurut sang dokter, pernah mempunyai kesalahan yang membuat ibunya sakit hati. Sang anak tentu saja kebingungan. Begitu pula sang ibu, yang tahu-tahu diungkit peristiwa di masa lalu. Sang anak mencoba mengingat-ingat kembali peristiwa masa lampau. Sang ibu memang mengakui kalau ia dulu pernah sakit hati oleh tindakan anaknya. Hal itu terus membekas di hatinya menjadi goresan luka batin, yang akhirnya teringat kembali saat itu juga.

Akhirnya, sang anak pun teringat akan kekilafannya. Ia menyesal dan menangis. Secara susah payah, sang anak berusaha bangkit dari kursi rodanya untuk bersimpuh di hadapan kaki ibunya meminta maaf. Ibunya, dengan berlinang air mata, secara tulus akhirnya memaafkan kesalahan putranya di masa lampau. Secara refleks, sang ibu mengangkat putranya berdiri untuk memeluk dan menciumnya. Ajaib, seketika itu juga sang anak dapat berdiri tanpa dibantu lagi oleh kursi roda. Sang ibu memang hanya memberikan maaf dengan tulus, tetapi efeknya sungguh luar biasa.

Kisah ini memang bertolak belakang dengan legenda Malin Kundang. Dimana sang Ibu menyumpah anaknya menjadi batu. Tak ada batu berbentuk manusia. Itulah logika yang paling benar dari cerita yang menyangkut hubungan ibu dan anak. Kisah Malin Kundang selama ini oleh beberapa pihak dinilai jauh dari cinta kasih seorang ibu yang sebenarnya. Walau begitu, tetap ada hikmah yang dapat dipetik dari legenda tersebut.

Sejatinya, Ibu mana yang tega melihat anaknya susah, apalagi menjadi batu sesuai dengan sumpahnya. Alamak, Ibu adalah pintu keluasan hati dan penuh maaf. Berkacalah pada ibu. Dia akan rela lebih menderita, ketimbang melihat anaknya yang kesusahan. Dia akan menyisihkan nasi yang ada untuk anaknya, walau ia sendiri lapar. Dia akan memakan makanan yang bergizi agar janin dalam tubuhnya bisa tumbuh sehat. Seperti dalam bait lagu, ’hanya memberi, tak harap kembali.’ Betul, tak pernah berharap mendapatkan balasan dari semua yang telah dilakukannya. Itulah makna dari memberi yang sesungguhnya.

Memberi? Betul, memberi. Makna dari sebuah pemberian memang besar artinya. Lantas, mengapa orang yang berkelimpahan enggan untuk memberikan sesuatu? Atau, mengapa orang enggan memberikan maaf? Karena mungkin ia berpikir, bila ia memberi kekayaan, pemberian itu akan habis begitu saja tanpa kembali. Atau mungkin ia berpikir, harga dirinya akan turun kalau ia memberikan maaf kepada orang yang menyakitinya. Padahal justeru sebaliknya. Semakin banyak memberi, akan lebih semakin banyak menerima. Kalau orang mengetahui kekuatan memberi, percayalah, akan banyak orang yang berlomba-lomba untuk memberikan segala sesuatunya.

Itulah mengapa, dalam setiap agama selalu diajarkan untuk memberikan sesuatu yang kita miliki. Selain diajarkan selalu memberikan kebajikan, juga kekayaannya. Umat Islam mengenal Zakat dan Sedekah. Umat Kristen Protestan mengenal perpuluhan, yaitu kewajiban untuk memberikan sepersepuluh dari pendapatannya kepada rumah Tuhan, dan Elemosune, yang dapat diterjemahkan dengan kata memberi sedekah. Umat Katholik mengenal Persepuluhan dan juga Sedekah. Umat Hindu mengenal Sedekah Dana Punia, yaitu pemberian yang dilakukan secara sukarela dan tulus ikhlas berupa materi. Sedangkan Buddha mengajarkan bagaimana menggunakan kekayaan yang telah dimiliki, yaitu bila ia perumah tangga yang baik, mengumpulkan harta dengan cara-cara baik, ia harus membantu sanak familinya, serta orang lain dalam empat bagian, juga dikenal Amisa Dana, yaitu memberikan bantuan dalam bentuk materi kepada yang membutuhkan.

Pemberian itu seyogianya dilakukan dengan ikhlas, diberikan pada tempat dan waktu yang tepat. Juga pemberian itu haruslah bertujuan mulia. Yang patut diingat, memberi tak harus berupa uang. Ia bisa berupa apa saja. Sekarang, tengoklah lemari pakaian Anda. Apa yang Anda lihat? Tentu saja sederetan pakaian yang Anda miliki. Nah, ambil sebanyak mungkin. Bila perlu semuanya, untuk kemudian Anda serahkan kepada mereka yang membutuhkannya, misalnya yayasan yatim piatu. Kalau merasa sayang, sisakan beberapa setel saja untuk Anda pakai dalam bekerja selama satu minggu atau untuk Anda pakai sehari-hari. Tak perlu banyak berpikir. Pakaian itu mungkin sudah ketinggalan jaman. Anda perlu memberi lagi yang baru.

Sebuah penelitian menunjukkan, dengan memberi terhadap sesama, membuat diri kita menjadi lebih bahagia. Hukum kekekalan energi mengatakan, tiada energi yang hilang bila dikeluarkan. Ia akan kembali dalam bentuk lain. Begitu pula soal kebaikan, apapun. Ia tak akan hilang walau Anda telah memberikannya. Bahkan Deepak Chopra dalam ’7 Spiritual Law of Success’ mencantumkan ’Law of Giving’ sebagai hukum kedua untuk sukses.

Nah, mulai sekarang, banyak-banyaklah memberi. Memberi maaf. Memberi senyum. Memberi kebajikan. Memberi kemuliaan. Memberi materi. Dan sebaiknya, tak usah berharap dari semua pemberian yang telah Anda lakukan. Karena itulah kebahagiaan sesungguhnya yang didapatkan. Kebahagiaan memberi. Seperti yang dilakukan ibu terhadap kita: hanya memberi, tak harap kembali. (220908)

Sumber: Kekuatan Memberi oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta

Ayahku Tukang Batu

"Wo ba ba shi jian zhu gong ren"

Alkisah, sebuah keluarga sederhana memiliki seorang putri yang
menginjak remaja. Sang ayah bekerja sebagai tukang batu di sebuah
perusahaan kontraktor besar di kota itu. Sayang, sang putri merasa
malu dengan ayahnya. Jika ada yang bertanya tentang pekerjaan
ayahnya, dia selalu menghindar dengan memberi jawaban yang tidak
jujur. "Oh, ayahku bekerja sebagai petinggi di perusahaan
kontraktor," katanya, tanpa pernah menjawab bekerja sebagai apa.

Si putri lebih senang menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Ia
sering berpura-pura menjadi anak dari seorang ayah yang bukan
bekerja sebagai tukang batu. Melihat dan mendengar ulah anak semata
wayangnya, sang ayah bersedih. Perkataan dan perbuatan anaknya yang
tidak jujur dan mengingkari keadaan yang sebenarnya telah melukai
hatinya.

Hubungan di antara mereka jadi tidak harmonis. Si putri lebih banyak
menghindar jika bertemu dengan ayahnya. Ia lebih memilih mengurung
diri di kamarnya yang kecil dan sibuk menyesali keadaan. "Sungguh
Tuhan tidak adil kepadaku, memberiku ayah seorang tukang batu,"
keluhnya dalam hati.

Melihat kelakuan putrinya, sang ayah memutuskan untuk melakukan
sesuatu. Maka, suatu hari, si ayah mengajak putrinya berjalan berdua
ke sebuah taman, tak jauh dari rumah mereka. Dengan setengah
terpaksa, si putri mengikuti kehendak ayahnya.

Setelah sampai di taman, dengan raut penuh senyuman, si ayah
berkata, "Anakku, ayah selama ini menghidupi dan membiayai sekolahmu
dengan bekerja sebagai tukang batu. Walaupun hanya sebagai tukang
batu, tetapi ayah adalah tukang batu yang baik, jujur, disiplin, dan
jarang melakukan kesalahan. Ayah ingin menunjukkan sesuatu kepadamu,
lihatlah gedung bersejarah yang ada di sana. Gedung itu bisa berdiri
dengan megah dan indah karena ayah salah satu orang yang ikut
membangun. Memang, nama ayah tidak tercatat di sana, tetapi keringat
ayah ada di sana. Juga, berbagai bangunan indah lain di kota ini di
mana ayah menjadi bagian tak terpisahkan dari gedung-gedung
tersebut. Ayah bangga dan bersyukur bisa bekerja dengan baik hingga
hari ini."

Mendengar penuturan sang ayah, si putri terpana. Ia terdiam tak bisa
berkata apa-apa. Sang ayah pun melanjutkan penuturannya, "Anakku,
ayah juga ingin engkau merasakan kebanggaan yang sama dengan ayahmu.
Sebab, tak peduli apa pun pekerjaan yang kita kerjakan, bila
disertai dengan kejujuran, perasaan cinta dan tahu untuk apa itu
semua, maka sepantasnya kita mensyukuri nikmat itu."

Setelah mendengar semua penuturan sang ayah, si putri segera memeluk
ayahnya. Sambil terisak, ia berkata, "Maafkan putri, Yah. Putri
salah selama ini. Walaupun tukang batu, tetapi ternyata Ayah adalah
seorang pekerja yang hebat. Putri bangga pada Ayah." Mereka pun
berpelukan dalam suasana penuh keharuan.

Pembaca yang budiman,

Begitu banyak orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri
apa adanya. Entah itu masalah pekerjaaan, gelar, materi, kedudukan,
dan lain sebagainya. Mereka merasa malu dan rendah diri atas apa
yang ada, sehingga selalu berusaha menutupi dengan identitas dan
keadaan yang dipalsukan.

Tetapi, justru karena itulah, bukan kebahagiaan yang dinikmati.
Namun, setiap hari mereka hidup dalam keadaan was was, demi menutupi
semua kepalsuan. Tentu, pola hidup seperti itu sangat melelahkan.

Maka, daripada hidup dalam kebahagiaaan yang semu, jauh lebih baik
seperti tukang batu dalam kisah di atas. Walaupun hidup pas-pasan,
ia memiliki kehormatan dan integritas sebagai manusia.

Sungguh, bisa menerima apa adanya kita hari ini adalah
kebijaksanaan. Dan, mau berusaha memulai dari apa adanya kita hari
ini dengan kejujuran dan kerja keras adalah keberanian!

Salam Sukses Luar Biasa!!!!

Sumber: Ayahku Tukang Batu oleh Andrie Wongso

Minggu, 24 Agustus 2008

Memaknai Hari Ulang Tahun

“Dan kelak, yang paling penting, bukan berapa lama tahun yang kamu lewati. Tetapi, bagaimana kamu menjalani kehidupanmu sepanjang tahun-tahun tersebut.”

-- Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika Serikat

APA yang akan Anda lakukan kalau tiba-tiba dokter memvonis hidup kita tak akan lama lagi? Biar pun si dokter itu bukan Tuhan yang bisa menentukan kapan saja hidup kita berakhir, tetap saja kita akan gemetar. Lutut mungkin langsung terasa copot. Hati menjadi ciut. Pikiran pun menjadi mengkeret. Dan, tak akan ada lagi, boro-boro tahun depan, bulan depan pun mungkin sudah tak ada.

Mungkin boleh juga kita kupas cerita tentang Burt Simpson. Dia ini polisi asal Seattle, Amerika Serikat. Nah, menurut dokter setelah memeriksa hasil laboratorium yang rutin Simpson lakukan, hidup Simpson diramal tak lebih dari dua minggu lagi. Simpson tentu saja terkejut. Awalnya, dalam tugas sehari-hari, Simpson sangat takut bila tertembak penjahat. Tapi kemudian malah berubah menjadi berani, bahkan boleh dibilang nekat. Simpson malah mencari-cari risiko berhadapan dengan maut. Sebab dalam otaknya, dia akan mati kapan saja. Buat apa harus hati-hati lagi. Kalaupun ia harus mati dalam tugas, keluarganya akan dijamin dengan tunjangan oleh negara. Tapi kalau ia mati secara alami, negara tak bisa memberikan apa-apa selain lencana. Begitu pikirannya. Eh, ternyata semua itu palsu. Vonis dokter yang mengatakan gara-gara penyakit anehnya akan membuat dia mati, tak berbuah hasil. Peluru pun malah tak mau mampir di tubuhnya. Dua minggu telah lewat, bukan hanya Simpson yang masih segar bugar, tapi juga koleksi para penjahat yang ia tangkap untuk dikirim ke hotel prodeo.

Apa yang dialami Simpson memang hanya ada di film 'Short Time'. Film komedi keluaran tahun 1990 ini menampilkan aktor kawakan Dabney Coleman sebagai Detektif Burt Simpson. Kita memang tidak perlu bersikap dan bertindak seperti Simpson, nekat dan selalu siap dalam menantang maut. Pelajaran sederhana yang dapat diambil dalam film tersebut ialah bila kita selalu mengingat akan mati, bisa jadi kita akan selalu terus berbuat baik.

Kita memang baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaan bangsa ini. Tradisi memperingati hari ulang tahun, memang berlaku untuk siapa saja. Tak hanya berlaku bagi setiap individu, tapi juga bagi suatu negara. Ulang tahun, merupakan contoh bagaimana kita memperingati suatu hari bersejarah dalam hidup kita. Oleh karena itu, setiap tahun pun biasanya kita selalu merayakannya. Mungkin secara sederhana, dengan mengajak makan bersama dengan keluarga atau kolega. Atau yang lebih wah, mengajak para teman dan handai taulan untuk pesta semalam suntuk.

Pertanyannya adalah makna apa yang sesungguhnya dapat diambil dalam setiap ulang tahun yang kita peringati? Yang pasti, dengan bertambahnya angka secara denominasi, tetapi justeru usia makin berkurang. Dengan usia yang makin berkurang, artinya kita malah makin mendekat kepada kematian itu sendiri.

Dalam suatu acara seminar, salah seorang politisi Partai Golkar, Yusuf Sukardi, menjelaskan lima arti penting dalam memperingati hal yang bersejarah dalam kehidupan kita. Pertama, peringatan harus merupakan cermin atau neraca perjalanan kehidupan. Artinya, dengan peringatan itu, kita dapat mengambil hikmah atas segala hal yang kita perbuat di masa yang telah lalu. Kedua, sebagai pembangkit motivasi. Suatu peringatan harus dapat memotivasi agar berbuat lebih baik dan lebih baik lagi, serta tidak terjebak pada kesulitan yang terjadi di masa lampau. Ketiga, sebagai alat untuk melakukan introspeksi diri. Keempat, suatu peringatan harus dapat dijadikan titik awal penyusunan rencana selanjutnya yang lebih baik. Dan terakhir, yang paling penting, yaitu memaknai kehidupan hari esok yang lebih baik.

Betul, seandainya kita dapat memaknai hidup ini dengan lebih baik, tentu saja kita akan merasa bahwa waktu yang diberikan kepada kita dirasakan pendek. Kita tentu akan berusaha untuk selalu terus berbuat baik.

Itulah yang dialami oleh seorang Gitta Sessa Wanda Cantika. Walau ia harus mati di usia muda, tapi Gitta tahu, bagaimana ia memaknai hidup ini dengan penuh arti. Gitta Sessa Wanda Cantika, adalah mantan artis cilik di tahun 1999. Ia dinyatakan terkena penyakit kanker ganas yang hanya membutuhkan waktu lima hari untuk berkembang. Gitta pun pasrah melewatkan hidupnya dengan kanker ganas yang mengenai wajahnya, hingga akhirnya menyentuh paru parunya.

Tapi dia tetap tegar dan tanpa mengeluh sedikitpun. Hebatnya dari gadis ini, ia tetap ingin menuntut ilmu walau dalam keadaan seperti itu. Ejekan dari orang yang melihatnya tidak ia hiraukan. Di saat ujian kenaikan kelas, tangannya tak mampu lagi bergerak, hingga hidungnya mengeluarkan darah mimisan. Tapi Gitta tetap terus bertahan hingga ujian berakhir, dan dinyatakan lulus naik kelas. Tekadnya yang membaja terdengar ke Ibu Presiden Megawati, hingga akhirnya Presiden memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai siswa teladan.

Umur Gitta mungkin dirasakan singkat baginya. Tapi sesungguhnya ia menjalani hidupnya dengan penuh makna. Kualitas hidup seseorang memang tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup. Tapi justeru yang lebih penting, bagaimana kita mengisi hari demi hari dalam kehidupan itu sendiri dengan penuh arti. That’s right, Brother? (180808)


Sumber: Memaknai Hari Ulang Tahun oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di Jakarta