Senin, 23 Juni 2008

Kelinci Si Penakut

Kelinci memang dari dulu terkenal sebagai hewan yang bernyali kecil,
sering ketakutan tanpa alasan yang jelas, sesegera mungkin
menyingkir bila dia merasa terganggu keamanannya.

Suatu hari, terlihat sekelompok kelinci sedang berkumpul di tepi
sebuah sungai, mereka sibuk berkeluh kesah meratapi nyalinya yang
kecil, mengeluh kehidupan mereka yang senantiasa dibayangi dengan
mara bahaya. Semakin mereka ngobrol, semakin sedih dan ketakutan
memikirkan nasib mereka.

Alangkah malangnya lahir menjadi seekor kelinci. Mau lebih kuat
tidak punya tenaga, ingin terbang ke langit biru tidak punya sayap,
setiap hari ketakutan melulu. Mau tidur nyenyak pun sulit karena
terganggu oleh telinga panjang yang tajam pendengarannya sehingga
matanya yang berwarna merah pun semakin lama semakin merah saja.

Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Daripada hidup menderita
ketakutan terus, mereka berpikir lebih baik mati saja. Akhirnya
mereka mengambil keputusan beramai-ramai hendak bunuh diri dengan
melompat dari tepian tebing yang tinggi dan curam. Maka para kelinci
terlihat berbondong-bondong menuju ke arah tebing.

Saat mereka melewati pinggir sungai, ada seekor katak yang terkejut
melihat kedatangan kelinci yang berjumlah banyak. Tergesa-gesa si
katak ketakutan dan segera meloncat ke sungai melarikan diri.

Walaupun si kelinci sering menjumpai katak yang melompat ketakutan
saat melihat kelinci melintas, tetapi sebelum ini mereka tidak
peduli. Berbeda untuk kali ini. Tiba-tiba ada seekor kelinci yang
tersadar dari kesedihannya dan langsung berteriak, "Hei, berhenti!
Kita tidak usah ketakutan sampai perlu harus bunuh diri. Karena
lihatlah, ternyata ada hewan lain yang lebih tidak bernyali
dibandingkan kita yakni si katak yang terbirit-birit saat melihat
kita!"

Mendengar kata-kata itu, kelinci yang lain tiba-tiba pikiran dan
hatinya terbuka, seolah-olah tumbuh tunas keberanian di hati mereka.
Maka dengan riang gembira mereka mulai saling membesarkan diri
masing-masing, "Iya, kita tidak perlu ketakutan!"

"Tuh kan, ada mahluk lain yang lebih pengecut dari kita."

"Iya, kita harus semakin berani."

Perlahan-lahan mereka berbalik arah kembali kearah pulang dengan
riang gembira dan melupakan niatnya untuk bunuh diri.

Pembaca yang budiman,
Saat keberuntungan sedang tidak memihak kepada kita, jangan suka
meratapi nasib yang dirundung malang seakan-akan hanya kitalah
mahluk paling menderita di muka bumi ini. Lihatlah di sekeliling
kita. Masih begitu banyak orang yang lebih susah, sengsara, dan sial
dibandingkan kita. Jika mereka yang hidup dalam kekurangan tetapi
mampu menjalaninya dengan tegar dan tetap berjuang, kenapa kita
tidak?

Apa pun keadaan kehidupan kita hari, seharusnya kita jalani dengan
optimis dan aktif. Nasib tidak akan dapat kita ubah tanpa manusia
itu sendiri yang siap mengubahnya. Karena sesungguhnya, `sukses
adalah hak setiap orang'. Success is my right, sukses adalah hak
siapa saja yang mau berjuang dengan sungguh-sungguh.

Salam sukses luar biasa!!!

Sumber: Kelinci Si Penakut oleh Andrie Wongso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun