Sabtu, 08 Maret 2008

3 Fase Penting dalam Hubungan Cinta

Jangan ulur waktu untuk menentukan kelanjutan hubungan cinta. Ayo, amati fakta dan ikuti naluri agar Anda tidak terjerumus ke dalam hubungan tak 'bermasa depan'.

Di antara rangkaian kalimat cinta yang membuai, apa mau dikata, hubungan asmara adalah arena penilaian untuk menakar kualitas kebersamaan. Baik itu dalam hitungan hari, minggu, maupun tahun, ada, Iho, keputusan penting yang harus Anda buat di dalam hidup. Jika pandai-pandai melakukannya, Anda akan terbebas dari jalinan cinta yang sekadar menguras tenaga, emosi, dan waktu percuma.

3 Hari Pertama
Pada tahap ini, daya tarik sebatas 'skin deep' memegang peran utama. Tidak adanya ketertarikan fisik, body language yang bikin 'gerah' (misalnya, gaya tertawa yang berlebihan), atau percakapan yang enggak nyambung, bisa membuat Anda ilfil saat menghabiskan waktu dengannya. Jika selama kencan pertama Anda bolak-balik mengirim SMS atau berharap orang rumah menyuruh Anda pulang, berpikirlah dua kali untuk melakukan kencan kedua. Jangan lagi tempatkan diri pada situasi tidak nyaman.

Bila ternyata ada kecocokan, manfaatkanlah kesempatan kencan selanjutnya untuk menggali informasi sebanyak mungkin tentang dirinya. Tentu tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda sedang menginterogasi. Kian banyak hal yang Anda ketahui tentang dia, maka akan semakin kaya pula bahan pertimbangan Anda untuk beranjak ke tahap selanjutnya. Variasikan acara kencan supaya tidak lekas bosan. Misalnya, alih-alih nonton film di bioskop, boleh juga bila Anda sesekali jalan-jalan ke Dunia Fantasi atau pergi olahraga bareng.

Kesalahan terbesar yang dilakukan perempuan selama fase ini, menurut John Gray, Ph.D. dalam buku Mars and Venus on a Date, adalah bersikap terlalu banyak memberi. Asal tahu saja Jeung, pada tahap pendekatan, pria jauh lebih senang diberi kesempatan untuk menyenangkan pasangannya ketimbang diladeni.

Jangan selalu menolak usahanya mengantar-jemput dengan dalih Anda biasa nyetir sendiri. Juga, jangan memperlakukan pria seolah-olah Anda ibunya. Boleh saja mengingatkan ia akan jadwal makan, namun tak perlu sampai meneleponnya berkali-kali kalau tak mau ia 'sesak napas' dan kehilangan minat untuk berkencan.

Do's & Don'ts
Pastikan ada physical attraction supaya Anda tidak ilfil bila berada dekat dengannya.
• Gali fakta tentang dirinya dari berbagai sumber. Misalnya, cari tahu apakah wajah-wajah cantik dalam profil facebook-nya adalah 'korban cinta' dia atau bukan.
• Tak perlu merasa bersalah jika menolak kencan kedua. Katakan saja Anda sedang sibuk atau baru mulai serius dengan pria lain.
• Jangan bersikap terlalu needy. la akan 'gerah' bila Anda terus menelepon untuk menanyakan jadwal kencan selanjutnya.
• Say no kepada pria bermasalah, sebelum Anda telanjur tergila-gila padanya. Mengencani suami orang, drug addict atau pria abusive sama saja dengan sukarela terjun ke jurang.

3 Minggu Pertama
Setelah melewatkan waktu sekian lama bersama dirinya, Anda akan mulai menimbang-nimbang apakah dia orang yang tepat untuk dinobatkan menjadi kekasih. Bukan hanya terjadi pada Anda, namun begitu pula yang dialami oleh pria. Jadi, berikan pula waktu baginya untuk berpikir. Kesalahan terbesar yang banyak dilakukan perempuan dalam tahap ini, menurut Gray, adalah mengejar-ngejar pria untuk memperoleh kepastian.

Rileks saja, tak perlu tergesa-gesa! Gunakan waktu yang ada untuk memastikan perasaan. Jika Anda merasa nyaman berdekatan dengannya dan tertarik untuk mengetahui dirinya lebih jauh, maka boleh jadi ia cocok menjadi kandidat kekasih.Tak ada salahnya mengenalkan dia pada sahabat untuk mendapatkan second opinion. Meski keputusan tetap berada di tangan Anda, namun setidaknya Anda bisa melihat 'pemandangan' lain dari kacamata sahabat. Siapa tahu Anda terlena pada pesonanya sehingga kurang dapat berpikir obyektif.

Bagi yang berada dalam posisi menunggu, ketimbang uring-uringan, manfaatkan 'semangat jatuh cinta' yang melanda diri Anda untuk melakukan berbagai hal positif. Mulai dari mengoreksi penampilan, mempelajari hal baru, menyuntik semangat kerja, dan sebagainya. Dengan begitu, ke manapun nantinya arah hubungan ini, Anda tidak akan merugi. Tapi jangan lupa tetapkan deadline agar hubungan tidak berstatus 'digantung' terlalu Iama. Jika perlu, boleh juga kok bersikap lebih asertif. Nembak duluan, enggak tabu lagi, kan?

Do's & Don'ts
Meski Anda terdesak deadline usia dan sedang mengencani pria sekelas Orlando Bloom, jangan buru-buru berpikir soal pernikahan. It's still a long way to go, darling...
• Jangan memacari pria karena kasihan atau khawatir kehilangan kesempatan berharga. Anda bisa rugi waktu dan tenaga karenanya.
• Hindari memacari pria yang menyembunyikan info tentang tempat tinggalnya, teman-temannya, serta keluarganya. Hal ini menunjukkan gelagat kurang baik pada dirinya.
• Meski sudah resmi berpacaran, tak perlu pasang 'kacamata kuda'. Terbukalah terhadap peluang bertemu pria yang lebih baik.

3 Tahun Pertama
Meski sudah minim gelora perasaan dan lika-liku perjalanan emosi yang mengasyikkan, fase ini merupakan tahap paling nyaman dilakoni. Anda dan dia sudah cukup saling mengenal sehingga merasa aman dan nyaman. Sayangnya, menurut Gray, karena merasa hubungan sudah 'mapan', kedua belah pihak biasanya berhenti melakukan sesuatu untuk membuat pasangannya merasa istimewa, sehingga hubungan terancam jenuh.

Situasi stabil dalam fase ini bisa bergolak kembali bila salah satu pasangan melirik orang lain atau mulai menyinggung soal pernikahan. Bagi pria, pernikahan dan masa pacaran adalah dua hal amat kontras. Bersikap sebagai kekasih sempurna belum tentu menandakan pria mudah diajak menemui penghulu. Perubahan ini bisa membuatnya menarik diri. Namun, bila dia menjauh, tak perlu panik dan menyuruhnya segera keluar dari dalam 'gua'. ltu adalah cara pria berpikir dan menyiapkan diri sebelum melangkah ke tahap lebih serius.

Toh, ada kemungkinan kekasih Anda tak mau muncul lagi dari 'gua' atau malah tersesat dan menempuh jalan menuju pangkuan perempuan lain. Bila ini terjadi, Anda perlu introspeksi hubungan. Apakah selama ini Anda dan dia sudah saling terbuka terhadap perasaan masing-masing, apakah Anda tidak menyadari (atau pura-pura tidak tahu) bahwa Anda berdua sebenarnya memiliki harapan berbeda, atau memang situasi belum mengizinkan.

Do's & Don'ts• Lama pacaran tidak menjamin hubungan akan berlanjut ke pernikahan. Bicarakan ini dengannya jika Anda sudah tak sabar ingin memakai gaun pengantin.
• Jangan pernah berpikir menjebak pria untuk menikah dengan kehamilan. ltu pikiran old-fashioned yang akan berbalik menjadi bumerang.
• Umur bukan satu-satunya pertanda seseorang mesti menikah. Kematangan emosi dan menemukan pasangan hidup yang tepat adalah pertimbangan yang jauh lebih penting. (CHIC/kompas)