Selasa, 04 Maret 2008

LELAHNYA JADI WANITA


Pada usia 14 tahun, ada cowok yang pedekate,
sungguh lelah ngumpet darinya.
Pada usia 24 tahun,
tak ada yang pedekate,
sungguh lelah memikirkannya.

Cowokku pura-pura mabuk dan mengajakku
pulang ke rumahnya,
sungguh lelah menolaknya.
Cowokku bener-bener mabuk dan
muntah di lantai,
sungguh lelah membersihkannya.

Ada yang pinjem uang sama cowokku,
aku takut mereka tak bayar,
sungguh lelah mencemaskannya.
Cowokku pinjem uang dengan orang lain,
sungguh takut orang lain menagih utang padaku,
tambah lelah mencemaskannya.

Melahirkan anak laki-laki
takut anakku mirip ayahnya
yang ngga punya masa depan,
mengurusnya sungguh lelah.
Melahirkan anak perempuan,
takut dia tertipu seperti
ibunya, sama lelahnya.

Waktu suami lagi kere,
tiap hari harus irit,
sungguh lelah.
Waktu suami lagi banyak uang,
takut dia di luar belajar
yang tidak-tidak, sungguh lelah.

Suami terlalu ganteng,
di jalanan selalu ada cewek
yang curi-curi pandang,
aku lelah.
Suami terlalu jelek,
setiap keluar di jalan,
sungguh lelah harus menjelaskan
ke orang-orang kalo
dia bukanlah supirku.