Sabtu, 01 Maret 2008

Sapi Betina Memang Bukan Untuk Manusia

KapanLagi.com - Heboh susu formula mengandung bakteri, memunculkan lagi ingatan betapa pentingnya ASI (air susu ibu) bagi pertumbuhan balita (bayi di bawah lima tahun). Secara alamiah, sesuai biologisnya, makluk hidup dilengkapi dengan organ reproduksi dan penyambung proses reproduksi.

Perempuan dan mamalia berjenis kelamin betina memiliki kelenjar susu yang menghasilkan cairan yang berisi saripati makanan. Cairan yang lazim disebut susu ini merupakan bagian terpenting dari proses kelangsungan hidup bayi hasil reproduksi.

Pada kondisi tertentu, perempuan memiliki kelainan pada kelenjar susunya yang mengakibatkan tidak sempurnanya produksi air susu. Kelainan inilah yang kemudian melahirkan susu formula yang terbuat dari susu hewan mamalia (sapi) sebagai pengganti ASI.

Karena sifatnya pengganti, dan dihasilkan dari makhluk berbeda, kualitas antara dua jenis susu tersebut tidaklah sama. Sebaik apa pun komposisi sebuah susu formula masih belum mampu mengalahkan keunggulan ASI sebagai makanan bayi.

Air susu yang dihasilkan mamalia (makhluk/binatang yang menyusui anaknya) memiliki spesifikasi tersendiri sesuai dengan spesiesnya masing-masing. Untuk bayi manusia yang terbaik adalah air susu yang dihasilkan manusia. Air susu sapi yang lazim diolah menjadi bahan dasar susu formula tentu nustrisinya hanya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan anak sapi. Bukan untuk bayi manusia.

Untuk mengingat kembali pentingnya ASI, berikut beberapa keunggulan ASI dibanding susu formula.

a. Sumber Gizi Sempurna

ASI: Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor pembentuk sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.

Susu formula: Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey : casein susu sapi adalah 20:80.

b. Mudah Dicerna
ASI: Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang lebih 5 bulan. ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan, antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat), dan protease (untuk menguraikan protein).

Sisa metabolisme yang akan diekskresikan (dikeluarkan) melalui ginjal pun hanya sedikit, sehingga kerja ginjal si kecil menjadi lebih ringan. Asal tahu saja, metabolisme ini penting karena merupakan proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi energi, sel-sel baru, dan lain-lain.

Susu formula: Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan. Perlu diketahui, serangkaian proses produksi di pabrik mengakibatkan enzim-enzim pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme, yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras.

c. Komposisi Sesuai Kebutuhan

ASI: Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari hari ke hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka menyesuaikan diri dengan kebutuhan gizi bayi. Misalnya, kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya keluar pada awal kelahiran sampai kira-kira seminggu sesudahnya) terbukti mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula susu) yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar hari ke-10 setelah melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang memang belum berfungsi optimal.

Selain itu, komposisi ASI pada saat mulai menyusui (fore milk) berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui (hind milk). Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan hind milk (berwarna putih dan kental). Walau tampak sehat, pertambahan berat badan bayi yang hanya mendapat fore milk kurang baik. Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum habis.

ASI ibu yang melahirkan bayi prematur juga sesuai dengan kebutuhan bayinya. Antara lain, kandungan proteinnya lebih tinggi dan lebih mudah diserap.

Susu formula: Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum (sesuai aturan pakai).

d. Mengandung Zat Pelindung

ASI: Mengandung banyak zat pelindung, antara lain imunoglobulin dan sel-sel darah putih hidup, yang perlu untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Selain itu, ASI mengandung zat yang tidak terdapat dalam susu sapi, dan tidak dapat dibuat duplikasi atau tiruannya dalam susu formula, yaitu faktor bifidus. Zat ini penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga coli .

Susu formula: Hanya sedikit mengandung imunoglobulin, dan sebagian besar merupakan jenis yang "salah" (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi). Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup

e. Cita Rasa Bervariasi

ASI: Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.

Susu formula: Bercita rasa sama dari waktu ke waktu. (dbs/rsd)