Jumat, 02 Mei 2008

Komentar Lukisan

Alkisah, ada seorang pelukis terkenal. Hasil lukisannya banyak
menghiasi dinding rumah orang-orang kaya. Si pelukis dikenal dengan
kehalusan, ketelitian, keindahan, dan kemampuan memerhatikan detail
objek yang digambarnya. Karena itu, pesanan lukisannya tidak pernah
berhenti dari para kolektor maupun pecinta barang-barang seni.

Suatu hari, setelah menyelesaikan sebuah lukisan, si pelukis merasa
sangat puas dengan hasil lukisannya. Menurut pandangannya, lukisan
itu sempurna. Maka, dia lantas bermaksud mengadakan pameran lukisan
agar orang-orang dapat menikmati, serta mengagumi keindahan dan
kehebatannya.

Saat pameran, si pelukis meletakkan sebuah buku di dekat lukisan
dengan sebuah tulisan: "Yang terhormat, para pecinta dan penikmat
seni. Setelah melihat dan menikmati lukisan ini, silakan isi di buku
ini komentar Anda tentang kelemahan dan kekurangannya. Terima kasih
atas waktu dan komentar Anda."

Pengunjung pun silih berganti mengisi buku itu. Setelah beberapa
hari, si pelukis pun membaca buku berisi komentar pengunjung pameran
dan dia merasa kecewa sekali dengan banyaknya catatan kelemahan yang
diberikan. "Orang-orang ini memang tidak mengerti indahnya lukisan
ini. Berani-beraninya mereka mengkritik!" batin si pelukis.

Dalam hati, dia tetap yakin bahwa lukisannya itu sangat bagus. Maka,
untuk itu dia ingin menguji sekali lagi komentar orang lain, tetapi
dengan metode yang berbeda. Untuk itu, ia membuat pameran sekali
lagi, namun di tempat yang berbeda. Kali ini, ia juga menyertakan
sebuah buku untuk diisi oleh pengunjung yang melihat lukisannya.
Tetapi kali ini, penikmat lukisannya tidak dimintai komentar
kelemahan, namun untuk memberikan komentar tentang kekuatan dan
keindahan lukisan itu.

Setelah beberapa hari, si pelukis kembali membaca buku komentar
pengunjung. Kali ini, dia tersenyum senang setelah membacanya. Jika
pengunjung yang terdahulu mengkritik dan melihat kelemahannya, maka
komentar yang didapatkannya kali ini berisi banyak pujian dan
kekaguman atas lukisan yang dibuatnya. Bahkan, banyak dari hal-hal
yang dikritik waktu itu, sekarang justru dipuji.

Dari kedua pameran lukisan yang diadakannya, si pelukis mendapatkan
sebuah pembelajaran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Apa
pun yang kita kerjakan, sehebat, dan sesempurna apa pun menurut
kita, ternyata di mata orang lain, ada saja kelemahan dan
kritikannya. Namun, pastilah ada juga yang memuji dan menyukainya.
Jadi, tidak perlu marah dan berkecil hati terhadap komentar orang
lain. Asalkan kita mengerjakan semua pekerjaan dengan sungguh-
sungguh dan dilandasi niat baik, itulah persembahan terbaik bagi
diri kita sendiri
.

Pembaca yang budiman,
Memang, kehidupan di dunia ini tidak ada yang sempurna, (mei yu sek
jien sek me). Apa yang kita pikirkan, yang kita yakini, yang kita
kerjakan, dan yang kita hasilkan, pasti selalu ada sisi pro dan
kontra. Maka, kalau kita bersikukuh dengan sesuatu yang kita miliki
dan kita yakini, maka hal tersebut bisa jadi justru mendatangkan
masalah, konflik, atau bahkan rasa antipati. Tentu, jika itu yang
terjadi, akan membuat kita tidak bahagia,


Namun, jika kita mampu menghargai setiap perbedaan sebagai hak asasi
setiap insan, maka akan timbul keselarasan dan keharmonisan. Jika
kita bisa menerapkan toleransi dan saling menghargai, maka ke mana
pun kita pergi, dengan siapa pun kita bergaul, akan selalu ada
tempat yang nyaman dan damai buat kita sehingga kebahagiaan selalu
kita rasakan.

Salam sukses Luar Biasa!!!

Sumber: Komentar Lukisan oleh Andrie Wongso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun