Kamis, 29 Mei 2008

Wanted: A Soulmate!

Hubungan sudah berjalan sekian lama, tapi Anda dan Si Dia bagai dua kutub yang berbeda. Anda lantas merasa bahwa ia bukanlah belahan jiwa Anda. Bukan soulmate yang dicari selama ini. Apa yang harus dilakukan?

Baik Dara maupun Andika sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali mereka bertengkar dan perang dingin. Sama rutinnya (bahkan lebih) dengan jadwal menstruasi Dara setiap bulannya.

Kecocokan justru banyak ditemui dalam hubungan Dara dengan sahabatnya, Bimo. Meski sama-sama mengakui tidak mempunyai hubungan khusus, ia merasa banyak sekali 'klik'nya. Terkadang, saking connected-nya perasaan mereka, kalau terjadi sesuatu di antara keduanya, yang lain pasti merasakan.

Kalau jumlah pertengkaran lantas dianggap sebagai indikasi bahwa Si Dia bukan soulmate Anda, rasanya kesimpulan itu terlalu prematur. Sebaliknya, hanya karena merasa punya banyak kecocokan, mulai dari horoskop sampai kemiripan wajah, tidak berarti ia memang soulmate Anda. Lalu, bagaimana dong, mendeteksinya?

Membaca Tanda
Banyak orang yang mencari dan menunggu soulmate mereka bertahun-tahun. Mereka selalu percaya ada satu orang di luar sana yang diciptakan untuk mereka. Sebuah survei yang dilakukan oleh Rutgers University 2001 lalu menyebutkan, 94 persen mereka yang berusia 20-29 tahun mengatakan ketika menikah, mereka ingin pasangan yang menjadi pasangan hidupnya adalah soulmate mereka.

Sampai sekarang belum ada teori yang diterima semua pihak tentang definisi belahan jiwa. Tapi umumnya, soulmate diartikan sebagai orang yang mempunyai cara berpikir dan berperasaan sama, yang bisa melengkapi apa yang kurang pada diri kita.

Seorang pakar hubungan, Arian Sarris dalam buku 21 Ways to Attract Your Relationship memberikan tanda-tanda yang bisa dilihat apakah pasangan belahan jiwa atau bukan. Apa saja tandanya?

* Saling Berbagi
Anda dan dia selalu bisa saling membantu dalam hal apa pun, urusan bear atau sepele. Dan tidak perlu melibatkan orang lain, karena dengan berdua saja semuanya terasa amat menyenangkan.

* Bersikap Santai
Apakah Si Dia bisa bersikap santai di depan Anda? Ia tidak bersikap berlebihan untuk mengesankan Anda. Tidak terlalu mempermasalahkan caranya berpakaian, gerak-gerik, cara berbicara dan semuanya bila berhadapan dengan Anda. Setiap ucapannya tampak spontan dan tidak palsu.

* Kontak Batin
Anda seperti dikaruniai telepati. Dan telepati ini hanya berlaku untuk kalian berdua. Tanpa perlu bicara Anda dan Si Dia seperti bisa membaca pikiran masing-masing. Saling tahu. Sehinga anda dan si Dia bisa menduga reaksi serta perasaan pasangan pada situasi tertentu.

* Tak Kenal Bosan
Meski hanya duduk berdua selama berjam-jam, Anda dan Si Dia tidak pernah merasa bosan. Bagi Anda berdua, tidak ada yang lebih memberi rasa nyaman selain kebersamaan.

* Ada di Setiap Situasi
Siapa yang pertama kali datang saat Anda dirundung masalah? Si Dia selalu paham tabiat buruk Anda saat PMS? Tanpa perlu diminta, ia selalu datang untuk Anda dalam situasi apa pun, baik atau buruk.

* Saling Terbuka
Di depannya, Anda bisa terbuka tentang masa lalu Anda dan keluarga. Begitu juga sebaliknya. Apa yang pernah Anda dan dia lakukan di masa lalu, tanpa mengubah perasaan berdua. Anda tidak malu-malu memperlihatkan kekurangan Anda. Bahkan, tak masalah bila Anda tampil buruk di depannya.

Jika tanda-tanda ini ada pada diri Si Dia, Anda beruntung. Nah, bagaimana bila sebaliknya? Apakah hubungan sebaiknya disudahi untuk menunggu soulmate yang sesungguhnya? Nanti dulu, jangan terburu-buru mengambil keputusan.

Cinta Butuh Ujian
Sebagian besar pasangan di awal hubungan atau pernikahan biasanya menganggap, mereka memang ditakdirkan bersama. Bahwa masing-masing telah mendapatkan pasangan jiwanya. Tapi, umumnya, perasaan manis itu tidak berlangsung lama. Ketika persoalan hidup mulai menghadang, perasaan bisa berubah 180 derajat. Bukan tak mungkin cinta pun berubah menjadi benci.

Terkadang orang sering termakan tema. Bila tidak merasa cocok, mereka langsung mengambil kesimpulan, penyebab gagalnya hbuungan karena sang pasangan ternyata bukan belahan jiwanya. Itu lantas dijadikan pembenaran untuk mengakhiri hubungan. Padahal, untuk menjadi soulmate, perlu diiuji oleh waktu.

Anda adalah real world soulmate bila Anda dan Si Dia berkembang bersama, berjalan seiring menghadapi tantangan dan rintangan di depan mata. Untuk mengetahui real world soulmate, Anda butuh melihat bagaimana sebagai pasangan Anda berdua menaklukkan kemarahan, perbedaan dan tantangan yang menghadang.

Cinta bukanlah magic, sim salabim, dan abrakadabra yang semuanya didapat tanpa usaha. Melainkan, sebuah proses saling melengkapi yang tak pernah berhenti. Setelah terjadi sekian lama proses tersebut berjalan, Anda baru dapat melihat kepercayaan penuh dan keintiman yang dibangun, perlahan tapi pasti tertanam di hati. Semakin kuat dan kokoh. Itulah soulmate. Karena soulmate terkait dengan dua individu, maka proses terjadinya tidak hanya usaha satu pihak, tapi berdua, Anda dan dia.

Banyak filsafat spiritual menganjurkan agar kita mempraktikkan cinta tanpa syarat. Mengapa tidak? Cinta tanpa syarat adalah ekspresi yang paling sempurna. Cinta tanpa syarat artinya, "Aku mencintaimu karena kamu adalah kamu. Kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk menerima cintaku."

Anda bisa bertekad untuk menjadi pihak pertama yang bertindak dengan penuh cinta, bahkan ketika pasangan itu tidak bisa atau tidak mau berbuat begitu. Anda juga bisa mulai menerima kenyataan bahwa pasangan kadang-kadang kacau perasaannya, atau sikap dan tindakannya tidak Anda sukai. Anda bisa memilih untuk tetap mencintainya dalam saat-saat seperti itu, sama seperti ketika ia bersikap ramah dan mengungkapnya cintanya kepada Anda.


Ika Nurul Syifaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun