Dikisahkan, ada seekor anjing yang masih muda dan terkenal dengan
keangkuhannya. Dia merasa dirinya gagah, berani, gesit, dan cepat
dalam berlari serta pandai dalam memburu mangsa sasarannya.
Suatu siang yang terik, si anjing yang terbangun dari tidur
nyenaknya memutuskan hari ini dia ingin berburu dan menyantap
binatang kesukaannya yakni seekor kelinci putih yang masih muda.
Hem...air liurnya segera menetes membayangkan nikmatnya daging hasil
buruannya. Saat berlari-lari kecil untuk memulai hari perburuannya,
tidak lama kemudian, dia melihat seekor tikus berlari melintas di
depannya. Dengan iseng, dikejarnya si tikus, ditangkap dengan kuku
kakinya yang tajam, tikus yang ketakutan dipermainkan dengan gembira
dan setelah puas bermain, si tikus pun dilepas diiringi suara
raungan si anjing untuk menakut-nakutinya.
Setelah melihat tikus yang lari ketakutan, ekor si anjing kembali
melambai santai. Dia melanjutkan perjalannya sambil mewaspadai
setiap gerakan di sekelilingnya, tekadnya kuat untuk mencari kelinci
walaupun perutnya terasa makin melilit karena kelaparan. Setelah
cukup lama waktu berlalu, akhirnya dia berhasil menemukan si kelinci
dan segera terjadilah kejar kejaran yang seru di antara mereka.
Kelinci yang ketakutan mengerahkan segenap tenaga dan kekuatannya
berusaha menyelamatkan diri. Tanpa mempedulikan lagi segala rasa
sakit akibat luka-luka di sekujur tubuhnya akibat dari menerjang dan
menerobos setiap semak berduri yang dilaluinya. Hingga tiba-tiba
dilihatnya sebuah lubang di tepi tebing segera dilemparkan tubuhnya
masuk ke lubang gelap itu. Si anjing yang kehilangan jejak sibuk
menggonggong dan mengais di sekitar lubang tetapi tubuh dan kakinya
tidak cukup panjang untuk meraih kelinci di dalam lubang.
Di saat yang bersamaan, anjing melihat seekor ayam di sekitar situ.
Dengan segera ditangkap dan dijadikanlah mangsa. Anjing yang
kelaparan tidak lagi memperdulikan apa yang menjadi makanannya.
Seekor anjing tua yang menyaksikan semua ulah si anjing muda
menertawakannya. "Hahaha.... Anak muda jika semua penghuni hutan
tahu, apakah Kamu tidak malu? Kesombongan dan kehebatan larimu
ternyata dikalahkan oleh kelinci. Taukah Kau, kenapa seekor kelinci
bisa mengalahkanmu? " Sambil tertunduk malu si anjing muda
menggelengkan kepala, "Karena kelinci berlari demi mempertahankan
hidupnya. Sedangkan Kamu berlari untuk sekedar mengejar kesenangan
dan memenuhi rasa laparmu. Kalian sama-sama berlari tetapi mempunyai
motivasi yang sangat berbeda. Maka tidak heran si kelinci berhasil
lolos dari kejaranmu karena kelinci berjuang untuk hidupnya."
Pembaca yang budiman,
Seperti saat kelinci di hadapan pada kondisi terpepet dikejar oleh
anjing dengan segenap tenaga si kelinci berjuang penuh totalitas
sehingga bisa lolos dari kematian. Demikian pula perjuangan manusia
di kehidupan ini, sering kita dihadapkan pada kondisi terjepit,
stagnan, mundur. Kalau mental kita tidak kuat maka cenderung
berhenti berusaha akhirnya yang ada tinggal depresi dan
keputusaasaan yang berkepanjangan.
Dalam menghadapi krisis apa pun sedapat mungkin kita harus tanggap,
responsif, proaktif, dan berani menghadapi kenyataan itu. Dengan
determinasi yang tinggi dan keberanian, kita akan mampu keluar dari
krisis dan sekaligus tampil sebagai pemenang.
Sumber: Perjuangan Hidup oleh Andrie Wongso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri Komentar sehat dan membangun