I'm working harder than ever now, and I'm putting on my pants the
same as I always have. I just get up every day and try to do a little
better than the day before. That's my philosophy.
(Emeril Lagasse, Selebriti)
Ada banyak kisah tentang selebriti yang kita dengar setiap hari. Ada
begitu banyak gosip di TV dengan ragam cerita. Ada tabloid dan koran-
koran yang khusus mengupas tuntas detail kehidupan mereka. Penonton
dan pembacanya pun sangat banyak. Saking banyaknya, di televisi
kabel, ada suatu stasiun televisi E! yang khusus membicarakan
kehidupan para selebriti dunia.
Kalau dibuat persentasenya, ceritanya pun kebanyakan hal yang negatif
dan miring. Kisah tentang artis si anu yang masuk penjara, bercerai,
lahir di luar nikah, bisnis ilegal, terjerat narkoba, dan sebagainya.
Akan tetapi, banyak orang begitu 'tersihir' olehnya. Mengapa? Sisi
gelap hidup para selebriti justru jadi daya tarik tersendiri. Secara
psikologis, kita dibuat kagum dan senang plus bermimpi seandainya
bisa sepopuler dan seenak kehidupan mereka. Di sini lain, kehidupan
mereka ternyata tidak bahagia, tertimpa musibah, mendapat sial, dan
sebagainya. Sepertinya, inilah yang menjadi sisi lain yang membuat
orang bisa menyaksikan program infotainment itu dengan perasaan lega.
Nilai plus
Kali ini saya ingin mengajak Anda melihat sisi lain yang tidak banyak
diberitakan dalam tabloid. Sisi lain yang tidak banyak diungkap, yang
bisa kita pelajari dari para selebriti ini. Sisi lain ini adalah sisi
motivasi yang bisa didapatkan dari kehidupan mereka.
Pertama, mereka merupakan cermin dari potensi manusia yang optimal
yang bisa kita raih. Banyak di antara selebriti ini tidak mendapatkan
segalanya dengan mudah. Mereka pun berjuang dengan gigih. Saya
teringat waktu Inul Daratista berkisah tentang pengalamannya jadi
penyanyi dangdut yang pulang malam, dengan bayaran sangat kecil serta
penilaian miring dari orang-orang di sekitarnya.
Seperti itulah yang dijalani para selebriti yang kita kenal sekarang.
Mereka sungguh mengajarkan kepada kita apa yang bisa kita sanggup
raih dengan talenta dan potensi kita kalau saja mau berusaha.
Kedua, mereka pun mengalami jatuh dan bangun serta cobaan seperti
kita. Akan tetapi, mereka menunjukkan semangat yang pantang menyerah
sehingga akhirnya mereka bisa sampai menjadi seperti sekarang. Kita
bisa lihat sendiri bagaimana artis penyanyi, seperti Joy Tobing,
Delon, Mike, Siti KDI, dan masih banyak lagi menjadi penyanyi dengan
jalan yang tidak mudah.
Mereka harus bersaing dan berkompetisi untuk sampai ke puncak
kesuksesan. Layaklah kalau mereka mendapat bintang. Di sinilah,
mereka mengajarkan kepada kita, talenta saja tanpa keinginan untuk
berjuang, bersaing, dan semangat menjadi yang terbaik, serta mencoba
lagi meskipun gagal, tidak akan memberikan kita kesuksesan.
Ketiga, para selebriti ini juga mengajarkan kepada kita bahwa tidak
ada manusia yang sempurna. Para selebriti juga manusia. Mereka juga
bisa salah, khilaf, mendapatkan cobaan, dan gagal. Namun sayangnya,
di masyarakat kita menempatkan seorang selebriti seperti dewa atau
malaikat yang tidak boleh berbuat salah. Seakan-akan ada sebuah
kontrak, 'jadilah manusia yang sempurna, maka kamu pun akan terus
saya puja'.
Inilah yang membuat kadang-kadang kehidupan selebriti menjadi cukup
menakutkan. Bahkan, saya ingat pernah mendengar keluhan dari anak
seorang selebriti yang merasa sangat terganggu karena predikat
selebriti yang telanjur melekat pada orang tuanya. Bahkan, dia sampai
menangis, stres, dan berkata, "Andaikan saja saya tidak lahir dari
keturunan selebriti mungkin hidup saya akan lebih normal".
Keempat, para selebriti juga menunjukkan kepada kita bahwa selalu ada
ongkosnya untuk menjadi dan mempertahankan suatu popularitas dan
kesuksesan. Saya masih ingat tatkala Desy Ratnasari diprotes karena
sulit diwawancarai dan diminta komentarnya, karena ingin privasinya
tetap dihargai. Bahkan, ada wartawan yang pernah berkomentar, "Banyak
artis yang saat belum jadi apa-apa minta kita potret dan beritakan,
tapi ketika udah populer malah lupa deh sama kita."
Tampaknya para artis ini lupa, bahwa selalu ada ongkos untuk menjadi
populer dan salah satunya adalah kehilangan kehidupan secara bebas
seperti orang normal. Bahkan, saya ingat dengan kalimat menyedihkan
yang pernah dikatakan oleh Lady Di. Dia berharap seandainya dia bisa
hidup seperti manusia yang normal dan wajar. Akan tetapi, itulah
risiko menjadi terkenal. Dikejar-kejar wartawan. Hidupnya diamati
terus. Semua orang membicarakan dan semua mata memandang kepadanya ke
mana pun.
ehingga, tampaknya orang kehilangan privasi. Akan tetapi, sekali
lagi, memang itulah ongkosnya. Hal ini pun mengingatkan kita bahwa
kita pun mesti siap dengan segala risiko menjadi terkenal dan
berhasil. Ada ongkos lain, yakni ongkos sosial yang harus kita bayar.
Kelima, inilah yang juga bisa kita pelajari dari para selebriti yang
tetap harus rendah hati dan harus berjuang demi masa depan. Ada
banyak artis yang sangat berjaya saat masih mudah, menjadi terlalu
angkuh, dan jatuh dalam kehidupan selanjutnya. Banyak di antara
mereka yang berakhir dengan hidup melarat dan miskin sekali.
Inilah yang perlu menjadi pelajaran penting bagi hidup kita untuk
terus menjadi rendah hati dan menjadikan kesempatan sukses sekarang
sebagai bagian dari persiapan hidup kita selanjutnya. Jangan sampai
kita sukses sekarang, lantas berikutnya terjerumus dalam kegelapan,
hanya karena karakter tidak mendukung.
Sumber: Di Balik Kisah Selebriti oleh Anthony Dio Martin, Director HR
Excellency
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri Komentar sehat dan membangun