Kamis, 17 April 2008

Fokus Ke Tujuan, Bukan Ke Rintangan

Oleh : Final Prajnanta

Perjalanan hidup manusia seperti halnya air laut. Terkadang ada gelombang pasang dan kadang kala surut. Tidak pernah air laut akan selalu tenang. Demikian pula dengan manusia, tidak pernah jalan hidup kita akan datar-datar saja. Selalu ada dinamika. Cobaan dan tekanan hidup manusia seolah tiada hentinya. Siapapun anda pasti saat ini anda mempunyai masalah walau sekecil apapun masalahnya. Permasalahannya bukan pada besar atau kecilnya masalah, namun pada bagaimana kita mampu menyelesaikan masalah dengan sikap yang dewasa.

Seorang pelari gawang akan dianggap juara jika dia mampu melewati gawang demi gawang dan menyelesaikan larinya dalam waktu tercepat. Pertanyaannya apakah sang pelari tersebut fokus ke gawang sebagai rintangan atau dia fokus ke tujuannya memenangkan pertandingan? Jawabannya tentu saja pelari tersebut harus fokus ke tujuannya memenangi pertandingan. Jika pelari tersebut fokus ke rintangan, maka pikiran bawah sadarnya akan mengatakan bahwa mungkin dia tidak akan mampu melompati rintangan sebanyak itu dengan kecepatan tinggi pula. Apakah anda setuju?

Dalam salah satu strategi perang kunonya, Sun Tzu (544 - 496 SM) melukiskan jika pada umumnya pertempuran, pasukan penyerang menggunakan kapal-kapal untuk sampai di daerah musuh. Supaya tujuan pasukan memenangkan pertempuran tercapai, maka kapal-kapal yang membawa pasukan tersebut harus dibakar! Bayangkan jika kapal-kapal tersebut dibakar maka tidak ada pilihan lain para tentara untuk bertempur habis-habisan untuk memenangkan pertempuran! Apakah ada kisah nyata dari strategi ini?

Mungkin di antara anda sudah tahu salah satu sejarah perjalanan Spanyol. Saya akan mengutip sebagian sejarahnya. Adalah Tariq ibn Ziyad (Djabal el Tariq), sang panglima perang terpenting dalam sejarah Spanyol. Pada awal tahun 700 dia bertugas di Afrika Utara. Tahun 711 dia bertolak dari Afrika Utara untuk memimpin penyerangan tentara Umayyah di jazirah Iberia (Portugis dan Spanyol). Bersama 7.000 pasukannya dia melakukan pendaratan kapal di Gibraltar, pesisir selatan Iberia. Raja Roderic, penguasa terkuat Iberia tidak tinggal diam. Diperintahkannya sebanyak 25.000 pasukannya untuk melakukan penghadangan! Kalau dilihat dari jumlah kekuatannya hampir 1 : 4. Suatu kekuatan yang sangat tidak berimbang, apalagi tuan rumah di atas kertas pasti lebih menguasai medan pertempuran. Namun apakah hasil akhir akan sama dengan perhitungan di atas kertas? Atau dengan kata lain apakah Tariq dan pasukannya menyerah?

Tariq sebagai panglima perang yang bermental baja tidak mundur begitu saja. Sebagai kebiasaan penyerangannya, dia memerintahkan seluruh kapalnya dibakar! Mungkin ini aneh, bukannya mereka lari tunggang langgang, namun malah memilih membakar kapal mereka sendiri. Kepada para prajuritnya Tariq mengatakan bahwa tiada tempat lagi bagi mereka untuk lari! Laut di belakang dan musuh ada di depan sudah siap menghadang. Akhirnya dengan perjuangan yang luar biasa dan semangat pantang menyerah pasukan Tariq walau berjumlah jauh lebih kecil bisa mengalahkan pasukan Iberia! Luar biasa bukan?

Apa yang bisa kita pelajari dari kisah perjuangan ini? Kita terbiasa menyerah jika banyak kendala dalam proses perjuangan mengejar impian. Kita merasa tidak akan mampu memncapainya. Impian tersebut mungkin bukan untuk manusia biasa seperti kita. Kita selalu merasa rendah diri karena kita terlalu fokus ke rintangan yang menghadapi kita. Fokulah ke impian yang ingin kita raih tanpa takut menghadapi berbagai rintangan. Hadapilah rintangan dengan gagah! Bayangkan kenikmatan yang akan kita peroleh jika berhasil menyelesaikan perjuangan. Ingatlah selalu kisah perjuangan Tariq yang membakar kapal-kapal perangnya untuk memotivasi anda mengejar impian anda!

Salam Never Give-up!

Final Prajnanta

Praktisi bisnis, penulis masalah motivasi dan branding

Penulis bisa dihubungi di f_prajnanta@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun