Minggu, 24 Agustus 2008

Antara Waktu dan Uang

Posted by Administrator in Keuangan
Beberapa waktu lalu saya ingat kembali dengan sebuah buku yang sudah
lama saya baca, judulnya “The Millionaire in You” yang ditulis oleh
Michael LeBoeuf, Ph.D.

Libur panjang akhir pekan ini saya habiskan
dengan membaca ulang buku tersebut. Dari hasil baca ulang akhir minggu kemarin, saya mencoba untuk sedikit berbagai beberapa hal penting yang bisa menjadi bahan pemikiran bagi Anda bila ingin memiliki waktu untuk menikmati apa yang sudah Anda lakukan terhadap uang Anda selama ini. Dalam setiap jiwa seseorang tersembunyi kehidupan yang mengagumkan yang penuh dengan kebebasan. Kunci untuk menemukan hal tersebut adalah dengan melihat berbagai kemungkinan-kemungkinan dan mengambil keputusan yang tepat dari pilihan-pilihan yang ada. Hanya ada empat hal penting berkaitan dengan uang yang harus Anda

ketahui: l Bagaimana Anda menghasilkannya l Bagaimana Anda menyimpannya l Bagaimana Anda menginvestasikannya l Bagaimana Anda menikmatinya Saya yakin, semua Anda sudah melakukan dan mengetahui hal tersebut di atas. Anda sudah memiliki penghasilan bulanan dari kerja Anda. Dan setiap bulan Anda menabung. Dari kumpulan simpanan tersebut Anda menginvestasikannya agar memberikan hasil yang lebih baik di jangka waktu yang lebih panjang. Dan tentunya Anda juga menikmati apa yang telah Anda peroleh dari penghasilan bulanan Anda. Tapi mengapa banyak orang yang merasa bahwa keuangannya masih saja
sulit? Bukan kebebasan keuangan yang diperoleh malah pertumbuhan utang yang semakin hari semakin melilit. Yang menarik dari diagram di atas adalah masing-masing kita terwakili pada satu titik tertentu di dalam diagram diatas, terkait dengan besarnya kekayaan dan waktu yang bisa digunakan secara bebas.

Waktu yang bisa digunakan secara bebas terlihat pada garis horizontal dengan skala 1 sampai 10. dan penghasilan bersih digambarkan pada garis vertical dengan skala sama mulai dari 1 sampai 10. Orang seperti apakah yang paling mirip dengan Anda? Dimanakah Anda akan menempatkan diri Anda dalam diagram tersebut? (1,1): posisi Budak, dari sisi harta sedikit atau tidak memiliki harta sama sekali dan tak punya waktu bebas untuk dipakai. Dalam kehidupan kita sekarang ini, mungkin saja orang tua tunggal yang harus bekerja ekstra waktu dengan gaji yang rendah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya atau untuk membayar hutang-hutang rentinir yang terus saja membumbung. (10,1): Belalang, memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki atau sedikit memiliki kekayaan. Kiasan belalang ini seperti cerita dongeng di mana semut selalu bekerja keras untuk mengumpulkan makanan di waktu sulit sedangkan belalang menjalani hidup tanpa mengumpulkan untuk masa sulit. Titik tengah (5,5) adalah Karyawan. Titik ini mewakili sebagai besar

masyarakat. mereka bekerja setiap hari selama berjanm-jam untuk dapat hidup layak guna membayar sewa rumah, menyediakan makanan untuk keluarga dan kebutuhan lainnya. Mereka menukarkan waktu mereka dengan uang dan menfokuskan untuk mencari uang untuk dapat dibelanjakan. Jika sikap ini terus dipertahankan, mereka akan terus menukar waktu mereka untuk mendapatkan uang, memasuki masa mereka tetap harus bekerja keras atau hidup dengan uang pensiun yang sangat minim. (1,10): si Pemilik, yang memiliki kekayaan yang melimpah namun hanya

sedikit waktu yang bisa digunakan secara bebas. Biasanya para
wiraswasta, eksekutif perusahaan atau professional yang bekerja secara mandiri, merupakan kelompok di mana mereka disibukkan dengan bekerja setiap harinya. Mereka mengira mereka memiliki bisnis, tetapi pada kenyataannya bisnis tersebut yang memiliki mereka. Mereka mengira mereka memiliki karier, tapi sebenarnya karier yang mengikat mereka. Mereka memiliki banyak barang-barang berharga yang mereka bilang mereka miliki padahal barang-barang tersebut memiliki mereka. Kelompok ini harus terus bekerja untuk dapat mempertahankan gaya hidup atau hal-hal yang mereka miliki sekarang atau lebih banyak lagi. Dan yang terakhir (10,10), yaitu si Pemenang. Sang pemenang, mereka kaya karena mereka memiliki uang untuk dinikmati dan waktu yang bebas. Sang pemenang adalah mereka yang tidak harus bekerja untuk uang, tapi uang yang bekerja untuk mereka dan menghasilkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Atau bisa disejajarkan sebagai investor dalam bukunya Kiyosaki. Nah sebenarnya apa sih yang bisa dilakukan agar kita termasuk dalam

lingkaran atau titik koordinat (10,10) dalam kehidupan kita?

Uang dan Kesejahteraan Finansial

Di dunia materialistis seperti sekarang ini, adalah “normal” memakai
baju yang Anda beli dengan kartu kredit yang belum lunas cicilannya
untuk bekerja, meluncur menerobos kemacetan lalu lintas Jakarta dengan mobil yang masih diangsur, untuk mendapatkan penghasilan agar mampu membayar baju, mobil dan rumah yang hampir sepanjang hari kosong karena Anda harus pergi bekerja seharian. Inilah contoh kehidupan modern saat ini, jika Anda memiliki uang, Anda tidak memiliki waktu untuk menikmatinya. Jika Anda memiliki waktu, Anda tidak memiliki uang untuk dapat menikmatinya. Inilah yang disebut oleh LeBoeuf mengenai perangkap waktu-uang. Bila ditelaah, pengaruh uang terhadap kehidupan bukan hanya dikarenakan tampilan iklan di berbagai media, tapi juga dipengaruhi oleh naluri alamiah manusia. Mungkin bila Anda memperhatikan anak berumur 3 tahun, tanpa diajari anak tersebut sudah berkeinginan untuk memiliki dan merebut sesuatu. Secara alami setiap manusia berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih yang secara langsung ini berkaitan dengan uang. Dengan perkembangan teknologi dan perekonomian yang semakin pesat,
naluri alamiah manusiapun berubah. Dalam transaksi perekonomian tunai, uang digunakan untuk memuaskan banyak keinginan, keinginan untuk hidup nyaman dan terjamin, keinginan untuk memiliki pekerjaan yang memberikan gaji besar dan lain-lain. Tetapi semua ini tidak berhenti disitu, semua itu akan terus berkembang, sehingga kita lupa akan kebutuhan riil yang sebenarnya kita butuhkan. Yang pada akhirnya malah menyalurkan energi untuk berburu uang sebanyak-banyaknya. Walau pengaruh naluri alamiah manusia yang ingin lebih atau serakah,

kita sebagai manusia tetap memiliki kebebasan dalam memilih dan
menentukan nilai-nilai yang kita inginkan. Yang kita dapati sekarang
adalah kecenderungan bukannya kendali. Dalam setiap pikiran manusia
pasti ada sisi yang menginginkan semua yang lebih. Dengan hal ini

memberikan motivasi tersendiri bagi Anda untuk melakukannya dengan baik dan mencapainya dengan cepat. Dorongan untuk hidup berlebih dapat dikendalikan dengan tetap berjalan di rel kehidupan yang telah Anda dan keluarga gariskan sebelumnya. Inilah sisi positif dari keputusan yang diambil. Celakanya, banyak orang tua yang lupa diri, dengan bekerja membanting tulang, lupa akan waktu dan visi mengenai keluarga yang sejahtera. Di satu sisi, mereka memiliki banyak uang tapi di sisi lain waktu untuk keluarga terlupakan. Mereka membiarkan uang memimpin mereka.

Keluar dari Perangkap Waktu-Uang

Bagaimana kita bisa keluar dari perangkap waktu-uang dan menuju
koordinat (10,10) dalam diagram LeBouef? Hal pertama yang harus
dilakukan adalah memahami bagaimana Anda sampai di sana untuk pertama kalinya. Kita terperangkap dalam pemikiran tersebut karena kita selalu berpikir bahwa pemecah masalah keuangan kita adalah gaji atau penghasilan yang kita terima. Semakin banyak uang yang kita hasilkan tentunya akan memecahkan semua masalah keuangan, betul begitu? Tidak seluruhnya benar. Untuk itu dibutuhkan sebuah pandangan baru mengenai keuangan yang bisa memberikan rasa kesejahteraan yang lebih besar. Gagasannya adalah dengan menciptakan kehidupan keuangan mendasar yang sederhana dan tidak banyak memakan waktu dalam penanganannya. Satu kata yang menurut hemat saya memberikan makna dalam keuangan

keluarga, yaitu kesederhanaan. Kesederhanaan adalah kesadaran untuk
berusaha membatasi kebutuhan pokok kehidupan berkeluarga. Kesederhanaan sama halnya dengan seni. Kesederhanaan memerlukan tidak hanya dengan membuang kemewahan hidup, tapi dibutuhkan perubahan cara pandang dari dalam yang tulus. Ada orang yang mengartikan sederhana dengan kecenderungan mengawasi

pengeluarannya dengan sangat ketat seperti halnya pengembara di gurun pasir yang mengawasi air minumnya. Hal ini tidak memecahkan
permasalahan, yaitu kesejahteraan lahir batin. Pembatasan berlebihan
malah merusak kepuasan kehidupan berkeluarga. Intisari dari kesederhanaan-yaitu membedakan antara kebutuhan dan
keinginan-menjadi sangat penting dalam menumbuhkan hubungan yang selaras dan lebih sehat berkenaan dengan uang. Dalam hal ini, tidak ada rumus yang dapat memenuhi standar semua orang. Kita pastinya pernah mengenal orang yang kikir dan materialistik,
padahal ia hanya memiliki sedikit harta dan di lain pihak Anda juga
menjumpai orang yang menyenangkan dan relatif mandiri yang memiliki

kebendaan melimpah. Dari ulasan singkat ini dapat disimpulkan, untuk mencapai koordinat
(10,10) atau sebagai pemenang Anda harus menjalani kehidupan ini dengan lebih bijak, dimana Anda sebagai individu yang mengontrol semua keinginan dan kebutuhan Anda. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun