"Dengan ILMU hidup menjadi MUDAH, dengan IMAN hidup menjadi TERARAH dengan SENI hidup menjadi INDAH" Dari berbagai sumber.... semoga bermanfaat
Sabtu, 16 Agustus 2008
Belajar Sukses dari Matematika Sederhana
"Dua narapidana melihat ke luar jendela penjara. Satu melihat
indahnya bintang-bintang. Satunya lagi melihat lumpur menjijikkan."
(Anthony de Mello)
Masih ingat pelajaran matematika sederhana yang kita pelajari di
sekolah dasar. Bisa jadi inilah yang sekarang kita ajarkan pada
adik, anak, atau keponakan kita yang masih di TK ataupun SD.
Pelajaran yang saya maksudkan adalah operasional hitung,
penjumlahan, dan pengurangan.
Ingatlah kembali pelajaran operasional hitung "tambah" dan "kurang"
tersebut. Apakah yang bisa kita pelajari dan apa hubungannya dengan
kesuksesan hidup kita. Jawabannya pun sederhana.
Perhatikan, bentuk operasi hitung "penjumlahan" atau simbol "tambah"
yang kita letakkan di setiap angka. Bagaimanakah hasil akhirnya?
Hasil akhirnya selalu berubah menjadi angka yang lebih baik atau
lebih tinggi nilainya. Jika dijumlahkan dengan angka yang positif,
baik angka itu angka plus maupun minus, maka nilainya menjadi lebih
baik.
Sebaliknya, jika suatu angka dikurangi atau diberi operasional
hitung "kurang" maka berapa pun angkanya, akan menjadi lebih kecil
nilainya. Anda pasti sudah mengenal sistem operasional hitung ini
dengan tanpa perlu bersusah payah. Tapi, apa artinya ini dalam
kehidupan sukses kita.
Dalam sukses kita, saya membayangkan di dalam diri setiap orang bisa
punya kebiasaan "mengurangi" atau kebiasaan "menjumlah", yang saya
sebut pribadi "plus" atau pribadi "minus". Perhatikanlah perbedaan
yang dihasilkan pribadi plus maupun minus ini. Bagi pribadi "minus",
segala kondisi akan menjadi semakin buruk. Bahkan dengan sikapnya,
dia membuat situasi atau pun kondisi menjadi bertambah buruk dengan
sikapnya. Emosinya serta aura pada dirinya pun cenderung negatif.
Itulah sebabnya dia memperburuk suasana yang ada. Misalkan saja,
seorang manager dengan keluarganya sedang menyetir keluar kota untuk
liburan. Ketika tepat di pintu bayar tol, mobilnya mogok. Akhirnya,
dengan kesal, si manajer ini keluar dari mobilnya. Sambil marah-
marah, dia tendang mobilnya. Keras sekali sehingga kakinya lebam.
Setelah itu, saat ditarik mobil derek untuk diperbaiki, dia marah-
marah. Istri dan anak-anaknya pun jadi ikutan 'bete' lantaran
terpengaruh sikap si manajer ini. Akhirnya, liburan pun batal.
Padahal mobilnya bisa diperbaiki dengan cepat.
Sementara di sisi lain, ada orang yang mempunyai mentalitas "plus"
yang bisa membuat kondisi yang ada menjadi lebih baik. Meskipun dia
tidak bisa mengubah keadaan 100% menjadi lebih baik namun sikapnya
bisa membuat suasana tidak menjadi semakin lebih buruk.
Misalkan pada contoh si manager yang mobilnya mogok di atas. Dia
merasakan jengkelnya tapi dengan cepat bisa berpikir pula, "Untung
juga. Mogoknya pas di pintu bayar tol. Coba kalau pas di luar kota
atau di tengah jalan". Akhirnya, dengan mobil derek, mobilnya bisa
segera dibawa ke bengkel terdekat. Bisa diperbaiki lalu dengan
segera, mereka bisa menikmati liburannya.
Lihat, betapa menyenangkannya kalau kita mempunyai mental "plus"
ini. Segala sesuatu tidak menjadi bertambah parah atau memburuk.
Minimal, sikap semacam ini dengan cepat akan mengembalikan kondisi
yang buruk menjadi normal ke keadaan semula. Dan dengan sikap ini,
dia tidak melihat sesuatu dengan emosi-emosi yang negatif seperti
marah-marah, kesal, maupun jengkel.
Salah satu contoh ini pernah diperlihatkan oleh Thomas Alva Edison
sewaktu menyaksikan laboratorium eksperimennya habis terbakar. Dia
menyaksikan api yang masih merah menyala lalu berkata, "Iya. Ada
gunanya juga semuanya terbakar. Jadi ada kesempatan buat saya untuk
memulai lagi semua pemikiran dan ide yang macet, dari awal lagi!"
Dalam hal ini, Thomas Alva Edison mengajarkan pada kita. Ada sesuatu
yang tidak bisa diperbaiki lagi, yakni lab yang terbakar. Namun, dia
juga mengajarkan kita bahwa sikap maupun cara kita bertindak bisa
membuat situasi dan keadaan menjadi tidak lebih buruk, malah menjadi
lebih baik hasilnya.
Pecundang
Di sisi lain, pelajaran dasar operasional hitung juga mengajarkan
kepada kita satu hal yang sederhana. Jika angka berapa pun, tetapi
dijumlahkan dengan angka minus maka hasil akhirnya akan menjadi
semakin minus. Bayangkanlah hal ini dalam hidup kita di mana kita
sering bertemu dan bergaul dengan orang-orang 'pecundang' dan selalu
bermental negatif. Apakah yang terjadi? Lama-kelamaan diri dan
kondisi diri kita juga terpengaruh jadi negatif.
Bayangkanlah seorang salesman yang sebenarnya cukup antusias dan
semangat, tetapi setiap pagi dia selalu ngopi dan ngrumpi dengan
teman-temannya yang selalu mengajarkan padanya, "Kondisi lagi
susah", "Gini lho caranya mengambil keuntungan perusahaan buat diri
sendiri", "Begini caranya ngobyek di luar dengan fasilitas kantor!".
Apa yang akan terjadi kalau selama setahun dia diajarkan seperti
itu? Lama-kelamaan mentalnya bisa ikut-ikutan menjadi rusak juga.
Karena itulah, maka operasional hitung juga memberikan tipsnya
kepada kita. Caranya? Ingatlah dengan prinsip kalau kita mengurangi
bilangan apapun dengan angka-angka yang minus (misalkan: X - (-Y) )
maka hasilnya akan lebih positif. Apa artinya? Sederhana saja. Kalau
kita bisa mengurangkan orang-orang minus dari kehidupan kita, maka
kita bisa menciptakan kondisi dan situasi yang lebih positif.
Nah, yang jadi pertanyaan kita adalah siapakah orang-orang yang
negatif, berpikir minus dan jelek pengaruhnya dalam kehidupan kita.
Kurangilah kesempatan kita berinterkasi ataupun jauhilah orang-orang
seperti itu dari kehidupan kita, supaya kita tetap positif
menyongsong impian dan cita-cita kita.
Demikianlah. Semoga pelajaran kita dari matematika yang amat
sederhana ini membuat kita lebih sadar dan membuat kita semakin
sukses dengan impian dan cita-cita kita.
Sumber: Belajar Sukses dari Matematika Sederhana oleh Anthony Dio
Martin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri Komentar sehat dan membangun