"Dengan ILMU hidup menjadi MUDAH, dengan IMAN hidup menjadi TERARAH dengan SENI hidup menjadi INDAH" Dari berbagai sumber.... semoga bermanfaat
Jumat, 01 Agustus 2008
Di jajah, tradisi
Assalamualaikum wr wb ....
Suatu ketika saya merenung sendiri diruang kerja yang memang sepi
.. Saya coba coba menghitung hitung rencana belanja kebutuhan
keluarga bulanan Dan rencana pengeluaran Harian , Mata saya
terbelalak Dan garuk garuk kepala karena begitu hebohnya pengeluaran
saya bulan ini jauh dibanding bulan lalu . seketika saya teringat
ternyata bulan ini adalah bulan Ramadhan bulan penuh hikmah pengampunan
dosa serta Hidayah .
Saya heran Dan masih terus bertanya , mengapa dibulan Ramadhan yg
artinya Kita sebagai umat Muslim wajib melakukan Ibadah Puasa tanpa
mengurangi kegiatan sehari Hari yang biasa Kita lakukan pada bulan lain
, maka sewajarnya saya yang hanya makan Sore waktu berbuka Puasa
Dan Sahur pada pagi menjelang subuh dirumah bersama sama keluarga
seharusnya sudah menjadi satu point tersendiri untuk berhemat .
Ketika bulan biasa bukan ramadhan saya wajib sarapan dirumah , makan
siang di kantor Dan makan Malam kadang diluar tapi lebih sering dirumah
bersama keluarga ....
Tapi pengeluaran lebih heboh pada bulan Ramadhan yang katanya Bulan
penuh hikmah ,turut merasakan penderitaan kaum du'afa manahan lapar Dan
haus sambil terus beribadah menjaga semua nafsu duniawi ... Ternyata
benar apa kata sebuah Iklan yang sering terbaca ' Siang di Pendam
Malam Balas Dendam ' ,? Bagaimana tidak , mejelang buka puasa saya
membayangkan apa saja santapan yang hendak Kita nikmati didukung
lagi penjual makanan merebak dimana mana yang mengganggu hasrat untuk
membeli , tiada terasa saya sering kali membeli suka suka hati tanpa
membayangkan apakah perut muat terisi ? Padahal sudah menjadi
pengalaman sehari Hari kalau buka Puasa terburu nafsu hasilnya tidak
baik bagi kesehatan Dan menyebabkan malas berkepanjangan .
Yaaaah inilah Tradisi sejak saya belum terlahir kebiasaan ini sudah
Ada ,Dan hingga saat ini menjadi kebiasaan . Dilain sisi Kita umat
yang berada pada level menengah keatas membantu kaum yang sedang
sedang membeli jajanan yang dijual oleh mereka dengan demikian dapat
untuk dipergunakan menambah pendapatan .
Yang saya bertanya tanya bagaimana dengan kaum menengah kebawah ?
Sehari Hari biasa saja sudah terengah engah memenuhi kebutuhan hidup
apakah juga harus mengikuti tradisi belanja jajanan tersebut ?
Belum lagi tradisi beli baju baru , Ketupat lengkap dengan sayur Dan
daging juga kue lebaran Dan kalau tidak melakukannya apakah tidak
berpengaruh pada anak anaknya yang melihat kawannya tidak seperti
dirinya ?
Bulan Ramadhan adalah bulan suci selama 30 Hari kaum muslimin Dan muslimat
digembleng untuk mensucikan diri serta ditutup dengan Hari raya Idul
Fitri dengan kesederhanaan demikian umat Islam menjadi kaum yang Fitrah
suci bersih bagai baru terlahir kembali seperti yang diajarkan oleh
Nabi Muhamad SAW.
Sayangnya dibulan yang baik ini kaum Muslim lebih banyak berlomba mengejar
duniawi ,
Yang mampu berada diatas rata rata berlomba memperlihatkan kemapanannya
dengan berpakaian mewah mengundang kaum du afa ,yatim piatu lengkap
dengan Wartawannya untuk diumumkan kepenjuru daerah ? Dihari Raya
berlomba mempercantik Jahirnya dengan memperbaiki rumahnya , Membeli baju
baru , membeli kue kue Dan makanan mewah , belum lagi mendapat kiriman
parcel dari para vendor harap harap dapat terus bekerja sama .
Yang tidak mampu rela membanting tulang siang Dan malam malah banyak
terlihat tidak Puasa ,Sholat , apalagi tarawih ,karena sibuk menghitung
target yang harus dicapai untuk menyenangkan hati anak istri demi
membeli baju baru ,makanan enak , suasana rumah baru Di Hari Raya ,
mereka rela kerja sampai larut , contohnya Penjual Koran , Penggali
lubang pemasang kabel , penjual baju Dan mungkin Kita sudah tidak
asing lagi .
Kita tlah melampaui ciri ciri kemuliaan nabi Muhamad Saw dalam
kesederhanaan ,kesabaran Dan ketakwaan.
Ternyata saya Dan mungkin rekan rekan lain telah Terjajah oleh
Tradisi yang salah kaprah ...
Terjajah kah Kita ....? Hanya hati kecil yang mampu menjawabnya .
Hassbunallah Wani'mal wakil
Wassalamualaikum Warrohmatullah wabarokatuh
Sidhi Prasetiyono
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri Komentar sehat dan membangun