Jumat, 01 Agustus 2008

Sukses Berkat Imajinasi

Pembaca, jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi bukanlah gambaran kosong
atau angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal
menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata
mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, “Energi mengikuti
imajinasi”. Tentu saja, Einstein serius dengan ucapannya. Apalagi Einstein
mengamini hukum kekekalan energi. Dia sendiri mengaku telah membuktikannya
saat dia ditanya bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori
spektakuler, dia menjawab imajinasinyalah yang menjadi salah satu bahan
bakar dari idenya itu.

Lantas, bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran kita bekerja? Pada
prinsipnya, perlu Anda sadari, pikiran kita adalah sebuah
magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa yang
ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar kita
imajinasikan.

Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi seorang
penulis hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan
sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi berperan.
Sekali kita merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik
kita pun mulai mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita
pikirkan.

Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi yang
ingin saya ceritakan di sini.

Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth, seorang tentara yang doyan main
golf. Dia begitu tergila-gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum
menikmati kesempatan itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.

Sungguh sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan
dijebloskan ke penjara yang pengap dan sempit. Dia tidak diberi kesempatan
untuk berinteraksi dengan siapa pun. Situasi pengap, kosong, dan beku itu
sungguh menjadi siksaan fisik dan mental yang meletihkan baginya.

Untungnya, Nesmeth sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak
sinting. Dia mulai berlatih mental. Setiap hari, dengan
imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang indah dan
memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail. Dia melakukannya
rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.

Lantas, tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara. Namun, ada
yang menarik saat dia mulai bermain golf kembali untuk
pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi rata-rata
20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya kepada siapa
dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang jelas, dia hanya
bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu berdampak pada hasil
kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi itu.

Kisah kedua adalah cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang bermimpi
menjadi Miss America sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha menjajaki menjadi
Miss Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-up pertama. Tahun
berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi hanya di posisi yang sama. Hati
kecilnya mulai membisikkan dirinya untuk berhenti.

Bulatkan Tekad

Tapi, dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke negara
bagian lain, Kansas. Pada 1997, dia terpilih menjadi Miss
Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America! Yang
menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya, Tara
menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali kalah di
Florida.

Tapi, tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia membeli
video dan semua bahan yang bisa dipelajari tentang Miss Pagent, Miss
Universe, Miss America, dan sebagainya. Dia melihatnya berkali-kali. Setiap
kali melihat para diva meraih penghargaan tertinggi, Tara membayangkan
dirinyalah yang menjadi pemenangnya.

Satu lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya apakah dia
merasa canggung saat berjalan di atas karpet merah. Dengan mantap, Tara
Holland menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya sudah ribuan
kali berjalan di atas panggung itu.” Seorang reporter menyela dan bertanya
bagaimana mungkin dia sudah berjalan ribuan kali di panggung, sementara dia
baru pertama kalinya mengikuti kontes. Tara menjawab, “Saya sudah berjalan
ribuan kali di panggung itu…dalam pikiran saya.”

Pembaca, dua kisah nyata di atas menceritakan tentang kekuatan imajinasi.
Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita. Imajinasi adalah
energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang
kita imajinasikan itu.

Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali
tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan
imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita
cita-citakan.

Dengan imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir kita, I am the master
of my fate. Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita membuat kreasi
mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya.

Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi yang
kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu banyak
membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan kita
semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.

Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya
imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Dengan demikian, jangan
sia-siakan kekuatan imajinasi dalam diri kita. Imajinasi mampu menjadi
kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan cita-citakan.

Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya. Dalam
aplikasi sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-hal positif
yang akan kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang akan terjadi.
Betapa kita akan melihat langkah dan tindakan kita mulai mengarah pada apa
yang kita bayangkan. Dan…the dreams will come true!

Sumber: Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi
Oleh: Anthony Dio Martin, Psikolog, penulis buku best seller EQ Motivator,
dan Managing Director HR Excellency

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun