Jumat, 01 Agustus 2008

TETAPLAH BERBUAT BAIK

Danil membawa piringnya, seperti biasa, mengantri setiap pagi untuk sarapan
pagi. Wajahnya selalu tersenyum pada setiap orang. Walaupun dia masih muda,
nampak kerut-kerut di wajahnya, yang membuat dia kelihatan lebih tua dari
umurnya. Karena kasus manipulasi, Danil harus mendekam di penjara ini.
Hukum memang tak kenal belas kasihan. Orang yang mengenal Danil dari dekat
pasti tak tega, kenapa orang sebaik dia harus masuk penjara.

Sebelum masuk penjara ini, dia adalah akuntan sebuah perusahaan besar. Dari
gajinya bekerja, dia dapat menghidupi anak dan istrinya, mempunyai rumah
dan kendaraan. Dia juga punya sebidang tanah untuk sekedar berkebun,
warisan orangtuanya. Hidupnya betul-betul bahagia.

Sampai akhirnya, suatu tragedi telah berlaku padanya. Urusannya hanya
sepele, pada mulanya. Sebagai seorang karyawan dengan posisi basah di
sebuah perusahaan, sedikit banyak pasti menimbulkan kecemburuan antara
sesama rekan kerjanya.

Adalah Sinta, seorang sekretaris boss, wanita pintar tapi liar, yang
membikin gara-gara. Sudah lama dia memendam rasa iri pada Danil. Karena
posisinya, sebagai sekretaris direktur, ternyata tak bisa memanipulasi uang
belanja perusahaan. Sebab setiap kali dia membujuk Danil, tak bisa juga
dapat, walaupun satu sen. Danil memang tak bisa sembarangan mengeluarkan
uang sebelum disetujui atasan.

Sebagai wanita pintar dan licik, Sinta tahu kelemahan lelaki, dan
mengetahui pula kelebihannya sebagai wanita. Disebarkannya gosip keseluruh
karyawan, kalau dia menjalin hubungan dengan Danil. Dan dengan aktingnya
yang meyakinkan Sinta berhasil mengelabui seluruh karyawan, kalau dia sudah
betul-betul dekat dengan Danil. Dengan berbagai bujuk rayu dan kata yang
manis pada staff bawahan Danil pula, dia berhasil mempunyai akses ke bagian
keuangan, bagian yang dikepalai Danil.

Danil tak suka dengan sifat Sinta, tapi dia juga tak bisa bersikap kasar,
apalagi Sinta adalah sekretaris boss. Dengan halus ditegurnya sikap Sinta
tersebut. Tapi, Sinta memang sudah nekat. Entah bagaimana, tiba-tiba saja
uang sebesar lebih dari 1 milyar tak diketahui keberadaannya. Tak ada
kwitansi, tak ada nota, tak ada barang hasil pembelian dan sebagainya.

Danil yakin, ini ulah Sinta, tapi dia tak bisa membuktikannya. Seluruh
transaksi keluar dan masuk uang, selalu memakai nama dia. Akhirnya vonis
menimpa dia, didakwa menggelapkan uang perusahaan. Bukan itu saja, ternyata
gosip yang disebarkan Sinta sudah sampai ke rumah-tangga Danil. Istri Danil
dibakar cemburu lalu pergi dari rumah bersama anak kesayangannya.

Ketika sidang pun, istrinya tak datang, apalagi selama dia dipenjara.
Kawan-kawan dan tetangganya juga menjaga jarak, mereka tak menyangka,
ternyata orang pendiam dan baik itu, bisa berbuat kriminal. Padahal tak
terhitung kebaikan-kebaikan selama ini pada tetangga dan teman-temannya.

Seluruh hartanya bendanya, termasuk kebun warisan orangtuanya, dirampas
untuk mengganti seluruh kerugian perusahaan. Bahkan di dalam penjara, Danil
selalu menerima perlakuan-perlakuan yang tidak adil dari sesama penghuni.
Sering dia tidak kebagian jatah makanan, uang kerajinan hasil membuat
ukiran dipalak dan lain-lain, tapi itu semua tak menyurutkannya tersenyum
dan menyapa setiap orang serta berbuat baik.

Suatu malam, di dalam kamar penjara, aku mengobrol dengannya. Bertanya
penuh ingin tahu, akan sikapnya selama ini. Kenapa dia tak mau melawan
ketika dipukul seorang penghuni yg sok jagoan, kenapa dia diam saja ketika
jatah makanannya direbut, kenapa dia tak membalas dendam segala sikap tidak
adil yang diterimanya selama ini, baik sebelum atau sesudah dia dipenjara.

Maka, kucatat segala perkataannya, yang tak akan kulupakan seumur hidupku:

“Manusia memang sering kali bertindak tak masuk akal dan egois, bagaimana
pun juga, maafkanlah mereka.”Kalau kamu berbuat baik, orang-orang akan
menyangka kamu punya motivasi di balik perbuatan baikmu itu, tetapi
biarkanlah, teruslah berbuat baik, Kalau kamu sedang mengalami suatu
perkara, kamu akan menemui kawan yang palsu, dan lawan yang sesungguhnya.
Terus jalani perkara itu.

MOTHER TERESA berkata:
Kalau kamu jujur dan terus-terang, orang akan mengira kamu sedang berbuat
curang, bagaimanapun juga, tetaplah berlaku jujur.
Apa yang kamu bangun selama bertahun-tahun, bisa saja dihancurkan oleh
seseorang dalam waktu satu malam. Tapi, tetaplah membangun bangunan itu.
Kalau kamu berada dalam kedamaian dan kebahagiaan, orang-orang pasti iri
dan cemburu, maka dari itu tetaplah kamu bahagia dan tersenyum dalam
kedamaianmu.

Perbuatan baik yang hari ini kamu lakukan, bisa jadi dilupakan oleh orang
esok hari, tetapi bagaimanapun juga, tetaplah berbuat baik. Berilah dunia
ini yang paling bagus yang kamu miliki, dan itu belum tentu cukup
tapi…bagaimanapun juga, tetaplah memberi.

Dan kamu akan lihat pada akhirnya bahwa “semua ini hanya urusan antara kamu
dan Tuhan saja”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun