Laskar emosi
Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya
Itulah sepenggal lirik dari soundtrack film Laskar Pelangi. Film
yang sedang gencar-gencarnya diincar oleh para penikmat film
Indonesia, dalam 2 bulan ini. Tidak terbatas bagi orang dewasa, film
ini pun diperuntukkan bagi segala usia. Kisah yang diangkat dari
novel yang berjudul sama dengan filmnya ini merupakan kisah
emosional yang menarik serta sangat inspirasional.
Berbicara mengenai Laskar Pelangi, ada bagian menarik yang
memberikan pelajaran pada kita. Pelajaran itu mengenai kekuatan
imajinasi dan emosi. Dikisahkan dalam Laskar Pelangi, 10 anak yang
berjuang dalam mengecap pendidikan. Juga kisah guru yang berjuang
untuk terus mempertahankan sekolah agar tidak ditutup.
Akhirnya, dengan kekuatan imajinasi serta energi emosi yang kuat,
mereka mendapatkan hasil yang luar biasa. Salah satu yang paling
berkesan adalah ketika tokoh Lintang yang berjalan puluhan kilometer
untuk mencapai sekolahnya. Dengan lokasi yang jauh itu, hebatnya dia
selalu bisa masuk sekolah.
Belajar dari Laskar Pelangi, pengalaman yang dialami para tokoh
memberi inspirasi yang menarik bagi kita soal kekuatan imajinasi dan
emosi. Sempurna rasanya bila setiap pencapaian cita-cita dimulai
dengan sebuah visi yang jelas, diberengi kerja keras dan komitmen
yang tinggi.
Sama seperti yang dirasakan oleh tiap tokoh dalam Laskar Pelangi.
Tentunya, akan lebih sempurna lagi, bila dalam pencapaian visi
tersebut, ditambahkan bumbu emosi di dalamnya untuk membuat kita
bersemangat meraih impian tersebut.
Sebagai contoh adalah kisah seorang rekan trainer saya. Dia adalah
seorang yang pintar dan luar biasa dalam kinerjanya tatkala berkarya
di Negeri Paman Sam. Namun, suatu ketika, dia menyadari dan
melakukan refleksi perjalanan hidupnya. Hampa. Dia pun merasa bukan
seperti itu hidup yang dia dambakan.
Kerinduan hatinya adalah menjadi genderang bagi orang lain agar
terinspirasi maju. Dia mulai menciptakan kembali impiannya melihat
dirinya mengajar dan memberikan motivasi yang membuat orang-orang
menemukan jati dirinya dengan tersenyum. Bayangan seperti itulah
yang dia dambakan sejak dulu. Hatinya mulai tergerak.
Dia pun bisa merasakan bagaimana bahagia mengalir pada dirinya
ketika memikirkan impiannya terlaksana dan semangatnya pun mulai
terpacu. Akhirnya, refleksi ini mendorongnya untuk meninggalkan
kemapanannya dan segera kembali ke Tanah Air untuk memberikan warna
luar biasa melalui suatu yayasan pendidikan.
Energi besar
Jika kita simak kembali contoh di atas, hal tersebut memperlihatkan
kepada kita bahwa dengan kekuatan imajinasi dan emosi, mampu memberi
kita energi yang lebih besar untuk mengarahkan diri dan melesat
cepat mencapai tujuan kita.
Bahkan, dalam bukunya The Secret, Rhonda Byrne dengan tegas mengutip
bagaimana emosi merupakan booster yang sanggup mendorong impian dan
cita-cita sehingga lebih cepat terlaksana. Celakanya adalah ketika
mimpi kita cuma sekadar mimpi, tetapi tidak ada unsur kebahagiaan,
kesenangan serta antusiasme luar biasa yang turut menyerati impian
kita.
Akibatnya, mimpi kita menjadi seperti roket yang terarahkan tetapi
tidak memiliki tenaga pendorong yang menggerakkannya. Mungkin
akhirnya kita akan sampai, tetapi butuh waktu lama.
Itulah sebabnya seperti kisah dalam Laskar Pelangi ini, sebaiknya
kita pun belajar untuk menyadari bahwa cita-cita saja tidaklah cukup
untuk bertahan. Namun, justru sama pentingnya adalah kemampuan kita
untuk terus memompa diri agar terus konsisten meraih impian
tersebut.
Seringkali saya katakan dalam pelatihan ataupun seminar, saya
menekankan pentingnya imajinasi untuk sukses seseorang. Imajinasi
penting, karena secara tidak sadar kita sedang membangun blueprint
kesuksesan kita.
Selain imajinasi, diperlukan pula emosi dalam pencapaian impian
kita. Ketika Anda mengimajinasikan impian Anda serta membungkusnya
dengan emosi dalam bentuk perasaan positif, Anda akan mendapat
energi tambahan yang membuat Anda lebih termotivasi, meski harus
melewati tantangan yang berat sekalipun.
Saya teringat kisah Jacques Cousteau, pelopor ekspedisi bawah laut
terkemuka yang ditanya bagaimana dia sanggup berkeliling bertahun-
tahun melakukan pemotretan dan menempuh berbagai ancaman ombak
ataupun makhluk laut berbahaya. Dengan senyum khasnya Cousteau
mengatakan dalam pikirannya hanya terbayang rasa bahagia bisa
membuat orang mengagumi flora ataupun fauna laut yang indah.
Kembali ke kisah Laskar Pelangi, terdapat seorang tokoh guru bernama
Ibu Muslimah dengan perasaan cintanya yang luar biasa kepada murid-
muridnya yang membuatnya memilih untuk tetap tinggal mengajar.
Padahal, ada banyak tawaran baginya untuk meninggalkan sekolah yang
hanya tinggal 10 murid itu. Plus, kesulitannya untuk mengajar
sendiri di sekolah yang terancam tutup. Belum lagi dengan
penghasilannya yang tidak seberapa.
Namun, emosi cinta dan kebahagiaan itulah yang membuatnya sanggup
bertahan. "Tugas kita memang berat, tapi kita punya kewajiban
memberikan pendidikan pada anak-anak yang tidak mampu ini", itulah
jawaban yang dikeluarkan mengomentari kondisi yang dihadapinya.
Dari kalimat yang keluar dari tokoh ini, terlihat bagaimana
kecintaannya yang begitu luar biasa kepada siswa-siswanya yang
membuatnya memilih untuk bertahan menjadi guru. Itulah rahasia emosi
di balik kemampuannya untuk mempertahankan sekolahnya.
Maka, hingga di sini dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian
sukses, Anda harus mempunyai visi yang jelas. Kemudian, imajinasikan
setiap detail pencapaian Anda. Lakukan pula aksi Anda dengan
komitmen yang mantap. Namun, jangan lupa, tutup dan bungkuslah
impian Anda dengan kekuatan emosi.
Sumber: Laskar Emosi oleh Anthony Dio Martin, Managing Director HR
Excellency
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri Komentar sehat dan membangun