Berbuat baik kepada siapa pun dan apa pun di dunia ini mendatangkan
kedamaian dan kebahagiaan ke dalam hati. "Your own soul is nourished
when you are kind; it is destroyed when you are cruel. – hatimu akan
berbunga ketika Anda berbaik hati; tetapi kebahagiaan itu akan
lenyap ketika Anda berbuat jahat," kata King Solomon. Sebaliknya,
kejahatan hanya mendatangkan kecemasan, kesedihan, dan rasa tidak
nyaman lainnya.
Berikut ini kisah tentang seorang pria peruh baya yang cukup sukses
berbisnis bahan-bahan kebutuhan pokok. Setiap hari ia selalu
mendapatkan omzet penjualan sangat besar. Tetapi ia mempunyai sifat
sombong, menang sendiri, dan tidak segan mencelakai orang lain jika
berselisih paham atau bersaing dagang dengannya. Hal itu membuat
pria tersebut ditakuti sekaligus dibenci orang.
Suatu saat ia mendatangi seorang peramal untuk menerka seberapa
besar keberuntungan yang akan ia peroleh di tahun-tahun berikutnya.
Tetapi peramal tersebut justru mengungkapkan bahwa pria itu tidak
akan dapat bertahan hidup lebih dari 47 tahun. Pria yang saat itu
berusia 44 tahun sangat kesal mendengar ramalan itu, lalu pergi
begitu saja.
Tetapi dalam perjalanan pulang ia terus terngiang semua kata-kata
yang dilontarkan oleh sang peramal. Ia menjadi tidak tenang, lalu
mencoba menemui beberapa peramal lain yang tak kalah masyhur pada
saat itu. Berbagai bentuk teknik ramalan, mulai dari membaca garis
tangan, fengsui, baguo, bazhi (ramalan waktu lahir), semuanya
mengisyaratkan bahwa usia pria itu tak akan lebih dari 47 tahun.
Meskipun sedih, ia berusaha menerima `kenyataan' bahwa sisa hidupnya
hanya 3 tahun lagi. Ia mulai bersiap-siap menjelang `kematian'.
Berbagai bentuk kebaikan ia laksanakan, berharap dapat membawa amal
baik sebanyak mungkin jika harus meninggal dalam waktu 3 tahun
mendatang.
Sejak saat itu ia rajin beramal, membantu orang miskin di sekitar
rumahnya. Ia juga tidak segan membagikan harta bendanya untuk
membantu teman-teman maupun kerabat jauh yang membutuhkan bantuan.
Hampir semua orang yang pernah mengenal dirinya dulu merasa heran
sekaligus senang atas perubahan drastis sikapnya itu.
Masa berlalu dan usia pria itu sudah menginjak 47 tahun. Pria
tersebut sudah dikenal sangat baik dan pemurah. Sedangkan bisnisnya
sudah jauh lebih besar dibandingkan 3 tahun yang lalu. Anehnya
sampai usianya merangkak masuk ke tahun 50, ramalan dari para
peramal kesohor itu tak satu pun terbukti.
"Baiknya kamu datangi peramal-peramal itu. Obrak-abrik saja isi
rumah mereka, karena mereka semua sudah berbohong padamu," celetuk
sahabat karibnya bernada kesal.
Ah, tidak perlu itu. Justru aku harus berterima kasih. Karena semua
ramalan itu sudah membuatku lebih baik. Badanku terasa lebih segar,
bisnisku lebih maju, pikiranku lebih ringan, dan sangat banyak orang
yang baik padaku dibandingkan 3 tahun yang lalu. Hidupku lebih
bahagia sekarang," ucap pria itu tenang.
Inti pesan dalam kisah itu mengajak kita berbuat baik kepada siapa
pun, apa pun dan kapan pun. Lakukan kebaikan sesegera mungkin,
selagi kita mampu. Berikut beberapa hal mengapa kita sebaiknya tidak
menunda untuk berbuat baik.
Kita tidak pernah dapat menebak apa yang akan terjadi 1 jam lagi, 2
jam lagi, dan seterusnya. "You and I can never do a kindness too
soon, for we never know how soon it will be too late. – Saya dan
Anda tak pernah dapat melakukan kebaikan terlalu cepat, karena kita
tak pernah tahu bagaimana ukuran terlalu cepat atau terlambat,"
Ralph Waldo Emerson.
Jangan menunda bila Anda ingin berbuat baik, karena tanpa kita
sadari penundaan itu membuat kita kehilangan kesempatan. Di masa
datang sangat banyak kemungkinan terjadi, misalnya Anda sudah tidak
sanggup melakukannya karena sakit, tua, bangkrut, dan lain
sebagainya. Kapan lagi kita dapat menikmati kebahagiaan dan
kedamaian itu, jika kita tidak berbuat kebaikan sedari sekarang?
Kesempatan hidup kita sangat terbatas, sedangkan tanggung jawab yang
harus kita kerjakan sangatlah banyak. Tak seorang pun mengetahui
kapan kontrak hidup dengan Tuhan YME akan berakhir. Jika benar-benar
habis masa kontrak usia kita tentu kesempatan untuk berbuat baik
juga sudah hilang. Oleh sebab itu, segera gunakan kesempatan yang
Anda miliki untuk berbuat baik dan jangan pernah menundanya lagi.
Selain itu, tak satu pun manusia di dunia ini yang sempurna. Semua
manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan, entah yang kita sadari
atau tidak. Selayaknya kita mengimbangi dosa dan kesalahan tersebut
dengan perbuatan positif. Kalau kita tidak segera berbuat baik, bisa
jadi kita kembali melakukan kealpaan lagi atau justru terjerembab
dalam lingkaran kesalahan.
Berbuat kebaikan dengan penuh kesungguhan pasti menarik kebaikan
pula kedalam kehidupan kita. Samuel Johnson mengatakan, "Kindness is
in our power, even when fondness is not. – Kebaikan adalah kekuatan
kita, sedangkan kesenangan itu bukan."
Dalam kisah di atas dikatakan bahwa pria paruh baya tersebut merasa
badannya lebih sehat, hati lebih tentram, dan bisnisnya berkembang
pesat setelah ia mengisi hari-harinya dengan perbuatan baik saja.
Sangat banyak manfaat lainnya dari perbuatan baik kita. Semakin
cepat kita memulai berbuat kebaikan, semakin cepat pula kita rasakan
semua manfaat tersebut.[aho]
Sumber: Tidak Menunda Berbuat Baik oleh Andrew Ho, seorang
pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best seller.
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri Komentar sehat dan membangun