Senin, 03 Agustus 2009

Melakukan Inisiatif

"Ya, gue cari jalan lain.''
-- Benyamin Sueb dalam `Lampu Merah'

NAMANYA juga orang baru, sudah tentu banyak hal yang dia tidak tahu.
Alkisah, seorang manajer baru masuk kantor tepat di hari pertamanya.
Bukan sambutan hangat yang dia terima, tapi masalah yang dia dapat.
Pagi-pagi sekali, saat hendak membuang hajat ke jamban, dia langsung
dikejutkan oleh air yang menggenang hingga ke lantai.

Si manajer baru yang ternyata polos, tidak bisa berbuat banyak. Dia
langsung balik kanan dan masuk ke kamar direktur utama. Hmm, tentu
saja aneh bin ajaib. Coba tebak apa yang akan dia lakukan? Sekadar
menyapa sang bos lalu basa-basi sebentar, atau hal yang ingin dia
sampaikan?

Ternyata nomor dua yang diambil. Namun sungguh di luar dugaan.
Kepada direktur utama, orang paling tinggi jabatannya di Perfect
Courier di Brooklyn, New York, si manajer baru melaporkan soal
toilet bocor tersebut. Kepada Norm Brodsky, Direktur Utama
perusahaan itu, si manajer bertanya apa yang harus dilakukannya dan
siapakah yang harus bertanggung jawab dengan masalah tersebut. Naif
sekali memang, tapi itulah yang terjadi.

Mendapat laporan dari orang baru itu, Brodsky segera berdiri. Dia
bergegas menuju gudang, mengambil lap dan ember dan masuk ke kamar
mandi. Si manajer lugu itu mengikutinya. Brodsky pun berlaku sebagai
petugas kebersihan. Dia mulai membersihkan toilet yang bocor tanpa
memperhatikan sang manajer baru yang melihat dengan penuh
kebingungan. Setelah selesai, Brodsky pun buka suara. ''Itulah yang
harus kita lakukan di sini jika toilet banjir. Lain kali, kamu harus
melakukannya sendiri,'' ujarnya. Lembut sekali, namun terasa menohok
di dada.

Inisiatif, kata yang sangat akrab di telinga. Di kala semua pintu
sudah tertutup, pada saat itulah inisiatif dibutuhkan. Seekor tikus
yang dikejar kucing dapat lolos karena si tikus mampu mendapatkan
jalan yang tak pernah diduga. Satu lubang kecil dia temukan ketika
semua jalan sudah tertutup. Lewat lubang itulah dia terselamatkan.
Insting, naluri, bisa jadi berdekatan dengan inisiatif.

Semestinya si manajer itu punya akal atau cara lain untuk mengatasi
masalah yang dihadapi. Insting atau nalurinya harus dipakai untuk
sekadar mengepel dan membersihkan lantai, tapi nyatanya dia langsung
mengalami kebuntuan. Akibatnya, si direktur pun jengkel berat.

Untunglah manajer seperti itu hanya ada di Amerika Serikat. Di
negeri sendiri, justru kita bernafas lega. Di Belitung Timur, ada
orang namanya Basuki Tjahaya Purnama. Sehari-hari dia dipanggil
Ahok. Dia bukanlah orang sembarangan di tempat itu. Jabatannya
Bupati alias Kepada Daerah Tingkat II, untuk periode 2005-2010.

Ahok teramat istimewa. Ketika daerahnya tak memiliki cukup dana
untuk memenuhi kebutuhannya, dia tidak lantas mentok akal lalu
mengadu pada pemimpin yang lebih tinggi. Tahu apa yang
dilakukannya? Pendidikan di daerahnya, mulai dari sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas, dia bebaskan dari biaya alias gratis.

Dari mana dia mendapatkan biaya untuk itu? Ini yang luar biasa. Ahok
melakukan inisiatif yang sesungguhnya. Dia memotong tunjangan
jabatannya. Inisiatif lainnya dia berunding dengan para guru.
Hasilnya, dana bantuan operasional sekolah alias BOS dipakainya
tidak lagi untuk memperbaiki pagar sekolah tapi dialihkan membiayai
pendidikan gratis tersebut.

Kreativitas atau inisiatif pun dilakukan di bidang kesehatan. Lagi-
lagi, Ahok memotong sebagian besar tunjangan jabatannya. Orang
menjadi sakit karena dia tidak memiliki cukup untuk mencapai standar
hidup sehat. Itulah yang ada di kepalanya. Nah, karena itu pula yang
menyebabkan para pasien tak bisa datang ke dokter.

Dia pun membebaskan biaya pengobatan pada warganya, mulai dari
puskesmas hingga rumah sakit di Pangkal Pinang, Ibu Kota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Dengan cara itu, pasien puskemas
meningkat sampai 300 persen dari 20 orang menjadi 60 orang per hari.

Dua cerita itu jelaslah betapa inisiatif merupakan hal penting bagi
siapa pun dan di mana pun. Inisiatif yang keluar dari tindakan
seseorang akan menentukan kualitas manusia itu sendiri. Alangkah
kacaunya bila semua keputusan, apalagi dalam sebuah keadaan yang
genting, harus menunggu perintah dari atasan, dengan alasan tidak
ingin dianggap salah.

Dalam pekerjaan dan kehidupan yang kita jalani, diperlukan tindakan
inisiatif. Inisiatif perlu dilakukan tanpa harus menunggu dahulu
apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan. Pada
akhirnya, apa pun inisiatif yang dilakukan seseorang, akan sangat
berguna bagi kebanyakan orang lain. Sekecil apa pun tindakan yang
dilakukan, sudah jelas akan menghasilkan manfaat yang luar biasa.
Selain itu, dengan berinisiatif, menunjukkan sebuah keberanian untuk
bertindak. (140708)

Sumber: Melakukan Inisiatif oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di
Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun