Pada tahun 1845, ekspedisi Franklin yang sial berlayar dari Inggris untuk
menemukan suatu terusan yang melewati Laut Artik.
Awak kapal mengisi dua kapal layar mereka dengan banyak barang yang tidak
mereka perlukan: perpustakaan yang terdiri dari 1.200 buku, keramik terbaik
dan peralatan makan yang terbuat dari perak murni, dengan inisial setiap
perwira yang diukir pada setiap pegangannya. Yang mengherankan, setiap kapal
hanya membawa persediaan batubara cadangan untuk mesin uap yang cuma cukup
untuk 12 hari.
Kapal terjebak di padang es yang beku dan sangat luas. Setelah beberapa
bulan, Lord Franklin tewas. Anak buahnya memutuskan untuk menyelamatkan diri
dalam kelompok-kelompok kecil, namun tak ada satu pun yang selamat.
Ada suatu cerita yang sangat menyedihkan. Dua perwira menarik sebuah kereta
salju besar sejauh 104.585 km melewati es yang berbahaya. Pada saat regu
penyelamat menemukan jasad perwira tersebut, mereka menemukan bahwa kereta
salju itu berisi meja perak.
Mereka membuka jalan bagi kematian mereka sendiri dengan membawa barang yang
tidak mereka perlukan. Bukankah kita kadang kala melakukan hal yang sama?
Kita pun menyeret beban yang tidak kita perlukan dalam kehidupan, bukan?
Pikiran-pikiran jahat menghalangi kita. Kebiasaan-kebiasaan buruk merongrong
kita. Ketidakrelaan yang tidak kita lepaskan.
Mari kita bertekad "menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi
kita".