Senin, 17 September 2007

Jangan Bertanya Kepada Otak

Pagi tadi saat berangkat ketempat kerja , diatas tunggangan sedan Mitsubishi Galant saya sempat mendengarkan kultum ( kuliah tujuh menit ) Ustadz Yusuf Mansyur siaran langsung via Radio Elshinta – Jakarta.


Ustadz yang terkenal dengan matematika sedekahnya ini menjelaskan tentang kisah orang – orang yang banyak menanyakan masa depannya kepada otak dan pikirannya sendiri.


Sebut saja :

- Ada seorang Bapak yang sedih memikirkan sekolah anaknya yang ia perkirakan cuma sampai SMA karena situasi ekonomi yang dihadapi saat ini.

- Ada lagi seorang ibu yang mempertanyakan sisa umurnya , akankah diberi umur panjang sementara anak – anak yang diasuhnya masih belia.

- Belum lagi banyak orang yang sampai umur kepala 4 belum juga berjodoh.

- Banyak pasangan hidup yang sampai saat ini setelah 5 , 10 bahkan 15 tahun belum juga dikaruniai anak.

- Ada lagi yang pusing memikirkan utang dan bunganya yang mungkin tak terbayar selama umur hidupnya.




Apa yang terjadi ? Tidak akan pernah ada jawaban yang pasti.

Di beberapa tempat di negara kita pertanyaan – pertanyaan itu malah berubah menjadi tragedi.


Contoh saja , kasus pembunuhan ibu terhadap anaknya karena khawatir dengan masa depannya , polisi yang menembak atasannya karena dimutasi , anak sekolah bunuh diri karena tidak mampu membayar SPP dsb.


Tidak akan pernah ada jawaban pasti karena kita bertanya kepada otak yang memang mempunyai keterbatasan , apalagi keterbatasan itu hanya pada sisi logika belaka.


Kenapa kita tidak bertanya kepada Allah ? Yang mempunyai jawabannya . . .
Kenapa kita tidak meminta kepada Allah ? Yang akan memberi kita petunjuk . . .
Kenapa kita tidak melihat kekuasaan Allah yang memang tiada terbatas ?


Allah bisa membuat kaya , orang yang miskin.
Allah bisa membuat miskin , bahkan dia konglomerat sekalipun.
Allah bisa membuat siang menjadi malam , begitu sebaliknya
Bahkan . . . Allah bisa menghidupkan orang mati.


Tidak selamanya kehidupan ini berjalan mulus.
Tidak selamanya apa yang kita rencanakan sesuai dengan rencana.
Banyak cobaan , rintangan dan gangguan dalam kehidupan ini dan terkadang bukan dengan cara logika menjawabnya.


Namun jika kita bertaqwa kepadaNya , jika beribadah kepadaNya , jika kita memohon kepadaNya , tidak ada satupun yang mustahil jika semua apa yang kita minta , semua yang kita permohonankan akan terjawab jika memang sudah menjadi kehendakNya.


Marilah di bulan Suci Ramadhan ini kita perkuat amal , ibadah , sedekah serta taqwa kita agar mendapat keberkahan dari Nya.


Source : Ustadz Yusuf Mansyur , live broadcast radio Elshinta , 15 September 2007 , 07.45 Wib )




" TUHAN ITU SEPERTI APA YANG KITA PIKIRKAN "
Purdi E. Chandra