Jumat, 14 September 2007

Macan pun Bisa Jadi Kucing

Klap....tiba-tiba gelap lampu pertunjukan dipadamkan. Penonton terdiam...cling...klang...suara besi beradu..sreeekk...terdengar seperti benda diseret. Klaapp....lampu menyala lagi. Penonton bersorak... arena sirkus telah dipasang jaring pengaman, tanda pertunjukan macan dimulai. Ternyata bunyi-bunyi tadi adalah pekerja yang sedang memasang jaring.


"Penonton sekalian, tibalah saatnya pertunjukan spesial malam ini. Pertunjukan sirkus yang belum pernah ada dimanapun. Perburuan liar oleh raja hutan.", demikian suara MC lantang. Pintu kandang terbuka...seekor sapi berukuran sedang meloncat dan berlari. Sapi kebingungan dan hanya berlari mengelilingi arena. Dram...dam...dam...suara drum dipukul begitu kerasnya. Penonton semakin tidak sabar. Sraaaaaak...jantung penonton dibuat berdegup kencang. Pintung kandang sang raja hutan terbuka...si raja hutan langsung meloncat ke arena.


Begitu melihat ada sapi si raja hutan langsung meloncat ke punggung sapi. Punuk sang sapi digigit, cakarnya ditancapkan ke tubuh sang sapi. Sapi tidak tinggal diam. Loncat, tendang segala cara diupayakan agar terlepas dari cengkeraman sang macan. Darah mulai keluar dari tubuh sapi. Sang macan masih saja bertenger di atas tubuh sapi.


Kejadian ini berlangsung hampir 15 menit. Sang macan belum juga mampu merobohkan sapi. Karena kelelahan, tubuh sang macan mulai melorot, sekarang yang digigit adalah pantat sapi. Sementara cakarnya mencengkeram kaki belakang sapi. Penonton heran kenapa macan tidak bisa merobohkan sapi. Sang macan mulai kelelahan dan putus asa. Dilepaskanlah cengkeramannya. Sang Sapi langsung berlari menjauh. Sang macan hanya duduk sambil terengah-engah. Penonton bertanya-tanya? Kenapa sang macan tidak bisa membunuh sapi bukankah sapi tersebut tidak terlalu besar ?


Dari informasi yang didapatkan ternyata sang macan adalah macan sirkus. Sang macan benar-benar lahir di sirkus tanpa mengenal dunia liar. Setaip hari dapat jatah kiloan daging dan susu. Hidupnya benar-benar bergelimang kenikmatan dan kasih sayang. Kisah di atas adalah kisah nyata yang saya tonton di berita TV beberapa tahun yang lalu.


Ternyata kemampuan sang macan dalam berburu tidak diturunkan. Macan memang mempunyai naluri membunuh dan dilengkapi senjata untuk membunuh. Tetapi semua yang dimiliki macan sama sekali tidak membantunya. Ternyata latihan yang diberikan induk sang macan benar-benar sangat berharga.


Jika Anda sering menonton tanyangan Animal Planet terlihat sekali bagaimana macan kecil diajari induknya macan liar membunuh mangsa dengan menggigit lehernya sementara macan sirkus hanya naik ke punggung mangsanya. Macan sirkus tidak mengerti bagian mana dari sapi yang paling lemah.


Macan yang memiliki begitu banyak alat pembunuh harus belajar dulu untuk bisa membunuh. Kesuksesan ternyata tidak bisa diturunkan. Tetapi jalan untuk sukses bisa diajarkan atau ditiru. Ingat !!! Kita mungkin
bisa jadi Konglomerat tetapi . . . . . . keturunan kita ?

Semoga Bermanfaat




Salam Sukses
Yoyok