Kamis, 20 September 2007

Sakit Hati

Tetanggaku meraba-raba mobil kesayangannya yang kinclong karena telah digores dengan batu oleh salah seorang anak TK kawan sepermainan anaknya. Dia menyesalkan kejadian ini karena sempat terlepas perhatiannya dari mobil kesayangannya itu.


Kekesalan dia terhadap perilaku orang lain terhadap mobilnya ini bukan merupakan kali pertama, karena sebelumnya ada juga orang yang mencuri tape recordernya. Aku hanya bisa mendengar cerita-ceritanya tentang mobil kesayangannya itu.


Saking cintanya terhadap mobil barunya itu, memandikannya sampai dua kali, bahkan tak ada waktu senggang lagi lantaran waktunya dihabiskan untuk apa yang dicintainya itu. Kekecewaannya baru sedikit berkurang bila kekesalannya dilimpahkan kepadaku melalui cerita-cerita yang kutulis ini.

Kusampaikan kepadanya bahwa memang sangat sulit bila hati sudah dipenuhi kecintaan akan materi, sehingga tidak ada tempat lagi untuk Yang Memberi Rezeki.

Dzat Pemberi rezeki terkadang memberikan ujian terhadap hambanya itu, melalui cobaan-cobaan kecil agar kita tersadar akan kekeliruan kita. Kita sebagai manusia kadang-kadang lalai untuk mengosongkan dan melapangkan hati ini dari keterikatan-keterikatan materi, mengisi kekosongan hati dengan Cahaya Nya, karena hati yang bersih dan lapang mudah menerima Petunjuk-Petunjuk Nya, yang direntaskan ke dalam qolbu (hati) melalui ilham kebaikan. Semoga Allah selalu memberkahi dan memberi petunjuk kepada kita,… Amin.



Salam,
Ferry D.