Selasa, 08 April 2008

Fase Kritis dalam Karier

JAKARTA, SELASA - Ada saat-saat tertentu yang dianggap titik kritis dalam perjalanan karier. Anda bisa melaluinya dengan selamat, dengan mengikuti panduan berikut ini.

3 Hari Pertama
Setelah menjalani proses perekrutan yang bikin deg-degan, akhirnya Anda menginjakkan kaki di kantor baru. Jangan lupa siapkan barang-barang yang akan dibawa minimal sehari sebelumnya. Begadangpun pantang dilakukan. Tentunya Anda tak ingin muncul di lingkungan baru dengan wajah kusut dan penampilan yang sama kacaunya, bukan?

Meski dada rasanya mau meledak menahan semangat, Anda harus mampu mengendalikan diri dan menekan kebiasaan buruk. Misalnya, bagi Anda yang punya nickname Miss Gossip, jangan dulu melancarkan hobi tersebut di hadapan rekan baru. Bisa-bisa Anda dimusuhi sebelum dapat membuktikan kemampuan. lni juga saatnya untuk tampil low profile. Ingat masa-masa ketika Anda menjadi siswi baru di SMU dulu? Nah, suasana di kantor baru "sebelas-duabelas" dengan itu, meski dengan rekan-rekan lebih tua dan berpikiran dewasa.

Namun tak perlu khawatir. Biasanya, di antara rekan kerja akan ada tipe "angel" yang selalu memasang wajah manis dan dengan senang hati merangkul karyawan baru. Termasuk juga mengajak Anda makan siang bareng. Namun, sebagai "anak baru", Anda juga mesti bisa membawa diri. Jangan sok akrab dan mencari sekutu dengan menguntit si "angel" kemanapun dia pergi. Dia juga bisa gerah.


Do's & Don'ts
• Boleh saja tampil modis, namun tetap kenakan busana berpotongan sopan dan aksesori secukupnya. Jika tampil "over", bisa-bisa Anda tak nyaman bergerak lantaran terlalu sering dilirik orang.
• Perusahaan biasanya menyediakan mentor bagi karyawan baru. Manfaatkan konsultasi dengan mentor agar Anda lekas beradaptasi dengan lingkungan dan pekerjaan.
• Kenali dan hapal nama-nama rekan kerja Anda. Belajarlah menghapal dengan mengingat ciri khas mereka. Contoh, Ami adalah si mungil yang hobi memakai anting panjang.

3 Minggu Pertama
Dalam banyak posisi dan bidang pekerjaan, rentang waktu 3 minggu Anda biasanya masih menikmati masa "honeymoon". Kesalahan-kesalahan masih ditoleransi atasan dan rekan kerja karena masih dalam proses penjajakan. Namun, jangan sampai terlena. Cepat atau lambat Anda akan memasuki "dunia nyata" yang menuntut penguasaan tugas dengan baik. Terlebih, sebelum diangkat menjadi karyawan tetap, Anda masih harus membuktikan kemampuan diri hingga bisa melalui masa probation dengan mulus.

Supaya bisa mengikuti ritme kerja, perhatikan gerak-gerik rekan Anda. Amati seberapa cepat mereka mampu menyelesaikan satu pekerjaan dan pelajari pula cara efektif melakukannya. Jangan malu bertanya, asalkan Anda melakukannya pada saat yang tepat.

Do's & Don'ts
Pelajari job description dengan jelas. Dengan memahaminya, Anda terhindari dari risiko keteteran atau bahkan melalaikan tugas.
• Ketahui prosedur kerja dari peraturan resmi perusahaan dan peraturan "tidak tertulis" dari rekan kerja. lni berguna agar Anda tidak salah kaprah dan membuat kesalahan fatal.
• Kembangkan kreativitas dan inisiatif. Buktikan bahwa keberadaan Anda mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
• Pasang mata, siapa tahu jodoh ada di depan mata, jangan dulu terlibat affair dengan rekan kerja. Ingat, Anda masih berada di bawah sorotan manajemen.

3 Bulan Pertama
Anda sudah lulus masa probation? Selamat! Rayakan momen ini dengan pasangan, supaya Anda tambah semangat bekerja. Bagi yang masih harus menunggu beberapa waktu lagi, sabar saja. Giliran Anda akan tiba pada saatnya. Sekadar informasi, penilaian yang dilakukan selama masa percobaan bukan hanya meliputi kinerja karyawan, namun juga EQ. Misalnya, cara Anda berinteraksi dengan rekan kerja, cara menampilkan diri dalam rapat, juga cara berpenampilan. Rajin-rajinlah browsing tips tentang karier.

Setelah diangkat menjadi karyawan tetap, jaga stabilitas performa kerja. Jangan sampai merosot. Ada baiknya tidak terlalu ngoyo bekerja di saat-saat pertama ngantor. Tujuannya agar tidak "kehabisan napas" dan kelelahan sebelum mulai bertanding.

Do's & Don'ts• Ini adalah momen tepat untuk tampil all out dan mengeluarkan seluruh kemampuan. Buktikan bahwa Anda bisa diandalkan!
• Bina hubungan baik dengan seluruh rekan kerja, bukan hanya yang datang dari divisi Anda. lni amat berguna jika di masa depan Anda butuh uluran tangan.
• Sebagai "anak baru", Anda pasti sering kebagian jackpot mengemban tugas yang kurang populer. Meski begitu, jangan mengeluh dan tuntaskan tugas dengan sempurna. Jika diminta membantu orang lain, bereskan dulu tugas Anda. Jangan takut bilang "no", selama alasannya tidak mengada-ada dan disampaikan secara sopan.

3 Tahun Pertama
Setelah 3 tahun meniti karier, semestinya Anda sudah berpeluang mendapatkan promosi jabatan atau kenaikan gaji yang cukup signifikan. Namun jika sebaliknya yang terjadi, maka ini saatnya untuk mengevaluasi diri. Apakah Anda telah cukup produktif? Apakah cukup rajin melontarkan ide dan inisiatif? Apakah Anda memiliki hubungan harmonis dengan rekan kerja? Atau, apakah Anda tidak cocok dengan budaya dan ritme kerja perusahaan? Jawaban jujur atas pertanyaan tersebut bisa menjadi bahan penilaian Anda.

Konsultasikan hal ini dengan atasan atau rekan kerja yang dipercaya. Susun kembali prioritas hidup Anda dan ambil langkah yang diperlukan. Dalam buku Working With You is Killing Me: Freeing Yourself from Emotional Trap at Work, Katherine Crowley dan Kathy Elster menekankan untuk bersikap proaktif dalam menyikapi lingkungan kerja yang tidak kooperatif. Kalaupun akhirnya Anda mengundurkan diri, lakukan hal itu dengan kepala dingin. Jalin hubungan baik dengan mantan rekan kerja dan manfaatkan exit interview untuk memberikan saran berguna bagi perusahaan. Simpan nomor kontak sebagai bekal membangun jejaring yang kuat.

Anda yang kariernya menjulang patut diacungi jempol karena berhasil mempertahankan kualitas kerja. Asah selalu kemampuan Anda dengan berbagai cara. Jika prestasi Anda teramat outstanding, jangan heran bila ada banyak perusahaan lain yang "meminang" Anda menjadi karyawan mereka. Namun, jangan keburu tergiur dengan tawaran gaji berlipat ganda. Selidiki pula jenjang karier yang tersedia serta job description yang diperuntukkan bagi Anda. Jangan-jangan karier Anda di sana malah mentok dan beban pekerjaan kian menggila. Pikirkan baik-baik, karena masa depan Anda yang dipertaruhkan.

Do's & Don'ts• Meski Anda berprestasi, jangan terlalu sering memakai jatah bolos dan cuti sakit karena bisa menurunkan kredibilitas Anda di mata atasan.
• Bila merasa kemampuan "jaIan di tempat", tak ada salahnya Anda kembali ke bangku kuliah atau mengikuti kursus yang relevan dengan bidang pekerjaan.
• Jangan pernah memutuskan untuk resign tanpa rencana yang nyata. Nasib Anda bisa terlunta-lunta karenanya.
• Jika ingin resign, jangan batasi peluang dengan sekadar pindah ke perusahaan lain. Timbang pula kemungkinan untuk menjajal bidang karier berbeda, bekerja freelance, atau bahkan merintis usaha. Siapa tahu Anda ternyata lebih cocok di bidang baru tersebut.

3 komentar:

  1. Hai Rila Blog nya keren sekali dan artikelnya juga sudah buanyak. Anda adalah orang produktif. Saya suka anak muda yang produktif. Saya kebetulan berkunjung ke blog nya Rila ketika menulis key word my diary dalam google maksudnya mau mencari weblog saya :

    http://mydiarycorner.blogspot.com

    Saya baru belajar blog dan artikelnya juga masih sedikit tapi beruntung saya bisa berkunjung ke blog nya Rila. Okey salam kenal.

    (hendro santoso)

    BalasHapus
  2. artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:
    http://karir-pekerjaan.infogue.com/
    http://karir-pekerjaan.infogue.com/fase_kritis_dalam_karier

    anda bisa promosikan artikel anda di www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!

    BalasHapus
  3. Terima kasih banyak untuk infonya:)

    BalasHapus

silahkan beri Komentar sehat dan membangun