"Dengan ILMU hidup menjadi MUDAH, dengan IMAN hidup menjadi TERARAH dengan SENI hidup menjadi INDAH" Dari berbagai sumber.... semoga bermanfaat
Jumat, 27 Juli 2007
7 Langkah menuju Kemerdekaan
Kebetulan di kantor , saya juga menangani 2 Department lainnya , 1 untuk People Development di Divisi Group Business , 1 lagi sebagai acting HRD Manager di Unit Business, yang sampai saat ini belum ada penggantinya semenjak ditinggal sang pejabat yang promosi ke Cabang Banda Aceh.
Banyak yang menanyakan kepada saya: Pak bagaimana sih cara nya untuk resign?. Mereka bilang bahwa resign itu sulit dengan berbagai alasan, misalnya: mereka tidak bisa resign karena sungkan dengan atasan, tidak enak dengan rekan kerja, kasihan bawahan, takut dianggap tidak professional / loyal , dan sebagainya.
Kebetulan saya sangat berpengalaman melakukan resign. Selama karir saya menjadi karyawan, saya sudah pernah mengajukan resign sebanyak 4 kali. Maklum, saya gampang sekali tertarik dengan perusahaan yang mempunyai visi bagus. Ya, bahkan saya pernah hanya bekerja selama 2 minggu sudah resign, karena tertarik opportunity baru. Saya juga pernah resign / PHK, namun kembali ngelamar ke perusahaan lama, dan masih diterima, tetapi sekarang belum resign lagi. Betul-betul karyawan yang tidak patut dicontoh. Barangkali karena calling nya memang suka loncat - loncat.
Hikmah nya adalah, saya jadi punya pengalaman segudang tentang resign yang akan saya share kepada Anda:
1. Tetapkan Keputusan
- Temukan alasan yang tepat untuk resign. Jangan resign hanya karena emosi sesaat. Nanti Anda akan menyesal. Justru resign harus diputuskan dengan “sadar” setelah Anda melakukan pertimbangan matang. Anda harus paham dengan segala konsekuensi setelah resign. Ajak rundingan orang-orang terdekat Anda, tapi ingat, Andalah yang harus membuat keputusan.
- Berdoalah. Mohonlah kepada Tuhan bahwa jika keputusan resign yang Anda ambil ini membawa kebaikan kepada diri Anda dan keluarga Anda, maka Anda akan dimudahkan dalam prosesnya.
- Jadilah orang yang decisive, jangan indecisive. Tidak ada tempat di dunia ini bagi Hamlet si peragu. Timbang sana-timbang sini, sampai akhirnya tidak pernah membuat keputusan. Guyon dari kami yang gampang resign adalah: Kalau kebanyakan mikir malah gak resign-resign. Kalau udah kadung resign nanti juga terpaksa mikir. Hehehe …
- Jika Anda sudah menikah, sepakati bersama dengan Istri/Suami keputusan ini dengan segala konsekuensi nya. Jika Istri/Suami Anda yang akan resign, tolong didukung. Beri kepercayaan 100% bahwa ini adalah keputusan terbaik. Dan yg penting jangan saling menyalahkan di kemudian hari. Jika Suami/Istri Anda tidak mendukung, beri pengertian. Kerahkan ilmu rayuan. Kalau gak bisa ngerayu kirim email ke saya, nanti saya kasih tau caranya.
2. Sampaikan Secara Verbal
- Setelah Anda mantap dengan keputusan Anda. Sampaikan niat Anda secara lisan kepada kolega dan atasan. Hindari rumor yang tidak perlu. Maka sebaiknya Anda menyatakan dengan lisan kepada atasan ataupun kolega, kapan Anda akan resign. Jika atasan menolak, sampaikan argumen Anda dan sampaikan bahwa keputusan Anda sudah bulat. Jangan terlihat ragu-ragu dan goyah lagi. Sekali lagi ingat, keputusan di tangan Anda.
- Sampaikan juga secara lisan kepada anggota keluarga terdekat. Terutama Ibu. Seorang Ibu secara naluriah tidak ingin anaknya sengsara. Mereka ingin kita mapan. Beri pengertian dengan baik. Jika Ibu Anda kurang percaya, gunakan orang ketiga yg beliau segani.Dulu saya pertama kali resign, minta tolong Kakak sulung saya bantuin ngomong. Resign-resign berikutnya sih Ibu saya sudah biasa.
- Gunakan kesempatan menyampaikan secara lisan ini untuk mohon doa restu pada orang tua, mertua, kakak2 dsb. Semoga langkah resign kita membawa kepada kebaikan.
3. Sampaikan Secara Resmi
- Setelah masa penyampaian lisan lewat, saatnya membuktikan keseriusan dengan mengajukan secara resmi lewat surat. Ikuti prosedur resign sesuai ketentuan perusahaan. Kalau ada ketentuan “one month notice“, patuhi.
- Susun surat dengan baik dan sopan. Tunjukkan apresiasi kepada perusahaan lama Anda. Jangan bertele-tele, sampaikan dengan lugas. Ucapkan Bismillah saat menandatangani nya. Dan setelah itu, point of no return.
- Biasanya di fase ini atasan Anda akan men-challenge lagi. Sekali lagi tunjukkan keputusan Anda sudah bulat. Pernah, waktu resign surat saya malah disobek2 atasan saya supaya tidak jadi diajukan ke SDM. Ya saya print lagi, dan ajukan lagi, sampai beliau terpaksa menerima.
4. Hormati Tawaran Balik
- Jika Anda karyawan yang dianggap baik, hampir pasti ada offering yang akan diajukan kepada Anda. Dalam hal ini, kembali ke point satu. Apa alasan Anda untuk resign? Kalau sekedar memperoleh kenaikan gaji, Anda layak mempertimbangkan offering tadi. Tapi jika niatnya adalah ber-hijrah menjadi pengusaha, offering apapun tidak akan sepadan.
- Jika offering nya demikian menggiurkan, sementara Anda sudah pengen sekali jadi pengusaha, ingat baik2 cerita ini:
Jeff Bezos sebelum mendirikan Amazon.com adalah eksekutif DE Shaw dengan gaji sekitar $80,000 per bulan. Ya, per bulan, saya tidak salah ketik. Dan ketika resign, owner DE Shaw sempat menawarkan kenaikan dan posisi nomor satu di DE Shaw. Tapi Jeff Bezos bulat dengan keputusannya. Yang dikatakan Jeff Bezos adalah: “Nanti jika sudah berumur 80 tahun, saya tidak akan ingat berapa gaji saya di DE Shaw tahun 1994, tapi saya pasti ingat dan menyesal kalau tidak terjun ke bisnis internet.”
- Apapun keputusan Anda, berikan tanggapan dengan hormat atas offering tadi.
5. Lakukan Serah Terima
- Lakukan serah terima pekerjaan dengan baik. Jika masih ada pekerjaan Anda yang masih pending, segera tuntaskan sebelum hari terakhir Anda. Serah terimakan kunci, laptop kantor, dsb dengan berita acara. Dikemudian hari ini terkadang menimbulkan masalah yg tidak perlu.
- Sebaiknya Anda membuat memo serah terima sekalipun tidak diminta. Sampaikan dalam memo tadi status terakhir pekerjaan Anda, poin-poin yang masih harus dilakukan setelah Anda pergi, lokasi file, dsb. Anda tidak ingin kan, disuruh balik-balik ke kantor lama lagi setelah Anda resign? Bisanya di beberapa perusahaan disediakan Clearence Form.
- Bawa pulang barang2 pribadi Anda, hapus berkas-berkas Anda di komputer, dan minta Admin sistem menghapus user Anda di jaringan.
6. Pamit Dengan Baik-Baik
- Hari terakhir Anda bekerja, datanglah lebih pagi. Gunakan kemeja / pakaian terbaik Anda. Ini hari besar Anda. Anda harus pamit dengan optimisme memancar dari wajah Anda.
- Pamitlah secara face to face, terutama ke tim Anda, atasan Anda, kolega yang selama ini mendukung Anda, termasuk rekan kantor yg pernah memusuhi Anda. Tatap mata mereka, salam dengan hangat, dan ucapkan pamit dengan baik. Anda boleh terharu, tapi jangan cengeng berlebihan. Jika ada teman Anda yg kelihatan pengen nangis tepuk bahu mereka, katakan bahwa mereka akan baik-baik saja. Pamitlah dengan dignity.
- Jangan lupa pamit lewat email untuk rekan dan kolega yang tidak bisa Anda salamin satu persatu. Sampaikan juga email pemberitahuan bahwa Anda sudah tidak bekerja di perusahaan tersebut kepada customers dan partners Anda, silaturahmi harus tetap dijaga.
7. Rayakan Kemerdekaan Anda!
- Thats it! Anda sudah resign. Melangkahlah keluar dari perusahaan Anda dengan tegak. Hirup napas dalam-dalam, nikmati segarnya napas kemerdekaan. You are free now. No more absen, dikejar2 bikin laporan atau meeting di perusaan itu. Jutaan orang ingin melakukan seperti yg Anda lakukan tapi tidak berani. And you just did it! Congratulation!
- Rayakan dengan keluarga/ teman. Biasanya teman kerja yg lama minta makan2. Layani. Memang pantas di rayakan. Kalau budget Anda terbatas ya beliin aja Pizza paket Super Hemat.
Demikian catatan saya tentang cara mudah untuk resign. Apakah Anda juga sedang ingin resign? Selamat mencoba 7 langkah diatas!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wow...very inspiring..tks banget saya juga mau resign tapi masih ragu2..setelah baca artikel anda sy tambah yakin..
BalasHapus