Jumat, 27 Juli 2007

Ada Proses Didalamnya . . . . . .



Dear friends…

Ketika kita tercipta oleh Tuhan, pastilah itu karena kesengajaan bukan karena sebuah kesalahan atau khilaf. Karena proses penciptaan yang dilakukan Tuhan tidak mengenal “Defect”. Setelah kita dicptakan, kita akan diambil kembali juga oleh Tuhan. Kalau dalam kontek religius, kita sering mendengar “Sesungguhnya kita diciptakan oleh Tuhan, dan akan kembali kepada Tuhan”. Bahkan kita sangat meyakini kalau ini adalah kebenaran, bukan karya sastra seorang manusia namun hakiki kebenaran dari Yang Maha Benar.

Secara sekilas, kata-kata itu sangat ringan. Yah, kita sadar sekali bahwa kita diciptakan Tuhan, suatu saat akan kembali kepada Tuhan. Mungkin ada segolongan minoritas manusia yang tidak mempercayai. Tapi dalam bahasan ini, kita anggap bahwa semua dari kita percaya akan hal tersebut.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, untuk apa kalau kita hanya sekedar diciptakan dan lalu ditarik kembali?

Wow, dibalik kalimat tersebut ada hal yang cukup sulit memberikan jawaban dengan definisi yang detail. Sangat general. Sangat luas. Sangat banyak. Sebagian orang mungkin hanya terdiam, karena baru mulai ada titik kesadaran atas pertanyaan itu. Ketika sebuah komputer Pentium 3 dirakit, digunakan untuk memberikan nilai tambah bagi pekerjaan manusia, lalu akan terkubur dengan munculnya Pentium 4. Tapi untuk sebagian orang komputer Pentium 3 tersebut bisa digunakan untuk membuat kerusakan dalam pekerjaan manusia. Memberikan nilai tambah misalnya untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari, berkomunikasi, belajar, dll. Membuat kerusakan misalnya pembuatan virus, penyebaran pornografi, kejahatan hacker, dll. Apakah ini komputernya salah? Tentu saja bukan. Tapi usernya yang mestinya dimintai pertanggungjawaban.

Dalam Al Qur’an Surat Asy Syams surat 91 : 8,9,10 sbb : 8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Manusia akan beruntung sementara jika menggunakan hardware (fisik jasmani) yang dikelola oleh software yang berusaha dalam proses kebaikan. Dalam bahasa Tuhan ”yang mensucikan”, dan sebaliknya. Jiwa dalam hidup manusia adalah hati dalam kontek non fisik.

Sehingga proses yang ada didalam kalimat ”Kita berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan” adalah proses membersihkan jiwa kita, jika kita memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Proses tersebut benar-benar merupakan sesuatu yang dapat kita lakukan dengan sesadar-sadarnya, bukan karena kebetulan. Karena yang ditentukan oleh Tuhan adalah bahwa kita diciptakan dan akan ditarik kembali, maka proses tersebut menjadi tanggung jawab kita manusia.

Sebagaimana komputer Pentium 3 tersebut diatas, bukan komputernya yang bertanggungjawab, namun usernya. Pada seorang manusia bukan tangan, kaki, badan, jantung, hati, otot secara fisik yang bertanggung jawab, namun lebih pada skala jiwanya. Karena gerakan dari fisik tersebut, kesengajaan yang didrive oleh jiwa.Untuk menjadi seorang yang beruntung maka proses yang baik, yang harus kita lakukan. Karena tidak akan terjadi pengulangan proses, maka kita berusaha agar proses tersebut tidak terjadi ”Defect”. Semoga inspirasi ini membawa manfaat untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun