Jumat, 13 Juli 2007

KUALITAS YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN


Oleh : Junus Judianto (Jumat, 08 Desember 16.50 WIB)

Untuk menyambut kedatangan seorang pejabat tinggi dari ibukota, seorang saudagar menata ulang rumahnya. Ia ingin membuat tamunya terkesan, sehingga ia mempekerjakan tukang-tukang yang terbaik.

Bangunan rumah sudah dirombak, pagar kayu sudah diganti, tetapi di halaman belakang si saudagar melihat gudang yang rusak sebagian karena rayap. Pikir si saudagar, gudang bukanlah tempat penting yang akan dikunjungi orang, karenanya ia merasa tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk perbaikan.
Ia lalu mencari seorang tukang kayu biasa untuk memperbaiki gudang itu seadanya, hanya menggunakan kayu bekas pagar dan dengan biaya yang rendah. Yang penting baginya adalah agar gudang tidak terkesan kusam.

Dua minggu kemudian, saat melihat gudang yang baru selesai diperbaiki, si saudagar terkejut mendapatkan gudang tersebut dikerjakan dengan sangat rapih dan indah. Kuatir akan dimintai biaya yang lebih tinggi, si saudagar mengingatkan kepada si tukang kayu bahwa ia sudah menyepakati biaya yang akan dibayarkan, dan tidak bersedia untuk membayar lebih.

Sambil memandang dengan puas kepada hasil kerjanya, si tukang kayu berkata: ”Sejujurnya saya katakan kepada Tuan, bahwa minggu lalu saya sudah dapat menyelesaikan perbaikan gudang ini seadanya. Tetapi, saat melihat hasilnya, saya merasa malu pada diri sendiri sehingga saya bongkar dan kerjakan ulang dengan sebaik mungkin. Tuan jangan kuatir, walaupun berhari-hari saya dan pekerja saya harus bekerja keras sampai larut malam, saya tidak akan meminta bayaran yang lebih tinggi. Cukup bayar sesuai dengan yang sudah kita sepakati saja. Bagi saya, hasil kerja saya yang bagus ini jauh lebih berharga daripada sekedar uang tambahan.”

Mendengar ucapan si tukang kayu, si saudagar merasa malu karena sudah salah sangka. Ia merasa kagum dengan prinsip dan cara kerja si tukang kayu tersebut. Saat menjamu tamu agungnya, saudagar ini bahkan merasa lebih bangga akan gudang daripada bagian rumah yang lainnya. Ia bercerita tentang si tukang kayu tersebut kepada setiap orang yang dia jamu. Si tukang kayu ini mendapat banyak pesanan dari kerabat si saudagar. Pelanggannya kian hari kian bertambah. Ia menjadi seorang pengusaha yang sukses, tetapi tetap rendah hati dan selalu menjaga kualitas kerjanya secara luar biasa.

Pembaca sekalian,

Jangan pernah membatasi kualitas kerja hanya karena kita tidak dibayar mahal. Jika hal ini terjadi, nasib tidak akan berubah, sebab kualitas kerja yang terbatas tidak mungkin akan mendatangkan penghasilan yang lebih baik.

Sebaliknya, jika kita terus menerus melakukan yang terbaik, nasib akan berubah karena kita akan mendapat kepercayaan penuh dari Atasan atau Pelanggan. Kita akan dipercaya untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar, dan dinilai layak untuk mendapat penghasilan yang lebih besar. Jalan menuju sukses akan terbuka lebar.
Lakukan yang terbaik setiap saat, dan bersiaplah untuk menuai sukses.


Selamat mencapai sukses yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun