Selasa, 07 Agustus 2007

Jalan Pintas! Pantaskah?


Ada sebuah iklan yang unik dari sebuah perusahaan rokok, berbunyi, "Ambil jalan pintas, dianggap pantas. Tanya kenapa...?" Yah, memang itulah yang terjadi saat ini, kebiasaan untuk mengambil jalan pintas dalam segala urusan persoalan di kehidupan. "Mengambil jalan pintas" adalah istilah yang mengartikan, "tidak melalui jalan pada umumnya". Ambil jalan pintas, sama saja dengan "tidak mau menjalani aturan sesuai dengan kaidah umum yang berlaku saat itu". Oleh karena itu, istilah "ambil jalan pintas" ini lebih cenderung selalu punya makna yang negatif.

Sudah menjadi "rahasia umum", bahwa di negeri ini, "budaya ambil jalan pintas" telah merebak ke semua lapisan masyarakat. Kebiasaan untuk "ambil jalan pintas" ini sudah benar-benar menjadi budaya baru di negeri ini, sudah jadi tradisi. Dan, jika sesuatu apapun sudah menjadi sebuah "budaya" atau "tradisi"; pastilah sangat sulit untuk dihilangkan keberadaannya...budaya atau tradisi pasti sulit dihapus! Menurut saya, "Ambil Jalan Pintas" ini sudah menjadi sebuah "fenomena" yang mengkhawatirkan, dan harus diusahakan agar bisa secepatnya "dihapus", atau dihilangkan dari "budaya" kita. Dan ini semua ada kaitannya dengan besar kecilnya "rasa tanggung jawab" yang ada di dalam diri setiap orang.

Fenomena "Ambil Jalan Pintas", sangat erat kaitannya dengan rasa tanggung jawab seseorang, yang semakin hari dikhawatirkan menjadi semakin tipis... Kebanyakan orang saat ini senang dengan budaya ambil jalan pintas. Karena mereka menganggapnya, itu bisa memudahkan segala urusan persoalan mereka.

Mereka tidak mau direpotkan dan disibukkan dengan berbagai macam aturan umum yang berlaku. Mereka sepertinya sudah "alergi" dengan kaidah-kaidah umum yang ada di masyarakat. Mereka menganggap, bahwa aturan atau kaidah umum yang berlaku saat ini sudah tidak cocok lagi sudah tidak cocok lagi dengan perkembangan zaman. Dan, mungkin sekali pandangan mereka ini benar adanya...

Banyak sekali anggapan, bahwa budaya "ambil jalan pintas, dianggap pantas"... memang bisa saja "dianggap benar"... Tanya kenapa...? Jawabannya adalah, karena orang-orang tidak mau dipusingkan dengan berbagai "aturan hukum" atau pun "aturan sosial" yang berlaku di dalam kehidupan saat ini. Sebab, disinyalir dan memang sudah menjadi "rahasia umum", bahwa sebagian "aturan hukum" ataupun "aturan sosial" yang ada saat ini; mempunyai kecenderungan untuk "mengenakkan" dan "memudahkan" golongan atau kelompok masyarakat tertentu, serta dinilai terlalu rumit, dan sangat "bertele-tele".

Jika saja setiap orang di muka bumi ini, punya keberanian untuk bertanggung jawab sepenuhnya pada dirinya dan pada orang lain; maka dalam hal membuat berbagai aturan hukum maupun aturan sosial, pasti mereka akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu demi kebaikan bersama setiap orang; bukan untuk kebaikan golongan atau kelompok tertentu saja. Inilah arti sebenarnya dari BERANI BERTANGGUNG JAWAB.

Berani bertanggung jawab ini adalah sikap positif yang harus kita upayakan secara terus menerus, untuk bisa kita miliki sepenuhnya. Jika masing-masing dari kita sudah benar-benar memiliki "rasa tanggung jawab" dan "berani bertanggung jawab" sepenuhnya...pada dirinya dan orang lain; maka saya yakin, KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA...pasti bisa dicapai!

Salam Luar Biasa Prima!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun