Selasa, 10 Juli 2007

Flirting di Kantor, Etiskah?





Belakangan ini istilah flirting semakin populer dalam dunia asmara. Bagi cewek atau cowok yang lagi naksir seseorang, flirting menjadi senjata andalan untuk menarik perhatian. Memang, flirting dapat diartikan sebagai ekspresi atau upaya menebar pesona kepada lawan jenis. Dan ini bisa terjadi diberbagai lingkungan, termasuk di lingkungan kerja.

Bentuk flirting inipun cukup beragam. Bahasa tubuh seperti memandang, mengedipkan mata, menepuk, menyentuh, tersenyum, atau upaya-upaya lain dalam rangka mengirim sinyal-sinyal perhatian, merupakan bagian dari flirting. Bahasa tubuh ini diyakini menjadi media yang paling pas untuk menunjukkan emosi dan pesan-pesan khusus. Selain itu tindakan yang lebih demonstratif seperti menelepon berkali-kali, mengirim email pribadi, sms, atau rajin mendekatinya juga merupakan bentuk-bentuk flirting.

Tentu saja nggak ada larangan tertulis untuk melakukan flirting, karena hal ini merupakan hak pribadi setiap orang dalam rangka mencuri perhatian orang lain. Begitu juga jika Anda tengah naksir salah seorang rekan di kantor Anda. Tapi masalahnya bagaimana dengan flirting yang dilakukan di kantor? Flirting seperti apa yang pas di lakukan di lingkungan kantor?

Tentu, berflirting-ria di kantor tidak bisa sama dengan flirting di kafe atau di mal misalnya. Ada batasan dan rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar agar Anda tidak terkesan agresif dan murahan. Berikut ini beberapa bentuk flirting yang wajar dilakukan di lingkungan kerja:

- Bersikap ramah dan bersahabat pada siapa saja, sehingga kalau emang si dia juga tertarik pada Anda, dia nggak ragu untuk mendekati Anda. Lagipula males juga kan ngedeketin orang yang tampangnya terlalu 'jaim' dan sok dingin?

- Saat bertemu dengannya, jangan ragu untuk tersenyum, yang wajar tentu. Jangan terlalu lebar ataupun terlalu pelit. Senyum yang manis dan tulus diyakini dapat meluluhkan hati seseorang. Ehm, paling nggak boleh lah Anda berharap kalau si dia akan terpesona pada senyum manis Anda.

- Jika ada kesempatan menjabat tangannya, berikan genggaman yang hangat dan kuat tapi tidak menyakiti. Tunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang optimis, bersahabat dan percaya diri. Jabatan tangan yang hanya sekilas membuat orang lain merasa tidak dihargai. Sebaliknya jabatan yang terlalu kencang mengesankan Anda pribadi yang terlalu dominan dan selalu ingin menguasai.

- Saat bercakap-cakap dengannya, tataplah matanya dan dengarkan pembicaraannya dengan seksama. Jangan sekalipun menunjukkan bahwa Anda hanya ingin didengarkan tanpa ingin mendengarkan. Bila Anda kurang berkenan dengan ucapannya jangan langsung mengatakan 'saya nggak suka', pilihlah kalimat lain yang lebih halus.

- Jangan keburu nafsu melakukan flirting yang lebih pribadi dan bersifat agresif seperti memborbardirnya dengan telepon dan sms-sms mesra ataupun dengan mengirimkan email yang berisi kata-kata rayuan. Bisa-bisa si dia takut duluan. Anda bisa berkirim sms, email atau menelepon jika responnya cukup positif. Itupun dengan kata-kata sesopan mungkin dan nggak terkesan 'gatel'.

Selain itu, cara yang cukup ampuh untuk flirting di kantor adalah dengan menunjukkan ketrampilan dan kecerdasan Anda. Percaya deh rata-rata orang yang cerdas dan memiliki kemampuan, lebih disukai dan lebih mudah menyedot perhatian rekan-rekannya. So, nggak ada salahnya loh Anda asah terus ketrampilan Anda and jangan berhenti menambah wawasan dengan banyak membaca dan bergaul.

Nah, flirting dengan cara-cara di atas merupakan cara yang lebih positif ketimbang bermain mata, bersuara mendesah atau berpakaian seksi. Dan kalau Anda tau aturan flirting di kantor, boleh lah Anda berharap flirting Anda akan sukses. Kesimpulannya, flirting yang Anda lakukan di kantor bukan sekedar serangan untuk menarik perhatian lawan jenis mati-matian. Attitude, approach, dan action yang Anda lakukan harus dilandasi etika yang mengatur kepantasan Anda dalam berinteraksi di lingkungan manapun. Selamat berflirting di kantor..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun