Selasa, 10 Juli 2007



Menghadapi 'Seteru' di Kantor


Mungkin Anda pernah berseteru atau katakanlah pernah punya masalah dengan salah seorang teman yang berakibat pada merenggang atau memburuknya hubungan pertemanan itu. Jika sudah demikian, mungkin Anda akan lebih senang jika tidak bertemu atau menghindari pertemuan dengan orang yang bermasalah dengan Anda itu.

Tapi jika kejadiannya di lingkungan kerja, tentu cukup menyulitkan Anda. Karena berada di lingkungan yang sama, menyebabkan Anda tidak bisa menghindarinya terus menerus. Apalagi jika Anda dan dia berada dalam satu divisi yang sama. Kondisi yang mengharuskan Anda bekerjasama dengannya mengharuskan Anda bersikap profesional. Toh 'menabuh genderang perang' sama sekali bukan langkah yang bijak. Namun membiarkan diri Anda terganggu oleh kehadirannya pun akan mengganggu kesehatan mental Anda.

Sebelum hari-hari Anda terganggu oleh keberadaannya, coba ikuti strategi berikut ini:

Koreksi diri
Jangan merasa sial berseteru dengannya. Lapangkan hati Anda untuk mengoreksi diri Anda sendiri. Mungkin dalam hal ini Andalah yang salah. Kalau demikian, nggak ada salahnya loh jika Anda berdamai mengulurkan permintaan maaf padanya. Toh, dia juga manusia biasa yang membutuhkan orang lain termasuk Anda kan? Masa sih dia nggak mau menerima maaf Anda?

Bersikap tenang
Jika setelah aksi damai Anda, dia masih menunjukkan gejala-gejala keangkuhannya, misalnya dengan jaga jarak atau mengacuhkan Anda, nggak perlu emosi apalagi senewen. Cobalah bersikap tenang. Jangan beratkan pikiran Anda dengan keburukan-keburukan dia dan sikap sentimennya terhadap Anda. Bersikaplah sebiasa mungkin seolah tak ada apa-apa antara Anda dan dia. Anda juga tak perlu berlebihan melindungi diri. Yakinkan dalam hati bahwa dia tak akan menyakiti Anda. Sifat santai dan rileks ini siapa tau akan mempengaruhi sikapnya.

Tunjukan perkembangan diri Anda
Dia boleh aja sentimen atau jaga jarak dengan Anda. Tapi sikapnya itu jangan sampai mempengaruhi kinerja Anda. tunjukan perkembangan di diri Anda. Tak perlu lewat posisi yang menjulang, materi berlebihan atau jabatan tertentu. Kedewasaan dan wibawa Anda juga bisa menunjukan sinyal, siapa diri Anda sebenarnya.

Berpikir positif
Mungkin ini saran yang sangat klasik. Tapi keampuhannya dalam menyelesaikan masalah tidak diragukan lagi. Memenuhi kepala Anda dengan pikiran positif mampu menjadi 'antioksidan' bagi rasa senewen. Bayangkanlah bahwa ia adalah rekan yang baik. Kemudian kembangkan profesionalisme Anda ketimbang memikirkan hubungan yang memburuk antara Anda dan dia.

Fokus pada pekerjaan
Ini juga menjadi solusi yang manjur. Ingat, Anda bertemu dengannya bukan semata-mata hubungan pertemanan, tapi lebih ke pekerjaan. Fokuskan perhatian Anda pada pekerjaan dan proses kerja sama. Jangan terpaku pada tindak-tanduknya semata. Dengan demikian keberadaan dirinya tak ubahnya dengan keberadaan teman-teman yang lain.

Jika cara-cara tersebut tidak mempengaruhi sikapnya terhadap Anda, jangan panik. Jangan jadikan ia sosok yang menguras energi dan pikiran Anda. Selama ia tidak mempengaruhi kehidupan Anda, jangan ambil pusing. Mungkin Anda harus segera menyadari bahwa sebenarnya ia adalah pribadi yang perlu diperiksakan ke psikiater. Yang penting, jangan berhenti membina hubungan baik dengan rekan-rekan yang lain termasuk dengan atasan. Percayalah, jika Anda selalu bersikap positif lama-lama dia pun akan menyadari bahwa Anda sama sekali tidak layak dimusuhi. Waktulah yang akan menjawabnya. Sukses untuk Anda..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun