Rabu, 01 Agustus 2007

Enam makanan pencegah kanker payudara


Kanker payudara? Siapa pun pasti ingin menghindarinya.
Beberapa penelitian terakhir, menyebutkan ada enam
jenis makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit
yang menakutkan kaum wanita tersebut.

Simaklah, apakah ke enam jenis makanan tersebut sudah
terdapat dalam daftar belanjaan atau tidak.

1. Gandum
Dalam hal ini Anda dapat mengkonsumsi gandum yang
berbentuk sereal dengan segelas susu setiap pagi.
Setiap ? gelas gandum setara dengan 10gr dari
kebutuhan serat yang digunakan untuk menurunkan
tingkat estrogen dalam tubuh.
Para ahli berpendapat bahwa tingkat estrogen yang
tinggi dalam tubuh akan semakin merangsang pertumbuhan
kanker payudara.

2. Ikan Salmon dan Tuna
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika
Serikat, ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di
daerah dekat sungai dan
mengkonsumsi ikan tuna dan salmon setiap hari,
ternyata tingkat risiko terkena kanker payudaranya
sangat kecil.
Diduga karena adanya kandungan zat omega-3 yang
terdapat dalam ikan tersebut.

3. Wortel dan Bayam
Wanita yang tidak pernah mengkonsumsi wortel dan
bayam, juga berisiko terkena kanker payudara dua kali
lebih besar, dibanding mereka yang
sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran itu.

4. Yoghurt
Pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai
medium, diungkapkan ternyata yoghurt dapat
memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara, terutama
dalam jumlah yang cukup banyak.

5. Susu Kedelai (tanpa ada kandungan gula)
Diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung
di dalam susu kedelai murni ternyata dapat menurunkan
risiko terkena kanker payudara
sebesar 28% dibandingkan dengan yang terdapat pada
kacang kedelai olahan.

6. Jus Jeruk
Masih dalam proses penelitian yang dilakukan di
Universitas Western Ontario , Canada , pada hewan
percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk
bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara
sampai 50%.

Anderson Cancer Center menyimpulkan bahwa wanita yang
mencukur bulu ketiaknya ternyata 10 kali lebih rentan
terhadap kanker payudara dibandingkan dengan wanita
yang membiarkan bulu ketiaknya tumbuh apa adanya.
Dr. Therese Bevers dari M.D. Anderson mengungkapkan,
dengan mencukur bulu ketiak, di ketiak akan timbul
banyak luka tak kasat mata serta
pori-pori di daerah ketiak akan membesar. Ini
memungkinkan toxin dan zat kimia dari berbagai produk
seperti deodorant, bedak, dan krim akan dengan mudah
memasuki kulit. Deodorant antiperspirant menambah
mudah toxin masuk ke dalam kulit, karena
antiperspirant mencegah pengeluaran keringat yang bisa
membantu melunturkan toxin yang masuk. Toxin yang
masuk itu dapat tertimbun pada payudara, dan akibatnya
adalah timbulnya kanker. Bevers menjelaskan bahwa bulu
ketiak memang berguna untuk melindungi ketiak dari zat
racun yang hendak masuk dari luar tubuh, karena di
ketiak terdapat kelenjar limfa yang memudahkan
transportasi racun terutama kepayudara dan bagian
tubuh lainnya.
Kemungkinan transportasi toxin ke bagian tubuh lain
juga ada, sehingga memang ketidakadaan bulu ketiak
juga memudahkan tumbuhnya kanker
dibagian tubuh lain seperti paru-paru, jantung, dan
otak, terutama apabila di payudaranya sudah tumbuh
kanker. Untuk wanita yang kurang menjaga
kebersihannya, ketiadadaan bulu ketiak juga
memungkinkan bakteri dan kuman tertimbun di pori-pori
dan memudahkan timbulnya bisul atau abses.

Kesimpulan adanya hubungan antara kanker dan mencukur
bulu ketiak ini diperoleh dari pendataan terhadap
wanita di Amerika Serikat dan Eropa selama 10 tahun
terakhir. American Cancer Society memperkirakan bahwa
pada tahun 2002 saja akan timbul 175.000 kasus baru
kanker payudara ganas di Amerika Serikat, dan akan
terjadi 43.000 kematian karena kanker payudara. Lebih
lanjut, Bevers mengemukakan bahwa setiap rambut yang
tumbuh pada tubuh kita memang dapat menjaga organ
tubuh vital yang ada di dekatnya, dan adalah ironis
bahwa banyak wanita yang membuang bulu ketiaknya hanya
karena alasan mode padahal di dekat ketiak terdapat
organ yang sangat penting yaitu payudara.

Pria terbukti ja uh lebih aman terhadap bahaya ini
karena kebanyakan pria tidak mencukur bulu ketiaknya.
Ketika ditanya apakah menghilangkan
bulu ketiak dengan cara lain seperti waxes dan
mencabutnya juga meningkatkan kerentanan yang sama
terhadap kanker, Bevers menjawab memang membuang bulu
ketiak dengan mencukurnya adalah paling berbahaya
karena kemungkinan timbulnya luka-luka minor lebih
besar, namun cara lain justru memperbesar pori-pori
jauh lebih besar daripada mencukur sehingga secara
garis besar seluruhnya sama bahayanya. Bevers
menyarankan agar wanita tidak perlu mencukur bulu
ketiaknya karena bahayanya sangat besar dibandingkan
dengan manfaatnya.

"Budaya menghilangkan bulu ketiak itu ditumbuhkan
karena alasan bisnis semata, padahal dilihat dari
sudut pandang medis sangat merugikan
bagi yang melakukannya", kata Bevers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun