Senin, 20 Agustus 2007

Keteladanan


’Teladan adalah sama antara yang dipikirkan, yang diucapkan dan yang dilakukan..’

’Jika membersihkan sesuatu, pakailah alat yang bersih’


Prinsip pertama dari perubahan adalah prinsip keteladanan. Mengapa keteladanan masuk jadi prinsip? Semua rantai bersambung satu sama lain. Kerja bersama dalam tim bagai sebuah rantai. ’Teamwork is like a chain’.


Anda bekerja dengan mahluk hidup yang melihat, mendengar, merasakan. Manusia dengan siapa kita bekerja adalah makhluk pembelajar dengan seluruh indranya. Anda dan anak buah anda adalah sebuah rantai yang bergetar, berbunyi, bergambar. Anda saling mempengaruhi satu sama lain. Anda berasal dari mereka. ’Anda sama dengan mereka. Anda berada ditengah-tengah mereka.’ [William Wallace].


Semua berhubungan. Semua terjalin dalam satu ikatan. Dari sinilah juga hukum ‘Pengaruh’ [’the law of influence’] berasal. Ini sama kramat dan sakralnya dengan hukum ’Sebab-Akibat’. Jika ada api di dapur, sebentar lagi ada asap dari dapur anda. Jika apinya lebih besar lagi, maka dapur anda akan terbakar. Ada asap karena ada api. Prinsip ini yang membidani lahirnya ’leading by example’, memimpin dengan teladan. ‘You are role model’.


Oleh karenanya pemimpin berhasil, biasanya pemimpin yang banyak memberikan keteladanan, tidak hanya omongan belaka. Pemimpin yang amburadul, cenderung kinerjanya juga amburadul. Cepatlah berubah, tak ada tempat lagi bagi pemimpin yang amburadul.


Contoh: budaya korporat dari Bank Danamon salah satunya adalah ‘professionalisme yang disiplin’, disiplin dimulai dari pikiran, dari orangnya dan dari tindakannya. Maka kita lihat rata-rata manajemen Danamon adalah pemimpin yang berdisiplin. Mereka jadi panutan yang baik. Kejujuran untuk diri sendiri dan untuk orang lain adalah juga nilai baik dalam budaya Danamon. Semoga itu dapat diwujudkan untuk kepuasan pelanggan Danamon.


Memang, kita sadari, orang tidak suka pemimpin ’omdo’ [omong doang] dalam merintis perubahan. Pengikut anda sangat suka jika anda bisa memberikan teladan pada mereka. Anda dinantikan oleh mereka. Anda belum terlambat sama sekali dalam memulai keteladanan yang terbaik. Apa yang langsung bisa anda lakukan ialah : berusahalah disiplin.


Disiplin adalah jembatan mudah, murah dalam menarik simpati dari anak buah anda. Jika anda disiplin, mereka akan disiplin. Jika anda pemalas, mereka lebih pemalas. Jika anda berkorban, mereka akan lebih berkorban. Jika anda berhasil, kemungkinan besar mereka akan berhasil juga. Jika anda gagal maka mereka juga akan gagal. ’Like father like son, like mother like daugter’. Makanya tak heran, bapak yang merokok tak bisa melarang anaknya untuk tidak merokok. Bapak yang tidak shalat, tidak mempan meminta anaknya rajin shalat, anaknya kemungkinan besar tidak akan shalat. Semua diturunkan, semua saling berpengaruh.



Pepatah bijak kuno: ’Jika membersihkan sesuatu, pakailah alat yang bersih.’ Alat yang bersih adalah pemimpin yang bersih. Di Indonesia, keteladanan sudah jadi barang mahal, tetapi masih bisa dibeli. Di Indonesia, kejujuran juga barang amat langka, tetapi masih bisa dicari. Di Indonesia, kebaikan harganya naik terus, tetapi masih bisa untung. Percayakah anda di Indonesia, masih ada pemimpin yang tangannya bersih? Yang berjuang bak Sumpah Palapa Gajah Mada dan bergerilya ala Panglima Soedirman dari Jawa Tengah. Teladan sudah ditinggalkan oleh ke dua tokoh ini, tinggal anda dan saya meneruskannya. Sanggupkah kita? Ya, sanggup.


Pak Hendrik, teman saya, selalu bilang: ’Jika pemimpin mati meninggalkan nilai-nilai hidupnya, bawahan mati meninggalkan hutang..’ Artinya, pemimpin sudah berubah, anak buah belum berubah juga, karena perubahan pemimpinnya belum terlalu kuat untuk mempengaruhi anak buahnya.

Source by harry.allman.purnama