"Dengan ILMU hidup menjadi MUDAH, dengan IMAN hidup menjadi TERARAH dengan SENI hidup menjadi INDAH" Dari berbagai sumber.... semoga bermanfaat
Senin, 20 Agustus 2007
Pendidikan Tidak Selalu Menentukan Karir
Bekerja di bidang yang nggak ada hubungannya dengan pendidikan memang bukan hal aneh lagi. Bahkan banyak orang yang sukses bekerja di bidang yang sama sekali nggak ‘nyambung’ dengan pendidikannya. Contohnya Iwan Tirta yang selama ini dikenal sebagai desainer batik kondang di Indonesia ternyata adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia sekaligus jebolan Fakultas Ekonomi Yale University, Amerika.
Sedangkan Purwa Tjaraka musisi terkenal Indonesia sebenarnya adalah Insinyur Teknik Sipil lulusan ITB. Lisa Kudrow, bintang film seri komedi Friends ternyata lulusan Fakultas Biologi Vassar College. Sedangkan Lily Lovett musisi country yang juga mantan suami bintang film Julia Robert adalah jebolan fakultas ilmu komunikasi jurnalistik, Texas A & M University. Contoh lainnya masih banyak lagi. Bahkan di bidang pers, tidak sedikit wartawan yang sama sekali tidak punya ‘background’ jurnalistik namun mampu menulis dan melaporkan berita dengan baik.
Menurut Ann Meyers, Asisten Manajer Yuridis di Skadden Alps, kondisi tersebut disebabkan tingginya kompetisi dalam memperebutkan lapangan pekerjaan di bidang yang sesuai dengan pendidikan. Dan karena ketatnya persaingan, belakangan banyak orang yang banting setir berkarir di bidang yang tidak lagi sama dengan pendidikannya. Tetapi banyak juga yang memilih berkarir karena hobi atau bakatnya, contohnya musisi Purwa Tjaraka. Sehingga, praktis eksistensi seseorang di dunia karir tidak semata-mata dipengaruhi oleh pendidikan atau bidang studi yang ditekuninya.
Kecuali jika anda memang ingin berkarir di bidang eksakta, maka anda harus menempuh pendidikan di bidang eksakta juga. Misalnya jika anda ingin berkarir di bidang kedokteran, anda mutlak harus kuliah di fakultas kedokteran. Anda nggak bakal bisa jadi seorang dokter jika anda seorang sarjana ekonomi atau sarjana sastra. Atau jika anda ingin menjadi seorang apoteker, tentu saja anda harus menekuni bidang ilmu kimia, tidak bisa tidak.
Tetapi sebaliknya, orang yang berkarir di bidang sosial tidak selalu harus berlatar pendidikan sosial. Karena pada kenyataannya ada juga sarjana filsafat yang sukses sebagai pengusaha roti. Ataupun seorang insinyur pertanian yang sukses sebagai manajer marketing di sebuah perusahaan mobil.
Memang kondisi karir seperti contoh di atas lebih dipengaruhi oleh minat, hobi, dan bakat. Selebihnya karir seseorang juga dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan. Ada juga orang yang berkarir karena pengalaman magang di suatu perusahaan ketika masih duduk di bangku kuliah. Misalnya waktu kuliah seorang mahasiswa iseng-iseng magang di restaurant fast food untuk menambah uang sakunya. Walau awalnya hanya sebagai pramusaji tetapi karena tekun dan mau belajar, ia bisa menjadi seorang manajer pemasaran yang sukses misalnya.
Rata-rata ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa dibekali cara berpikir logis, melakukan riset sederhana, menganalisa data, dan komunikasi secara efektif. Kesemua hal ini adalah keahlian dasar yang dibutuhkan oleh bidang kerja apapun. Makanya lupakanlah ‘stereotype’ bahwa sarjana sastra Belanda harus bekerja di Kedutaan Belanda. Bahkan belakangan ini sarjana keguruan pun tidak harus menjadi guru.
Jadi pada intinya kunci sukses dunia karir tidak melulu ditentukan oleh latar belakang pendidikan. Walaupun pendidikan cukup menunjang karir seseorang, tetapi kunci sukses karir yang lebih penting adalah “minat dan kemauan yang kuat untuk terus belajar dan kemampuan beradaptasi di bidang yang anda geluti”.
Tetapi anda yang saat ini masih kuliah di bidang tertentu, jangan lantas bingung menentukan karir yang ingin anda terjuni. Teruskan dan tekuni bidang kuliah yang sedang anda jalani. Buka mata dan telinga anda lebar-lebar terhadap informasi karir yang berguna bagi anda. Kalau perlu ambil kursus-kursus yang akan menunjang anda di dunia kerja. Jangan lupa perluas pergaulan dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat.
Pada akhirnya, mata kuliah utama yang anda jalani sekarang sama sekali tidak menghalangi anda untuk berkarir di bidang yang berbeda. Ingat, pendidikan tidak hanya bisa anda peroleh lewat bangku kuliah tetapi juga dari lingkungan, pergaulan, dan kehidupan sosial yang anda jalani. Selamat merintis karir...!