Tahukah anda mengapa sebatang sapu lidi begitu murah harganya?
Begitu murahnya sampai-sampai ia jauh lebih murah daripada seteguk air penghilang dahaga.
Padahal anda tahu, ia harus dipetik dari pepohonan kelapa yang ditanam di dusun-dusun jauh di pedalaman.
Ia pun harus diserut, dihaluskan,diikat kuat agar mudah digunakan dan tak melukai tangan.
Ia harus diangkut oleh banyak kendaraan, melewati banyak pasar, dan naik turun timbangan penawaran.
Karena, ia dipetik oleh tangan-tangan kecil yang tak menuntut banyak upah.
Ia dijalin oleh wanita-wanita yang tak menghitung laba rugi.
Ia juga dipikuloleh bahu-bahu legam pria yang tak terlalu mengerti transaksi jual beli.
Sebatang sapu lidi itu begitu murah sampai di tangan kita, karena orang-orang itu tak menghitung jerih perih kerjanya.
Mereka pun tak mengkalkulasi butir-butir keringatnya.
Maka, mari kita sadari bahwa di balik kemurahan dan kemudahan yang kita temui sekarang ini, terselip cerita tentang pengorbanan yang jauh lebih berharga ketimbang harga seluruh sapu lidi yang bisa kita beli.
Dari artikel DJODI ISMANTO