Astaga!HidupGaya - Pasangan tercinta tiba-tiba ngajak nonton film porno? Jangan buru-buru ditolak karena merasa jijik dan risih. Ada banyak hal positif yang bisa diambil sebagai pelajaran dari blue film tersebut. Yuk kita pelajari..
Tak selamanya film porno, yang juga sering disebut sebagai film biru, memiliki efek negatif. Jika tahu bagaimana cara memanfaatkannya, kehidupan asmara Anda berdua malah bisa jadi tambah hot.
Bagi sebagian masyarakat, nonton film biru bisa jadi merupakan hal tabu namun sebenarnya pasangan suami istri bisa mendapatkan cukup banyak sex education dalam tontonan ini. Tentu saja, karena sifat pornografinya, film ini harus ditonton dengan beberapa syarat, bahkan untuk pasangan yang sudah menikah sekali pun. Syarat- syarat tersebut harus dipenuhi agar pasangan yang menyaksikan polah tingkah para pemeran film panas ini bisa mendapatkan manfaat. Lalu, apa saja keuntungan menonton film ini? Apa saja yang harus diperhatikan agar bukan kerugian yang akan didapat? Lalu, film biru jenis apa saja yang bisa Anda "pakai" untuk mehingkatkan kualitas kehidupan sex Anda berdua? Inilah beberapa informasi yang mungkin bisa Anda manfaatkan.
Keuntungan Menonton Fiim Biru
Kejenuhan dalam kehidupan rumah tangga, terutama bagi pasangan yang sudah menikah lebih dari lima tahun, merupakan hal yang lumrah. Dan, kejenuhan tersebut juga bisa berpengaruh terhadap kehidupan sex. Asal kejenuhan dalam kehidupan sex tersebut bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor. Mungkin pasangan yang satu menerapkan aktivitas seksual yang monoton, dengan posisi sanggama yang itu-itu saja, misalnya. Kejenuhan bisa juga berasal dari fantasi yang tak kesampaian, kurangnya variasi dalam banyak hal, atau kurangnya gairah dari salah satu pihak. Walau tak dapat mengatasi semua masalah tersebut, beberapa pakar seksologi percaya bahwa menonton film porno bisa membantu pasangan mengatasi kejenuhan kehidupan sex mereka.
Fungsi pertama yang bisa disebutkan di sini adalah film biru sebagai media sex education. Untuk menarik penontonnya, film porno biasanya menyuguhkan berbagai "atraksi" posisi hubungan sex yang variatif. Dari situ, pasangan suami-istri bisa belajar melakukan berbagai variasi hubungan sex. Bahkan, para pasangan yang memiliki pandangan terbuka dalam urusan ranjang, bisa mempelajari variasi-variasi lain selain posisi favorit mereka. Misalnya, bagaimana melakukan sex oral, apa saja yang bisa dilakukan sebagai kegiatan foreplay dan sebagainya.
Fungsi kedua adalah film biru sebagai media penyalur fantasi. Menurut penelitian, pria maupun wanita banyak yang memiliki fantasi melakukan hubungan sex dengan lebih dari satu orang. Menonton film biru sambil melakukan hubungan intim bisa dijadikan sebagai cara pengganti pemuas fantasi yang lebih bisa diterima. Selain itu, dari film biru ini para pasangan juga dapat mempelajari secara visual bagaimana melakukan suatu posisi idaman mereka, misalnya.
Fungsi lain dari film biru adalah sebagai "appetizer" atau pembangkit selera untuk berhubungan intim. Bukan rahasia lagi, bahwa salah satu sumber kejenuhan dalam kehidupan sex pasangan menikah adalah masalah kejenuhan terhadap partner sex. Menonton film biru, bisa dibilang mampu mengatasi masalah tersebut. Menyaksikan adegan demi adegan dalam film tersebut, bagi kebanyakan orang (terus terang, terutama bagi kaum pria) bisa membangkitkan gairah yang diperlukan untuk melakukan hubungan intim.
Memanfaatkan Pornografi Secara Sehat
Walau bisa menguntungkan bagi pasangan suami-istri, ada beberapa rambu yang perlu diperhatikan agar Anda dan pasangan bisa mendapat manfaat dari menonton film biru ini. Yang utama sekali adalah memastikan bahwa Anda dan pasangan sama sekali tidak terganggu dengan visualisasi hubungan intim yang biasanya disajikan secara vulgar. Di setiap awal film, biasanya ada peringatan yang mengingatkan Anda tentang sifat tayangan dalam film tersebut, seperti adegan hubungan intim secara eksplisit atau penggambaran alat-alat kelamin pria dan wanita secara gamblang. Jika Anda terganggu menyaksikan semua atau salah satu dari adegan tersebut, Anda sangat disarankan untuk tidak melanjutkan menonton film tersebut. Dengan kata lain, sama seperti hubungan intim, menonton film biru bersama pasangan merupakan aktivitas yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan merupakan kesepakatan kedua belah pihak. Jika Anda tak yakin dengan keberanian Anda sendiri, cobalah untuk menyaksikan cuplikan adegan awal. Jika ternyata Anda malah mual, jangan lanjutkan.
Bagi orang yang tidak sanggup, menonton adegan demi adegan dalam film ini justru bisa menghilangkan selera Anda sama sekali. Bahkan, ada beberapa orang yang menjadi trauma setelah menyaksikan adegan dalam film tersebut.
Jika Anda tak bermasalah dengan syarat di atas, ada lagi syarat kedua yang harus Anda berdua setujui, yaitu masalah tujuan. Sebelum menonton, Anda berdua harus menyadari bahwa tujuan dari menonton film porno tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan sex Anda. Entah itu untuk mendapatkan "informasi" terbaru mengenai teknik melakukan posisi hubungan sex tertentu, atau untuk mendapatkan tingkat gairah yang tepat untuk melakukan hubungan intim. Syarat ini diperlukan agar menonton film ini bukan malah menjadi acara utama. Soalnya, ada beberapa orang (terutama pria) yang akhirnya lebih "terpukau" pada adegan yang tersaji di layar televisi, sehingga lupa bahwa tujuan utama menonton film tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas hubungan intim dengan pasangannya. Jadi, jangan sampai Anda atau pasangan malah kecanduan menonton film biru tapi sama sekali tak mendapat manfaat apa-apa.
Syarat ketiga, cobalah untuk selalu menonton film biru ini bersama-sama pasangan. Walau penonton sendiri sebenarnya juga tidak apa-apa, lebih baik Anda dan pasangan membuat semacam perjanjian bahwa film ini harus ditonton oleh Anda berdua bersama-sama. Dengan menonton bersama pasangan, Anda jadi punya kesempatan untuk mendiskusikan apa yang Anda lihat bersama pasangan. Dan, diskusi ini merupakan sarana yang baik untuk memberitahu pasangan hal-hal apa saja yang ingin Anda coba atau tak ingin Anda lakukan.
Syarat terakhir, tentu saja, adalah masalah "keamanan". Jangan sampai anak-anak Anda yang cukup umur turut menyaksikan film tersebut. Masalah ini juga berkaitan dengan aksesibilitas benda-benda pornografi tersebut. Simpanlah film-film biru yang Anda miliki (atau pinjam) dengan hati-hati, di tempat yang tak mungkin terjangkau oleh anak-anak Anda.
Beberapa Tips Mengenai Pemilihan Film
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika memilih film yang akan Anda tonton bersama pasangan. Perhatikan rating. Film biru biasanya terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu semi porno (popular dengan sebutan film biru golongan X), porno (XX), dan hardcore (XXX). Golongan pertama biasanya tidak menampilkan adegan hubungan intim secara vulgar, sedikit visualisasi aurat (biasanya hanya menampakkan bagian payudara), dan masih memiliki alur cerita. Golongan kedua biasanya sudah lebih berani, ada adegan hubungan intim, visualisasi genital (alat kelamin), dan juga masih memiliki alur cerita. Sedangkan golongan ketiga, merupakan versi ekstrem: adegan seksual digambarkan secara detail, bahkan seringkali ada gambar close-up penetrasi penis ke vagina, visualisasi genital secara jelas, dan seringkali tak memiliki alur cerita yang jelas. Jika film yang Anda miliki bukan bajakan, Anda pasti bisa membaca rating tersebut di bagian belakang sampul film.
Perhatikan istilah-istilah. Ada beberapa istilah dasar yang mesti Anda pahami. Misalnya, BDSM (singkatan dari Bondage, Domination and Sadomasochist) berarti film tersebut mengandung adegan-adegan sex sadistis, anal sex yang berarti menggambarkan hubungan sex melalui dubur, orgy yang berarti hubungan sex secara berkelompok, bestiality yang berarti film tersebut mengandung adegan hubungan sex manusia dengan binatang dan sebagainya. Kenali dulu jenis film sebelum Anda memutarnya.
Film yang disarankan adalah jenis film semi sampai porno biasa (bukan hardcore). Ada banyak judul yang termasuk dalam golongan ini merupakan film yang memang ditujukan sebagai media sex education. Yang paling terkenal di Indonesia beberapa waktu lalu adalah Kamasutra (Penthouse) yang berisi teknik-teknik hubungan intim versi kitab kuno India yang berjudul sama. Film ini sarat dengan informasi mengenai falsafah hubungan sex dari timur dan juga dengan visualisasi posisi hubungan intim yang baik.