Jumat, 13 Juli 2007

Poliandri "lebih baik" dari Poligami ?


Dari milis sebelah…. Lucu juga nih idenya….

Menurutnya , yang diperlukan oleh seorang anak bukanlah siapakah
lelaki yang menyumbangkan seciprat sperma untuk membuat dirinya, tapi
siapakah yang berperan sebagai sosok seorang ayah sesungguhnya dalam
pertumbuhannya.

Justru dengan sistem 4 ayah 1 ibu, anak-anak diuntungkan karena lebih
banyak yang melindungi mereka jika ada apa-apa. Bahkan mungkin ada
baiknya jika ke-empat ayah tersebut mengatur shift kerja mereka
sehingga setidaknya ada 1 ayah yang selalu berjaga di rumah setiap
saat. Menjaga keluarga dari marabahaya. (Misal: Kalau ada perampok
yang masuk rumah, setidaknya ada seorang lelaki dewasa yang akan
melindungi ibu dan anak-anaknya)

Selain itu, 4 ayah berarti adanya 4 tulang punggung keluarga. (EMPAT
saudara-saudara! ! E-M-P-A-T!! bukan 1 atau 2 atau 3, tapi EMPAT
sumber pemasukan keluarga!!) Jadi secara keseluruhan, kesejahteraan
keluarga menjadi lebih baik.

Biaya perawatan anakpun lebih terjamin. Jika yang 1 terkena PHK,
masih ada 3 lainnya yang bekerja. Tentunya yang terkena PHK itu juga
akan merasa gengsi dan malu terhadap 3 suami lainnya, sehingga ia
akan berusaha mendapatkan kerja secepatnya.

Poliandri juga baik untuk mengurangi jumlah penduduk. Sebab, walaupun
ada 4 pejantan yang siap membuahi, tapi pabrik anaknya cuma 1!!
Jadinya ya dalam jangka panjang akan mengurangi jumlah penduduk dan
anak-anak yang dibuat pun diharapkan lebih "berkualitas" . (Ya itulah,
karena biaya perawatan anak datang dari 4 sumber pemasukan) Intinya:
turunkan kuantitas, naikkan kualitas!!

Kalau poligami bisa mengakibatkan persaingan di antara para istri dan
anak-anaknya, poliandri mungkin bisa memberikan efek perdamaian.
Sebab pada saat seorang anak tidak jelas siapa ayahnya (Pokoknya di
antara 4 itu! Eh, diluar 4 itu juga bisa ding), maka para ayah akan
tetap memberikan perhatian kepada si anak. Masing-masing ayah akan
menganggap anak tersebut adalah anaknya. (Kalau di poligamikan, bisa
ada resiko setiap anak membangga-banggakan ibunya doang dan
menjelekkan ibu dari anak yang lain)

Para ayah tersebut punya teman untuk ngobrol malam-malam, teman untuk
main catur, main panco (Kalau mau juga bisa buat turnamen kecil-
kecilan) ataupun main kartu (Pas 4 orang! Cocok buat maen capsa, maen
mahjong juga bisa). Nonton bola di rumah pun menjadi lebih semarak!

Dengan sistem 4 suami pula para pria bisa belajar menekan rasa
egoisnya dengan saling berbagi, bertoleransi dan bersabar. Ingat,
Tuhan suka orang sabar… (Maap Tuhan, nama Anda "terpaksa" saya bawa-
bawa)

Rewelnya Istri pun menjadi lebih berkurang. Bayangkan jika seorang
suami punya 4 istri. Maka dalam 24 jam, akan ada 4 orang istri yang
berpotensi untuk mengomel dan mengeluh di kuping suami. Tapi JIKA 4
suami 1 istri, maka rata-rata kemungkinan masing-masing suami di-rese-
in istri adalah maksimal 6 jam sehari. (Dengan asumsi ngawur bahwa
sang istri mengomel selama 24 jam non-stop)

Sudah menjadi pengetahuan umum pula jika umur harapan hidup pria
lebih pendek. Jadi, setidaknya jika seorang suami mati, sang istri
tidak akan langsung menjadi janda, masih ada 3 orang suami yang
menemani. Sementara jika sang istri yang mati, maka para suami bisa
memilih untuk segera kawin lagi atau menjomblo. (Point bebek di sini:
Kalau seorang wanita menjadi janda, maka ia lebih sulit untuk mencari
suami daripada seorang duda mencari istri)

Sekarang mari kita tinjau dari sudut Seksualitas. Sudah menjadi
keluhan umum di rubrik konsultasi kalau banyak wanita gagal mencapai
orgasme karena suami cepat selesai atau tidur begitu saja setelah
mencapai puncak. Padahal pada umumnya, wanita itu lebih lambat panas
daripada pria.

Nah… dengan adanya 4 suami, maka suami-suami tersebut bisa ber-
estafet ria. Jika istri lambat panas dan blum panas-panas juga, maka
jangan kuatir, masih ada rekan anda yang akan meneruskan perjuangan
membawa istri menuju ke puncak kenikmatan. (Menuju puncak, gemilang
cahaya, mengukir cinta, SEJUTA RASA…. nyaaaaaaa…!! )

Poliandri secara sekilas juga sesuai dengan kodrat seks manusia. Laki-
laki pada umumnya hanya dapat orgasme 1 kali lalu keabisan tenaga,
sementara wanita bisa orgasme berkali-kali, bahkan organ
seksualnyapun tidak usah membutuhkan persiapan terlalu banyak seperti
halnya laki-laki. ( Kan harus nungguin Joy-sticknya berdiri dulu…)

Jika wanita berhalangan pun (Entah apapun alasannya…), laki-laki bisa
dengan mudah swalayan karena organ seksnya terbuka dan menggantung di
luar tubuh. (Tidak seperti perempuan yang organnya lebih tersembunyi,
jadi lebih ribet kalau mau swalayan)

Akhir kata, kesimpulannya (lagi-lagi) secara SEPIHAK bahwa
poliandri "lebih baik" daripada poligami…

__._,_.___

8 komentar:

  1. Ada2 saja yang ngarang cerita seperti ini...
    Pembenaran yang Cerdas...
    Hihihihi...

    BalasHapus
  2. ini sih namanya gangbang... :)

    BalasHapus
  3. yg jelas, rumah yg berpenghuni seperti itu pasti jadi neraka buat siapapun,
    bagi anak pasti jadi neraka karena melihat ibunya tidak pernah istirahat, ato boleh jadi para lelaki selalu saling pukul.
    bagi perempuan, mungkin diawal dia senang, tapi di saat menstruasi pasti ampun2.
    bagi para suami / laki2 yg ada berantem mlulu, apalagi di saat satu2 nya istri menstruasi.
    itu baru gambaran tiap bulan, belum lagi di waktu hamil, bisa2 keguguran mlulu.
    bagi yg nulis poliandri, sama sekali ga berfikir,
    apalagi kalo suami lebih dari 4

    BalasHapus
  4. teruskan.... gak ada 1minggu jebat tu barang si istri.. kwkwkwkwkw

    BalasHapus
  5. hadeeeeuuuh bener-bener mo kiamat deh......

    BalasHapus
  6. Salut dengan pemikiran ini..artikel ini sering saya jadikan referensi, tp ga nyangka klo keluar dari pemikiran seorang wanita..(saya kira laki2 iseng :) )..

    nah, tinggal langkah berani si penulis artikel tsb utk membuktikan secara nyata klo pemikiran ini mmng applicable,solusi jitu dlm rmh tangga, n benar2 bisa berjalan!..

    Pasti akan byk cerita bersambung yg menginspirasi wanita2 indonesia utk ber poliandri (termasuk istri saya loh, dia minat setelah baca tulisan bebek,cuma perlu bukti nyata success story dari pelaku2nya..)

    BalasHapus

silahkan beri Komentar sehat dan membangun