Sabtu, 04 Agustus 2007

Berubah atau terlibas perubahan


Tulisan ini mengacu pada pengalaman pribadi, tatkala menyaksikan dahsyatnya segala perubahan yang terjadi di sekitar kehidupan kita. Terutama perubahan yang terjadi di bidang ekonomi. Gara-gara krisis ekonomi yang tak kunjung membaik, serta adanya kenaikan BBM yang kemudian diikuti dengan kenaikan lain-lain, tiba-tiba segalanya terimbas oleh dampak tersebut.

Harga-harga kebutuhan pokok menjadi naik [saat ini pun yang namanya beras & minyak goreng harganya berubah terus] yang mengakibatkan daya beli masyarakat juga menurun drastis. Semua orang [yang waras] akhirnya mau tidak mau harus merubah pola pikirnya di bidang keuangan untuk mensiasati kesulitan ekonomi yang dialaminya. Karena 'rasa aman' secara ekonomi tiba-tiba menjadi 'tidak aman' lagi. Penghasilan yang tadinya cukup untuk menutupi kebutuhan hidup, tiba-tiba menjadi tidak cukup lagi, sehingga semua orang harus memutar otak untuk bisa mengatasi masalah ekonominya. Beruntunglah bagi sebagian mereka yang mau 'berubah', dalam arti merubah gaya hidupnya, melakukan penghematan, menekan pengeluaran, yang tadinya merokok lalu berhenti merokok, yang tadinya naik mobil ke kantor berpindah ke busway dan bahkan naik sepedamotor, dsb. Setidaknya, mereka yang mau berubah masih dapat bertahan dan survive dalam menghadapi era perubahan tsb. Berbahagialah pula mereka yang juga berani ‘berubah’ mengkritisi zona nyaman untuk take action memulai bisnis sendiri. Logikanya di saat perekonomian sedang sulit memulai usaha dan berhasil maju, bayangkan nantinya tatkala situasi ekonomi membaik, saya yakin pasti wess… wess… melajulah mereka di deretan terdepan. 'Berubah', inilah kata kuncinya. Di jaman yang serba sulit dan tidak menentu begini kita semua harus siap untuk berubah atau akan terlibas oleh perubahan itu sendiri. Dari manakah kita harus memulai perubahan itu? Bila masih karyawan atau TDB [tangan di bawah] seperti saya, mulailah dari mindset atau pola pikir kita terlebih dahulu. Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita harus jadi karyawan seumur hidup? Penghasilan sebagai karyawan sudahkah memberi jaminan untuk masa depan kita? Sebagai karyawan berpikirlah bila seandainya tiba-tiba kita terkena PHK, apa yang bisa kita lakukan? Dsb. Tidak ada salahnya untuk mencuci otak kita seperti itu agar mulai memikirkan dan merencanakan untuk Take Action dan berjuang untuk memiliki usaha sendiri. Mulailah membuka diri untuk memperbanyak wawasan di bidang UKM. Perbanyak membaca berita-berita bisnis, buku-buku wirausaha yang saat ini bisa dengan begitu mudah ditemukan. Cobalah untuk bergabung dengan orang-orang yang sudah mulai terjun di dunia usaha. Cari tahu bagaimana kisah-kisah sukses mereka, karena semua kesuksesan itu pasti ada jejaknya. Sulit memang untuk mempraktekkannya. Apalagi kalau kita selama ini sudah merasa hidup nyaman di zona yang aman. Tapi dengan tekad yang kuat dan segera take action pasti akan ada cara dan jalan untuk mewujudkannya. Percayalah, semua pasti bisa! Karena saya telah mempraktekkannya. [kisahnya bisa dibaca dalam tulisan sebelumnya “tonggak perjalanan bisnisku, sebuah catatan yang tercecer”] Kalau dikaji lebih jauh, keberanian untuk memulai usaha atau take action itu ternyata dasarnya bersumber dari keinginan untuk berani merubah mindset kita terlebih dulu. Pegang komitmen kita untuk selalu harus berubah, jangan selalu puas dengan apa yang kita capai maupun kemapanan yang menyesatkan. Karena bila terlalu lama kita menikmati hidup di zona aman, akan semakin lama dan sulit untuk mengantisipasi adanya perubahan di sekitar kita. Akan semakin sulit pula untuk berubah. Sebaiknya segera rubahlah pola pikir Anda, dan tancapkan keberanian untuk take action dan memulai merintis usaha sendiri. Dengan mencoba memulai usaha sekecil apapun akan membawa kebaikan di masa mendatang. Karena perjalanan 1000 langkah selalu harus diawali dengan langkah pertama. Endro Wahyu M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun