Rabu, 01 Agustus 2007

Cultivating Comunity


Ok langsung saja ke beberapa poin penting mengenai cultivating community:

1. Komunitas membutuhkan kejujuran.
Sering kali saya mengetahui apa yang diperlukan untuk berkata kepada seseorang, tetapi perasaan takut datang dan menghambat saya untuk mengatakannya. Saya telah disabotase dengan perasaan takut. Sir Winston Churchill pernah berkata "Courage is what it takes to stand up and speak; courage is also what it takes to sit down and listen." Ketika sebuah isu keluar yang mungkin akan menyebabkan ketegangan atau ketidaknyamanan, seketika itu pula masalah disamarkan sehingga terkesan aman. Akhirnya masalah itu tidak terselesaikan dan semua orang hidup dalam frustasi. Ini menciptakan lingkungan yang sakit dimana gosip subur berkembang. Saya tidak akan pernah mengenal dekat dengan seseorang sampai saya cukup perhatian untuk menghadapi dan menyelesaikan sebuah konflik. I appreciate frankness more than flattery. Kejujuran (frankness) bukan pula sebuah ijin untuk mengatakan apapun yang saya ingin, dimana dan kapanpun saya mau. Kejujuran tidak kasar.

2. Komunitas membutuhkan kerendahan hati.
Rasa penting akan diri sendiri dan kesombongan menghancurkan sebuah komunitas lebih cepat daripada hal lainnya. Kesombongan membangun tembok ; Kerendahan hati menbangun jembatan antar sesama. Kerendahan hati ibarat oli mesin dalam kendaraan, tidak menciptakan gesekan dan panas. Kerendahan hati dikembangkan dalam mengakui kelemahan, sabar dengan kelemahan orang lain, terbuka terhadap koreksi dan menunjuk hal positif seseorang. Kerendahan hati bukan berarti diri sendiri tidak penting melainkan berpikir bahwa orang lain juga penting. Lebih terfokus akan pelayanan terhadap sesama.

3. Komunitas membutuhkan sopan santun.
Sopan berarti menghargai setiap perbedaan, mempertimbangkan perasaan orang lain dan sabar terhadap orang yang mengkritik. Dalam sebuah komunitas, pengakuan dan rasa diterima bukan berdasarkan fakta bahwa orang tersebut pintar atau tampan/cantik atau berbakat. Tetapi lebih didasarkan atas fakta bahwa kita milik bersama. Kita melindungi dan menjaga sesama komunitas. Komunitas sebenarnya terjadi ketika orang tahu bahwa tempat itu cukup aman untuk berbagi segala keraguan, kelemahan dan ketakutan tanpa dihakimi.

4. Komunitas membutuhkan konfidensial.
Hanya dalam komunitas yang lingkungannya sehat, lingkungan yang menerima dan percaya, orang akan membuka diri dan berbagi pengalaman mereka, baik itu yang menyakitkan, kesalahan dan ketakutan. Kerahasiaan bukan artinya silent is better like a gold tetapi lebih kepada apa yang disampaikan dan siapa yang menyampaikan bukan menjadi bahan gosipan di kemudian hari. Gosip menyebarkan luka, pedih dan perpecahan. Mereka yang terkena gosip akan meninggalkan komunitas.

5.Komunitas membutuhkan waktu dan rutinitas.
Sebuah hubungan terjalin seiring dengan berjalannya waktu. Komunitas berkembang dengan waktu pula. Komunitas juga dibangun dengan rutinitas untuk mendengarkan dan berbagi pengalaman bersama. Saya tahu dia dan dia mulai tahu saya dan seterusnya.

Karakteristik sebuah komunitas penting baik skala kecil maupun besar. Karakteristik tersebut adalah : kita berbagi perasaan yang sesungguhnya, memberi semangat satu dengan lainnya, mendukung satu dengan lainnya, memaafkan, kejujuran, mengakui kelemahan/kerendahan hati, menghargai setiap perbedaan, tidak bergosip ria dan rutinitas. Semua karakter tersebut mengarah kepada ; giving up our self-centreness and independece in order to become interdependent.

Ok sekali lagi tulisan ini bukan untuk mengubah sebuah komunitas tetapi untuk menyemai sebuah komunitas. Akhir kata saya ingin berterima kasih kepada seorang teman baik saya di Bandung yang telah memberikan semangat dan inspirasi untuk menulis artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri Komentar sehat dan membangun