Jumat, 22 Februari 2008

The Art of Loving

"What a grand thing, to be loved. What a grander thing still, to
love." Victor Hugo

Alkisah, ketika manusia diciptakan, Tuhan mempunyai rencana indah.
Hati yang ditaruh dalam diri setiap manusia tidak lengkap. Ada yang
hanya separuh, ada yang sepertiganya saja, tetapi ada juga yang
nyaris penuh.

Sisanya yang lain, justru sengaja dibuat berkeping-keping dan ditaruh
dalam diri manusia yang lainnya. Baru setelah itulah, manusia dikirim
ke muka bumi. Dan inilah yang kemudian menjadi tugas manusia. Yakni
mencari dan mendapatkan kembali kepingan hatinya justru melalui
hubungan dan perhatiannya kepada orang lain. Mereka yang terobsesi
mencari pada dirinya saja akan sia-sia.

Namun, inilah permainan yang menarik, melalui cinta dan perhatian
kita pada orang lainlah, maka hati kita menjadi utuh kembali.
Menariknya pula, kita tidak pernah tahu siapa yang menyimpan kepingan
hati kita. Kita hanya bisa mencoba dan berusaha. Kita harus ingat
bahwa kita pun menyimpan kepingan-kepingan hati orang lain yang harus
kita berikan kepada orang yang layak mendapatkannya. Inilah bagian
dari 'seni mencinta' bagi manusia di dunia.

Pembaca, minggu ini adalah minggu di mana kita merefleksi akan
pentingnya cinta sebagai salah satu motivasi besar untuk kehidupan
kita. Minggu di mana kita merayakan Valentine Day, hari kasih sayang.
Suatu penelitian soal cinta yang menarik dari majalah Psychology
Today pada 2002 mengatakan bahwa jiwa kita membutuhkan cinta, sama
seperti halnya tubuh kita membutuhkan oksigen. Mereka yang kekurangan
cinta cenderung akan menjadi mudah depresi.

Bahkan, dikatakan bahwa cinta adalah obat anti-depresant terbaik di
dunia! Realita justru menemukan bahwa mereka yang gampang depresi
tidak mudah untuk mencintai, baik diri mereka sendiri maupun orang
lain. Mereka ini jadi sangat berpusat pada diri mereka sendiri.
Namun, inilah yang justru menyebabkan mereka dijauhi orang.

Cinta merupakan seni penting dalam kehidupan kita. Bukan pada manusia
saja, bahkan bagi hewanpun, cinta merupakan kunci kehidupan penting.
Beberapa penelitian dengan kucing menunjukkan bahwa kucing-kucing
yang selama tiga bulan pertama tidak pernah bersentuhan dengan
induknya atau manusia, akhirnya akan menjadi kucing liar.

Beberapa penelitian lain dengan bayi manusia menunjukkan bahwa anak-
anak yang jarang bersentuhan dengan ibunya menjadi lebih kurang
merasa aman serta kurang terbuka dalam mengekspresikan perasaannya
kepada orang lain.

4 Tip cinta

Sayangnya, berbagai film dan cerita romantik membuat kita agak kacau
memahami soal cinta. Karena itu ada beberapa landasan penting soal
cinta, yang perlu kita bangun kembali.

Pertama, mari bedakan antara cinta dan sensasi. Cinta adalah sesuatu
yang lama serta mendalam, sedangkan sensasi hanya sesaat. Banyak
orang berusaha mencari ke sana ke mari untuk mendapatkan cinta yang
spektakuler, yang menyebabkan hidupnya jadi bertualang dari satu
orang ke orang lain. Pada dasarnya ini bukanlah cinta, tetapi
sensasi.

Hal ini sering jadi penyakit orang-orang terkenal yang ditampilkan
dalam berita-berita seputar para selebritas. Saya masih ingat pernah
terkagum-kagum dengan perkawinan spektakuler seorang artis dengan
pria bule yang kaya dan tampan.

Perkawinannya pun dibuat sangat romantis, pokoknya sempurna. Saat
ditanya wartawanpun dia berkata, "Saya yakin telah menemukan cinta
sejati saya. Saya merasa dialah soulmate saya". Namun, kenyataannya,
beberapa tahun kemudian cinta si artis itu pun meluntur. Konon si
artis ini menemukan pria tambatan cintanya yang lain. Mereka pun
bercerai. Hal ini lantas memberikan kita pelajaran yang menarik.

Karena itulah kita melihat cinta bukanlah sekadar pesta meriah, cinta
juga bukanlah hanya hadiah luar biasa, atau peristiwa yang
spektakuler. Bahkan, jauh dari itu, cinta adalah sesuatu yang wajar,
mendalam, menyentuh relung hati yang paling dalam, rasional serta
membutuhkan komitmen panjang.

Bandingkan dengan kisah cinta artis pop Celine Dion yang pada 2000
memutuskan mundur sementara dari panggung musik, karena suaminya Rene
Angelil menderita kanker. Beberapa tahun, dia bahkan hanya
menghabiskan waktu merawat suaminya. Padahal, tentu saja Celine Dion
bisa meneruskan karirnya atau bahkan mencari pria lain, sekalipun.
Namun, inilah bukti cinta yang dia perjuangkan demi orang yang
dicintainya. Maka, rasanya sangat pantaslah kalau Celine Dion
melantunkan lagunya The Power of Love. Dia bukan hanya menyanyikan,
tetapi juga membuktikannya.

Kedua, cinta bukanlah proses yang pasif. Banyak film dan cerita novel
yang seolah-olah mengajari bahwa cinta adalah sesuatu yang kebetulan
dan orang hanya menunggu ketika momennya tiba.

Berbalikan dengan semua ini, majalah Psychology Today justru meneliti
bahwa mereka yang sehat hubungannya dengan pasanggannya bukanlah yang
pasif, tetapi yang justru aktif memberi dan membagikan kasih
sayangnya. Sebaliknya, mereka yang depresi lebih sering menunggu dan
pasif dalam hal mengekspresikan perasaan ataupun kasih sayangnya.

Tidaklah mengherankan kalau dalam kesimpulan majalah Psychology Today
tersebut dikatakan bahwa cinta adalah suatu keterampilan yang sangat
penting untuk dipelajari. Saatnya kita belajar juga seni mencintai
dan belajar secara aktif memberikan kasih kita kepada orang-orang
sekeliling kita, maka kita pun akan mendapatkannya dalam bentuk
balasan berkali-kali lipat.

Ketiga, cinta bukanlah bisnis. Banyak orang mencintai dengan harapan
akan mendapat balasan tertentu. Akibatnya, saat tidak mendapatkan apa
yang diharapkan, orang menjadi mudah kecewa. Begitu pula, ada
beberapa orang yang melakukan tuntutan atas nama cinta. "Kalau kamu
mencintai, kamu pasti mau begini..." Ini adalah bentuk manipulasi
cinta dan ini bukanlah cinta tetapi sebuah transaksi. Dalam cinta
yang sesungguhnya kita tidak lagi hitung-hitungan. Bahkan ada banyak
kisah di mana justru jika dihitung-hitung secara bisnis, cinta ini
merugikan. Namun, ganjarannya adalah kebahagiaan dan inilah yang tak
terukur dengan uang.

Keempat, perasaan cinta pun menyehatkan secara fisiologis. Perasaan
cinta ternyata menghasilkan suatu zat oksitoksin yang sangat berguna
bagi tubuh kita. Zat inilah yang membuat kita merasa nyaman, hangat
dan ceria terus. Beberapa obat-obatan terlarang juga menghasilkan zat-
zat dengan efek yang mirip. Beberapa penelitian dengan pasangan tua
yang banyak memberikan pelukan dan mengungkapkan rasa kasih
sayangnya, menunjukkan jumlah zat oksitoksin yang lebih banyak dalam
kandungan darah mereka.

Begitu juga anak-anak yang sering mendapatkan pelukan dan ciuman dari
orang tuanya, mempunyai kandung oksitoksin yang lebih tinggi. Yang
membuat mereka lebih tidak mudah depresi, lebih ceria dan lebih
bahagia dalam hidupnya.

"Kata adalah senjata"
(Subcomandante Marcos, pejuang Zapatista Brazil)

Sumber: The Art of Loving oleh Anthony Dio Martin, Director HR
Excellency