Jumat, 15 Februari 2008

2 Manusia Super

Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki
mengarungi
tuk coba taklukkan ibukota negri ini. Semoga kita selalu diingatkan.

Sekedar berbagi cerita di forum orang orang super dalam keindahan hari
ini :

Siang ini February 6, 2008 , tanpa sengaja ,saya bertemu dua manusia
super.
Mereka mahluk mahluk kecil , kurus ,kumal berbasuh keringat. Tepatnya
diatas
jembatan penyeberangan setia budi , dua sosok kecil berumur kira kira
delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.
Saat
menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue diujung
jembatan
, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan
lebar
lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan
ucapan
"Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan
Cuma
mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.

Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan , menyapa
seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang
penuh
keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya,
lagi
lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil
mereka
. Kantong hitam tampat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok
disudut
jembatan tertabrak derai angin Jakarta . Saya melewatinya dengan
lirikan
kearah dalam kantong itu , duapertiga terisi tissue putih berbalut
plastik transparan .

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati
mereka
tengah mendapatkan pembeli seorang wanita , senyum diwajah mereka
terlihat
berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta .

" Terima kasih ya mbak .semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas
mereka
, tak lama siwanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah
sepuluh
ribu rupiah .

" Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak ? " mereka
menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan
sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah
mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

" Oom boleh tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya
mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka . sedikit
terhenyak
saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food
court
sebesar empat ribu rupiah .

" Nggak punya , tukas saya !" lalu tak lama siwanita berkata " ambil
saja
kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya
kearah
ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap , ia menyambar uang empat ribuan saya dan
menukarnya
dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya
yang
masih tetap berhenti , lalu ia mengejar wanita tersebut untuk
memberikan
uang empat ribu rupiah tadi. Siwanita kaget , setengah berteriak ia
bilang "
sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka
berkeras
mengembalikan uang tersebut. " maaf mbak , Cuma ada empat ribu , nanti
kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima
siwanita
karena sikecil pergi meninggalkannya.


Tinggallah episode saya dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman saya
tentu bukan sepenuhnya milik saya . mereka menghampiri saya dan berujar
" Om
, bisa tunggu ya , saya kebawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek !".

" eeh .nggak usah ..nggak usah ..biar aja ..nih !" saya kasih uang itu
ke
sikecil, ia menerimanya tapi terus berlari kebawah jembatan menuruni
tangga
yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya ,
"
Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar "

" Nggak apa apa , itu buat kalian " Lanjut saya

" jangan ..jangan Om , itu uang om sama mbak yang tadi juga " anak itu
bersikeras

" Sudah ..saya Ikhlas , mbak tadi juga pasti ikhlas ! saya berusaha
membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari keujung
jembatan
berteriak memanggil temannya untuk segera cepat , secepat kilat juga ia
meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.

" Ini deh om , kalau kelamaan , maaf .." ia memberi saya delapan pack
tissue

" Buat apa ?" saya terbengong

" Habis teman saya lama sih Om , maaf , tukar pakai tissue aja dulu "
walau
dikembalikan ia tetap menolak .

Saya tatap wajahnya , perasaan bersalah muncul pada rona mukanya . Saya
kalah set , ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya .
Beberapa saat saya mematung di sana , sampai sikecil telah kembali
dengan
genggaman uang receh sepuluh ribu , dan mengambil tissue dari tangan
saya
serta memberikan uang empat ribu rupiah.

"Terima kasih Om , !"..mereka kembali keujung jembatan sambil sayup
sayup
terdengar percakapan " Duit mbak tadi gimana ..? " suara kecil yang lain
menyahut " lu hafal kan orangnya , kali aja ketemu lagi ntar kita
kasihin
..." percakapan itu sayup sayup menghilang , saya terhenyak dan kembali
kekantor dengan seribu perasaan.

Tuhan ..Hari ini saya belajar dari dua manusia super , kekuatan
kepribadian
mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh , mereka berbalut baju
lusuh
tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka tahu hak mereka dan
hak
orang lain , mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang Tissue
.
Dua anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan diumur
mereka
yang begitu belia.

YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO

Engkau hanya semulia yang kau kerjakan.

MT

Saya membandingkan keserakahan kita , yang tak pernah ingin sedikitpun
berkurang rizki kita meski dalam rizki itu sebetulnya ada milik orang
lain .

"Usia memang tidak menjamin kita menjadi Bijaksana , kitalah
yang
memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak"

Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya
untuk
lebih SUPER.


Aryadi N SM 0304
QHSE Manager I BHM Corp I 0817 149369 I Oil and Gas