Selasa, 12 Februari 2008

Dosa Besar yang Pantang Dilakukan di Kantor

Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, konon begitu katanya. Namanya juga manusia. Berbekal dengan pembelaan ini lah orang biasanya akan memperbaiki kesalahan itu atau justru melupakannya lalu terus kembali melanjutkan hidup. Tapi melakukan kesalahan di kantor? Tidak segampang itu, teman! Masalah jelas jauh lebih serius jadinya dibandingkan “keteledoran” Anda jatuh cinta pada pria gay misalnya. Kekhilafan Anda di kantor tak hanya bisa berakibat pada mandegnya karier secara pribadi, namun juga bisa mengakibatkan masalah serius terhadap perusahaan!

Biar begitu, semua orang memang pasti pernah melakukan kesalahan. Ya, di kantor sekalipun. Kenyataannya ini, kesalahan dan masalah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam bisnis, dan setiap orang kebagian jatah untuk ketiban sial. Betul sekali, tak hanya Anda yang pernah berbuat error. Direktur Utama saja dijamin pernah salah bertindak. Tak ada seorang pun yang ingin dengan sengaja melakukan sesuatu yang keliru, tapi tetap saja terjadi toh? Apalagi dengan arena kerja sarat tekanan yang kian hari kian menuntut kesempurnaan ini.

Saat kesalahan itu benar-benar terjadi, mau tak mau Anda akan bertanya-tanya (setinggi apapun posisi Anda di perusahaan), “Apa yang akan terjadi pada saya?”. Atau “Apakah rekan kerja atau staf saya tahu?”. Bahkan, “Apakah saya akan dipecat?”. Semua itu kekhawatiran yang wajar, karena kesalahan yang terjadi di kantor memang bermuara pada kompetensi Anda sebagai seorang profesional. Di sini beberapa sahabat Cosmo bersedia mengakui kesalahan yang pernah mereka lakukan di arena kerja, mulai dari yang remeh sampai yang bikin runyam. Jadikan panduan atau justru pengingat untuk mencegah Anda melakukan hal yang sama.

Dosa Karier #1

Menangis di Kantor

Walau terdengar sepele, ini salah satu kesalahan paling besar yang bisa Anda lakukan di dunia kerja. Bahkan Rena*, 27 tahun, berkesimpulan “If you cry, you die!” Staf humas di salah satu perusahaan media ini mengaku pernah kehilangan kendali atas emosinya saat harus menghadapi situasi yang begitu sulit. “Stres yang saya hadapi waktu itu sudah keterlaluan sampai akhirnya saya sesugukan karena tidak tahan lagi menghadapinya,” aku Rena. “Benar-benar kesalahan besar! Karena semenjak saat itu, pandangan rekan kerja dan atasan terhadap saya berubah. Begitu pula arah karier yang saya kira bisa menanjak justru menurun dengan drastis,” tambahnya sedih.

Kenapa Haram Hukumnya: Jujur saja, sekali Anda meneteskan air mata karena tekanan di kantor, riwayat karier Anda di ambang tamat. Agak sulit untuk mengembalikan citra profesional setelah melakukan dosa ini. Bahkan Rena sekalipun sampai bersumpah tidak akan “cengeng” lagi di dalam situasi bisnis. “Saat keadaan mulai terlalu berat untuk ditangani, saya biasanya minta izin sebentar untuk keluar untuk menata emosi. Setelahnya, saya pasti merasa lebih baik!” jelas Rena.

Dosa Karier #2

Main Gila dengan Bos


Mau dibilang apa, cinta memang tak mengenal lokasi. Tak jarang kantor akhirnya menjadi arena bermadu kasih yang sarat risiko. Simak saja kisah, Liani*, 25 tahun. “Saya mengaku salah. Waktu itu saya terbuai oleh perasaan kagum terhadap atasan yang tampak begitu hebat,” kenang account executive di sebuah biro iklan itu. “Padahal bos saya itu sudah punya anak dan istri. Affair itu berlangsung cukup lama dan gosip miring terhadap saya pun tak terelakkan. Selama periode itu, rekan-rekan kerja saya enggan bekerja sama dengan saya. Bahkan saya dikucilkan!”

Kenapa Haram Hukumnya: Ingat, dinding-dinding kantor punya telinga. Bila memang sampai bermain dengan api, pastikan Anda menguasi seni menutup mulut rapat-rapat. Anda tak akan pernah tahu siapa yang mencuri dengar tentang petualangan cinta Anda dengan sesama rekan kerja, apalagi bos! Sebelum Anda menyadarinya, berita menggiurkan ini bisa-bisa sudah tersebar merata sampai ke divisi keamanan kantor alias satpam sekalipun. Lebih baik tidak usah main api!

Dosa Karier #3

Mempermalukan Diri Sendiri


Menjaga tingkah laku tampaknya tidak hanya berlaku saat di dalam kantor saja. Acara apapun yang dilakukan di luar kantor tapi masih berhubungan dengan perusahaan perlu dihadiri dengan sikap yang terpuji. Ini yang diyakini Hera*, 29 tahun, setelah jadi omongan seantero bisnis media di Ibu Kota berkat aksinya di salah satu media gathering tahun lalu. “Waktu itu saya memang lagi senang-senangnya minum wine. Kebetulan penyelenggaran acara menyajikannya tanpa henti sepanjang acara,” akunya agak malu. “Setelah entah gelas ke berapa, saya mulai tak sadar akan apa yang saya lakukan malam itu. Cerita lengkap justru saya dengar dari rekan kerja di kantor yang mengatakan saya sampai diseret-seret keluar dari klub sementara para petinggi perusahaan memelototi dengan geram!”

Kenapa Haram Hukumnya: Aturannya gampang, bila tak ingin jadi bahan omongan atau bahkan bahan olokan, coba praktikkan pengendalian diri di event apapun yang Anda hadiri. Ini termasuk makan malam dengan klien, happy hour, atau pesta kantor. Bila Anda memang mengisi peran si gila pesta, pastikan Anda minta maaf pada atasan atau siapapun yang telah dibuat tersinggung karena aksi Anda itu. Lebih bagus lagi bila Anda jempolan dalam bekerja, sehingga reputasi Anda lebih terfokus pada performa kerja, bukannya agenda pesta.

Dosa Karier #4

Menjelek-jelekan Rekan Kerja


Berhati-hatilah terhadap apa yang keluar dari mulut Anda. Biasanya kata-kata itu justru bikin Anda yang kena getahnya. Persis seperti yang dialami Hilda*, 30 tahun, yang mengadukan “ketidakmampuan” atasan dalam bekerja pada General Manager. “Saat itu saya yakin betul bos begitu salah dalam mengambil suatu keputusan. Berbekal keyakinan itu saya menghadap pihak yang jelas lebih tinggi darinya,” jelas staf konsultan itu. “Pengaduan itu saya minta untuk dijaga kerahasiaannya, tapi apa yang terjadi? Satu divisi menjuluki saya si pengkhianat!”

Kenapa Haram Hukumnya: Asal Anda tahu, rahasia tak pernah bisa tersimpan lama dalam dunia kerja. Terlebih soal satu pihak yang menjelekkan pihak lain. Hanya satu saran yang bisa Cosmo berikan: tinggalkan sikap kekanak-kanakan Anda di rumah!

Dosa Karier #5

Mengacau Balaukan Sebuah Proyek


Bila urusannya sudah menyangkut pekerjaan satu tim, siap-siap untuk memikul penuh akibatnya. Apalagi jika nama perusahaan Anda yang jadi taruhan. Situasi pelik ini yang dialami Dian*, 27 tahun beberapa waktu lalu. “Saya kebagian tugas mencari sponsor untuk acara amal yang berencana diselenggarakan oleh perusahaan. Percaya bisa menembus salah satu perusahaan telekomunikasi ternama karena kebetulan pacar bekerja di sana, saya mengajukannya ke seluruh tim dengan penuh percaya diri,” jelasnya. “Mungkin karena terlalu optimis, saya mempercayakan sepenuhnya pada si dia untuk follow up proposal kerja sama, tanpa menyadari pacar juga cukup didera oleh pekerjaannya sendiri. Akhir cerita, perusahaan telekomunikasi itu menolak sementara perusahaan saya sudah merancang keseluruhan acara amal sesuai tema yang tengah mereka angkat. Parahnya lagi, saya tidak punya sponsor cadangan!”

Kenapa Haram Hukumnya: Permintaan maaf semata tidak akan cukup untuk kasus seperti ini. Apalagi banyak sekali pihak yang dirugikan karena kesalahan yang telah Anda perbuat. Tak ada yang bisa dilakukan selain mengakui kesalahan pada atasan dan mengajukan rencana untuk memperbaikinya. Presentasikan rencana penyelamatan Anda secara singkat dan jelas tanpa melupakan detail berapa lama waktu dan banyaknya biaya yang dibutuhkan.

Dosa Karier #6

Menghina Klien Kunci


Anda pasti sudah tahu hukumnya, klien adalah raja. Tapi karena hal yang satu itu jugalah yang terkadang mengundang emosi untuk meledak. Paling tidak itu yang dirasakan oleh Anggi*, 25 tahun. “Perusahaan saya punya klien yang perangainya memang agak kurang terpuji,” jelasnya. “Saat meeting, Bapak itu melempar proposal lalu dengan setengah berteriak mengatakan bahwa ide yang tim saya rancang begitu picisan. Melihat tingkah lakunya yang kurang ajar itu, saya lempar kembali berkas proposal ke arahnya. Balasan saya itu malah dibalas dengan lemparan pena yang hampir mengenai wajah saya. Tidak terima, saya lalu melempar spidol yang saya pegang tepat ke mukanya! Setelah pertemuan itu selesai jauh lebih cepat dari yang dijadwalkan, saya dipanggil menghadap atasan karena klien setan, tapi ternyata juga klien emas, itu mengancam membatalkan semua bentuk kerja sama.”

Kenapa Haram Hukumnya: Ada alasan kenapa perusahaan ingin menjaga agar klien terus senang. Karena memang dari sana lah uang datang. Dan, jika Anda jadi pihak yang mengancam keharmonisan yang sudah dibangun dengan penuh kesabaran, siap-siap untuk menanggung akibatnya. Bila memang sampai harus mengesampingkan harga diri, lakukan saja, terlebih bila Anda mengakui kesalahan ada pada Anda. Seperti halnya Anggi yang seharusnya bisa lebih sabar misalnya. Tapi ingat, perbaiki kesalahan itu di luar jam kantor. Entah itu Anda menjamu klien dengan uang sendiri, atau mengorbankan waktu akhir pekan untuk bekerja