Rabu, 20 Februari 2008

Arti Penting Catatan

"Jika Anda khawatir lupa akan sesuatu hal, siapkan catatan untuk
menunjukkan hal itu harus diingat."
-- Edgar Allan Poe (Sastrawan Amerika Serikat, 1809-1849)

PASTI Anda pernah lupa. Ketika Anda membuat janji bertemu seseorang,
Anda ingkar karena lupa. Atau ketika Anda harus melakukan sesuatu
pekerjaan, malah alpa. Jelas hal ini mengecewakan banyak orang. Boleh
jadi tidak saja kolega atau mitra, tapi mungkin juga mengecewakan
atasan Anda. Siapa pun akan kecewa, ketika janji tidak ditepati atau
tidak dilaksanakan.

Nah sekarang, seberapa banyak Anda telah mengecewakan orang karena
lupa? Sekali dua kali mungkin bisa dimaafkan. Tetapi bila selalu
lupa, kecuali kalau sudah pikun, hal itu menjadi tidak biasa dan
jelas, ada sesuatu yang salah terhadap diri Anda. Boleh jadi pepatah,
sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang takkan percaya.

Repot bukan? Padahal sama sekali Anda tidak bermaksud mau ingkar atau
mangkir. Tetapi, perasaan kecewa yang telanjur terbit di hati rekan
kerja atau siapa pun yang memiliki hubungan dengan Anda, sudah pasti
sulit dihilangkan.

Lupa adalah kegagalan mengolah ingatan. Suatu hal yang manusiawi
terjadi. Tetapi walaupun demikian, sesungguhnya Anda dapat
meminimalkan untuk tidak sesering mungkin lupa. Bagaimana caranya?

Memori ingatan Anda sangat terbatas. Seperti sebuah komputer, ia
mempunyai daya tampung maksimal. Ketika komputer menerima beban
memori melebihi kapasitasnya, ia akan mengalami hang alias macet tak
bisa apa-apa. Bisa jadi karena Anda melakukan banyak janji ataupun
komitmen-komitmen, Anda malah tidak dapat memenuhi semuanya karena
memori di dalam otak Anda melebihi kapasitasnya.

Oleh karena itu, Anda perlu membawa sebuah catatan. Mencatat adalah
suatu pekerjaan yang sering sekali kita abaikan. Padahal mencatat
merupakan salah satu pekerjaan penting. Dengan mencatat, Anda dapat
menghemat memori ingatan Anda. Sering kali kita lupa apa-apa saja
yang kita ingat kemarin hanya karena kita tidak mencatatnya. Bahkan
Anda baru teringat keesokan harinya, bahkan seminggu atau sebulan
kemudian.

Seorang tukang kredit dalam melakukan pekerjaannya, akan membawa
sebuah catatan. Catatan yang berisi nama-nama penerima kredit,
pemasukan dan pengeluaran uang, pengeluaran barang, jenis-jenis
barang yang akan dijual secara kredit, hari atau tanggal penagihan,
dan catatan lain yang mendukung pekerjaannya. Anda bisa bayangkan
bila sang tukang kredit tidak mencatatnya, ia tentu akan mengalami
kesulitan dalam melakukan pengeluaran barang atau penagihan kepada
pembeli barangnya. Alih-alih mau untung, malah tekor.

Tentu bukan hanya tukang kredit yang butuh catatan. Wartawan juga
begitu. Sekalipun sudah ada tape recorder atau perekam digital,
mencatat hal penting selama wawancara akan sangat membantu
pekerjaannya. Hasil rekaman malah berfungsi sebagai alat cadangan
bila dia ragu dengan kutipan orang yang diwawancarainya.

Dalam beberapa acara, BJ Habibie yang ketika saat itu menjadi
Presiden, terlihat mencatat sendiri dengan seksama di lembar kertas
kecilnya. Ia tidak begitu saja mengandalkan staf ahlinya. Dengan
catatan kecil itulah, ia menjawab pertanyaan-pertanya an yang muncul
di forum tersebut.

Teknologi saat ini sudah maju. Ada banyak cara untuk mencatat. Hal
itu bisa Anda lakukan dengan membawa buku atau notes kecil. Anda
bahkan bisa juga mencatatnya ke dalam telepon seluler atau PDA yang
mempunyai fasilitas untuk itu. Atau, layar ponsel yang sempit pun
bisa menjadi halaman mencatat hal penting.

Jadi rencanakan pekerjaan Anda dengan matang. Namun, jangan lupa pula
untuk tidak lupa mencatat.

Sumber: Arti Penting Catatan oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di
Jakarta