Senin, 25 Februari 2008

Keadilan

Seorang putera Raja yang baru berumur 7 tahun mengadu kepada Penasehat Kerajaan khusus untuk putra-putri Raja.


"Saya merasa diperlakukan tidak adil," katanya."Siapa yang memperlakukanmu tidak adil, anakku?" kata Sang Penasehat menanggapi putera Raja itu.


"Raja!" jawabnya singkat.
"Apa yang engkau rasakan sebagai ketidak-adilan?" kata Sang Penasehat.
"Raja selalu membeda-bedakan pemberiannya kepadaku dan adikku!" kata putera Raja itu masih dengan emosi.
"Jadi, menurutmu?" lanjut Sang Penasehat.
"Supaya adil, Raja harus memberikan barang yang sama kepada kami berdua!" katanya, "Kemarin Raja menghadiahi adikku kuda putih sedangkan aku kuda cokelat biasa! "


Sang Penasehat tersenyum saja mendengar "protes" putera Raja yang masih belia itu. Namun demikian dengan bijak ia menanggapi, "Baik, nanti Paman akan membicarakannya dengan Baginda, anakku," kata Sang Penasehat.


Singkat cerita, Raja kemudian mengikuti nasehat yang diberikan Penasehat Khusus putera-puteri Raja itu dengan selalu memberikan barang yang sama untuk kedua puteranya. Setelah sekian lama berlangsung, putera Raja itu kembali datang menemui Sang Penasehat dan berkata, "Ini tidak adil!" katanya.
"Apalagi anakku?" kata Sang Penasehat.
"Saya dihadiahi celana yang ukurannya sama dengan adikku! Bagaimana aku bisa memakainya?!" katanya emosi, sementara Sang Penasehat tersenyum tenang.


"Jadi anakku, menurutmu keadilan itu apa sekarang?"
"Raja harus memberikan ukuran celana yang sesuai dengan ukuran masing-masing!" katanya ketus.
"Jadi, itu keadilan?"
"Iya!" jawab putera Raja itu.


Sambil memeluk anak itu, Sang Penasehat itu berkata, "Anakku, sejauh kamu masih mencari dan mempertanyakan soal keadilan, maka kamu tidak akan pernah menemukannya.


Keadilan itu bukan dikejar atau diberikan, keadilan akan ada kalau semua orang bersama-sama menciptakannya.
Keadilan tidak datang kalau engkau hanya melihat kepentingan diri sendiri,
Keadilan akan hadir hanya kalau semua orang membuka hatinya untuk memikirkan orang lain juga."


Dari artikel Pak DJODI ISMANTO