Senin, 05 November 2007

Buang Mitos Salah dan Menikahlah!

"Berikan aku beberapa alasan yang menyenangkan, agar aku mau menikah
sepertimu...," ujar Nina (29), sahabat saya. "Kamu selalu mengartikan bahwa
pernikahan itu sebagai komitmen untuk menghabiskan sisa hidup bersama dengan
pria yang itu-itu saja. Kemudian kamu membayangkan,
kalau hari-harimu akan dipenuhi dengan kewajiban dan tanggung jawab. Maka
tidak heran jika kamu sekarang memandang bahwa perkawinan adalah hal yang
paling menyeramkan...," jawab saya tak mau kalah.

Dulu, saat saya memutuskan untuk menerima lamaran dan menikah dengan Irwan.
Saya merasa seolah akan melakukan terjun payung dari ketinggian 4000 kaki.
Meskipun saya sudah memakai parasut lengkap dengan helmnya, tetap saja
ketika tiba waktunya untuk meloncat. Seluruh jiwa dan raga
saya rasanya amat takut dan tegang. Tapi sekarang...? Rasanya seperti mimpi,
saya sudah resmi menjadi istri dari pria yang amat saya cintai!

Sudah banyak orang yang mengatakan hal-hal menakutkan tentang pernikahan,
padahal jika Anda tahu cara melaluinya, menikah adalah hal yang
menyenangkan. Namun ironisnya, sampai kini mitos-mitos salah tersebut, masih
dipercayai dan masih sanggup membuat orang 'enggan' untuk mengambil
keputusan ini. Ingatlah, mempercayai mitos berarti Anda akan salah
informasi. Salah informasi akan membuat Anda keliru mengambil keputusan.
Saat Anda keliru mengambil keputusan maka hasil
yang akan dapatkan pasti akan salah besar!

Jadi, agar Anda tak terjebak dengan mitos salah tentang pernikahan.
Lebih baik ketahui dahulu kebenarannya berikut ini:

Mitos 1: Untuk menikah, pria dan wanita harus memiliki pemikiran, kebiasaan
dan pandangan hidup yang sama.
Salah besar! Secara fisik pria dan wanita sudah diciptakan sebagai makhluk
yang total berbeda. Apalagi secara psikologis dan latar belakang
kehidupannya. Justru dengan pernikahan diharapkan Anda berdua bisa
menyatukan dua perbedaan untuk satu tujuan. Perbedaan membuat Anda berdua
saling belajar untuk memahami, bekerjasama, saling menghormati dan saling
mendukung.

Mitos 2: Pertengkaran antara suami istri adalah tanda-tanda buruk menuju
perpisahan.
Salah. Justru dengan menikah, suami istri bisa bertengkar dengan bebas,
tanpa resiko putus atau patah hati. Debat yang cukup sering justru jadi
tanda 'hidupnya' sebuah perkawinan. Namun, ingatlah setiap pasangan pasti
mempunyai cara yang berbeda dalam memecahkan dan menyelesaikan

permasalahan.

Mitos 3: Menikah berarti memiliki teman kencan seumur hidup. Benar. Tapi ini
bukanlah satu-satunya alasan Anda untuk menikah. Tapi paling tidak kini Anda
sudah tahu dengan siapa Anda akan menghabiskan akhir minggu atau waktu libur
lainnya. Suami atau istri tak hanya siap menjadi teman di setiap saat. Tapi
ia juga siap sebagai sahabat, saat Anda berada di tempat yang tidak
menyenangkan sekalipun.

Mitos 4: Perkawinan selalu menuntut romantisme.
Ayolah...! Kita ini hidup dalam dunia nyata dan bukan dalam cerita novel
atau sinetron. Romantis bukan berarti Anda harus selalu berdua kemanapun
pergi, dan bukan pula mesra setiap waktu sampai membuat orang lain jengah
melihat. Romantis bisa Anda wujudkan dengan cara sederhana, misalnya
berbagai cerita saat pulang kantor, berbagi sepotong burger, membantu istri
memasak atau membantu si dia memilih kemeja kerja setiap pagi.

Mitos 5: Menikah = Menjadi dewasa.
Benar. Ada nasehat lama ada yang mengatakan, "Pria bisa dikatakan dewasa
apabila dia berani mengambil keputusan untuk menikah". Menikah memang tidak
bisa langsung menjadikan Anda lebih dewasa. Tetapi menuntut Anda berdua
untuk bertingkah dewasa serta membuat Anda lebih bertanggung jawab pada
urusan rumah, meski urusan yang sepele sekalipun.

Menikah memang bukan keputusan yang mudah, karena perkawinan yang sukses
membutuhkan kerja keras antara kedua belah pihak secara terus menerus. Tapi
jangan khawatir, usaha tersebut tak sekeras seperti yang Anda bayangkan
kok...